OLEH :
B. Tujuan
1. Tujuan instruksional Umum
Setelah dilakukan proses penyuluhan kesehatan selama ± 30 menit
diharapkan pasien dan keluarga atau penunggu pasien mengetahui dan
memahami tentang mencegah penularan TB Paru sekaligus memahami
kewaspadaan isolasi selama berada di Rumah sakit.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan, pasien dan keluarga
diharapkan mampu:
a. Menjelaskan pengertian TB Paru dan kewaspadaan isolasi
b. Menjelaskan dan mendemonstrasikan etika batuk, penggunaan
masker dan pembuangan sputum/dahak.
C. Metode
Ceramah, demonstrasi dan diskusi/tanya jawab
D. Media
Infokus dan leaflet
E. Materi Penyuluhan
Terlampir
F. Waktu
Hari/ tanggal : Jum’at, 9 November 2018
Jam : 11.00 - 11.30
G. Tempat
Penyuluhan akan dilaksanakan di Ruang Edukasi Rawat Inap Paru RSUP Dr.
M. Djamil Padang.
H. Setting Tempat Penyuluhan
Keterangan:
: Moderator
: Penyaji
: Pembimbing
: Keluarga Pasien
: Media
: Fasilitator
Pengorganisasian
a. Penanggung jawab : : Dosen pembimbing klinik dan akademik
Keperawatan Medikal Bedah
Uraian Tugas
a. Penanggung jawab
1) Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhuan.
b. Moderator
1) Membuka acara
2) Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing
3) Menjelaskan tujuan dan topik
4) Menjelaskan kontrak waktu
5) Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri
6) Mengarahkan alur diskusi
7) Memimpin jalannya diskusi
8) Menutup acara
c. Pemateri
1) Mempresentasikan materi untuk penyuluhan.
d. Fasilitator
1) Memotivasi peserta untuk berperan aktif dalam jalannya
penyuluhan
2) Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari peserta
e. Observer
1) Mengamati jalannya kegiatan.
2) Mengevaluasi kegiatan.
I. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara lisan dengan memberikan pertanyaan :
1. Apa pengertian dari TB Paru?
2. Apa pengertian dari kewaspadaan isolasi?
3. Bagaimana demonstrasi etika batuk, penggunaan masker dan
pembuangan sputum/dahak?
LAMPIRAN MATERI
A. TB Paru
1. Definisi TB Paru
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis ditularkan
melalui percikan dahak (droplet) dari penderita tuberkulosis kepada
individu yang rentan. Sebagian besar kuman Mycobacterium tuberculosis
menyerang paru, namun dapat juga menyerang organ lain seperti pleura,
selaput otak, kulit, kelenjar limfe, tulang, sendi, usus, sistem urogenital,
dan lain-lain (Kemenkes RI, 2015).
2. Tanda & Gejala TB
a. Demam meriang berkepanjangan
b. Sesak napas dan nyeri dada
c. Berat badan menurun
d. Kadang dahak bercampur darah
e. Nafsu makan menurun
f. Berkeringat di malam hari meski tanpa melalukan kegiatan
3. Penularan TB
a. Penularan TB terjadi melalui udara dari percikan dahak pasien TB yang
batuk tanpa menutup mulut.
b. Jika udara yang mengandung kuman TB tadi terhirup maka terdapat
kemungkinan kita terkena infeksi TB namun tidak selalu berarti kita
akan sakit, bisa bisa jadi kuman TB tersebut ‘tidur’(dormant) dalam
badan kita. Kuman ‘tidur’ tidak membuat kita sakit TB dan kita juga
tidak dapat menularkan ke orang lain.
4. Siapa Yang Paling Beresiko Sakit TB
a. Siapa saja dapat tertular TB tetapi belum tentu menjadi sakit
b. Orang dengan imunitas atau daya tahan tubuh rendah yang paling
beresiko yaitu anak-anak, orang dengan HIV/AIDS, orang usia lanjut,
penyandang Diabetes Mellitus, dan perokok.
c. Orang kontak erat atau kontak serumah dengan pasien TB
5. Pemeriksaan TB
a. TB dapat diketahui melalui pemeriksaan dahak.
b. Kuman TB dilihat dengan mikroskopis atau dengan menggunakan
mesin Tes Cepat Molekuler (TCM).
c. Dibutuhkan 2 kali pengambilan dahak pasien yaitu saat datang ke
layanan (Sewaktu) dan dahak pagi sesaat setelah bangun tidur (Pagi)
atau sebaliknya Pagi dan sewaktu (saat pasien mengantar dahak pagi ke
layanan).
