DI SUSUN OLEH:
WIWIN INDRIYANI
NIM. P.10068
DI SUSUN OLEH :
WIWIN INDRIYANI
P.10068
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
WIWIN INDRIYANI
NIM.P.10068
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : P. 10068
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Ditetapkan di : SURAKARTA
iii
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : P. 10068
Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di : SURAKARTA
DEWAN PENGUJI
Penguji I : Siti Mardiyah, S.Kep., Ns ( )
NIK. 201187065
Penguji II : Tyas Ardi S, S.Kep., Ns ( )
NIK. 201186080
Penguji III : Noor Fitriyani, S.Kep., Ns ___ ( )
NIK.201186076
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta
Setiyawan,S.Kep.,Ns
NIK.201084050
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
WALUYO SURAKARTA.’’
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
v
4. Ibu Tyas Ardi S, S.Kep., Ns., selaku dosen penguji II yang telah membimbing
5. Ibu Noor Fitriyani, S.Kep., Ns., selaku dosen penguji III yang telah
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
B. Pengkajian ......................................................................... 6
F. Evaluasi Keperawatan........................................................ 19
vii
BAB III PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
A. Pembahasan ...................................................................... 22
B. Kesimpulan ....................................................................... 37
Daftar Pustaka
Lampiran
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 6 Askep
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
cerna, dengan gejala demam kurang lebih satu minggu, gangguan pencernaan, dan
Data WHO tahun 2003 memperkirakan terdapat sekitar 17 juta kasus demam
tifoid di seluruh dunia dengan insidensi 600.000 kasus kematian tiap tahun. Profil
Kesehatan Indonesia tahun 2010 demam typhoid menempati urutan ketiga dari 10
penyakit terbanyak pasien rawat inap di rumah sakit tahun 2010 yaitu sebanyak
41.081 kasus, yang meninggal 274 orang dengan Case Fatality Rate sebesar 0,67
persen. Riset Kesehatan Dasar Nasional tahun 2007, prevalensi tifoid klinis nasional
sebesar 1,6 persen. Typhoid klinis dideteksi di Provinsi Jawa Tengah dengan
pertama morbiditas 10 penyakit terbanyak rawat inap RSUD Ungaran dari tahun
2006 sampai 2011. Demam typhoid, faktor risiko utamanya adalah penanganan
makanan oleh penjamah makanan yang terinfeksi, sanitasi lingkungan dan hygiene
Thypoid disebabkan oleh infeksi yang terjadi pada usus halus yang masuk ke
peredaran darah melalui aliran limfe dan kuman menyebar keseluruh tubuh dan
1
2
ditandai dengan basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar dan tidak
berspora, ciri lain yaitu jumlah antigen kurang lebih 3 antigen antara lain antigen O,
H, dan Vi (Nursalam dkk, 2005). Cara penyebaran thypoid bisa melalui muntahan,
urin, dan kotoran dari penderita. Keluhan dan gejala penyakit berupa anoreksia,
rasa malas, sakit kepala bagian depan, nyeri otot, lidah kotor, gangguan perut.
Pencegahan demam typhoid dapat di lakukan dengan cara vaksin parenteral dan
menyatakan ada lima kebutuhan dasar yang harus di penuhi yaitu kebutuhan
Kebutuhan fisiologis meliputi udara, air, dan makanan (Potter dan perry, 2005).
Kebutuhan makanan yaitu salah satunya nutrisi. Nutrisi sebagai sumber tenaga
dalam aktivitas sehari-hari dan sebagai zat pembangun dan pengatur suhu tubuh.
persen (Wong, 2008). Tubuh manusia memiliki kebutuhan esensial terhadap nutrisi,
walaupun tubuh dapat bertahan tanpa makanan lebih lama dari pada cairan.
