OLEH:
KELOMPOK F 18
A. PENGERTIAN
Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan yang
dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh perawat primer atau konselor, kepala ruangan, perawat associate
yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim.
Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang
memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan
teoritis ke dalam peraktik keperawatan secara langsung.
B. TUJUAN
Adapun tujuan ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
1. Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.
2. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari
masalah .
3. Meningkatkan validitas data .
4. Menilai kemampuan justifikasi.
5. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
6. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.
C. KARAKTERISTIK
Karakteristik ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
1. Dilibatkan secara langsung
2. Merupakan fokus kegiatan
3. Perawat asosiet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
4. Kosuler memfasilitasi kreatifitas
5. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, perawat
primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang dirasakan mengganggu
dan menyakitkan, sebagai akibat adanya kerusakan jaringan aktual dan potensial yang
menyebabkan seseorang mencari perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012).
Pengkajian dan pemahaman yang menyeluruh tentang nyeri sangat penting bagi
pemberi perawatan kesehatan dalam penanganan nyeri yang efektif karena nyeri tidak
bisa diobservasi secara langsung, pengukuran nyeri hanya berdasar pada laporan pasien
akan adanya nyeri beserta kondisi fisiologis yang menyertainya (Potter & Perry, 2005).
Berbagai stimulasi penyebab nyeri diolah oleh otak yang kemudian menyampaikan
pesan adanya nyeri, untuk itu jika persepsi nyeri diubah oleh adanya penatalaksanaan
nyeri dengan atau tanpa obat, maka tidak ada lagi nyeri yang dirasakan pasien, dengan
kata lain kenyamanan sebagai kebutuhan dasar klien dapat terpenuhi (Potter & Perry,
2005).
Untuk mengatasi nyeri diperlukan penatalaksanaan manajemen nyeri melalui cara
farmakologi dan non-farmakologi (Smeltzer & Bare, 2012). Pereda nyeri farmakologi
dibedakan menjadi tiga kategori yakni golongan opioid, non-opioid, dan anesthetic.
Walaupun analgesik dapat menghilangkan nyeri dengan efektif, jenis analgesik opioid
mempunyai efek samping yang harus dipertimbangkan dan diantisipasi, yakni
diantaranya depresi pernapasan, mual, muntah, konstipasi, pruritus, dan efek toksik pada
pasien dengan gangguan hepar atau ginjal. Ketorolak (toradol) merupakan analgesik yang
kemanjurannya dapat dibandingkan dengan morfin, lazim diresepkan sebagai pereda
nyeri setelah operasi di rumah sakit.
Terapi non-farmakologi diperlukan sebagai pendamping terapi farmakologi untuk
mempersingkat episode nyeri yang hanya berlangsung beberapa detik atau menit.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa relaksasi efektif dalam menurunkan nyeri
setelah operasi, diantaranya yaitu dengan latihan pernapasan diafragma, teknik relaksasi
progresif, guided imagery, meditasi dan relaksasi napas dalam (Smeltzer & Bare, 2012).
Beberapa penelitian tentang penerapan foot message pada pasien setelah operasi juga
telah dibuktikan dalam menurunkan nyeri (Chanif, Petpichetchian & Chongchaeron,
2013).
Salah satu jenis relaksasi yang digunakan dalam menurunkan intensitas nyeri setelah
operasi adalah dengan relaksasi genggam jari yang mudah dilakukan oleh siapapun yang
berhubungan dengan jari tangan dan aliran energi di dalam tubuh kita. Menggenggam jari
sambil mengatur napas (relaksasi) dapat mengurangi ketegangan fisik dan emosi, karena
genggaman jari akan menghangatkan titik-titik keluar dan masuknya energi meridian
(energy channel) yang terletak pada jari tangan kita. Titik-titik refleksi pada tangan akan
memberikan rangsangan secara refleks (spontan) pada saat genggaman. Rangsangan
tersebut akan mengalirkan gelombang listrik menuju otak yang akan diterima dan
diproses dengan cepat, lalu diteruskan menuju saraf pada organ tubuh yang mengalami
gangguan, sehingga sumbatan di jalur energi menjadi lancar (Puwahang, 2001).
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti ronde diharapkan keluarga dapat mengetahui pengertian
nyeri, penyebab nyeri, tanda dan gejala nyeri, cara manajemen nyeri.
3. Metode
Presentasi, ceramah, diskusi, dan tanya jawab.
6. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : CI Klinik
Kepala Ruangan :, S.Kep
Ketua Tim : Shintya Sarizal Putri, S.Kep
Ike Sintia Suci, S.Kep
Perawat Assosiate : Winni Sitta R.S, S.Kep
Putri Annisa, S.Kep
Yuli Indriani, S.Kep
Qorry Aulia Yudha, S.Kep
Sri Hana Windi, S.Kep
Fitri Dewi, S.Kep
7. Setting Tempat
Keterangan :
: Kepala Ruangan : Ketua Tim/ Perawat
Assosiate
: Pembimbing : Keluarga Pasien
: Pasien
D. Kegiatan Penyuluhan
No. Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu
1 Pre- Ronde
Moderator memberikan salam Menjawab salam 5 menit
Moderator memperkenalkan anggota Memperhatikan
ronde
Moderator menjelaskan topik ronde Mendengarkan dan
Moderator membuat kontrak waktu memperhatikan
Moderator menjelaskan tujuan ronde Mendengarkan dan
memperhatikan
2 Pelaksanaan Ronde
Menggali pengetahuan peserta tentang Mengemukakan 20 menit
colic abdomen pendapat
Memberi reinforcement positif Mendengarkan
Menjelaskan tentang pengertian colic Mendengarkan dan
abdomen memperhatikan
Menggali pengetahuan peserta tentang Mengemukakan
manajemen nyeri pendapat
Memberi reinforcement positif Mendengarkan
Menjelaskan tentang macam-macam Mendengarkan dan
manajemen nyeri memperhatikan
Menggali pengetahuan peserta tentang Mengemukakan
cara mengatasi nyeri pendapat
Memberi reinforcement positif Mendengarkan
Menjelaskan tentang cara mengatasi nyeri Mendengarkan dan
Moderator memberi kesempatan peserta memperhatikan
untuk bertanya Mengemukakan
Memberikan reinforcement pada peserta pendapat
yang mengajukan pertanyaan dan Mendengarkan dan
menjawab pertanyaan memperhatikan
3 Penutup
Penyaji melakukan evaluasi Menjawab pertanyaan 5 menit
Penyaji meyimpulkan hasil diskusi Bersama moderator
Penyaji menyampaikan pesan untuk menyimpulkan materi
masyrakat Memdengarkan dan
Penyaji mengucapkan salam memperhatikan
Menjawab salam
2. EVALUASI
1. Evalusi Struktural
Kegiatan ronde terlaksana dengan baik
Peserta ronde hadir sesuai rencana
Tempat dan alat sesuai dengan perencanaan
Pre-planning telah disetujui
2. Evalusi Proses
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
Peserta ronde berperan aktif selama kegiatan berjalan
3. Evalusi Hasil
Peserta Ronde/ Keluarga mampu menyebutkan pengertian manajemen nyeri
Peserta Ronde/ Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 5 manajemen nyeri
Peserta Ronde/ Keluarga mampu melakukan manajemen nyeri
LAMPIRAN MATERI
A. Definisi
Nyeri adalah sensasi apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan oleh individu
yang mengalaminya, yang ada kapanpun individu mengatakannya atau nyeri adalah
perasaan spesifik seseorang yang diinformasikan oleh mekanisme pertahanan organisasi
tubuh terhadap suatu lesi (kerusakan jaringan). (Hidajat, 2012).
B. Penyebab Nyeri
Adanya gangguan jaringan tubuh sehingga jaringan tubuh tidak bisa berfungsi secara
normal. Seperti : pasien colic abdomen
C. Macam-macam Nyeri
Macam-macam nyeri Menurut Septiari (2012) adalah sebagai berikut :
1. Nyeri akut
Nyeri akut dapat didefinisikan sebagai nyeri yang disebabkan karena suatu cidera,
prosedur pembedahan, proses penyakit atau fungsi abnormal otot dan visera.
2. Nyeri kronik
Nyeri kronis didefinisikan sebagai nyeri yang menetap melebihi rentang waktu suatu
proses akut atau melebihi kurun waktu normal tercapainya suatu penyembuhan;
periodenya dapat bervariasi dari 1 hingga 6 bulan.
D. Teknik Pengobatan
1) Menghliangkan Penyebab Nyeri
Nyeri akibat peradangan yang timbul karena colic abdomen dapat
dihilangkan dengan mengobati atau melenyapkan faktor penyebabnya, yakni
dengan pemberian obat analgesik.
2) Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Nyeri juga dapat ditekan dengan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
penyakit. Colic abdomen Ini dapat dilakukan dengan pemberian terapi. Misalnya,
terapi media, tehnik Relaksasi (nafas dalam).
3) Memotong Jalur Transmisi Nyeri
Pada dasarnya segala bentuk pengobatan terhadap nyeri adalah dengan
melakukan blokade syaraf sensorik. Ini dapat dilakukan dengan pemberian obat-
obatan yang sifatnya menekan fungsi nociceptor (saraf nyeri).
7. Relaksasi
Teknik relaksasi memberi individu control diri ketika terjadi rasa tidak nyaman
atau nyeri, stres fisik dan emosi pada nyeri Sejumlah teknik relaksasi dapat
dilakukan untuk mengendalikan rasa nyeri ibu dengan meminimalkan aktivitas
simpatik dalam system saraf otonom .
Departemen Kesehatan RI. 2008. Profil kesehatan Indonesia 2007. Jakarta : Depkes
RI Jakarta
Hidajat, Nucki N. (2012). Pencegahan colic abdomen. FK UNPAD/Bag.Ortopedi &
Traumatologi RS Hasan Sadikin Bandung. Diakses 31 Januari 2019 dari
http://pustaka.unpad.ac.id/archives/10798/
Septiari, B.B. (2012). Pedoman Manajemen Nyeri. Yogyakarta: Nuha Medika.
Tietjen, Bossemeyer & Noel. (2011). Panduan Manajemen Nyeri Untuk Fasilitas
Pelayanan Kesehatan. Jakarta; Salemba Raya