Anda di halaman 1dari 3

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Peran Apoteker dalam Saintifikasi Jamu


Menurut Permenkes No. 3 Tahun 2010, Saintifikasi jamu adalah
pemerolehan bukti ilmiah, terhadap jamu sebagai obat tradisional
Indonsia, oleh dokter dan dokter gigi sebagai profesi bersumpah, dari
suatu klaim penggunaan turun-temurun yang bertahap diarahkan
menopang paradigma sehat yaitu promotif, preventif, rehabilitatif dan
paliatif sebelum menuju indikasi kuratif melalui fasilitas layanan
kesehatan. Saintifikasi jamu ini merupakan proses penjembatanan antara
penyedia layanan kesehatan yang berbasis herbal dan dilakukan oleh
tenaga medis dengan penelitian dibidang herbal itu sendiri dalam rangka
mempercepat promosi dan pemanfaatan herbal untuk kesehatan
masyarakat.
Berdasarkan Permenkes No. 3 Tahun 2010 Tentang Saintifikasi
Jamu menjelaskan tentang tujuan pengaturan ketenagaan serta pencatatan
tentang saintifikasi jamu, namun dalam Permenkes tersebut belum dikaji
tentang peran dari apoteker. Di sisi lain, menurut Undang undang No. 36
tahun 2009 pasal 108 serta Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009
tentang Praktik kefarmasian menyatakan bahwa praktik kefarmasian
meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan kedua undang-
undang tersebut peran dan tanggung jawab apoteker dalam saintifikasi
jamu meliputi proses Pembuatan/ penyediaan simplisia dan penyimpanan,
Pelayanan Resep mencakup skrining Resep, Penyiapan obat, Peracikan,
pemberian Etiket, pemberian Kemasan Obat, Penyerahan Obat, dan
Informasi Obat, Konseling. Monitoring Penggunaan Obat. Promosi dan
Edukasi, penyuluhan Pelayanan Residensial (Home Care). Serta
Pencatatan dan pelaporannya. Hal ini sesuai dengan paradigma pelayanan
kefarmasian yang sekarang berkembang yaitu pelayanan kefarmasian yang
berazaskan pada konsep Pharmaceutical Care, yaitu bergesernya orientasi
seorang apoteker dari product atau drug oriented menjadi patient oriented.
Konsep pelayanan kefarmasian (Pharmaceutical Care) merupakan
pelayanan yang dibutuhkan dan diterima pasien untuk menjamin
keamanan dan penggunaan obat termasuk obat tradisional yang rasional,
baik sebelum, selama, maupun sesudah penggunaan obat termasuk obat
tradisional.
Peran apoteker dalam kegiatan Saintifikasi Jamu juga dapat
dilakukan dengan menerapkan pekerjaan kefarmasian dalam Saintifikasi
Jamu, pengadaan jamu berkualitas, penyimpanan dan distribusi jamu,
melakukan Pharmaceutical Care, melakukan Pharmaceutical Record dan
pengembangan produk jamu saintifik dalam bentuk sediaan yang praktis
(Aditama 2014).
Dalam bidang Litbang, apoteker memiliki peranan dalam
melakukan eksplorasi akan manfaat tanaman-tanaman obat di Indonesia
yang belum banyak diketahui kegunaannya dan mengembangkannya ke
tahapan yang lebih tinggi. Penemuan-penemuan yang dihasilkan dapat
membantu memperkaya referensi yang ada. Disamping itu, apoteker juga
berperan dalam mengembangkan sediaan jamu ke arah lebih baik.
Pertama, mengembangkan bentuk sediaan jamu menjadi lebih praktis,
higienis dan tahan lama. Kedua, mengembangkan formula/senyawa dalam
jamu hingga tingkatan yang semakin tinggi (Obat Herbal Terstandar dan
Fitofarmaka).
Dalam fungsi pelayanan dan pemberian landasan ilmiah (evidence
based) atas jamu, apoteker bersama tenaga kesehatan lainnya dapat
melakukan evaluasi secara ilmiah terhadap praktik-praktik pengobatan
tradisional. Obat Tradisional dapat berkontribusi secara signifikan dalam
mendukung pengobatan pasien pada penyakit-penyakit tertentu (McClure
dkk., 2014), dan mendukung upaya pengobatan yang menggunakan
pendekatan Kedokteran Integratif/Integrative Medicine. Oleh karena itu,
diperlukan pembuktian atas pemakaian obat tradisional terkait
efektivitasnya dalam kesembuhan pasien. Penelitian kualitatif terhadap
pasien yang menggunakan jamu juga merupakan hal yang penting. Untuk
mendukung hal tersebut, apoteker juga harus membekali diri dengan
keilmuan bidang herbal dan medis yang memadai.
Dalam fungsi terkait regulasi obat tradisional dalam mendukung
Saintifikasi Jamu, apoteker berperan dalam aspek pengadaan dan
pengelolaan jamu yang bermutu. Regulasi yang berorientasi pada mutu
jamu dibuat oleh pemerintah, khususnya Badan POM. Regulasi tersebut
kemudian diimplementasikan ke dalam cakupan operasional yang lebih
kecil seperti pada perusahaan, klinik jamu, fasilitas pelayanan kesehatan
dan tempat lainnya dimana apoteker juga berperan sebagai Penanggung
Jawab Mutu/Kefarmasian.
Dalam fungsinya sebagai praktisi di lapangan, apoteker diharapkan
dapat menjabarkan regulasi yang telah dibuat ke dalam prosedur
operasional yang mengacu pada jaminan kualitas mutu. Pengamanan
bahan, pengadaan, dan penyimpanan serta distribusi jamu/bahan jamu
adalah bagian tak terpisahkan dari penjaminan mutu. Jamu dan Tanaman
Obat memiliki kerumitan yang lebih tinggi dibanding bahan farmasi
lainnya, mengingat cukup banyak aspek yang harus dikaji. Pemalsuan
bahan harus dapat dihindari, pemenuhan kualitas bahan untuk digunakan
sebagai obat juga harus terpenuhi. Aspek penyimpanan dan distribusi
harus dilakukan dengan seksama agar dapat menjamin mutu obat
tradisional/bahan obat tetap baik, yaitu dengan memenuhi cara
penyimpanan dan cara distribusi yang sesuai.

Dapus :
Aditama T. Y. 2014. Jamu & Kesehatan. Jakarta: Lembaga Penerbit Balitbangkes.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
003/MENKES/PER/I/2010. Saintifikasi Jamu dalam Penelitian Berbasis
Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
McClure L, Flower A, Price S. 2014. A Selective Review on behalf of the
European European Herbal and Traditional Medicine Practitioner Association
(EHTPA). Tewkesbury: EHTPA Publication.
Sutrisna E. 2016. Herbal Medicine: Suatu Tinjauan Farmakologis (Buku Ajar
Mata Kuliah Herbal Medicine Mahasiswa Kedokteran). Surakarta:
Muhammadiyah University Press.

Anda mungkin juga menyukai