Seperti kebutuhan fisiologis lainya, kebutuhan nutrisi mungkin tidak terpenuhi pada
menyimpan zat makanan adalah hal yang penting dalam memenuhi kebutuhan
Kebutuhan zat gizi yang diperlukan seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral,
vitamin dan air. Kebutuhan ini sangat diperlukan pada masa–masa tersebut,
apabila tidak atau kurang terpenuhi akan dapat menghambat pertumbuhan dan
akibat nutrisi dalam tubuh, seperti kekurangan nutrisi dan protein anemia,
defisiensi yodium, defesiensi seng, defesiensi vitamin A, kalium yang semua dapat
lunak yaitu bubur saring, kemudian bubur kasar dan akhirnya diberi nasi. Beberapa
peneliti menunjukkan pemberian makanan padat dini, yaitu lauk pauk yang rendah
selulosa yaitu, pantang sayuran dengan serat kasar dapat diberikan dengan aman
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka penulis tertarik untuk
tubuh pada An. S dengan febris typhoid di ruang Bakung rumah sakit Panti Waluyo
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
typhoid.
febris typhoid.
typhoid.
typhoid.
5
febris typhoid.
C. Manfaat Penulisan
3. Bagi Penulis
LAPORAN KASUS
Pada bab ini penulis akan menulis laporan kasus tentang ketidakseimbangan
A. Identitas Klien
identitas klien, klien bernama An. S, alamat Nglaweyan Solo, umur 3 tahun, 3
medik 00151411. Tanggal masuk 23 April 2013 pukul 21.00 WIB. Dokter
mendiagnosa An. S menderita febris typhoid. Nama ibu Ny. A umur 25 tahun
B. Pengkajian
atau pengkajian dengan melihat berdasarkan data dalam status klien dan dari
keluarga.
6
7
tidak mau makan dan bila makan mual muntah. Klien tampak lemas dan
masuk di UDG tanggal 23 April 2013 didapatkan hasil suhu 380C, nadi
104 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit. Pemeriksaan di IGD
per menit. Klien dirawat di ruang Bakung RS Panti Waluyo Surakarta pada
tanggal 23 April 2013 jam 21.00 WIB untuk mendapatkan perawatan lebih
hasil suhu 37° C, pernapasam 20 kali per menit, nadi 104 kali per menit.
sakit, dan ini adalah pertama kalinya. Riwayat pengkajian kehamilan, An.
kesehatan ibu saat hamil An. S baik dan tidak mengkonsumsi obat-obatan
7
8
8 jam disalah satu bidan dekat dari rumahnya. Pada saat lahir berat badan
lahir 3000 gram, panjang badan lahir 50 cm. An. S lahir dengan normal
dan sehat tidak ada kelainan. Ny. A saat melahirkan An. S rawat inap
dibidan 2 hari.
dengan berrat badan 3000 gr, saat usia 6 bulan beat badan An. S 5 kg, dan
usia 1 tahun berat badan An. S 7,5 kg. Berat badan sebelum sakit 11 kg,
berat badan selama sakit 9,5 kg, panjang badan sekarang 93 cm, lingkar
kepala 46 cm, lingkar lengan 13 cm, usia tumbuh gigi saat usia 10 bulan,
Campak, dan Hepatitis sesuai umur dan jadwal imunisasi. Pada pengkajian
dalam tingkah laku pada umur 2 tahun An. S suka memasukkan makanan
2. Pemeriksaan Fisik
93 cm, berat badan sekarang 9,5 kg, lingkar kepala 46 cm, lingkar lengan
8
9
13 cm. Pemeriksaan tanda - tanda vital, suhu 37oC, pernapasan 20 kali per
menit, denyut nadi 104 kali per menit. Pada pemeriksaan umum kesadaran
tidak anemis, palpebra tidak oedema. Telinga simetris, sedikit kotor, tidak
ada gangguan pendengaran. Hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada
polip, tidak ada perdarahan hidung (epistaksis). Mulut warna bibir merah
sedikit kering, warna gusi merah muda. Leher simetris tidak ada kaku
kuduk. Dada simetris, bentuk datar, tidak ada kelainan bentuk dada.
