1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan memahami tentang Komposisi , syarat, sifat,
klasifikasi, tahapan manipulasi (faktor dan instrumen), fungsi wax kedokteran gigi. A. Komposisi Wax merupakan salah satu bahan termoplastik yang terdiri dari berbagai bahan organis dan bahan alami sehingga membuatnya sebagai bahan dengan sifat-sifat yang sangat berguna. Konstitusi dasar malam yang dipergunakan di kedokteran Gigi berasal dari tiga sumber utama, yaitu : a. Mineral, Wax yang berasal dari bahan mineral diantaranya adalah paraffin wax dan mikrokristalin wax yang diperoleh dari hasil residu petroleum melalui proses destilasi. Contoh : Paraffin wax akan mencair pada suhu 48-70°C dan memiliki rantai hidrokarbon yang lurus, sedangkan mikrokristalin wax akan mencair pada suhu 65-90°C dan memiliki rantai hidrokarbon yang bercabang. Paraffin wax memiliki sifat mudah pecah dan mikrokristalin wax memiliki sifat yang Iebih fleksibel dan kuat. b. Wax yang berasal dari serangga (hewani) adalah beeswax. Contoh : Beeswax akan mencair pada suhu 84-91°C dan memiliki sifat yang mudah pecah pada temperatur kamar, tetapi mudah dibentuk pada temperatur tubuh. c. Wax yang berasal dari sayur-sayuran (tumbuh-tumbuhan) adalah carnauba wax, candelilla wax, resin, dan getah. Carnauba wax akan mencair pada suhu 84-91°C. Candelilla wax akan mencair pada suhu 68-75°C. Candelilla wax digunakan terutama untuk memperkeras paraffin wax dengan jalan menambahkannya ke dalam parrafin wax. (Craig R.G., Restorative Dental Material, 9th ed., Mosby year book, St. Louis, 1993: 363-383) (Wilson, H.J., Dental Technology And Materials For Students, 8th ed., Blackwell Scientific Publication, Oxford, 1987: 503-504) B. Syarat Malam yang dipergunakan di bidang Ilmu Kedokteran Gigi harus memenuhi syarat sebagai berikut : a. Stabil pada suhu mulut b. Dapat mengisi rongga cetak c. Non iritan dan non toksik d. Tidak meninggalkan residu e. Tidak berubah sifat fisis jika dipanaskan. (Wilson, H.J., Dental Technology And Materials For Students, 8th ed., Blackwell Scientific Publication, Oxford, 1987: 503-504) C. Sifat Malam dental / dental wax memiliki sifat fisik yaitu : a. Temperatur peralihan solid-solid Wax memiliki temperatur yang cukup tinggi di atas 37 derajat celcius. Selama terjadinya perubahan dari satu laticce ke tipe laticce yang lain wax dapat dimanipulasi dengan baik tanpa adanya kerusakan pada tekanan yang berlebih selain itu digunakan untuk menentukan berbagai sifat-sifat dan keselarasannya untuk berbagai prosedur klinis di laboratorium. b. Ekspansi termal dan kontraksi Wax dan komponen-komponennya memiliki koefisien ekspansi terbesar diantara material-material lain yang digunakan di bidang kedokteran gigi. Wax akan memuai pada saat mengalami kenaikan temperatur dan mengalami kontraksi saat temperatur diturunkan. c. Daya alir (flow) Daya alir wax tidak diperlukan pada temperatur kamar dan mulut, karena akan menyebabkan kerusakan pada wax. Namun pada saat pembentukan wax temperatur kamar sangat diperlukan untuk membengkokkan dan melipat wax saat manipulasi. d. Tekanan interna Wax memiliki sifat termal konduksi yang rendah sehingga sulit untuk mencapai panas yang seragam. Jika wax dibentuk atau diadaptasikan ke suatu bentuk tanpa panas yang cukup sampai temperatur peralihan ke solid, maka wax akan mengalami tekanan yang sangat kuat. (Combe E.C., Notes On Dental Material, 5th ed., Medical Division Of Longman Group UK Limited, New York, 1986: 313- 317) D. Klasifikasi 1. Pattern Wax (Pola Malam) Merupakan malam yang digunakan untuk merancang model restorasi gigi, contohnya mahkota gigi atau gigi tiruan sebagian yang dibuat pada hasil cetakan. (Anusavice KJ, 2003. Phillips’ science of dental materials. 