PEMBAHASAN
Dalam obstetri bukan panggul sempit secara anatomis, lebih penting lagi
ialah panggul sempit secara fungsional artinya perbandingan antara kepala dan
panggul. Kondisi panggul sempit dikenal pula dengan sebutan Cephalo Pelvic
Disproportion (CPD). Berdasarkan data American College of Nurse
Midwives (ACNM), Cephalo Pelvic Disproportion (CPD) ditemukan pada 1 dari
250 kehamilan. CPD terjadi jika kepala bayi atau ukuran tubuh bayi lebih besar
dari pada luas panggul ibu, sehingga dalam proses persalinan, bayi tidak mungkin
dapat melewati panggul ibu, jika telah diketahui adanya kondisi CPD, maka jalan
paling aman untuk melahirkan adalah melalui bedah sesar (Sulaiman, 2006).
4
A. UKURAN PANGGUL SEMPIT
5
tindakan forsep yang sulit atau sectio cesarea. Bidang obstetri tengah
panggul membujur dari batas inferior simfisis pubis melalui spina
iskiadika dan menyentuh sakrum dekat sambunganvertebrata keempat dan
kelima (Kanneth, 2009). Menurut Sulaiman (2005), ukuran rata-rata
tengah panggul, yaitu :
d. Prognosis
Kesempitan bidang tengah panggul dapat menimbulkan
gangguan putaran paksi jika diameter antara kedua spina < 9 cm
sehingga kadang-kadang diperlukan sectio caesarea.
6
4. Fraktur Pelvis dan Penyempitan yang Jarang
7
5. Terdapat kelainan bentuk badan ibu (cebol, skoliosis, pincang, dan lain-
lain).
D. PEMERIKSAAN PANGGUL
Pemeriksaan panggul luar dapat dilakukan oleh seorang bidan saat ibu
hamil melakukan pemeriksaan Antenatal Care (sumarah, 2009).
8
a. Distansia spinarum, jarak antara kedua spina iliaka anterior superior
sinistradan dekstra, jaraknya 24-26 cm.
b. Distansia kristarum, jarak antara kedua krista iliaka kanan dan kiri
28-30 cm.
c. Konjugata eksterna (Boudeloque) merupakan jarak antara bagian
atas simfisisdan prosesus spinosus lumbal 5, jaraknya 18-20 cm.
d. Ketiga distansia ini diukur dengan jangka panggul.
e. Lingkar panggul yaitu jarak antara tepi atas symfisis pubis ke
pertengahan antaratrokhanter dan spina iliaka anterior
superior kemudian ke lumbal ke-5 kembali ke sisi sebelahnya sampai
kembali ke tepi atas symfisis pubis. Normal 80-90 cm.
3. Pemeriksaan Radiologi/rontgen
Dilakukan dengan cara memotret panggul ibu, menggunakan alat
rontgen. Hasil foto kemudian dianalisa untuk mengetahui ukuran panggul.
Mulai dari pintu atas panggul, pintu tengah panggul dan pintu bawah
panggul (Cunningham, 2006).
E. PENATALAKSANAAN
1. Persalinan Percobaan
Persalinan percobaan adalah percobaan untuk melakukan
persalinan per vaginam pada wanita dengan panggul yang relatif sempit.
9
Tindakan partus percobaan adalah memastikan ada tidaknya CPD,
dimulai saat penderita dinyatakan in partu, dengan penilaian kemajuan
persalinan dimulai setelah persalinan masuk fase aktif.
Penilaian berdasarkan komponen kemajuan persalinan yang terdiri dari :
a. Pembukaan Serviks.
b. Turunnya Kepala.
c. Putaran paksi dalam yang penilaiannya dilakukan setiap 2 jam.
2. Sectio Caesarea
Sectio caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak
lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus.
Pembedahan caesarea profesional yang pertama dilakukan diAmerika
Serikat pada tahun 1827. Dilondon dan Edinbrugh pada tahun 1877, dari
35 pembedahan caesarea terdapat 33 kematian ibu. Menjelang tahun 1877
sudah dilaksanakan 71 kali pembedahan caesarea diAmerika Serikat.
Angka mortalitasnya 52% yang terutama disebabkan oleh infeksi dan
perdarahan (Oxorn, 2011).
Sectio caesarea elektif dilakukan pada kesempitan panggul berat
dengan kehamilan aterm, atau Cephalo Pelvic
Disproportion yang nyata. Sectio caesareaelektif atau terencana
adalah Sectio caesarea yang dilakukan selama kehamilan, sebelum
dimulainya awal persalinan (Baston, 2012).
a. Persiapan Masuk ke Ruang Bedah
Menurut Baston (2012), hal-hal yang perlu dipersiapan sebelum
masuk ke ruang bedah yaitu :
1) Ibu harus diberitahu secara terperinci mengapa pembedahan
dianggap sebagai cara yang paling tepat untuk melahirkan bayinya
dengan aman (RCOG, 2006).