pengembangan paru kanan dan kiri simetris, saat diperkusi bunyi paru
sonor, saat dipalpasi vocal fremitus antara kanan dan kiri sama, terdengar
Inspeksi, Ictus cordis tidak tampak, Ictus cordis teraba pada pemeriksaan
per menit, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar saat
9
10
ibu pasien mengatakan anaknya makan 3 kali sehari porsi sedang terdiri
dari nasi, sayur, dan lauk, minum air putih dan teh, minum kurang lebih
1000 cc per hari. Selama sakit ibu pasien mengatakan anaknya makan 3
kali sehari, habis 3 sampai 4 sendok makan dari porsi yang diberikan,
habis makan An. S mual dan muntah dan hanya mau makan makanan
yang disukai (jelly, roti dan makanan ringan), minum teh dan minum
kurang lebih 600 cc per hari. Berat badan sebelum sakit 11 kg, selama
sakit 9,5 kg. Hasil Z-Score didapatkan WAZ : -3,3125 (gizi kurang, berat
dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD. Biochemical data didapatkan hasil
%), Clinical sign rambut kering kusam, turgor kulit kering, berpigmen
sawo mata, mukosa bibir pecah-pecah pada sudut bibir. Dietary sebelum
perutnya sakit merasa mual, klien makan 3 kali sehari dengan menu nasi
sayur, lauk, minum air teh dan air putih. Selama sakit klien tidak nafsu
makan dan bila makan mual muntah klien makan 3 kali sehari denga menu
10
11
anaknya tidur jam 21.00 dan bangun jam 08.00. Tidur siang kurang lebih 2
sampai 3 jam. Selama sakit anaknya rewel menangis ketika mau tidur,
tidur jam 22.00 WIB, bangun jam 04.00 WIB dan sering sering terbangun,
BAB 1 kali per hari dengan konsistensi lembek, bewarna kuning, dan
berbau khas. BAK lancar kurang lebih 6 sampai 8 kali dalam sehari
dengan kosistensi warna urine kuning jernih, dan berbau khas. Selama
sakit ibu pasien mengatakan BAK dan BAB tidak ada perubahan yaitu
BAB 1 kali per hari dengan konsistensi lembek, bewarna kuning, dan
berbau khas, dan BAK 6 sampai 8 kali per hari, warna kuning sedikit
Gambar 2.1
Genogram An. S
11
12
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Garis keturunan
7. Pemeriksaan Penunjang
gr/dl (normalnya 11,5 sampai 15,5 gr/dl). Hematokrit dengan hasil 35,2
(normalnya 4.500 sampai 14.500 /mm3). Basofil dengan hasil 1,8 persen
endap darah 2 jam dengan hasil 52 mm/jam, dan golongan darah pasien
adalah O.
12
13
Hasil uji widal sebelum masuk rumah sakit Salmonella thypi 1/320,
salmonella Par A-O 1/160,salmonella par B-O 1/160, hasil uji widal
selama di rumah sakit yaitu salmonella typhi O 1/130, salmonella typhi par
A-O 1/160, salmonella typhi par C-O negative, salmonella typhi H 1/160,
salmonella par A-H negative, salmonella par B-H 1/60, salmonella par C-
H negative.
8. Terapi obat
Terapi obat yang didapat klien selama di rumah sakit yaitu injeksi
yaitu Na 38, mEq, CI 38,5 g tiap liter, golongan larutan elektrolit nutrisi,
yang berfungsi untuk cairan dasar infus awal anak usia kurang dari 3
tahun. Terapi obat yang didapat An. S pada tanggal 25 April 2013 adalah
Infus KA-EN 1B 12 tetes per menit, Taxegram 250 mg. Pada tanggal 26
April 2013 infus KA-EN 1B 12 tetes per menit, Taxegram 250 mg. Pada
tanggal 27 April 2013 Infus KA-EN 1B 12 tetes per menit, Taxegram 250
mg.
