Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN

DENYUT JANTUNG DILIHAT DARI GAMBARAN


EKG PADA PASIEN INFARK MIOKARD DI RUANG
ICVCU RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN
2011

Triyanta 1), Dwi Susi Haryati 2)

Jurusan D-IV Keperawatan, Politeknik Kesehatan Surakarta.


1 ,2

ABSTRAK
Jaman sekarang banyak kebiasaan atau pola aktivitas tidur diabaikan oleh sebagian masyarakat,
terutama pada sebagian penderita penyakit jantung yang mungkin jika penderita kekurangan waktu
tidurnya maka kerja jantung akan lebih berat. Terlebih pada penyakit jantung awal atau indikasi
terjadinya infark miokard, untuk peningkatan kesehatan dan pemulihan individu yang sakit diperlukan
kualitas tidur yang baik. Untuk itu, mencari tahu apakah ada hubungan antara kualitas tidur dengan
denyut jantung dilihat dari gambaran EKG pada pasien infark miokard di Ruang ICVCU RSUD Dr.
Moewardi Surakarta Tahun 2011. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriftif
analitik dengan desain penelitian korelasi cross sectional. Metode pengambilan sampel adalah dengan
purposive sampel sebanyak 34 orang, dengan kriteria inklusi. Menilai kualitas tidur digunakan lembar
observasi, untuk mengukur denyut jantung responden dengan melihat gambaran pada EKG. Hasil
penelitian ini, didapatkan kualitas tidur baik 26,47 %, kualitas tidur sedang 29,41 % dan yang buruk
44,12 % dari seluruh jumlah sampel. Responden dengan takikardia 12 orang, normal 18 responden dan
4 responden brakikardia. Hasil analisis statitik dengan pearson menunjukkan bahwa Ada hubungan
antara kualitas tidur dengan denyut jantung dilihat dari gambaran EKG pada pasien infark miokard di
Ruang ICVCU RSUD Dr. Moewardi Surakarta 2011. Kesimpulan ada hubungan antara kualitas tidur
dengan denyut jantung dlihat dari gambaran EKG pada pasien infark miokard di Ruang ICVCU RSUD
Dr. Moewardi Surakarta 2011.
Kata kunci: kualitas tidur, denyut jantung, infark miokard.

ABSTRACT
In today’s sleep habits or sleep patterns are ignored by most people, especially in some patients with
heart disease who have a little sleep time resulted in a heavier workload of the heart. on the recovery of
patients with heart disease or an indication of early myocardial infarction requires good sleep quality.
For that, find out if there is a relationship between sleep quality with a heart rate of the picture seen
in patients with myocardial infarction ECG in Room ICVCU Hospital Dr. Moewardi Surakarta in
2011. The design of the study is a descriptive analytic study with correlation of cross-sectional study
design. The method of purposive sampling is to sample as many as 34 people with the inclusion criteria.
Assessing the quality of sleep using the observation sheet, to measure heart rate by looking at the picture
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2013

respondents in the ECG. Results good sleep quality obtained 26.47%, medium-quality sleep as much
as 29.41%, and the poor as much as 44.12% of the total sample. Respondents with tachycardia are
12 people, a normal heartbeat is 18 responders and four responders with bradycardia. The results of
analysis with Pearson statitik show that there is a relationship between sleep quality with a heart rate
of the picture seen in patients with myocardial infarction ECG in Room ICVCU Hospital Dr. Moewardi
Surakarta 2011. Conclusion.: there is a correlational between sleep quality with a heart rate of EKG
dlihat myocardial infarction in a patient in Room ICVCU Hospital Dr. Moewardi Surakarta 2011.
Keyword: The quality of sleep, heart rate, myocardial infarction.

