Anda di halaman 1dari 36

Ns. Bunga Permata Wenny, M.

Kep
Menurut organisasi kesehatan dunia
(WHO), lanjut usia meliputi:
• Usia pertengahan (middle age) ialah
kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
• Lanjut usia (elderly) antara 60 – 74
tahun.
• Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90
tahun.
• Usia sangat tua (very old) di atas 90
tahun.
MASALAH KESEHATAN LANSIA
(Riskesdas 2007)

Jenis penyakit 55- 64 th 65 – 74 th > 75 th


Penyakit sendi 56,4 62,9 65,4
Hipertensi 53,7 63,5 67,3
Katarak 28,8 41,9 51,6
Stroke 20,2 31,9 41,7
Jantung 16,1 19,2 20,4
Gangg mental emosional 15,9 23,2 33,7
DM 3,7 3,4 3,2
3 Dalam persen
“peningkatan tekanan darah
diastolik dan sistolik yang
intermiten atau menetap”
Tekanan sistolik sama atau lebih besar
dari 140 mmHg dan / atau tekanan
diastolik sama atau lebih besar dari 90
mmHg

“Hipertensi sistolik terisolasi” : tekanan


sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan
tekanan diastolik lebih rendah dari 90
mmHg.
Hipertensi essensial ( hipertensi
primer ) yaitu hipertensi yang
tidak diketahui penyebabnya

Hipertensi sekunder yaitu


hipertensi yang di sebabkan oleh
penyakit lain
Genetik : 25 % pada salah
satu orang tua
65 % pada kedua orang tua

Konsumsi
garam Umur

Kelamin :
Obesitas pria > perempuan
penyakit ginjal (hipertensi renal)

penyakit jantung & pembuluh penyakit metabolik


darah (DM, hipertiroid)

obat-obatan
(steroid,
kehamilan kontrasepsi,
antidepresan)
Elastisitas dinding aorta menurun

Katub jantung menebal dan menjadi kaku

Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap


tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung
memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.

Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena


kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenasi

Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer


*Penurunanya kadar renin karena menurunya jumlah
nefron akibat proses menua
Hal ini menyebabkan suatu sirkulus vitiosus:
hipertensi glomerelo-sklerosis-hipertensi yang
berlangsung terus menerus.

*Peningkatan sensitivitas terhadap asupan natrium


Dengan bertambahnya usia semakin sensitif terhadap
peningkatan atau penurunan kadar natrium.
*Penurunan elastisitas pembuluh darah perifer akibat
proses menua akan meningkatakan resistensi pembuluh
darah perifer yang mengakibatkan hipertensi sistolik.

*Perubahan ateromatous akibat proses menua


menyebabkan disfungsi endotel yang berlanjut pada
pembentukan berbagai sitokin dan subtansi kimiawi lain
yang kemudian meyebabkan resorbi natrium di tubulus
ginjal, meningkatkan proses sklerosis pembuluh darah
perifer dan keadaan lain berhubungan dengan kenaikan
tekanan darah.
• Tidak ada gejala
• Gejala yang lazim
Sakit kepala
Pusing
Lemas
Kelelahan
Sesak nafas
Gelisah
Mual Muntah
Epistaksis
Kesadaran menurun.
• Hemoglobin / hematokrit
* Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan (
viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.

• BUN (blood urea Nitrogen)


* Memberikan informasi tentang perfusi ginjal Glukosa Hiperglikemi
(diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan
oleh peningkatan katekolamin (meningkatkan hipertensi)

• Kalium serum
* Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama (
penyebab ) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
• Kalsium serum
*Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan
hipertensi

• Kolesterol dan trigliserid serum


*Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus
untuk / adanya pembentukan plak ateromatosa ( efek
kardiovaskuler )

• Pemeriksaan tiroid
*Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan
hipertensi
• Kadar aldosteron urin/serum
* Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )

• Urinalisa
* Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan
atau adanya diabetes.

• Asam urat
* Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi

• Steroid urin
* Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
• Foto dada
* Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran
jantung

• CT scan
* Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati

• EKG
* Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan,
gangguan konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu
tanda dini penyakit jantung hipertensi.
A. Akut (berhubungan dengan tingginya tekanan darah)
 Krisis Hipertensi : naiknya TD yang mendadak
dimana TDS >180 mmHg dan atau TDD > 120 mmHg

Terbagi atas 2 :
1. Hipertensi gawat (Emergency)
* Naiknya TD secara mendadak yang disertai kerusakan organ
target yang progresif.
* Pada keadaan ini memerlukan penurunan TD yang segera
dalam kurun waktu menit atau jam.

