1
-2-
2
-3-
3
-4-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN
KELUARGA BERENCANA NASIONAL TENTANG
PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PENYULUH
KEPENDUDUKAN, KELUARGA BERENCANA DAN
PEMBANGUNAN KELUARGA BADAN
KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA
NASIONAL.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional ini yang dimaksud
dengan:
4
-5-
5
-6-
6
-7-
7
-8-
BAB II
ASAS, TUJUAN, SASARAN, STANDAR ACUAN
DAN KERANGKA KUALIFIKASI
Pasal 2
Penyelenggaraan Sertifikasi Penyuluh KKBPK
berdasarkan asas:
8
-9-
a. kepastian;
b. profesionalitas;
c. proporsionalitas;
d. keterpaduan;
e. akuntabiltas;
f. efektif dan efisien;
g. keterbukaan;
h. nondiskriminatif; dan
i. keadilan dan kesetaraan.
Pasal 3
Tujuan diselenggarakannya Sertifikasi Penyuluh
KKBPK untuk:
a. memastikan bahwa pelaksanaan tugas-tugas
sebagai Penyuluh KKBPK dilaksanakan oleh
sumber daya manusia yang profesional;
b. meningkatkan mutu, integritas, profesionalitas,
efektiftas dan efisien serta akuntabilitas para
pihak dalam pelaksanaan Sertifikasi keahlian
bagi Penyuluh KKBPK; dan
c. memberikan keseragaman dan kepastian dalam
penyelenggaraan Sertifikasi Penyuluh KKBPK.
Pasal 4
(1) Sasaran Sertifikasi adalah Penyuluh KKBPK.
(2) Penyuluh KKBPK sebagaimana dimaksud pada
9
- 10 -
Pasal 5
(1) Standar acuan yang digunakan untuk
melaksanakan Sertifikasi Penyuluh KKBPK
melalui uji kompetensi merupakan standar
kompetensi PKB.
(2) Standar Kompetensi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas standar kompetensi
teknis, kompetensi manajerial dan kompetensi
sosial kultural.
(3) Standar kompetensi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 6
(1) Kerangka kualifikasi PKB terdiri atas:
a. tingkat keahlian; dan
b. tingkat keterampilan.
(2) PKB tingkat keahlian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a meliputi:
10
- 11 -
BAB III
PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI
Bagian Pertama
Umum
Pasal 7
Penyelenggaraan Sertifikasi Penyuluh KKBPK terdiri
atas:
a. unit penyelenggara Sertifikasi;
b. metode penilaian kompetensi;
11
- 12 -
Bagian Kedua
Unit Penyelenggara Sertifikasi
Pasal 8
(1) Dalam penyelenggaraan Sertifikasi Penyuluh
KKBPK BKKBN membentuk unit penyelenggara
Sertifikasi.
(2) Unit penyelenggara Sertifikasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas :
a. membantu PPK dalam menyusun dan
melaksanakan Sertifikasi Penyuluh
KKBPK;
b. mengelola pemeliharaan kompetensi
Penyuluh KKBPK;
c. mengelola pengembangan kompetensi
Penyuluh KKBPK; dan
d. melakukan monitoring dan evaluasi
pengelolaan Sertifikasi Penyuluh KKBPK
secara berkala.
(3) Unit penyelenggara Sertifikasi terdiri atas:
a. Pelindung;
b. Pembina;
c. Penanggung jawab;
12
- 13 -
d. Ketua Pokja;
e. Wakil Ketua Pokja;
f. Sekretaris Pokja;
g. Ketua Bidang I ;
h. Ketua Bidang II; dan
i. Ketua Bidang III.
(4) Ketua Bidang sebagaimana dimaksud dalam
huruf g, huruf h, dan huruf i pada ayat (3)
paling sedikit membidangi:
Bidang I : Pelaksanaan Sertifikasi
Penyuluh KKBPK
Bidang II : Pemeliharaan kompetensi
Penyuluh KKBPK; dan
Bidang III : Pengembangan kompetensi
Penyuluh KKBPK.
Pasal 9
Unit penyelenggara Sertifikasi Penyuluh KKBPK dapat
dibantu oleh anggota paling banyak 4 (empat) orang
pada masing-masing bidang.