PENDAHULUAN tara 4-6 siklus semalam. Bayi baru lahir tidur


kira-kira 16 jam perhari, toddler 10-12 jam
Istirahat dan tidur merupakan kebutu-
perhari, anak prasekolah 9-10 jam perhari
han dasar yang dibutuhkan oleh semua orang.
dan orang dewasa kebutuhan tidur 7-9 jam
Setiap orang memerlukan istirahat dan tidur
perhari (Tarwoto dan Wartonah, 2006).
yang cukup untuk dapat berfungsi secara
optimal. Manusia dewasa memerlukan tidur Pola aktivitas atau kebiasaan tidur
rata-rata 6-8 jam perhari, tidak terkecuali pada jaman sekarang ini banyak diabaikan
juga pada orang yang sedang menderita sakit. oleh masyarakat, sebagian penderita penya-
Mereka juga memerlukan istirahat dan tidur kit jantung. Jantung akan kerja lebih berat,
yang memadai. Namun dalam keadaan sakit, jika penderita kekurangan waktu tidurnya.
pola tidur seseorang biasanya terganggu, se- Terlebih pada penyakit jantung awal atau in-
hingga perawat perlu berupaya untuk men- dikasi terjadinya infark miokard, yang meru-
cukupi ataupun memenuhi kebutuhan tidur pakan salah satu diagnosa yang paling umum
tersebut. penyakit jantung. Aktivitas dan istirahat pada
pasien infark miokard mengalami kelema-
Kesempatan untuk istirahat dan tidur
han, kelelahan, tidak dapat tidur, jadwal olah-
sama pentingnya dengan kebutuhan makan,
raga yang tak teratur, dispnea pada istirahat
aktivitas, maupun kebutuhan dasar lainnya.
ataupun kerja. Pasien juga merasa nyeri lebih
Setiap individu membutuhkan istirahat dan
pada satu tempat, yaitu pada dada pasien in-
tidur untuk memulihkan kembali kesehatan-
fark miokard mengakibatkan terganggunya
nya. Tidur yang normal dibagi menjadi dua
aktiÞtas misalnya kesulitan bangun dari tem-
yaitu pergerakan mata yang tidak cepat, tidur
pat tidur, sulit menekuk kepala (Carpenito,
Non Rapid Eye Movement (NREM) dan per-
2002).
gerakan mata cepat, tidur Rapid Eye Move-
ment (REM). Masa NREM seseorang terbagi Abdurrosyid (2008), mengatakan ba-
menjadi empat tahapan dan memerlukan ki- hwa mereka yang mempunyai jam tidur ter-
ra-kira 90 menit selama siklus tidur, sedang- batas dan sering terbangun mempunyai risiko
kan tahapan REM adalah tahapan terakhir empat kali lebih banyak mengalami serangan
kira-kira 90 menit sebelum tidur berakhir. jantung dan stroke. Belum diketahui secara
Keadaan tidur normal antara fase NREM pasti apakah penyebab kurang tidur tersebut
dan fase REM terjadi secara bergantian an- dikarenakan oleh obat, penyakit, lingkungan,