2. Hipertensi darurat (Urgency)


* Naiknya TD secara mendadak yang tidak disertai kerusakan
organ target.
* Penurunan TD pada keadaan ini harus dilaksanakan dalam
kurun waktu 24-48 jam.
Manifestasi Klinis Krisis Hipertensi
a. Neurologi d. Ginjal
- Sakit kepala - Azotemia
- Penglihatan kabur - Proteinuri
- Kejang-kejang - Oliguri
- Deficit neurologis fokal
- Somnolen e. Obstetric
- Spoor Preeclampsia dengan gejala
- Koma berupa
- Gangguan penglihatan
b. Mata - Sakit kepala yang berat
- Perdarahan retina - Kejang-kejang
- Eksudat retina - Nyeri abdomen kuadran
- Edema pupil atas
- Gangguan jantung kongesif
c. Kardiologi - Oliguri
- Nyeri dada - Gangguan kesadaran
- Edema paru - Gangguan serebrovaskuler
B. Kronik
berhubungan dengan aterosklerosis
1. Otak  Stroke
2. Mata  Retinopati Hipertensif
3. Jantung  Gagal Jantung, Angina
Pektoris
4. Ginjal  Gagal ginjal
5. Saraf tepi  Neuritis Perifer
Epiktaksis

Angina
Pektoris

Stroke
H
I
P
E Retinopati
R Hipertensif
T
E
N
S
I

K
R
O
N
I
K

Gagal
Ginjal
Stroke

H
I
P
E
R
T
E
N
S
I

K
R
O
N
I
K
Angina
Pektoris
TATALAKSANA

Menurut : Darmojo (2008), Pemakaian obat


pada lanjut usia perlu dipikirkan kemungkinan
adanya :
1) Gangguan absorsbsi dalam alat pencernaan
2) Interaksi obat
3) Efek samping obat.
4) Gangguan akumulasi obat terutama obat-obat
yang ekskresinya melalui ginjal.
TATALAKSANA

Pengobatan hipertensi menurut Kowalski


(2010) tiga hal evaluasi menyeluruh
terhadap kondisi penderita adalah :
1) Pola hidup dan indentifikasi ada
tidaknya faktor resiko kardiovaskuler
2) Penyebab langsung hipertensi sekunder
atau primer
3) Organ yang rusak karena hipertensi.
Tatalakasana Hipertensi Pada Lansia

1. Hindari Pola Hidup Tidak Sehat


2. Gizi Seimbang
3. Melakukan Aktifitas Fisik dan Olah Raga
4. Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkala
dan Minum Obat Teratur
1. HINDARI POLA HIDUP TIDAK SEHAT

GAYA HIDUP (POLA HIDUP)

PERILAKU TERTENTU YANG TELAH BERULANGKALI


DILAKSANAKAN, SEHINGGA MENJADI MENETAP
DAN RUTIN, SUKAR BERUBAH (MEMBUDAYA)

•DILANDASI OLEH KEYAKINAN YANG KUAT


KARENA DORONGAN KEBUTUHAN YANG JUGA KUAT
DAN SISTEM NILAI YANG KOKOH

•SEHINGGA SEOLAH-OLAH MENJADI “MADAT”,


TIDAK BISA HIDUP KALAU TANPA PERILAKU TERSEBUT
1. HINDARI GAYA HIDUP TIDAK SEHAT
Makanan Tinggi
Kalori Obesitas

Diabetes
Makanan Tinggi Mellitus
Lemak Hiperlipidemi

Makanan Tinggi Hipertensi


Pola Makan & Diet Garam
Tidak Sehat
(Unhealthy Diet) Makanan Rendah Kanker Usus
Serat

Makanan Kurang Osteoporosis


Calsium

Gunakan Bahan
Perasa Pengawet, Radikal Bebas
Pewarna Buatan
GAYA HIDUP TIDAK SEHAT
Penyakit
Jantung
Koroner

Stroke

Susah Napas
Merokok
(Smoking)
Kanker Paru-
2

Gangguan
Kehamilan

Impotensi
*
Umur Genetik Sex Merokok Konsumsi Emosi Gaya Hidup
> 50 thn Wanita alkohol

Merangsang Konsumsi
Perubahan Kerusakan SS Simpatis makanan berlemak
Perub membran PD endotel PD
fungsional Pe↑an intake
PD perifer sodium Dislipidemia DM Obesitas
Adhesi
trombosit Retensi sodium
Pe↓an di ginjal Penumpukan Hiperinsulinemia
elastisitas PD lemak di PD
TP ↑
CO ↑
TP ↑, CO ↓ Merusak
endotel PD
HIPERTENSI
Atherosklerosis

MK: intoleransi Perubahan Pe↑an Nyeri suboksipital, TP ↑


aktivitas aliran darah preload kaku leher
perifer

MK: Risti MK: Nyeri


Keletihan, Pe↓ CO
kelemahan, Ketidakseimbangan
dyspnea suplai & kebutuhan
*
* Riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
* Urinalisis rutin
* Elektrolit dan uric acid serum
* BUN dan kreatinin
* Glukosa darah
* Hitung darah lengkap
* Lipid serum, kolesterol dan trigliserida
* EKG
* Ekhokardiografi
*
Farmakologi
*Diuretik: tiazid, furosemid, spironolakton
menurunkan volume darah, tekanan darah dan
curah jantung
*Beta blokker: atenolol, nadolol
menekan sekresi renin
*Kalsium antagonis: Nifedipin, diltiazem,
verapamil
menghambat pengeluaran kalsium,
menyebabkan vasodilatasi
*ACE inhibitor: captoril, lisinopril, Quinapril
menghambat perubahan angiotensin I menjadi
angiotensin II
*Vasodilator
* Mempertahankan /meningkatkan fungsi kardiovaskular
* Mencegah komplikasi
* Memberikan informasi tentang proses dan program
pengobatan
* Mendukung kontrol aktif pasien terhadap kondisi

Anda mungkin juga menyukai