2) Ibu harus terus diberitahu dan diminta izinnya, sebelum melakukan
tindakan apapun terhadap dirinya.
3) Persetujuan lisan dari ibu harus diperoleh melalui diskusi sebelum
diminta untuk menandatangani formulir persetujuan.
10
4) Persiapan darah, jika ibu dalam keadaan tidak sehat, darah tersebut
bisa digunakan.
5) Mengosongkan kandung kemih, untuk menghindari risiko kerusakan
kandung kemih selama pembedahan.
6) Kateter urine perlu dipasang pada ibu dengan cara-cara
yang menghormati privasi dan martabat ibu.
7) Rambut pubis perlu dicukur habis, tetapi bukan diantara kedua paha.
8) Perhiasan harus dilepaskan.
9) Infus intravena dapat dipasang.
b. Di ruang Bedah
Menurut Baston (2012), persiapan pasien pada saat diruang
bedah adalah sebagai berikut:
1) Anastesi Untuk Pelahiran
Persepsi bedah sesar yang positif dikaitkan dengan anastesi
regional (Fawcett dkk, 1992, Reichert dkk, 1993). Dalam periode
2005-2006, hanya 5 % bedah sesar elektif dan kurang dari 10 %
bedah sesar darurat yang dilakukan dibawah pengaruh anastesi
umum (The Information Centre, 2007). Anastesi spinal
berkontribusi dalam 67 % bedah sesar elektif dan 30 % bedah sesar
darurat, dengan jumlah yang kecil tetapi cenderung meningkat,
dalam bentuk kombinasi teknik anestesi epidural dan spinal (The
Information Centre, 2007.
2) Teknik bedah : Insisi dan Penutupan.
3) Perlindungan Antibiotik.
Untuk menurunkan kejadian infeksi pascabedah, antibiotik
profilaktik secara rutin diberikan kepada para ibu yang menjalani
bedah sesar (Hopkins & Small, 1999).
4) Pelahiran
Saat bayi lahir, sang ibu harus segera melihatnya dan komentar
sekilas akan diberikan jika bayinya membutuhkan asuhan ahli
pediatri.
11
Health (CEMACH). Hofmeyr & Smaill (2002) melakukan tinjauan
sistematika untuk mengkaji efektivitas terapi antibiotik
dalam mengurangi insiden infeksi setelah pelahiran sectio
caesarea. Hopkins dan Smaill (1999) mengeksplorasi regimen obat
yang paling tepat digunakan. Mereka menemukan
bahwa ampisilin dansefalosporin memiliki aktivitas yang sama dan
bahwa satu dosis obat tersebut yang diberikan dikamar operasi
mungkin adekuat (Baston, 2012).
12
(e) Analgesia
Mengkaji derajat nyeri, memberi motivasi kepada ibu, jika
nyeri sudah mulai terasa (Baston, 2012).
(c) Mobilitas
Ibu harus dimotivasi untuk turun dari tempat tidur dalam
beberapa jam, saat duduk dikursi, kaki harus diletakkan di atas
bangku kecil untuk mencegah tegangan tambahan pada otot
abdomen. Ketika berjalan, kehati-hatian harus dilakukan untuk
memastikan bahwa punggung lurus dan ibu melihat ke depan
bukan ke bawah.
13
d. Lama rawat inap di rumah sakit
Jalan lahir terdiri atas panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat,
dasar panggul, vagina, dan introitus. Janin harus berhasil menyesuaikan
dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku, oleh karena itu ukuran dan
bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai (Rohani, 2011).
14
Gambar 1 Bagian tulang panggul
2. Bidang-bidang Panggul
Bidang Hodge adalah bidang semu sebagai pedoman untuk
menentukan kemajuan persalinan, yaitu seberapa jauh penurunan kepala
melalui pemeriksaan dalam/vaginal toucher (Rohani, 2011).
15
Saat ini bidang Hodge sudah tidak dipergunakan menjadi acuan
dalam pemeriksaan dalam vagina (vaginal toucher), namun yang
digunakan adalah station.Station adalah hubungan antara bagian terendah
dari bagian bawah janin dengan garis bayangan yang ditarik antara dua
spina ischiadika pada panggul perempuan. Bagian terendah dari janin
setinggi spina ischiadika disebut station 0. Station diukur dengan cara ke
atas atau ke bawah dari spina ischiadika dan bagian atasnya adalah -1, -2,
-3, -4, -5, dan bagian bawah adalah +1, +2, +3, +4, +5. Station -5 berarti
kepala belum masuk PAP dan +5 berarti kepala tampak di pintu vagina.
(Rohani, 2011).
3. Ukuran-ukuran Panggul
a. Pintu Atas Panggul
Dari ukuran-ukuran PAP, konjugata vera (CV) adalah ukuran
terpenting dan satu-satunya ukuran yang dapat diukur dengan mengurangi
konjugata diagonalis dengan 1,5-2 cm, bergantung dari lebar dan inklinasi
simfisis (Cunningham, 2006).