124
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2013

stress, ataupun motivasi. Seseorang memi- patkan data yang akurat. (Medikal Rekord
liki denyut jantung yang sangat rendah, itu ICCU Dr. Moewardi Surakarta, 2010).
berarti jantungnya sangat eÞsien, hanya perlu Berdasarkan uraian diatas, bahwa tidur
sedikit usaha bagi jantung untuk memompa mempengaruhi kerja jantung pada pasien in-
darah ke sekujur tubuh. Denyut jantung yang fark miokard, sehingga peneliti tertarik untuk
rendah bisa dicapai dengan memperbanyak mengadakan penelitian mengenai Hubungan
olahraga aerobik, yang akan memperkuat Antara Kualitas Tidur Dengan Denyut Jan-
otot-otot jantung sehingga hanya butuh se- tung Dilihat Dari Gambaran EKG Pada
dikit usaha untuk bisa memompa darah ke Pasien Infark Miokard Di Ruang ICVCU
seluruh tubuh. RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2011.
RSUD Dr. Moewardi Surakarta sebagai Rumusan masalah penelitian ini yaitu
rumah sakit rujukan Provinsi Jawa Tengah “Apakah Ada Hubungan Antara Kualitas
mempunyai andil yang besar dalam pelaya- Tidur Dengan Denyut Jantung Dilihat Dari
nan kesehatan masyarakat. Instensive Cardio Gambaran EKG Pada Pasien Infark Mio-
Vaskuler Care Unit adalah unit perawatan kard Di Ruang ICVCU RSUD Dr. Moewardi
khusus untuk merawat pasien yang mengan- Surakarta Tahun 2011”.
cam jiwa sistem kardiovaskuler dengan Tujuan umum: Mengetahui hubungan
nmelibatkan tenaga terlatih serta didukung kualitas tidur dengan denyut jantung yang
dengan kelengkapan peralatan khusus. Studi dapat diketahui dari gambaran hasil EKG
pendahuluan yang dilakukan penulis di ruang pada pasien infark miokard.
ICCU RSUD Moewardi Surakarta, jumlah
pasien infark miokard yaitu bulan Juni 21 ka- METODOLOGI PENELITIAN
sus, bulan Juli 22 kasus dan bulan Agustus 19 A. Ruang Lingkup
kasus pada tahun 2010. Penelitian ini terdiri dari beberapa ling-
Wawancara yang dilakukan ke pasien kup penelitian, yaitu:
dan asuhan keperawatan pada pasien infark 1. Lingkup Masalah
miokard selama dua hari pada tanggal 18 – Masalah dibatasi pada kualitas tidur
19 Agustus 2010 di ruangan ICCU RSUD dan denyut jantung pada pasien infark
Dr. Moewardi Surakarta. Kualitas tidur pa- miokard.
sien infark miokard berkurang seperti tidur
2. Lingkup Keilmuan
yang dominan pada tahap I dan II, tidak ada-
Penelitian ini merupakan bagian dari ilmu
nya tahap III dan IV, memendeknya periode
keperawatan kebutuhan dasar manusia,
tidur REM, sering bangun, dan jumlah tidur
keperawatan kritis dan ilmu statistik.
rata-rata 5 jam/hari. Pasien yang mengata-
kan bahwa tidurnya terganggunya karena 3. Lingkup Sasaran
nyeri dada sebanyak 5 orang, karena hos- Sasaran penelitian ini adalah pasien
pitalisasi sebanyak 2 orang, dan takut seba- infark miokard RSUD Dr.Moewardi
nyak 2 orang. Peneliti mengambil penelitian Surakarta.
di ruang tersebut, dikarenakan kasus infark 4. Lingkup Lokasi
miokard merupakan kasus utama yang terjadi Penelitian dilakukan di ruang perawatan
di ICCU dan mengalami gangguan kualitas intensif ICVCU RSUD Dr. Moewardi
tidur serta akses yang mudah untuk menda- Surakarta.

125
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2013

5. Lingkup Waktu 2. Sampel


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Sampel adalah sebagian dari jumlah
Nopember 2010 – Juli 2011. karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Jumlah sampel dari penelitian ini total popu-
B. Jenis Penelitian
lasi yaitu semua pasien infark miokard yang
Rancangan penelitian adalah sesuatu dirawat pada bulan Pebruari - Maret 2011 dan
yang sangat penting dalam penelitian yang memenuhi kriteria inklusi. Dalam pengambi-
memungkinkan pemaksimalan kontrol bebe- lan sampel penelitian, peneliti menggunakan
rapa faktor yang bisa mempengaruhi akurasi kriteria inklusi maupun eksklusi.
suatu hasil. Istilah penelitian digunakan dua
a. Kriteria inklusi yaitu karakteristik umum
hal, pertama rancangan penelitian merupa-
subyek penelitian dari suatu populasi
kan strategi penelitian dalam mengidentiÞka-
target dan terjangkau yang akan diteliti.
si permasalahan sebelum perencanaan akhir
Kriteria inklusi dalam penelitian ini ada-
pengumpulan data pertama. Kedua, desain
lah:
penelitian digunakan untuk mendeÞnisikan
1) Pasien atau yang mewakili yaitu kel-
struktur dimana penelitian yang akan dilak-
uarga yang menyatakan diri bersedia
sanakan (Nursalam, 2008).
menjadi responden.
Peneliti mengambil rumusan desain 2) Responden yang dirawat pada bu-
penelitian berdasarkan tujuan penelitian yaitu lan Pebruari – Maret tahun 2011 dan
penelitian korelasi dengan desain cross sec- dalam kesadaran compos metis.
tional yaitu jenis penelitian yang menekan- 3) Responden yang dirawat dengan di-
kan waktu pengukuran atau observasi data agnosa medis infark miokard diru-
variabel independen dan dependen hanya ang ICVCU RSUD Dr. Moewardi
satu kali pada satu saat, jadi tidak ada tindak Surakarta.
lanjut. Peneliti dapat mencari, menjelaskan 4) Suhu tubuh 35,50 – 37,50 C.
suatu hubungan, perkiraan, menguji berdas-
b. Sedangkan kriteria eksklusi adalah
arkan teori yang ada. Hubungan korelasi
menghilangkan atau mengeluarkan sub-
mengacu pada kecenderungan bahwa varia-
yek yang memenuhi kriteria eksklusi dari
si suatu variabel diikuti oleh variasi variabel
studi (Nursalam, 2008). Kriteria eksklusi
lainnya (Nursalam, 2008). Tujuan penelitian
dari penelitian ini yaitu:
ini adalah untuk mengetahui hubungan kua-
1) Pasien atau yang mewakili yaitu ke-
litas tidur dengan denyut jantung pada pasien
luarga yang menyatakan diri tidak
infark miokard.
bersedia menjadi responden.
C. Populasi, Sampel dan Sampling 2) Responden yang dirawat dengan
diagnosa selain infark miokard.
1. Populasi
3) Responden yang mendapat terapi
Populasi adalah keseluruhan dari suatu obat kronotopik positif (epineprin)
variabel yang menyangkut masalah yang di- ataupun negatif (digitalis).
teliti (Nursalam, 2008). Populasi dalam pene- 4) Responden yang terdapat perdarahan
litian ini adalah semua pasien infark miokard digusi, hidung, mata, saluran kemih,
yang dirawat di ruang ICVCU RSUD Dr. saluran cerna.
Moewardi Surakarta. Jumlah populasi yang
didapatkan yaitu berjumlah 42 responden.