13
14
subyektif ibu pasien mengatakan An. S tidak mau makan dan bila makan
obyektif didapatkan hasil Z-Score WAZ : -3, 3125 (gizi kurang, berat badan
dengan nilai normal -2 sampai +2 SD, WHZ : -3,416 (kurus) dengan nilai
berat badan sebelum sakit 11 kg, berat badan selama sakit 9,5 kg, tinggi
sign rambut kering, kusam turgor kulit kering, berpigmen sawo matang,
mukosa bibir pecah-pecah pada sudut bibir. Dietary sebelum sakit klien suka
sakit merasa mual, klien makan 3 kali sehari dengan menu nasi sayur, lauk,
minum air teh dan air putih. Selama sakit klien tidak nafsu makan dan bila
makan mual muntah klien makan 3 kali sehari denga menu nasi, sayur, lauk
kebutuhan nutrisi dpet terpenuhi dengan kriteri hasil yaitu ada peningkatan
14
15
sampai +2 SD, WHZ -3 sampai < -2 SD, tidak ada tanda-tanda malnutrisi
(berat badan turun, perut buncit, tubuh kurus, perubahan pigmentasi kulit dan
pertama kaji tanda-tanda vital dan keadaan umum klien, rasionalnya untuk
mengetahui kedaan umum pasien dan status kesehatan klien. Intervensi yang
kedua yaitu kaji pola makan klien, rasionalnya untuk mengetahui status
yang keempat yaitu monitor berat badan, rasionalnya untuk mengetahui status
keenam yaitu berikan penjelasan kepada keluarga tentang diit nutrisi yang
yang dikonsumsi atau atau yang diberikan keluarga sesuai dengan diiit.
Intervensi yang ketujuh yaitu berkolaborasi dengan tim ahli gizi dan dokter,
rasionalnya untuk menentukan diit yang cocok dan terapi yang tepat bagi
klien.
15
16
E. Implementasi
pukul 08.00 WIB adalah mengkaji tanda-tanda vital dan keadaan umum
klien. Respon subjektif, - . Respon objektif suhu badan 37° C, nadi 104 kali
per menit, pernapasan 20 kali per menit, An. S tampak terbaring lemah, mual
muntah ketika makan. Pukul 12.00 WIB mengkaji pola makan klien. Respon
subyektif kelurga klien mengatakan An. S tidak mau makan. Respon obyektif
klien terlihat kurus, tdak mau makan, menu habis 3 sampai 4 sendok. Pukul
klien mengatakan An. S sering telat makan dan tidak tahu tentang intake
nutrisi. Respon obyektif keluarga klien tampak kooperatif. Pukul 13.10 WIB
keluarga klien panas anaknya sudah turun. Respon obyektif badan An. S
teraba tidak panas, suhu 37° C, nadi 104 kali per menit, pernapasan 20 kali
per menit, badan. Pukul 13.45 WIB menjelaskan kepada keluarga klien
tentang diit yang berkaitan tentang penyakit klien. Respon subyektif keluarga
klien bersedia diberi informasi tentang diit yang berkaitan dengan penyakit
An. S. Respon obyekktif keluarga klien tampak kooperatif. Pukul 14.00 WIB
hemoglobin dengan hasil 11,8 gr/dl (normalnya 11,5 sampai 15,5 gr/dl).
16
17
14.10 WIB memntau berat badan. Respon subyektif klien mengatakan mau
untuk ditimbang. Respon obyektif klin tampak kurus, berat badan sebelum
sakit 11 kg, berat badan selama sakit 9,5 kg, Z-skore Z-Score WAZ : -3, 3125
(gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai nomal -2 sampai +2 SD, HAZ
pukul 08.00 WIB adalah mengkaji tanda-tanda vital dan keadaan umum.
Respon obyektif suhu 37° C, nadi 104 kali per menit, pernapasan 20 kali per
menit, An. S terlihat lemah, tidak mau makan. Pukul 09,00 WIB mengkaji
pola makan. Respon subyektif keluarga klien mengatakan An. S tidak mau
makan. Respon obyektif klien terlihat tidak mau makan ketika disuapi
ayahnya, Clinical sign .rambut klien tampak kering, kusam, bibir pecah-
pecah pada sudutt bibir, Dietary menu dari rumah sakit habis 3 sampai 4
sendok makan. Pukul 11.00 WIB member pengetahuan kepada keluarga klien
diit yang berkaitan dengan febris typhoid yang klien alami yaitu untuk tidak
mengkonsumsi telur dadar, ubi, jagung beras ketan, dan buah jambu dan
jenis makanan, minuman, dan buah yang yang harus dihindari klien seperti
telur dadar, ubi, jagung, beras ketan, buah jambu dan nangka. Pukul 12.00
17
18
Respon obyektif klien tampak takut ketika di injeksi. Obat Taxegram 250 mg
masuk lewat intravena. Pukul 12.00 WIB melakukan vital sign dan mengkji
lemah, An. S tidak, mau makan. Respon obyektif klien terlihat lemah dan
tidak mau makan, suhu 37° C, nadi 104 kali per menit, pernapasan 20 kali per
menit. Pukul 13.00 WIB berkolaborasi dengan tim ahli gizi dan memfasilitasi
kenaikan berat badan klien serta untuk menetapkan kebutuhan kalori harian
dan jenis makanan yang sesuai dengan kebutuhan klien. Respon subjektif, - .