Pasal 10
Syarat keanggotaan unit penyelenggara Sertifikasi
Penyuluh KKBPK paling sedikit memiliki:
a. pengalaman dan kemampuan di bidang
advokasi, penggerakan dan informasi program
13
- 14 -
KKBPK; dan
b. pengalaman dan kemampuan di bidang
pengelolaan pengembangan sumber daya
manusia dan penilaian Kompetensi serta
Sertifikasi.
Pasal 11
Susunan keanggotaan unit penyelenggara Sertifikasi
Penyuluh KKBPK sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (3) ditetapkan dalam Keputusan Kepala
Badan.
Bagian Ketiga
Metode Uji Kompetensi
Pasal 12
(1) Sertifikasi Penyuluh KKBPK dilakukan melalui
uji kompetensi.
(2) Pelaksanaan uji kompetensi Penyuluh KKBPK
dapat menggunakan metode penilaian berbasis
online atau offline.
(3) Metode penilaian berbasis online sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) menggunakan media
Computer Assissted Test (CAT).
(4) Computer Assissted Test (CAT) sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) merupakan sistem
14
- 15 -
Pasal 13
Alat ukur uji kompetensi dalam rangka Sertifikasi
Penyuluh KKBPK meliputi :
a. alat ukur penilaian administrasi; dan
b. alat ukur uji kompetensi.
Pasal 14
(1) Alat ukur penilaian administrasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 huruf a dilakukan
untuk mengetahui kelengkapan basis data yang
harus disi oleh Penyuluh KKBPK.
(2) Penilaian terhadap kelengkapan administrasi
yang diisi oleh Penyuluh KKBPK tidak
menentukan hasil uji kompetensi.
15
- 16 -
Pasal 15
(1) Prosedur penilaian administrasi dilakukan
dengan memeriksa kelengkapan dan
memverifikasi keabsahan setiap data yang
diunggah ke dalam Sistem Aplikasi Sertifikasi
PKB.
(2) Seluruh data Penyuluh KKBPK yang telah
terverifikasi akan diintegrasikan dengan Sistem
Informasi Kepegawaian BKKBN.
Pasal 16
(1) Alat ukur uji kompetensi sebagaimana
dimaksud Pasal 13 huruf b dilakukan untuk
mengetahui tingkat pencapaian Kompetensi
Penyuluh KKBPK sesuai dengan standar acuan
16
- 17 -
Pasal 17
(1) Prosedur penilaian kompetensi dengan
menggunakan metode penilaian berbasis online
adalah sebagai berikut:
a. Penyuluh KKBPK akan mendapatkan
kode akses untuk LOGIN berupa
17
- 18 -
18
- 19 -
Bagian Keempat
Periode Pelaksanaan dan Regionalisasi
Pasal 18
Periode pelaksanaan dan regionalisasi Sertifikasi
Penyuluh KKBPK dilaksanakan 2 (dua) kali dalam 1
(satu) tahun.
Pasal 19
(1) Pelaksanaan Sertifikasi dibagi menjadi
beberapa regional yang ditetapkan oleh Direktur
Bina Lini Lapangan.
(2) Pelaksanaan Sertifikasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat dilakukan bersinergi dengan
kegiatan rutin yang melibatkan Penyuluh
KKBPK di setiap tingkatan.
19
- 20 -
Bagian Kelima
Komite Sertifikasi Penyuluh KKBPK
Pasal 20
(1) Untuk rangka menjaga akuntabilitas
penyelenggaraan Sertifikasi Penyuluh KKBPK
dibentuk Komite Sertifikasi Penyuluh KKBPK.
(2) Komite Sertifikasi Penyuluh KKBPK
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diketuai
oleh Sekretaris Utama dengan keanggotaan
mewakili unit kerja terkait.
(3) Keanggotaan Komite Sertifikasi Penyuluh
KKBPK terdiri dari para pejabat tinggi madya
dan pejabat tinggi pratama BKKBN yang terkait.
(4) Komite Sertifikasi Penyuluh KKBPK dapat
melibatkan organisasi profesi Penyuluh KKBPK
yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala
BKKBN.
