MIKROORGANISME
1. Bahan Organik
Bahan organik merupakan sumber energi bagi makro dan mikro-fauna tanah.
Penambahan bahan organik dalam tanah akan menyebabkan aktivitas dan
populasi mikrobiologi dalam tanah meningkat, terutama yang berkaitan dengan
aktivitas dekomposisi dan mineralisasi bahan organik. Beberapa mikroorganisme
yang beperan dalam dekomposisi bahan organik adalah fungi, bakteri dan
aktinomisetes. Di samping mikroorganisme tanah, fauna tanah juga berperan
dalam dekomposi bahan organik antara lain yang tergolong dalam protozoa,
nematoda, Collembola, dan cacing tanah. Mikro flora dan fauna tanah ini saling
berinteraksi dengan kebutuhannya akan bahan organik, kerena bahan organik
menyediakan energi untuk tumbuh dan bahan organik memberikan karbon
sebagai sumber energi.
3. Kelembaban
Mikroorganisme mempunyai nilai kelembaban optimum. Pada umumnya untuk
pertumbuhan ragi dan bakteri diperlukan kelembaban yang tinggi diatas 85°C,
sedangkan untuk jamur dan aktinomises diperlukan kelembaban yang rendah
dibawah 80°C. Kadar air bebas didalam lautan (aw) merupakan nilai
perbandingan antara tekanan uap air larutan dengan tekanan uap air murni, atau
1/100 dari kelembaban relatif. Nilai aw untuk bakteri pada umumnya terletak
diantara 0,90 – 0,999 sedangkan untuk bakteri halofilik mendekati 0,75. Banyak
mikroorganisme yang tahan hidup didalam keadaan kering untuk waktu yang
lama seperti dalam bentuk spora, konidia, arthrospora, klamidospora dan kista.
Seperti halnya dalam pembekuan, proses pengeringan protoplasma,
menyebabkan kegiatan metaobolisme terhenti. Pengeringan secara perlahan-
lahan menyebabkan perusakan sel akibat pengaruh tekanan osmosa dan
pengaruh lainnya dengan naiknya kadar zat terlarut.
4. Temperatur
Bakteri yang hidup di dalam tanah dan air, umumnya bersifat mesofil, tetapi
ada juga yang dapat hidup diatas 500C (termotoleran). Contoh bakteri
termotoleran adalah Methylococcus capsulatus. Contoh bakteri termofil
adalah Bacillus, Clostridium, Sulfolobus, dan bakteri pereduksi sulfat/sulfur.
Bakteri yang hidup di laut (fototrof) dan bakteri besi (Gallionella) termasuk
bakteri psikrofil
5. Kesuburan Tanah
Tanah subur mengandung lebih dari 100 juta mikroba per gram tanah.
Produktivitas dan daya dukung tanah tergantung pada aktivitas mikroba
tersebut. Sebagian besar mikroba memiliki peranan yang menguntungkan bagi
pertanian, yaitu berperan dalam menghancurkan limbah organik, recycling hara
tanaman, fiksasi biologis nitrogen, pelarutan fosfat, meransang pertumbuhan,
biokontrol pathogen dan membantu penyerapan unsur hara.
Organisme (terutama mikroorganisme) tanah penting dalam kesuburan tanah
untuk tanaman pertanian karena berperan dalam siklus energi, siklus hara,
pembentukan agregat tanah, dan menentukan kesehatan tanah
(suppressive/conducive terhadap munculnya penyakit terutama penyakit tular
tanah-soil borne pathogen).
6. pH
Mikrobia dapat tumbuh baik pada daerah pH tertentu, misalnya untuk bakteri
pada pH 6,5 – 7,5; khamir pada pH 4,0 – 4,5 sedangkan jamur dan aktinomisetes
pada daerah pH yang luas. Setiap mikrobia mempunyai pH minimum, optimum
dan maksimum untuk pertumbuhanya. Berdasarkan atas perbedaan daerah pH
untuk pertumbuhanya dapat dibedakan mikrobia yang asidofil, mesofil (
neutrofil ) dan alkalofil. Untuk menahan perubahan dalam medium sering
ditambahkan larutan bufer. pH optimum pertumbuhan bagi kebanyakan bakteri
antara 6,5 dan 7,5. Namun beberapa spesies dapat tumbuh dalam keadaan
sangat masam atau sangat alkalin, bila bakteri di kuitivasi di dalam suatu medium
yang mula-mula disesuaikan pHnya misal 7 maka mungkin pH ini akan berubah
sebagai akibat adanya senyawa-senyawa asam atau basa yang dihasilkan selama
pertumbuhannya. Pergesaran pH ini dapat sedemikian besar sehingga
mengahambat pertumbuhan seterusnya organisme itu. Pergeseran pH dapat
dapat dicegah dengan menggunakan larutan penyangga dalam medium, larutan
penyangga adalah senyawa atau pasangan senyawa yang dapat menahan
perubahan pH.
Istilah pH pada suatu symbol untuk derajat keasaman atau alkanitas suatu
larutan; pH=log (1/[H+]) dengan [H+] sebagai konsentrasi ion hydrogen. pH air
suling ialah 7,0 (netral); cuka 2,25; sari tomat, 4,2; susu, 6,6; natrium bikarbonat
(0,1N), 8,4; susu magnesia, 10,5. Mikroorganisme yang asidofilik, yaitu jasad
yang dapat tumbuh pada pH antara 2,0-5,0.Mikroorganisme yang mesofilik
(neutrofilik), yaitu jasad yang dapat tumbuh pada pH antara 5,5-
8,0.Mikroorganisme yang alkalifilik, yaitu jasad yang dapat tumbuh pada pH
antara 8,4-9,5
DAFTAR PUSTAKA
Admojo. S. W. 2003. Peranan Bahan Organik terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya
Pengelolaannya. Seminar Nasional: 1-13.
Elliott, Tom, dkk (2007). Mikrobiologi Kedokteran & Infeksius Edisi 4. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC (2009).
Ma’shum, M., Soedarsono, J., Susilowati, L. E. 2003. Biologi Tanah. CPIU Pasca IAEUP,
Bagpro Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia, Ditjen Pendidikan Tinggi,
Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.