Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Post Sectio Caesarea

1. Pengertian
Kelahiran sectio caesarea adalah tindakan insisi secara bedah pada
abdomen ibu. Tujuan prsedur ini adalah untuk mempertahankan kesehatan
dan kesejahteraan ibu atau janin. (Kennedy, 2014 p.620)
Sectio caearea adalah persalinan melalui sayatan dinding abdomen
dan uterus yang masih utuh dengan berat janin/bayi >1.000 gram atau
umur kehamilan >28 minggu. (Manuaba,2012, p. 259)

2. Jenis Sectio Caesarea


Menurut Purwoastuti dan Elisabeth (2015, p.118) jenis-jenis sectio
caesarea, antara lain:
a. Jenis Klasik
Jenis ini dilakukan dengan cara sayatan vertikal hingga sehingga
memungkinkan ruangan yang lebih besar untuk jalan keluar bayi.
Akan tetapi jenis ini sudah jarang digunakan hari ini karena sangat
beresiko terhadap terjadinya komplikasi.
b. Sayatan Mendatar
Jenis ini dilakukan diatas kandung kemih sangat umum dilakukan
pada masa sekarang ini. Metode ini meminimalkan risiko terjadinya
pendarahan dan cepat penyembuhannya.

6
7

c. Histerektomi Caesar
Jenis bedah caesar yang diikuti dengan pengangkatan rahim. Hal ini
dilakukan dalam kasus-kasus dimana pendarahan yang sulit tertangani
atau ketika plasenta tidak dapat dipisahkan dari rahim.

3. Indikasi Sectio Caesarea


Menurut Manuaba (2012, p. 267) indikasi-indikasi dalam proses
dilakukannya sectio caesarea diantaranya:
a. Indikasi yang berasal dari ibu:
1) Primigravida dengan kelainan letak.
2) Primipara tua.
3) Sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk.
4) Panggul sempit.
5) Plasenta previa terutama pada primigravida.
6) Komplikasi kehamilan, yaitu pre-eklamsia dan eklamsia
7) Gangguan perjalanan persalinan seperti kista ovarium,mioma
uteri.
8) Kehamilan yang dissertai penyakit seperti penyakit jantung,
diabetes.
9) Atas permintaan ibu sendiri.
b. Indikasi yang berasal dari janin:
1) Fetal distress/gawat janin
2) Malpresentasi dan malposisi kedudukan janin.
3) Prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil.
8

4. Kontra Indikasi Sectio Caesarea


Menurut Rasjidi (2009, p.89) kontra indikasi pada tindakan Sectio
Caesarea meliputi:
a. Janin mati
b. Syok
c. Anemia berat
d. Kelainan kongenital berat
e. Minimnya fasilitas operasi sectio caesarea

5. Komplikasi
Komplikasi pada ibu post sectio caesarea antara lain ada yang
terdapat pada ibu misalnya perdarahan, infeksi luka bedah, dan
komplikasi-komplikasi lainnya seperti luka kandung kemih.
Komplikasi pada bayi atau janin misalnya kematian perinatal
pasca seksio caesarea sebanyak 4-7% (Mitayani,2009, p.112)

B. Konsep Dasar Pemenuhan Nutrisi

1. Pengertian Nutrisi
Istilah gizi berasal dari bahasa arab gizawi yang berarti nutrisi. Oleh
para ahli, istilah tersebut diubah menjadi gizi. Gizi merupakan substansi
organik dan non organik yang ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan
oleh tibuh agar dapat berfungsi dengan baik. (Kozier, 2004 dalam
Mubarak, 2008 p.26)
Dalam konsep dasar nutrisi ada istilah nutrien, yaitu suatu zat
organik dan non organik yang ada pada makanan dan dibutuhkan oleh
tubuh. Asupan zat gizi esensial yang memadai atau adekuat terdiri atas air,
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. ( Kozier, 2011 p. 740)
9