126
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2013

3. Teknik Sampling Dari tabel 4.1 tentang distribusi re-


Sampling adalah suatu teknik pengam- sponden berdasarakan kualitas tidur didapat-
bilan sampel untuk menentukan sampel yang kan bahwa tidur baik 9 responden (26,47 %),
akan digunakan dalam penelitian. Penelitian tidur normal 10 responden (29,41 %), tidur
ini menggunakan purposive sampling yaitu buruk 15 responden (44,12 %). Menurut Tar-
teknik pengambilan sampel dengan memil- woto dan Wartonah (2006), keadaan sakit
ih diantara populasi sesuai dengan kriteria menjadikan pasien kurang atau tidak dapat
inklusi. Penelitian ini mendapatkan sampel tidur. Kualitas tidur pasien infark miokard
sebanyak 34 responden. mengalami gangguan karena pasien mengal-
ami nyeri dada, kecemasan, pengaruh hospi-
4. Uji Analisis Data talisasi dan proses penyakit.
Penelitian ini menggunakan metode b. Distribusi responden berdasarkan denyut
survey, oleh karena itu untuk menganalisa jantung
hasil penelitian menggunakan metode anali-
sa kuantitatif. Analisis data terdiri dari anali- Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan
sis univariat dan analisis bivariat. denyut jantung pada pasien infark miokard
Persentase
No Denyut jantung Jumlah
(%)
HASIL PENELITIAN
1 Takikardia (101-150) 12 35,29
Penelitian ini menggunakan metode 2 Normal (60-100) 18 52,94
survey, oleh karena itu untuk menganalisa 3 Bradikardia (21-59) 4 11,77
hasil penelitian menggunakan metode anali- Total 34 100
Sumber: Data Primer, 2011
sa kuantitatif. Analisis data terdiri dari ana-
lisis univariat dan analisis bivariat. Analisis Dari tabel 4.2 tentang distribusi re-
univariat dilakukan dengan tujuan untuk sponden berdasarakan denyut jantung di-
mendeÞnisikan setiap variabel secara ter- dapatkan bahwa yang mengalami takikardia
pisah dengan cara membuat tabel distribusi 12 responden (35,29 %), nadi normal 18 re-
frekuensi data dari masing-masing variabel. sponden (52,94 %), bradikardia 4 responden
Analisa ini digunakan untuk mendiskripsi- (11,77 %). Menurut Potter dan Perry (2005),
kan data demograÞ responden, kualitas tidur denyut jantung pasien infark miokard men-
dan frekuensi denyut jantung. Anilisis biva- galami takikardia disebabkan nyeri akut dan
riat digunakan untuk menerangkan keerataan perasaan cemas akan penyakitnya yang akan
hubungan antara dua variabel. meningkatkan stimulasi simpatik dan hor-
mon adrenalin sehingga nadi meningkat.
1. Analisis Univariat
a. Distribusi responden berdasarkan kuali- 2. Analisis bivariat
tas tidur a. Hubungan antara kualitas tidur dengan
denyut jantung pada pasien infark mio-
Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan
kard
kualitas tidur pada pasien infark miokard
Berdasarkan dua variabel yang telah
No Kualitas tidur Jumlah Persentase (%)
diperoleh datanya yaitu variabel kualitas ti-
1 Baik (0-5) 9 26,47
2 Normal (6-10) 10 29,41
dur dengan denyut jantung selanjutnya akan
3 Buruk (11-15) 15 44,12 dicoba untuk melihat hubungan antara kedua
Total 34 100 variabel tersebut dengan melakukan uji kore-
Sumber: Data Primer, 2011
127
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2013