(5) Komite Sertifikasi Penyuluh KKBPK
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki
tugas dan wewenang sebagai berikut:
a. memverifikasi materi ujian Sertifikasi
Penyuluh KKBPK;
b. menetapkan hasil Sertifikasi Penyuluh
KKBPK; dan
20
- 21 -
Pasal 21
(1) Hasil uji kompetensi ditetapkan melalui rapat
sidang komite Sertifikasi Penyuluh KKBPK
berdasarkan hasil perhitungan kesesuaian
antara standar acuan dengan hasilnya.
(2) Hasil uji kompetensi adalah berupa gambaran
kesenjangan kompetensi Penyuluh KKBPK pada
setiap unit kompetensi yang wajib dimiliki oleh
Penyuluh KKBPK sesuai dengan jenjang
kualifikasinya.
(3) Hasil pelaksanaan uji kompetensi untuk setiap
unit kompetensi adalah:
a. di atas standar;
b. sesuai standar; dan
c. tindak lanjut pengembangan.
Pasal 22
(1) Penyuluh KKBPK yang telah mengikuti
Sertifikasi akan mendapatkan bukti pengakuan
21
- 22 -
22
- 23 -
BAB IV
TINDAK LANJUT PELAKSANAAN SERTIFIKASI
Bagian Pertama
Umum
Pasal 23
Tindak lanjut pelaksanaan Sertifikasi meliputi :
a. Pemeliharaan kompetensi; dan
b. Pengembangan kompetensi.
23
- 24 -
Bagian Kedua
Pemeliharaan Kompetensi
Pasal 24
(1) Uji kompetensi yang menghasilkan “di atas
standar” dan “sesuai standar” sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3) huruf a dan
huruf b, Penyuluh KKBPK diwajibkan
melakukan pemeliharaan kompetensi secara
periodik.
(2) Pemeliharaan kompetensi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk:
a. memastikan pemegang sertifikat
Sertifikasi memiliki Kompetensi yang
sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam
jabatan sesuai dengan jenjang
kualifikasinya; dan
b. memelihara mutu sertifikat Sertifikasi
secara berkesinambungan.
(3) Pemeliharaan kompetensi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan
cara pengisian buku kerja secara online.
(4) Pemegang sertifikat Sertifikasi wajib mengisi
data kegiatan Penyuluhan KKBPK pada buku
kerja setiap tahun.
24
- 25 -
Bagian Ketiga
Pengembangan Kompetensi
Pasal 25
(1) Uji kompetensi yang menghasilkan “tindak
lanjut pengembangan” sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 ayat (3) huruf c, Penyuluh
KKBPK diwajibkan mengikuti program
pengembangan kompetensi sesuai dengan
kompetensi yang masih belum tercapai.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk:
a. meningkatkan kompetensi pemegang
sertifikat Sertifikasi agar sesuai dengan
yang dipersyaratkan dalam jabatan sesuai
dengan jenjang kualifikasinya; dan
b. memelihara mutu sertifikat Sertifikasi
secara berkesinambungan.
(3) Pengembangan kompetensi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan
berbagai cara yang meliputi pembinaan,
pendidikan dan pelatihan.
25
- 26 -
BAB V
PENUTUP
Pasal 26
Peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku pada
tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.