Respon objektif klien tampak tidak mau makan diit bubur dari rumah sakit
habis 3 sampai 4 sendok. Pukul 14,00 WIB memantau berat badan. Respon
tampak kurus, berat badan sebelum sakit 11 kg, selama sakit 9,5 kg Z-skore
Z-Score WAZ : -3, 3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai
sampai +2 SD, WHZ : -3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD.
pukul 08.00 WIB adalah mengkaji tanda-tanda vital dan keadaan umum.
An. S tidak mau makan dan bila makan mual muntah. Respon obyektif suhu
37° C, nadi 104 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit, An. S tampak
lemah dan kurus. Pukul 09.00 WIB mengkaji pola makan. Respon subyektif
keuarga klien mengatakan An. S tidak mau makan dan hanya mau makan-
18
19
makanan yang disukai (jelly, dan makan ringan). Respon obyektif klien
terlihat sedang makan jelly, roti dan makan ringan. Clinical sign .rambut
klien tampak kering, kusam, bibir pecah-pecah pada sudutt bibir, Dietary
menu dari rumah sakit habis 3 sampai 4 sendok makan. Pukul 12.00 WIB
Respon obyektif klien tampak takut dan menangis ketika diinjeksi, obat
Taxgram 250 mg masuk melalui intravena. Pukul 13.45 WIB memantau berat
klien terlihat kurus Respon subjektif keluarga klien mengatakan An. S tidak
mau makan menu dari rumah sakit, klien hanya mau makan makanan yang
disukai. Respon objektif klien terlihat sedang makan jelly. Memantau berat
badan klien. Respon subyektif klien mengatakan klien mau ditimbang berat
sebelum sakit 11 kg, selama sakit 9,5 kg, berat badan turun 1,5 kg selama 9
hari sakit, Z-skore Z-Score WAZ : -3, 3125 (gizi kurang, berat badan rendah)
dengan nilai nomal -2 sampai +2 SD, HAZ : -0,9473 (normal) dengan nilai
F. Evaluasi
hari senin, 25 April 2013 jam 14.40 WIB, dengan menggunakan metode
SOAP yang hasilnya adalah subjektif keluarga klien mengatakan klien tidak
19
20
nafsu makan dan bila makan muntah. Objektif klien tampak kurus, hasil Z-
Score WAZ : -3, 3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai nomal -
SD, WHZ : -3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD.,
klien tampak kering, kusam, bibir pecah-pecah pada sudutt bibir, Dietary
menu dari rumah sakit habis 3 sampai 4 sendok makan.berat badan sebelum
sakit 11 kg, berat badan selama sakit 9,5 kg. Masalah ketidakseimbangan
nutrisi pada An, S kurang dari kebutuhan tubuh pada An. S belum teratasi.
umum, kaji pola makan, berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang
penjelasan kepada keluarga klien tentang diit nutrisi yang berkaitan dengan
penyakit klien (makanan dalam bentuk lunak, rendah selulosa), pantau nilai
laboratorium, kolaborasi dengan tim ahli gizi dan dokter, monitor berat
badan.
seperti telur dadar, ubi, jagung, beras ketan, buah jambu, nangka. Masalah
20
21
keadaan umum, kaji pola makan, berikan penjelasan kepada keluarga klien
berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang diit nutrisi yang berkaitan
pantau nilai laboratorium, kolaborasi dengan tim ahli gizi dan dokter, monitor
berat badan.
