1. Sindrom nefrotik
Merupakan kumpulan gejala yang ditandai dengan proteinuria atau terdapatnya
protein dalam urine > 3,5 gr per hari, kadar protein darah yang rendah, kadar kolesterol
tinggi, trigliserida tinggi, dan adanya pembengkakan terutama disekitar mata, kaki, dan
tangan. Biasanya pasien akan mengalami gejala edema, proteinuria, hipoalbuminemia,
dan hiperkolesterolemia, kadang terdapat hematuria, hipertensi, dan penurunan fungsi
ginjal.
Manajemen terapi gizi :
a. Tujuan diet sindrom nefrotik :
Mengganti kehilangan protein terutama albumin
Mengurangi edema dan menjaga keseimbangan cairan tubuh
Memonitor hiperkolesterolemia dan penumpukan trigliserida
Mengontrol hipertensi
Mengatasi anoreksia
b. Syarat diet
Energi cukup, untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif, yaitu
35 kkal/kg BB per hari,
Protein sedang yaitu 1 g/kg BB atau 0,8 g/kg BB ditambah jumlah protein
yang dikeluarkan melalui urin. Utamakan penggunaan protein bernilai
biologic tinggi,
Lemak sedang, yaitu 15-20% dari kebutuhan energi total,
Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total,
Natrium dibatasi, yaitu 1-4 gr sehari, tergantung berat ringannya edema,
Kolesterol dibatasi < 300 mg, begitu pula gula murni, bila ada peningkatan
trigliserida darah,
Cairan disesuaikan dengan banyaknya caiaran yang dikeliarkan melalui urin
ditambah 500 ml pengganti cairan yang dikeluarkan melalui kulit dan
pernapasan.
c. Jenis diet dan indikasi pemberian
Untuk pemberian diet dapat disesuaikan dengan gejala yang dialami pasien,
dengan menyusun kebutuhan protein, natrium, lemak, dll dalam diet. Sebagai
contoh energi 1750 kkal, protein 50 gr, dan natrium 2 gr.
Selain itu dapat pula diberikan beberapa jenis diet, yakni diet rendah garam atau
diet rendah lemak dan kolesterol.
Diet rendah garam
1) Tujuan diet rendah garam
Mengganti kehilangan protein terutama albumin,
Mengurangi edema dan menjaga keseimbangan cairan tubuh,
Memonitor hiperkolesterolemia dan penumpukan trigliserida,
Mengontrol hipertensi,
Mengatasi anoreksia.
2) Syarat diet
Energi cukup untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif,
yaitu 35 kkal/Kg BB/hari,
Protein cukup, yaitu 1,0 g/kg BB atau 0,8 g/kg BB. Utamakan
penggunaan protein bernilai biologic tinggi,
Lemak sedang, yaitu 15-20% dari kebutuhan energi total,
Karbohidrat sebagai sisa kebutuhan energi. Utamakan penggunaan
karbohidrat kompleks,
Natrium dibatasi, yaitu 600-800 mg/hari,
Kolesterol dibatasi <300 mg, begitu pula gula murni, bila ada peningkatan
trigliserida darah,
Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan yang dikeluarkan melalui
urin ditambah 500 ml pengganti cairan yang dikeluarkan melalui kulit dan
pernapasan.
3) Jenis diet dan indikasi pemberian
Selain sindrom nefrotik, jenis diet ini dapat diberikan kepada pasien dengan
edema, asites, hipertensi, sirosis hati, penyakit ginjal tertentu, toksemia pada
kehamilan dan hipertensi esensial. Adapun standar diet rendah garam yaitu :
Diet rendah garam I : mengandung 200-400 mg natrium, serta dalam
pengolahan makanan tidak ditambahkan garam meja.
Diet rendah garam II : mengandung 600-800 mg natrium, dalam
pengolahan makanan dapat atau boleh menggunakan garam meja 2 g
garam dapur (1/2 sendok the peres) sehari.
Diet rendah garam III : mengandung 1000-1200 mg natrium, dalam
pengolahan makanan boleh menggunakan garam meja 4 g garam dapur (1
sendok teh peres) sehari.
4) Bahan makanan yang dianjurkan
Makanan yang segar dan tidak diawetkan dengan garam dapur atau natrium
jenis yang lainnya. Adapun standar diet rendah garam :
Sumber :
- Waspadji S, Kartini S, dan Suharyati. Menyusun Diet Berbagai Penyakit Berdasarkan
Daftar Bahan Makanan Penukar.Jakarta:Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia;2013.
- Almatsier, Sunita. Penuntun Diet.Jakarta : PT Gramedia Utama;2007.
- Kementerian Kesehatan RI. 2011.Diet Rendah Lemak dan Kolesterol. Direktorat Bina
Gizi Subdit Bina Gizi Klinik. [Internet] 2019 [diakses pada tanggal 2 Maret 2019]
Available From http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2013/08/Brosur-Diet-
Rendah-Lemak-dan-Kholesterol1.pdf.
2. Penyakit Ginjal Akut (Acute Kidney Injury /AKI)
Merupakan salah satu sindrom yang dapat menurunkan fungsi filtrasi ginjal yang
terjadi secara cepat atau tiba-tiba dan berakibat parah pada ginjal. Dimana ditandai
dengan konsentrasi kreatinin serum atau azotemia (peningkatan konsentrasi blood urea
nitrogen (BUN).
Manajemen terapi gizi :
a. Tujuan diet
Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan fungsi ginjal,
Menurunkan kadar ureum darah,
Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit,
Memperbaiki dan mempertahankan status gizi optimal dan mempercepat
penyembuhan.
b. Syarat diet
Energi cukup untuk mencegah katabolisme yaitu 25-35 kkal/kg BB,
Protein disesuaikan dengan katabolisme protein yaitu 0,6-1,5 g/kg BB/hari,
Katabolik ringan kebutuhan protein 0,6-1 g/kg BB, katabolik sedang 0,8-1,2
g/kg BB, dan katabolik berat 1-1,5 g/kg BB,
Lemak sedang yaitu 20-30% dari kebutuhan energi total, atau 0,5-1,5 g/kg
BB. Untuk katabolisme berat dianjurkan 0,8-1,5 g/kg BB,
Karbohidrat sebanyak sisa kebutuhan energi setelah dikurangi jumlah energi
yang diperoleh dari protein dan lemak. Apabila terdapat hipergliseridemia,
batasi penggunaan karbohidrat sederhana atau gula murni,
Natrium dan kalium dibatasi bila ada anuria,
Cairan, sebagai pengganti cairan yang keluar melalui muntah, diare, dan urin
>500 ml,
Bila kemampuan untuk makan rendah, makanan diberikan dalam bentuk
formula enteral atau parenteral. Bila diperlukan, berikan suplemen asam folat,
vitamin B6, vitamin C, vitamin A, dan vitamin K.
c. Jenis diet dan indikasi pemberian
Diet yang diberikan disesuaikan dengan keadaan pasien serta ringan beratnya
penyakit yang diderita. Adapun standar diet penyakit ginjal :
(Gambar diet penyakit ginjal, Waspadji S;2013)