lasi sesuai yang direncanakan yaitu dengan sebut seperti yang tergambarkan pada tabel
Pearson. Sebelumnya, dibuat terlebih dahulu berikut ini.
matriks hubungan antara kedua variabel ter-
Tabel 4.3 Hasil uji Pearson Hubungan Antara Kualitas Tidur dengan Denyut Jantung pasien
Infark Miokard
Kualitas tidur Denyut Jantung
Pearson Kualitas tidur Correlation 1,000 0,668
CoeÞsien
Sig. (2 - tailed) . 0.000
N 34 34
Denyut Jantung Correlation CoeÞsien 0,668 1,000
Sig. (2 – tailed) 0,000
N 34 34
Sumber: data primer, 2011.

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, diperoleh gan denyut jantung pada pasien infark mio-
perbandingan nilai r hitung pearson sebesar kard dilihat dari gambaran ekg adalah kuat,
0,668 nilai r tabel dengan N=34 dan taraf dan bernilai positif yang artinya bila kualitas
signiÞkan 0,05 % sebesar 0,339 (Trihendra- tidur baik maka denyut jantung normal dan
di, 2009). Karena r hitung > r tabel (0,668 sebaliknya.
> 0,339) maka hipotesis Ha diterima dan
Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada PEMBAHASAN
hubungan antara kualitas tidur dengan de- 1. Kualitas tidur
nyut jantung pada pasien infark miokard di
Data penelitian menunjukkan bahwa
ruang ICVCU RSUD Dr. Moewardi Sura-
sebagian besar pasien yang dijadikan sebagai
karta Tahun 2011. Guna menunjukkan kuat
responden mempunyai kualitas tidur yang
rendahnya hubungan antara kualitas tidur
buruk yaitu sebanyak 15 responden (44,44
dan denyut jantung dapat dilihat dalam inter-
%). Menurut teori tarwoto dan wartonah
pretasi koeÞsien korelasi menurut Sugiyono
(2006), menyebutkan ada beberapa hal yang
(2010) sebagai berikut:
mempengaruhi kualitas tidur antara lain pe-
Tabel 4.4 Interpretasi Koefisien Korelasi nyakit, lingkungan, motivasi, kelelahan, ke-
Menurut Sugiyono (2010) cemasan, nutrisi, dan obat-obatan.
Interpretasi koefisien kore- Pengaturan dan kontrol tidur tergan-
No. Nilai
lasi tung dari hubungan antara dua mekanisme
1. 0,00 – 0,199 Sangat rendah selebral yang secara bergantian mengaftif-
2. 0,20 – 0,399 Rendah
kan dan menekan pusat otak untuk tidur dan
3. 0,40 – 0,599 Sedang
bangun. Reticular activating system (RAS)
4. 0,60 – 0,799 Kuat
5. 0,80 – 1,000 Sangat kuat
di bagian batang otak atas diyakini mempu-
Sumber: (Sugiyono, 2010)
nyai sel-sel khusus dalam mempertahankan
kewasdaan dan kesadaran. RAS memberikan
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dengan
stimulus visual, audiotori, nyeri, dan sensori
r hitung sebesar 0,668 maka menunjukkan
raba, juga menerima stimulus korteks serebri
bahwa hubungan antara kualitas tidur den-
(emosi, proses berpikir).