2. Kebutuhan Nutrisi Pada Post Sectio Caesa


Kebutuhan gizi atau nutrisi pada ibu nifas lebih tinggi daripada
wanita dewasa umumnya, khususnya ibu nifas dengan persalinan sectio
caesarea yang membutuhkan cukup tinggi protein untuk proses
penyembuhan luka. Protein dari makanan bersfungsi untuk pertumbuhan
dan pengganti sel-sel yang rusak. Selain itu nutrisi pada ibu post sectio
caesarea sangatlah penting, karena berguna untuk mempertahankan tubuh
terhadap infeksi, mencegah konstipasi, dan untuk memenuhi proses
pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif. (Potter, 2009, p.601).
Menu yang dikonsumsi oleh ibu nifas yaitu menu seimbang dan
baik secara kualitas maupun kuantitas serta harus mengandung zat tenaga,
pembangun, pelindung/pengatur. Kebutuhan nutrisi pada ibu post sectio
caesarea adalah kebutuhan gizi yang seimbang dengan kandungan kalori
2800 kkal, angka ini didapat dari hasil modifikasi kebutuhan yang
dianjurkan pada wanita dewasa yaitu 1900 kkal, ibu menyusui ditambah
500kkal, dan ibu yang mengalami pembedahan ditambah 337 kkal.
Makanannya dapat diaplikasikan yang terdiri dari nasi 5 piring (7gelas)
ini saya modifikasi kedalam ukuran piring karena suai dengan kebiasaan
makan masyarakat yang ada yaitu dengan menggunakan ukuran piring,
lauk hewani (daging sapi,ayam,telur,atau ikan) 4 potong, lauk nabati
(tempe,tahu) 3 potong, sayur (bayam, daun katuk,wortel,dll) 21/2
mangkuk,buah-buahan 2 potong, minyak 8 sendok makan, gula 5 sendok
makan, menu-menu tadi diaplikasikan untuk tiap hari. (Almatsier,2010)

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemenuhan Nutrisi

Gangguan pemenuhan gizi disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu


faktor primer atau sekunder. Faktor primer misalnya apabila susunan
makanan seseorang salah berdasarkan kualitas dan kuantitas makanan
10

tersebut yang disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan, faktor


ekonomi/kemiskinan, ketidaktahuan akan informasi,kebiasaan makan
yang salah, budaya ,atau sebagainya. Sedangkan faktor sekunder ialah
faktor yang menyebabkan zat-zat gizi tidak tersalurkan pada sel-sel tubuh
setelah mengkonsumsi makanan, misalnya karena proses penyakit.

Ketidak adekuatan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah


kondisi ketika individu, tidak puasa, mengalami atau beresiko mengalami
ketidak adekuatan asupan atau metabolisme nutrisi untuk kebutuhan
metabolisme dengan atau tanpa disertai penurunan berat badan
(Carpenito, 2013, h.346).

Pengetahuan menjadi faktor paling utama dalam pemenuhan gizi


seimbang. Kurang pengetahuan tentang nutrisi post sectio caesarea
merupakan kurang pahamnya informasi berkaitan dengan asupan gizi
yang harus dipenuhi baik jumlah dan jenisnya. Kurangnya pengetahuan
akan mengakibatkan ibu melakukan pantang makan akan makanan
tertentu yang didasari keyakinannya dan kurangnya informasi yang
didapat. Seperti dilarang memakan ikan,telur dll karena akan
membahayakan kondisi sang ibu, padahal makanan itu yang baik untuk
ibu. (Kozier, 2010, p.746)

4. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Terhadap Nutrisi

Kurangnya pengetahuan dapat memunculkan berbagai respon dari


seseorang misalnya cemas, dan defisit perawatan diri. Menurut Arikunto
(2006) dalam Wawan dan Dewi (2011) tingkat pengetahuan seseorang
dapat diketaui dan di presentasikan dalam skala kualitatif, yaitu:

a. Baik : hasil presentase 76 – 100%


b. Cukup : hasil presentase 56 – 75%
11

c. Kurang : hasil presentase <56%

Menurut Carpenito (2013, p.314), ada beberapa batasan


karakteristik tentang kurangnya pengetahuan, yaitu:

a. Mayor (Harus ada, satu atau lebih)