26
- 27 -
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 12 Mei 2017
KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN
KELUARGA BERENCANA NASIONAL,
ttd
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 16 Mei 2017
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
WIDODO EKATJAHJANA
6DOLQDQVHVXDLGHQJDQDVOLQ\D
(1 '
.(3 8'
1
.HSDOD%LQD+XNXP2UJDQLVDVLGDQ+XPDV
$
8
.$
% $'
.RPDUL6+0+
27
-1-
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN
KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN
DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
NOMOR 5 TAHUN 2017
TENTANG
PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PENYULUH KEPENDUDUKAN,
KELUARGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
I . UMUM
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah menyebutkan bahwa salah satu urusan Pemerintahan
Wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar di antaranya
adalah Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana. Isu
strategis yang berkaitan dengan pengendalian penduduk dan
keluarga berencana, sebagaimana tertuang di dalam lampiran
pembagian urusan pemerintahan konkuren antara Pemerintah
1
-2-
2
-3-
Pasal 1
Cukup Jelas
Pasal 2
Huruf a
Yang dimaksud dengan asas "Kepastian" adalah
dalam setiap penyelenggaraan kebijakan dan
manajemen sertifikasi Penyuluh KKBPK
mengutamakan landasan peraturan perundang-
undangan, kepatutan, dan keadilan, serta mampu
menggambarkan kepastian tentang persyaratan dan
mekanisme penyelenggaraan setifikasi
Huruf b
Yang dimaksud dengan asas "Profesionalitas" adalah
mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode
3
-4-
Huruf c
Yang dimaksud dengan asas "Proporsionalitas"
adalah mengutamakan keseimbangan antara hak dan
kewajiban Penyuluh KKBPK
Huruf d
Yang dimaksud dengan asas "Keterpaduan" adalah
penyelenggaraan sertifikasi Penyuluh KKBPK
didasarkan pada satu sistem pengelolaan yang
terpadu secara nasional
Huruf e
Yang dimaksud dengan asas "Akuntabilitas" adalah
bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
penyelenggaraan sertifikasi Penyuluh KKBPK harus
dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
Huruf f
Yang dimaksud dengan asas "Efektif dan Efisien"
adalah bahwa dalam menyelenggarakan sertifikasi
4
-5-
Huruf g
Yang dimaksud dengan asas "Keterbukaan" adalah
bahwa dalam penyelenggaraan sertifikasi Penyuluh
KKBPK bersifat terbuka
Huruf h
Yang dimaksud dengan asas "Nondiskriminatif dan
Berkeadilan" adalah bahwa dalam penyelenggaraan
sertifikasi Penyuluh KKBPK di lingkungan BKKBN
tidak membedakan perlakuan berdasarkan jender,
suku, agama, ras, dan golongan
Huruf i
Yang dimaksud dengan asas "Keadilan dan
Kesetaraan" adalah bahwa pengaturan
penyelenggaraan sertifikasi Penyuluh KKBPK di
lingkungan BKKBN harus mencerminkan rasa
keadilan dan kesamaan untuk memperoleh
kesempatan pengakuan keahlian berdasarkan
peraturan perundang-undangan
5
-6-
Pasal 3
Huruf a
Cukup Jelas
Huruf b
Cukup Jelas
Huruf c
Cukup Jelas
Pasal 4
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Huruf a
Cukup Jelas
Huruf b
Cukup Jelas
Pasal 5
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
6
-7-
Pasal 6
Ayat (1)
Huruf a
Cukup Jelas
Huruf b
Cukup Jelas
Ayat (2)
Huruf a
Cukup Jelas
Huruf b
Cukup Jelas
Huruf c
Cukup Jelas
Ayat (3)
Huruf a
Cukup Jelas
Huruf b
Cukup Jelas
Huruf c
Cukup Jelas
Huruf d
Cukup Jelas
Ayat (4))
Cukup Jelas
7
-8-
Pasal 7
Huruf a
Cukup Jelas
Huruf b
Cukup Jelas
Huruf c
Cukup Jelas
Huruf d
Cukup Jelas
Pasal 8
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Huruf a
Cukup Jelas
Huruf b
Cukup Jelas
Huruf c
Cukup Jelas
Huruf d
Cukup Jelas
Ayat (3)
Huruf a
Cukup Jelas
8
-9-
Huruf b
Cukup Jelas
Huruf c
Cukup Jelas
Huruf d
Cukup Jelas
Huruf e
Cukup Jelas
Huruf f
Cukup Jelas
Huruf g
Cukup Jelas
Huruf h
Cukup Jelas
Huruf i
Cukup Jelas
Ayat (4)
Huruf a
Cukup Jelas
Huruf b
Cukup Jelas
Huruf c
Cukup Jelas
9
- 10 -
Pasal 9
Cukup Jelas
Pasal 10
Huruf a
Cukup Jelas
Huruf b
Cukup Jelas
Pasal 11
Cukup Jelas
Pasal 12
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Metode penilaian berbasis online adalah cara
penilaian yang dilakukan melalui sistem informasi
berbasis web dengan menggunakan bantuan media
Computer Assissted Test berupa program aplikasi
yang berisi tentang alat ukur tertentu yang
digunakan untuk melakukan penilaian kompetensi.