128
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2013

Pada keadaan sadar mengakibatkan run. Jika frekuensi jantung perlahan, waktu
neuron-neuron dalam RAS melepaskan kate- pengisian ditingkatkan dan tekanan darah
kolamin, misalnya norepineprine. Saat tidur meningkat. Ketidakmampuan tekanan darah
mungkin disebabkan oleh pelepasan serum berespon terhadap peningkatan dan penuru-
serotonin dari sel-sel spesiÞk di pons dan ba- nan frekuensi jantung dapat mengindikasikan
tang otak tengah yaitu bulbar synchronizing deviasi atau penurunan kesehatan. Denyut
regional (BSR). Bangun dan tidurnya seseo- jantung pasien infark miokard mengalami
rang tergantung dari keseimbangan impuls takikardia disebabkan nyeri akut dan perasa-
yang diterima dari pusat otak, reseptor sen- an cemas akan penyakitnya yang akan me-
sori perifer misalnya bunyi, stimulus cahaya, ningkatkan stimulasi simpatik dan hormon
dan sistem limbiks seperti emosi. Seseorang adrenalin sehingga nadi meningkat.
yang mencoba untuk tidur, mereka menutup
3. Hubungan antara kualitas tidur de-
matanya dan berusaha dalam posisi rileks.
ngan denyut jantung
Jika ruangan gelap dan tenang aktivitas RAS
menurun, pada saat itu BSR mengeluarkan Berdasarkan hasil penelitian ini, maka
serum serotinin sehingga pasien menjadi dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini,
waspada dan tidak bisa tidur dengan nyeyak. yang diterima adalah Ha karena hasil uji sta-
Faktor tersebut, yang sangat mempengaruhi tistik dengan bantuan Komputer SPSS versi
tidur pasien infark miokard di ruang ICVCU 17 didapatkan output korelasi pearson r hi-
adalah kecemasan dan suhu lingkungan yang tung > r tabel (0,668 > 0,339) maka hipotesis
terlalu dingin. Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini menun-
jukkan bahwa ada hubungan antara kualitas
2. Denyut Jantung tidur dengan denyut jantung pada pasien
Hasil penelitian ini didapatkan bahwa infark miokard di ruang ICVCU RSUD Dr.
separuh dari responden yaitu sebanyak 18 Moewardi Surakarta Tahun 2011, oleh kare-
responden (50,00 %) mempunyai denyut jan- na probabilitas 0,000 < 0,05 berarti hubungan
tung yang normal yaitu antara 60 – 100 kali antara kualitas tidur dengan denyut jantung
permenit. Hasil penelitian juga mencatat se- adalah signiÞkan pada taraf kepercayaan 95
banyak 11 responden yang mengalami taki- % (Riwidikdo, 2009).
kardia atau denyut jantung lebih dari 100 ka- Potter dan Perry (2005), menuliskan
lipermenit. bahwa factor yang mempengaruhi denyut
Menurut Potter dan Perry (2005), jantung adalah latihan Þsik, suhu, emosi,
faktor mekanis, neural dan kimia meregu- obat-obatan, perubahan postur dan gang-
lasi kekuatan kontraksi jantung dan volume guan paru. Hasil penelitian menunjukkan
sekuncupnya. Tetapi bila faktor mekanis, tidak hanya factor tersebut tetapi kualitas ti-
neural atau kimia tidak dapat mengubah vo- dur juga mempengaruhi denyut jantung. Hal
lume sekuncup, perubahan frekuensi jantung itu dikarenakan seeorang yang kurang tidur
akan mengakibatkan perubahan pada teka- maka akan meningkatkan RAS (reticular ac-
nan darah. Jika frekuensi jantung menin- tivating system), bila RAS meningkat akan
gkat, waktu yang dibutuhkan untuk mengisi meningkatkan emosi seseorang yang akh-
jantung menjadi lebih sedikit. Jika frekuensi irnya hormone menstimulasi kontraksi jan-
jantung meningkat tanpa perubahan pada vo- tung dan akhirnya denyut jantung meningkat
lume sekuncup, tekanan darah akan menu- (takikardia).