mengatakan nafsu makan klien berkurang dan diit yang diberikan dari rumah
sakit dimakan 3 sampai 4 sendok makan. Objektif klien tampak kurus, diit
rumah tidak langsung dikonsumsi, hasil Z-Score WAZ: -3,3125 (gizi kurang,
berat badan ringan) dengan nilai nomal -2 sampai +2 SD, HAZ: -0,9473
(normal) dengan nilai normal -2 sampai +2 SD, WHZ: -3,416 (kurus) dengan
nilai normal -3 sampai < -2 SD. Clinical sign .rambut klien tampak kering,
kusam, bibir pecah-pecah pada sudutt bibir, Dietary menu dari rumah sakit
dilanjutkan yaitu kaji tanda-tanda vital dan keadaan umum, kaji pola makan,
keluarga klien tentang diit nutrisi yang berkaitan dengan penyakit klien
kolaborasi dengan tim ahli gizi dan dokter, monitor berat badan.
21
BAB III
A. Pembahasan
Bakung rumah sakit Panti Waluyo Surakarta. Prinsip pembahasan ini akan
atau kebutuhan fisiologis merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup
yang unik, setiap orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama. Besarnya
kebutuhan dasar yang terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada
1. Pengkajian
22
23
pada saluran cerna dengan tanda dan gejala demam lebih dari satu minggu,
yang ditandai dengan tanda dan gejala lemah, lesu, nyeri kepala, gangguan
pada saluran cerna seperti bibir kering dan pecah-pecah, lidah tampak
putih dan kotor, nafsu makan menurun, yang semua itu disebabkan oleh
dengan gejala demam kurang lebih satu minggu, ganggan pencernaan dan
hasil 3.900 /mm3 (normalnya 4.500 sampai 14.500 /mm3). Hasil uji widal
sebelum masuk rumah sakit Salmonella thypi 1/320, salmonella Par A-O
1/160, salmonella par B-O 1/160, hasil uji widal selama di rumah sakit
par A-H negative, salmonella par B-H 1/60, salmonella par C-H negative .
Febris typhoid pada anak memiliki salah satu tanda yaitu seperti diare,
konstipasi, muntah, nyeri perut, sakit kepala, batuk, dan demam yang bisa
Widiati, 2010).
fisik pada An S. Keluhan utama, Ibu pasien mengatakan An. S tidak mau
makan, dan bila makan mual muntah, dan hasil observasi klien tampak
Clinical sign yaitu gejala klinis, Dietary history yaitu latar belakang diet
(Siregar, 2004)
tanpa adanya penyebab fisik yang jelas. Kebiasaan anak memilih makanan
ringan atau makanan yang berperasa kuat akan menyebabkan jumlah dan
badan selama sakit 9,5 kg, tinggi badan 93 cm, hasil Z-Score WAZ : -3,
3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai nomal -2 sampai +2
SD, HAZ : -0,9473 (normal) dengan nilai normal -2 sampai +2 SD, WHZ :
-3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD. Biochemical data
pada sudut bibir. Dietary, sebelum sakit klien suka makan makanan pedas
dan minum-minuman asam dan perutnya sakit merasa mual, klien makan 3
kali sehari dengan menu nasi, sayur, lauk, minum air teh dan air putih.
26
Selama sakit klien tidak nafsu makan dan bila makan mual muntah klien
makan 3 kali sehari dengan menu nasi, sayur, lauk, minum air teh dan air
putih.
klien datang dengan keluhan, mual, muntah, nafsu makan berkurang. Hasil
asam lambung, karena kelainan infeksi pada usus halus, dan untuk gejala
widal yaitu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibody (Sodikin, 2012).
Pemeriksaan diagnostik lain yaitu darah untuk kultur atau biakan empedu
dalam darah pasien pada minggu pertama sakit dan selanjutnya bisa
ditemukan urine dan feses (Ngastiyah, 2005). Diit yang dianjurkan rumah
sakit adalah bubur tinggi karbohidrat tinggi protein. Fungsi tinggi protein
(Fatimah, 2008).
teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi (Potter dan Perry, 2005).