Dengan kata lain, interaksi antara penguji dengan
10
- 11 -
Pasal 13
Huruf a
Cukup Jelas
Huruf b
Cukup Jelas
Pasal 14
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
11
- 12 -
Ayat (4)
Cukup Jelas
Pasal 15
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 16
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan penilaian portofolio
adalah teknik penilaian yang dilakukan
dengan cara menilai hasil kinerja dan prestasi
kerja pegawai yang dapat mendukung
kualifikasi dan kompetensi yang menjadi
syarat pemenuhan kualifikasi jabatan, yang
dibuktikan dengan dokumen hasil kinerja dan
prestasi kerja
Huruf b
Yang dimaksud dengan penilaian simulasi
adalah teknik penilaian yang dilakukan
dengan memperagakan suatu kondisi yang
12
- 13 -
13
- 14 -
Huruf b
Cukup Jelas
Huruf c
Cukup Jelas
Huruf d
Cukup Jelas
Huruf e
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Pasal 17
Ayat (1)
Huruf a
Cukup Jelas
Huruf b
Cukup Jelas
Huruf c
Cukup Jelas
Huruf d
Cukup Jelas
Huruf e
Cukup Jelas
Huruf f
Cukup Jelas
14
- 15 -
Ayat (2)
Huruf a
Cukup Jelas
Huruf b
Cukup Jelas
Huruf c
Cukup Jelas
Huruf d
Cukup Jelas
Pasal 18
Cukup Jelas
Pasal 19
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 20
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
15
- 16 -
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (5)
Huruf a
Cukup Jelas
Huruf b
Cukup Jelas
Huruf c
Cukup Jelas
Ayat (6)
Cukup Jelas
Pasal 21
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Huruf a
Cukup Jelas
Huruf b
Cukup Jelas
Huruf c
Cukup Jelas
16
- 17 -
Pasal 22
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Huruf a
Cukup Jelas
Huruf b
Cukup Jelas
Ayat (3)
Huruf a
Cukup Jelas
Huruf b
Cukup Jelas
Huruf c
Cukup Jelas
Huruf d
Cukup Jelas
Huruf e
Cukup Jelas
Huruf f
Cukup Jelas
Ayat (4)
Huruf a
Cukup Jelas
17
- 18 -
Huruf b
Cukup Jelas
Huruf c
Cukup Jelas
Ayat (5)
Cukup Jelas
Ayat (6)
Cukup Jelas
Pasal 23
Huruf a
Cukup Jelas
Huruf b
Cukup Jelas
Pasal 24
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Huruf a
Cukup Jelas
Huruf b
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
18
- 19 -
Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (5)
Cukup Jelas
Pasal 25
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Huruf a
Cukup Jelas
Huruf b
Cukup Jelas
Ayat (3)
Pengembangan kompetensi yang dilakukan melalui
pembinaan dapat diselenggarakan dengan memberikan
penguatan, pengayaan, ataupun perluasan pekerjaan
secara berkala. Dalam hal ini, peran atasan menjadi
sangat penting, mengingat saran tindak lanjut
pengembangan yang diperoleh dari hasil uji
kompetensi perlu ditindaklanjuti secara cepat dan
tepat. Untuk seluruh hasil yang memerlukan tindak
lanjut pengembangan, Biro Kepegawaian, Direktorat
Bina Lini Lapangan serta Pusat Pendidikan dan
Pelatihan KKB perlu melakukan koordinasi tindak
lanjut pengembangan, agar apabila dalam kurun
19
waktu tertentu yang bersangkutan harus mengikuti uji
kompetensi pada kompetensi yang masih ada di dalam
batas nilai “Tindak Lanjut Pengembangan”, yang
bersangkutan dapat mengikuti dengan baik dan
dengan hasil yang baik.
Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (5)
Cukup Jelas
Pasal 26
Cukup Jelas
6DOLQDQVHVXDLGHQJDQDVOLQ\D
(1 '
.(3 8'
1
.HSDOD%LQD+XNXP2UJDQLVDVLGDQ+XPDV
$
8
.$
% $'
.RPDUL6+0+
20