129
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2013

KESIMPULAN Angkat, Deswinta. (2009). Skripsi Hubun-


gan Antara Kualitas Tidur dengan Te-
Hasil penelitian terhadap 34 responden
kanan Darah pada Remaja Usia 15-17
tentang hubungan antara kualitas tidur re-
Tahun di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa
sponden dengan frekuensi denyut jantung re-
Tahun 2009. Sumatra Utara: USU. 10
sponden yang dilihat dari gambaran EKG di
Agustus 2010. http://repository.usu.ac.id/
ruang ICVCU Rumah Sakit Umum Daerah
handle/123456789/14277.
Dr. Moewardi Tahun 2011 dapat disimpulkan
sebagai berikut: Arikunto, Sumarsimi. (2006). Prosedur Pen-
elitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakar-
1. Sebagian besar dari responden memiliki
ta: PT Rineka Cipta.
kualitas tidur buruk sebanyak 15 respon-
den (44,12 %). Carpenito, L.J. (2002). Buku Saku Diagnosa
2. Terdapat 10 Responden yang memiliki Keperawatan (terjemahan) Edisi 8. Ja-
denyut jantung dengan kebutuhan tidur karta: EGC.
normal (29,47 %). Corwin, Elizabeth, J. (2009). Patofisiologi.
3. Terdapat 16 responden dengan denyut Jakarta: EGC.
jantung pasien infark miokard yang men- Diklitrsdm. (2007). Profil RSDM. Surakarta:
galami gangguan kebutuhan tidur (47,05 RSUD Dr Moewardi.
%). Erfandi. (2008). Konsep Dasar Istirahat dan
4. Ada hubungan antara kualitas tidur den- Tidur. 09 September 2010 http://www.
gan denyut jantung pada pasien infark scribd.com/doc/35870915/Konsep-Dasar-Istira-
miokard dilihat dari gambaran EKG di hat-Dan-Tidur.
Ruang ICVCU RSUD Dr. Moewardi
Nightingale. (2008). Askep Akut Miokard In-
Surakarta.
fark. 25 September 2010. http://bedah46.
Saran blogspot.com/2008/03/ami.html.

Berdasarkan kesimpulan penelitian Nursalam. (2008). Konsep & Penerapan Me-


diatas, berikut ini diusulkan saran untuk me- todologi Penelitian Ilmu Keperawatan
ningkatkan kualitas tidur responden. Perawat Edisi 2 dalam Pedoman Skripsi, tesis
diharapkan memperhatikan keluhan pasien dan Instrumen Penelitian Keperawatan.
termasuk hal-hal yang menyebabkan gang- Jakarta: Salemba Medika.
guan tidur antara lain: menciptakan suasana Potter, P. A, & Perry, A. G. (2005). Buku
lingkungan yang tenang, membatasi jumlah ajar fundamental keperawatan: Konsep,
pengunjung, memotivasi pasien untuk isti- proses dan praktek. Edisi IV. Jakarta:
rahat, menganjurkan pasien untuk mengha- EGC.
biskan makan sesuai dietnya. Peneliti se- Price & Wilson. (2002). Fisiologi proses-
lanjutnya diharapkan menambah responden proses penyakit. Jakarta: EGC
sehingga hasil dapat digeneralisasikan. Ramali dan Pamoentjak. (2005). Kamus Ke-
dokteran. Jakarta : Djambatan.
DAFTAR PUSTAKA
Riwidikdo, Handoko. (2009). Statistik Kese-
Abdurosyid. (2008). Pengobatan Jantung. hatan. Jogyakarta : Mitra Cendika Press.
09 September 2010. http://www.nursyifa. Sabatine, Marc S. (2003). Buku Saku Klinis.
com/pengobatan/info/sakit_jantung.html.
Jakarta : Hipokrates.

130
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2013

Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2002). Buku Team ICCU. (2008). EKG Praktis. Surakar-
Ajaran Keperawatan Medikal Bedah. Ed ta: RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
8 Vol 2. Jakarta: EGC. Trihendradi, C. (2009). 7 Langkah Mudah
Sundana, Krisna. (2007). Interpretasi EKG. Melakukan Analisis Statistik Mengung-
Jakarta : EGC. gunakan SPSS 17. Yogyakarta: Andi.
Sugiyono. (2010). Stastistika Untuk Peneli- Weinstock, Doris. (2010). Rujukan Cepat di
tian. Bandung: Alfabeta. Ruang ICU/ICCU. Jakarta: EGC.
Tarwoto dan Wartonah. (2006). Kebutuhan Wikipedia. (2008). Elektrokardigram. 25
Dasar Manusia dan Proses Keperawa- September 2010. Http://en.wikipedia.org/
tan Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika. wiki/Electrocardiogram.

-oo0oo-

131

Anda mungkin juga menyukai