6. Mencegah Penularan TB
a. Minumlah obat teratur. Setelah 2 minggu minum obat, maka jumlah
kuman akan berkurang dan tidak akan menular ke orang lain.
b. Pasien TB harus menutup mulutnya pada waktu batuk atau bersin.
c. Tidak membuang dahak sembarangan. Membuang dahak di tempat
khusus dan tertutup seperti ke lubang wc atau wastafel dengan
mengalirkan atau menyiram air pada dahak.
d. Rumah tinggal harus mempunyai ventilasi udara yang baik agar
sirkulasi udara berjalan lancar dan ruang/kamar mendapatkan cahaya
matahari.
e. Pasien dengan TB harus dirawat di ruang isolasi untuk menghindari
penularan terhadap orang lain. Pasien dan pengunjung harus
menggunakan masker agar tidak tertular penyakit yang diderita oleh
pasien.
7. Pengobatan
a. Pasien diberikan obat selama 6-8 bulan, diminum secara teratur, sesuai
dengan dosis yang diberikan dan sebaiknya obat diminum dalam
keadaan perut kosong di pagi hari.
b. Tahap pemberian obat
Tahap awal : 2 bulan atau 3 bulan diminum setiap hari
Tahap lanjutan : 4 bulan atau 5 bulan diminum 3x/minggu
c. Bila tidak patuh dapat menyebabkan pasien menjadi resistan terhadap
Obat Anti TB (OAT) atau yang paling parah menyebabkan kematian.
8. TB Resistan Obat
TB Resistan Obat (TB RO) atau TB kebal obat disebabkan oleh jenis
kuman TB yang sama namun sudah kebal terhadap obat lini 1. Oleh
karena itu penanganannya menjadi lebih sulit. Pengobatan TB Resistan
Obat lebih lama (paling sedikit 9-24 bulan). Jika tidak diobati dengan
tepat, kuman dapat semakin kebal dan tidak ada lagi obat untuk
menyembuhkannya.
B. Kewaspadaan Isolasi
Kewaspadaan isolasi adalah tindakan pencegahan atau pengendalian
infeksi yang harus diterapkan di rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya.
Kewaspadaan isolasi diterapkan untuk menurunkan resiko penularan penyakit
dari pasien ke pasien lain, ke keluarga, ke pengunjung atau ke petugas medis.
Kewaspadaan isolasi memiliki 2 tingkatan, yaitu Kewaspadaan Standar
(Standard/Universal Precautions) dan Kewaspadaan berdasarkan cara
penularan (Transmission based Precautions) (Muchtar, 2014; Akib, dkk, 2008;
Rosa, 2015).
1. Kewaspadaan Standar (Standard/Universal Precautions)
Kewaspadaan standar adalah kewaspadaan dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi rutin dan harus diterapkan terhadap semua pasien di
semua fasilitas kesehatan. Kewaspadaan Universal yaitu tindakan
pengendalian infeksi yang dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan untuk
mengurangi resiko penyebaran infeksi dan didasarkan pada prinsip bahwa
darah dan cairan tubuh dapat berpotensi menularkan penyakit, baik
berasal dari pasien maupun pengunjung (Nursalam, 2007).
Tindakan dalam kewaspadaan standar meliputi :
a. Kebersihan tangan
b. APD : Sarung tangan dan Masker
c. Peralatan perawatan pasien
d. Pengendalian lingkungan.
e. Penempatan pasien
f. Hygiene, respirasi/Etika batuk
1. Moderator :
2. Penyaji :
3. Observer :
4. Fasilitator :
5. Peserta
No. Nama Pasien/Keluarga Paraf
Padang, ........ November 2018
Mengetahui,
Pembimbing Akademik, Pembimbing Ruangan,
( ) ( )