3000 gr, saat usia 6 bulan berat badan An. S 5 kg, dan usia 1 tahun berat
badan An. S 7,5 kg, berat badan sebelum sakit 11 kg, berat badan selama
sakit 9,5 kg, panjang badan sekarang 93 cm, lingkar kepala 46 cm, lingkar
3,3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai nomal -2 sampai +2
SD, HAZ : -0,9473 (normal) dengan nilai normal -2 sampai +2 SD, WHZ :
-3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD, dan berdasarkan
energi, atau terjadi defisiensi atau deficit energi dan protein (Fatimah,
2008).
Hasil uji widal An. S yang dibawa dari rumah sebelum masuk
(Sodikin, 2012).
makanan, kurang informasi, kurang minat pada makanan, dan faktor yang
kurang, berat badan rendah) dengan nilai nomal -2 sampai +2 SD, HAZ : -
2010).
salmonella Par A-O 1/160, salmonella par B-O 1/160, hasil uji widal
selama di rumah sakit yaitu salmonella typhi O 1/130, salmonella typhi par
A-O 1/160, salmonella typhi par C-O negative, salmonella typhi H 1/160,
salmonella par A-H negative, salmonella par B-H 1/60, salmonella par C-
typhoid.
2. Diagnosa Keperawatan
klien didapatkan dari data dasar pengkajian dan catatan medis klien, yang
data subjektif, antara lain klien keluarga klien mengatakan nafsu makan
An. S berkurang, bila makan mual dan muntah. Hasil data objektif atau
observasi klien tampak lemah, kurus, bibir pecah-pecah, tidak mau makan,
oleh intake kurang akibat mual, muntah dan anoreksia (Riyadi, 2010).
dari kebutuhan tubuh adalah nutrisi tidak seimbang kurang dari kebutuhan
3. Rencana keperawatan
Rational atau sesuai akal sehat, T : Time atau ada kriteria waktu
kriteria hasil : ada peningkatan berat badan (berat badan normal 11-15 kg,
< -2 SD), tidak ada tanda-tanda malnutrisi (berat badan turun, perut buncit,
diit klien.
umum pasien dan status kesehatan klien. Intervensi yang kedua yaitu kaji
yang keenam yaitu berikan penjelasan kepada keluarga tentang diit nutrisi
diit. Intervensi yang ketujuh yaitu berkolaborasi dengan tim ahli gizi dan
penyakit yang diderita dan terapi yang tepat bagi klien (Riyadi, 2010).
4. Tindakan Keperawatan
umum dan tanda-tanda vital pasien yang dilakukan dengan cara mengkaji
keadaan umum dan memriksa tanda-tanda vital pasien selama 3 hari yang
33
bertujuan untuk mengetahui keadaan atau status kesehatan pasien. Hal ini
keluarga klien tentang intake nutrisi, dengan cara mengakaji setiap pola
pada An. S hari pertama dan kedua berat badan 9,5 kg, berat badan
3,3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai nomal -2 sampai +2
SD, HAZ : -0,9473 (normal) dengan nilai normal -2 sampai +2 SD, WHZ :
kualitas dan kuantitas makanan dalam asupan gizi ditentukan dengan kadar
nutrisi yang berkaitan dengan febris typhoid yang klien alami yaitu untuk
tidak mengkonsumsi telur dadar, ubi, jagung, beras ketan, buah jambu dan
nangka, dengan cara menjelaskan kepada keluara klien tentag diit intake
yang berkaitan denan febris typhoid, yang bertujuan supaya keluarga klien
dengan tim ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan kalori harian dan jenis
menaikkan berat badan klien. Hal ini diharapkan sesuai dengan kebutuhan
nutrisi klien. Melihat hasil uji widal, dengan cara melihat dari data
laboratorium status pasien yang didapat dari tes darah pasien. Tujuan uji
38, mEq, CI 38,5 g tiap liter, golongan larutan elektrolit nutrisi, yang
35
berfungsi untuk cairan dasar infuse awal anak usia kurang dari 3 tahun,
dan terapi obat yang didapat klien selama di rumah sakit yaitu injeksi
5. Evaluasi Keperawatan