11th ed. Missouri: Elsevier Saunders: 257- 77.) a. Inlay Wax Komponen utama dari Inlay wax adalah parafin, mikrokristalin, ceresin, carnauba, candelilla, dan beeswax. Contohnya : parafin 60%, carnauba 25%, ceresin 10%, beeswax 5%. Fungsi dari wax ini untuk malam pola pada restorasi gigi inlay, crown, dan bridge. Inlay wax memiliki beberapa jenis yaitu hard, medium/regular, dan soft, menunjukkan daya alirnya. Dimana daya alir ini dapat dikurangi dengan menambahkan carnauba atau prafin dengan titik lebur tinggi. Daya alir juga dapat diatur dengan menambahkan resin 1%. Selain itu, inlay wax memiliki residu maksimum adalah 0,10%. Ekspansi termal limer maksimal pada suhu 25-30ºC adalah 0,2% dan suhu 25-37ºC adalah 0,6%. Inlay pattern mengalami warp atau distorsi. Inlay wax memilik 2 tipe yaitu tipe I hard untuk direct technique dan tipe II yang lebih lunak untuk indirect technique. Sediaan inlay wax yaitu berwarna biru tua, hijau, dan ungu sehingga kontras dengan warna gigi. Bentuk batang/tongkat memiliki panjang 7,5 cm dan diameter 0,64 cm. Ada juga yang berbentuk pelet dan konus. b. Casting Wax Komposisi dari Casting wax hampir sama dengan Inlay wax. Fungsi dari casting wax untuk pola kerangka logam gigi tiruan. Sifat dari Casting wax yaitu lunak dan dapat diadaptasikan pada suhu 40-45ºC. Agak lengket dan terfiksasi pada model kerja gips. Mencetak dengan akurat permukaan yang dilekatinya. Tidak getas waktu didinginkan. Menguap pada suhu 500ºC dan tidak meninggalkan lapisan kecuali karbon. Sediaan casting wax berbentuk lembaran (tebal 0,32 – 0,4 mm), bentuk jadi dan gumpalan (bulk). c. Baseplate Wax Komposisi dari Baseplate terdiri dari 70 – 80% Parafin I Ceresin. Contohnya adalah Ceresin 80%, Beeswax 12%, Carnauba 2,5%, Resin 3%, dan Mikrokristalin 2,5%. Fungsi dari wax ini menentukan dimensi vertikal rahang pada pembuatan gigi tiruan lengkap dan malam pola plat dasar gigi tiruan lengkap dan sebagian, serta alat orthodonsi. Sediaan dari wax ini memiliki bentuk lembaran berukuran 7,6 X 15 X 1,3 cm, berwarna merah atau merah muda. Ada 3 tipe dari baseplate wax ini yaitu tipe I (lunak), tipe II (sedang), tipe III (keras). Model malam ini harus segera diproses agar akurasinya terjaga. 2. Processing Wax Jenis wax yang digunakan untuk membantu proses pembuatan model gips, proses mencetak maupun soldering. (Anusavice KJ, 2003. Phillips’ science of dental materials. 11th ed. Missouri: Elsevier Saunders: 257-77.) a. Boxing Wax Boxing wax memiliki fungsi sebagai pagar atau pememberi batas pada saat melakukan pengecoran cetak negatif. Sedian boxing wax yaitu batang atau strip berwarna hijau atau hitam. b. Utility Wax Utility wax terdiri dari beeswax, petrolatum, dan malam lunak lain. Fungsi dari wax ini yaitu digunakan pada bidang orthodonsia dan menjadi bahan pendukung pada bahan cetak alginat. Di bidang orthodonsia utility wax digunakan untuk menutupi kawat maupun braket. Sediaan wax yang biasa digunakan di bidang orthodonsia adalah wax berwarna putih. Sementara, untuk fungsinya dalam mendukung bahan cetak alginate. Utility wax ini befungsi sebagai pemanjang sendok cetak pada kasus pasien dengan alveolar ridge yang Panjang dan sebagai pelapis pada bagian palatum sendok cetak untuk kasus pasien dengan palatum yang dalam c. Sticky Wax Sticky wax terdiri dari rosin, beeswax, pewarna dan resin alami. Fungsi dari wax ini yaitu menyambung atau melekatkan patahan protesa gigi resin (reparasi) dan logam (soldering). Sediaan dari wax ini yaitu warna gelap dan terang. Sifat dari sticky wax ini pada suhu kamar bersifat getas, kuat dan tidak Iengket. Bila dicairkan bersifat lengket dan melekat kuat pada permukaan bahan. Residu < 0,2%. Pengkerutan < 0,5% dari suhu 43 ke 28°C. Daya alir pada suhu 30°C maksimum 5%, dan pada suhu 43°C minimum 90%. 3. Impression Wax Wax ini mempunyai flow yang tinggi dan dapat mengatasi distorsi bila melewati undercut. (Anusavice KJ, 2003. Phillips’ science of dental materials. 11th ed. Missouri: Elsevier Saunders: 257-77.) a. Corrective Wax Corrective wax adalah malam yang digunakan untuk melakukan koreksi pada undercut dan cetak positif gigi. Sumber lain menyebutkan bahwa corrective wax digunakan dalam prosedur pengambilan cetak edentulous. Malam ini memiliki sifat yang mudah mengalir pada suhu rongga mulut sehingga dapat disesuaikan dengan material yang lain. b. Bite Registration Wax Bite registration wax terdiri dari beeswax atau parafin dan ceresin. Malam ini dibuat dari casting wax sheet atau hard base plate wax. Fungsi dari wax ini adalah untuk mendapatkan artikulasi akurat dari rahang atas dan rahang bawah.