16
b. Bidang Tengah Panggul
Ukuran-ukuran bidang tengah panggul tidak dapat diukur secara
klinis dan memerlukan pemeriksaan rontgen. Panggul tengah setinggi
spina iskiadika (bidang tengah, atau bidang dimensi panggul terkecil)
mempunyai makna khusus setelahengagement kepala janin pada partus
macet. Diameter interspinarum 10 cm atau lebih sedikit, biasanya
merupakan diameter panggul terkecil. Diameter anteroposterior,
setinggi spina iskiadika, normalnya berukuran sekurangnya 11,5 cm.
Komponen posterior (diameter sagital posterior), antara sakrum dengan
garis yang dibentuk oleh diameter interspinarum, biasanya setidaknya
berukuran 4,5 cm (Cunningham, 2006).
17
a. Ukuran Luar Panggul
1) Distansia spinarum, jarak antara kedua spina iliaka anterior
superior sinistra dan dekstra, jaraknya 24-26 cm.
2) Distansia kristarum, jarak antara kedua krista iliaka kanan dan kiri
28-30 cm.
3) Konjuga eksterna (Boudeloque) merupakan jarak antara
bagian atas simfisisdan prosesus spinosus lumbal 5, jaraknya 18-
20 cm.
4) Ketiga distansia ini diukur dengan jangka panggul.
5) Lingkar panggul yaitu jarak antara tepi atas symfisis pubis ke
pertengahan antara trokhanter dan spina iliaka anterior
superior kemudian ke lumbal ke-5 kembali ke sisi sebelahnya
sampai kembali ke tepi atas symfisis pubis. Normal 80-90 cm.
Mengukur lingkar panggul menggunakan meteran.
5. Jenis-jenis Panggul
Menurut Caldwell dan Moloy dalam Cunningham (2006), bentuk
panggul di bagi dalam empat jenis pokok. Jenis-jenis panggul ini dengan
ciri-ciri pentingnya adalah:
a. Panggul Ginekoid (tipe wanita klasik)
b. Diameter sagital posterior pintu atas panggul hanya sedikit lebih
pendek dari diameter sagital anteriornya. Sisi segmen posteriornya
berbentuk bulat dan lebar. Karena diameter transversal pintu atas
panggul sedikit lebih besar dari atau kurang lebih sama dengan
diameter anteroposterior, pintu atas panggul sedikit oval atau bulat.
Dinding samping panggul lurus, spina tidak menonjol, arkus pubis
lebar dan diameter transversal pada spina iskiadika 10 cm atau lebih.
Sakrum tidak miring ke anterior atau ke posterior. Insisura
sakroiskiadika membulat dan tidak pernah menyempit. Caldwell dan
rekan (1939) memastikan frekuensi keempat tipe induk panggul
dengan mempelajri koleksi todd, dan mereka melaporkan panggul
ginekoid ditemukan pada hampir 50% wanita.
c. Panggul Android (mirip panggul pria)
18
d. Diameter sagital posterior pintu atas panggul jauh lebih pendek dari
pada diameter sagital anteriornya, sehingga membatasi penggunaan
ruang posterior oleh kepala janin. Sisi segmen posteriornya tidak
membulat melainkan cenderung membentuk suatu tonjolan di titik
pertemuannya dengan sisi segmen anterior yang sesuai. Panggul
android ekstrem menandai prognosis pelahiran per vaginam yang
sangat buruk. Frekuensi tindakan forseps yang sulit meningkat cukup
besar jika terdapat panggul android yang kecil. Pada koleksi Todd,
panggul tipe android meliputi sepertiga dari panggul tipe murni yang
ditemukan pada wanita kulit putih dan seperenam pada wanita bukan
kulit putih.
e. Panggul Antropoid (mirip panggul kera anthropoid)
f. Diameter anteroposterior pintu atas tipe panggul ini lebih besar dari
pada diameter transversalnya. Hal ini menyebabkan diameter
anteroposterior berbentuk oval, dengan segmen anterior yang agak
sempit dan runcing. Insisura sakroiskiadika besar, dan dinding
sampingnya seringkali konvergen. Sakrum biasanya mempunyai enam
segmen lurus, sehingga membuat panggul antropoid lebih dalam
dibanding tipe-tipe lainnya.
g. Spina iskiadika cenderung menonjol. Arkus subpubikus sering
menyempit tetapi bentuknya baik. Panggul tipe antropoid merupakan
seperempat dari panggul tipe murni pada wanita kulit putih dan hampir
separuh pada wanita bukan kulit putih.
h. Panggul Platipeloid (panggul pipih)
i. Panggul platipeloid ini mempunyai bentuk ginekoid pipih, dengan
diameter anteroposterior pendek dan diameter transversal yang lebar.
Diameter transversal ini berada di depan sakrum, seperti pada
panggul ginekoid tipikal. Sudut panggul anterior sangat lebar, dan
bagian puboiliaka anterior serta iliaka posterior dari linea iliopektinea
cukup melengkung.
19
`
20