evaluasi pada tanggal 25 April 2013 pukul 14.10 WIB. Data subjektif
keluarga klien mengatakan klien tidak nafsu makan dan bila makan
muntah. Data objektif klien tampak lemas dan kurus, hasil Z-Skore WAZ :
-3,3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai nomal -2 sampai +2
SD, HAZ : -0,9473 (normal) dengan nilai normal -2 sampai +2 SD, WHZ :
hemoglobin 11,8 g/dl (normal 11,5 sampai 15,5 g/dl) hematokrit 35,2
36
kering, kusam, turgor kulit kering, berpigmen sawo matang, mukosa bibir
pecah-pecah pada sudut bibir, Dietary menu dari rumah sakit utuh. Analisis
berikan makanan sedikit tapi sering, berikan nutrisi dalm bentuk lunak
keluarga mengatakan klien tidak mau makan. Data obyektif klien terlihat
kurus berat badan 9,5 kg, tidak mau makan diit dari rumah sakit masih
utuh, klien terihat sedang makan makanan yang disukai (jelly dan roti),
hasil Z-Skore WAZ : -3,3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan
nilai nomal -2 sampai +2 SD, HAZ : -0,9473 (normal) dengan nilai normal
-2 sampai +2 SD, WHZ : -3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2
SD. Biochemical hemoglobin 11,8 g/dl (normal 11,5 sampai 15,5 g/dl)
tampak rambut kering, kusam, turgor kulit kering, berpigmen sawo matang,
mukosa bibir pecah-pecah pada sudut bibir, Dietary menu dari rumah sakit
dilanjutkan, yaitu kaji intake nutrisi klien dan berat badan, kolaborasi
dengan tim gizi dalam pemberian diit yang tepat, pantau nilai laboratorium.
37
keluarga klien mengatakan nafsu makan klien berkurang dan diit yang
diberikan dari rumah sakit tidak langsung dikonsumsi. Data objektif klien
tampak kurus, diit dari rumah sakit terlihat masih utuh, hasil Z-Score WAZ
: -3,3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai nomal -2 sampai
WHZ : -3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai < -2 SD. Biochemical
hemoglobin 11,8 g/dl (normal 11,5 sampai 15,5 g/dl) hematokrit 35,2
kering, kusam, turgor kulit kering, berpigmen sawo matang, mukosa bibir
pecah-pecah pada sudut bibir. Dietary menu dari rumah sakit utuh.
sedikit tapi sering, berikan nutrisi dalam bentuk lunak dan monitor berat
badan.
1. Kesimpulan
kg dan berat badan selama sakit 9,5 kg. Penurunan berat badan terjadi
febris typhoid selama 3 x 24 jam dengan tujuan keluarga klien dan klien
ada peningkatan berat badan (berat badan normal 11-15 kg, Z-Skore
SD), tidak ada tanda-tanda malnutrisi (berat badan turun, perut buncit,
kedaan umum pasien dan status kesehatan klien. Intervensi yng kedua
39
yaitu kaji pola makan klien, rasionalnya untuk mengatahui status nutrisi
menentukan diit yang cocok sesuai dengan penyakit yang diderita dan
e. Evaluasi dilakukan tanggal 27 April 2013 pukul 13.45 WIB pada An. S
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. S dengan febris typhoid
Score WAZ : -3,3125 (gizi kurang, berat badan rendah) dengan nilai
2 sampai +2 SD, WHZ : -3,416 (kurus) dengan nilai normal -3 sampai <
Sign rambut klien tampak kering, kusam, turgor kulit kering, berpigmen
2. Saran
klien pada umummya dan pada klien dengan febris typhoid secara
khusus.
c. Bagi penulis
Fatimah sari, 2008. Faktor - Faktor yang Berkonstribusi Terhadap Status Gizi
EGC, Jakarta.
Pramitasari Okky, 2010. Faktor Resiko Kejadian Penyakit Demam Typhoid pada
Riyadi Sujono dan Suharsono (2010), Asuhan Keperawatan pada Anak Sakit,
Slevin, Oliver (2006), Teori dan Praktik Keperawatan, Cetakan 1, Penerbit Buku
Medika, Jakarta.
Suryono dan Widiati, (2010), Kebutuhan Dasar Manusia, Penerbit Nuha Medika,
Yogyakarta.