Mengungkapkan defisiensi pengetahuan atau seseorang meminta
informasi. Seseorang itu juga mengungkapkan persepsi yang tidak
akurat masalah status kesehatan dan tidak melakukan perilaku sehat
yang sudah dianjurkan dengan tepat.
b. Minor (Mungkin Ada)
Sesorang memperlihatkan perubahan psikologis pada dirinya
misalnya, ansietas ataupun depresi yang disebabkan oleh kurangnya
informasi atau kesalahan penyampaian informasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut


Notoadmodjo (2012), ialah:

a. Tingkat pendidikan
Upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga menimbulkan
peningkatan perilaku psitif.
b. Informasi
Seseorang yang mendapatkan lebih banyak informasi maka
pengetahuan yang ia punya akan semakin luas.
c. Pengalaman
Sesuatu yang pernah dilakukan seseorang akan menambah
pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal.
d. Budaya
Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan karena
informasi yang baru akan disaring sesuai atau tidak dengan budaya
yang ada.
12

e. Sosial ekonomi
Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan
seseorang jika ekonominya baik.

C. Konsep Asuhan Keprawatan Ketidak Adekuatan Pemenuhan Nutrisi


pada Post Sectio Caesarea
1. Pengkajian

Pengkajian data adalah pengumpulan semua data untuk proses


asuhan keperawatan.

a. Data subjektif
Data yang diperoleh dengan cara anamnesa langsung pada pasien
atau pada keluarga.
1) Identitas pasien :
Nama dari pasien, umur, suku/bangsa, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat. Penanggung jawab pasien meliputi nama, umur,
suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat.
2) Keluhan utama
Pasien mengatakan tidak tau tentang makanan yang harus
dikonsumsi setelah operasi
3) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan yang lalu
Data yang dibutuhkan untuk mengetahui penyakit yang
diderita pada masa lalu yang mungkin dapat mempengaruhi
kesehatannya saat ini, misalnya hipertensi, diabetes militus.
b) Riwayat kesehatan sekarang
13

Data ini diperlukan untuk mengetahui adanya kondisi


penyakit yang diderita saat ini yang berhubungan dnegan masa
nifas.
c) Riwayat kesehtan keluarga
Data untuk mengetahui kondisi kesehatan keluarga, apakah
keluarga ada yang mempunyai penyakit menurun seperti
hipertensi, diabetes mellitus. Apakah keluarga dirumah ada
yang mempunyai penyakit menular. Mengetahui kondisi
keluaraga tentang pengetahuannya akan nutrisi dan pola
pemenuhan nutrisi dengan baik atau tidak.
4) Riwayat perkawinan
Data yang dikaji adalah menikah sejak umur berapa, lama
perkawinan,sudah berapa kali menikah, status perkawinan ( karena
mempengaruhi psikologi ibu berhubungan dengan masa nifas)
5) Riwayat Obstetrik
a) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
Berapa kali ibu hamil, apakah pernah keguguran, berapa
jumlah anak yang hidup, cara persalinan yang lalu, penolong
persalinan, keadaan nifas yang lalu.
b) Riwayat persalinan sekarang
Tanggal persalinan, berapa lama, alasan dilakukannya
Sectio Caesarea, jenis anastesi/pembiusan yang digunakan,
jenis kelamin bayi, keadaan bayi (PB, BB, LD dan LILA),
penolong persalinan. Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui
apakah proses persalinan mengalami kelainan atau yang bisa
berpengaruh pada masa nifas saat ini
14

6) Riwayat KB
Data ini untuk menunjukkan apakah pasien pernah mengikuti
KB dengan jenis kontrasepsi apa, berapa lama, pakah ada keluhan
atau masalah, masa nifas ini akan menggunakan kontrasepsi apa.
7) Kehidupan sosial-budaya
Data ini digunakan untuk mengetahui ibu dan keluarga
menganut budaya apa yang menguntungkan atau merugikan ibu
dalam masa nifas. Hal penting yang biasanya mereka anut dalam
masa nifas adalah menu makan ibu nifas, misalnya pantang makan
makanan yang berasal dari daging,ikan, telur karena dipercaya
akan penghambat penyembuhan luka dan membuat ASI semakin
amis.
Pantang makanan sangat merugikan ibu nifas karena justru
menghambat proses penyembuhan luka, semakin banyak
pantangan dapat menurunkan nafsu makan sehingga seharusnya
yang porsi makan meningkat menjadi sedikit dan mengakibatkan
produksi ASI yang menurun.
8) Data Psikososial
Data ini untuk mengetahu respon ibu dan keluarga terhadap
bayi, meliputi:
a) Respon keluarga terhadap ibu dan bayi
Untuk kenyamanan psikologis ibu, adanya respon positif dari
keluarga terhadap kelahiran bayi, akan mempercepat proses
adaptasi ibu menerima perannya. Pengkajian data ini langsung
pada ibu dan keluarganya, ekspresi wajah yang mereka
tampilkan juga dapat memberikan petunjuk pada petugas
kesehatan bagaimana respon mereka terhadap kelahiran ini.
15

b) Respon terhadap diri sendiri


Bagaimana respon ibu terhadap diri sendiri, setelah
menjalankan proses persalinan. Apakah ibu telah siap
menerima perannya untuk menjadi seorang ibu yang siap untuk
merawat diri dan bayi.
c) Respon ibu terhadap bayi
Petugas kesehatan dapat menanyakan langsung kepada
pasien mengenai bagaiman perasaannya terhadap kelahiran
dari bayi. Apakah ibu merasa senang atas kelahiran bayi.
9) Data pengetahuan
Data ini untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu
tentang perawatan setelah melahirkan.
10) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a) Nutrisi dan cairan
Hal ini perlu petugas kesehatan ketahui, agar mendapatkan
gambaran bagaiman pasien mencukupi asupan gizinya Selama
hamil. Petugas kesehatan dapat menggali informasi dari pasien
tentang makanan yang disukai dan tidak disukai. Serta seberapa
banyak ia mengkonsumsinya sehingga jika diperoleh data yang
senjang dapat diberikan klarifikasi dalam pemberian
pendidikan kesehatan tentang gizi ibu Post Sectio Caesarea.
Data yang perlu dikaji anatara lain frekuensi makan, menu,
banyaknya, dan pantangan. (Sulistyawati, 2009, p.114)
Kebutuhan nutrisi pada ibu Post Sectio Caesarea ialah
nutrisi yang seimbang dengan kandungan 2800 kkal.
Makanannya dapat dimodifikasi dengan terdiri dari (7 gelas
nasi namun diganti pring karena sesuai dengan kebiasaan
masyarakat yang menakar nasi dengan piring) nasi 5 piring,
daging/ikan 4 potong, tahu/tempe 3 potong, sayur 21/2
16

mangkok, buah-buahan 2 potong, minyak 8 sendok makan,


gula 5 sendok makan. Kebutuhan tersebut dapat diaplikasikan
dalam kebutuhan sehari-hari pasien. (Almatsier, 2010).
b) Masalah berkaitan dengan gizi
Apakah ada penurunan nafsu makan, apakah ada masalah
dalam menyusui, apakah ada edema pada tubuh, apakah ada
penyakit yang membutuhkan diit khusus.
c) Penggunaan obat atau terapi yang berkaitan dengan gizi
Apakah ada pengaruh efek samping setelah dilakukan
anestesi.
d) Personal Hygien
Data ini diperlukan karena hal tersebut dapat
mempengaruhi kesehatan pasien dan bayi, jika pasien
mempunyai kebiasaan yang kurang baik dalam perawatan
kebersihan diri, maka dapat diberikan bimbingan cara
perawatan kebersihan diri dan bayi sedini mungkin. Perawatan
kebersihan diri antara lain, mandi, keramas, ganti baju dan
celana dalam, dan kebersihan kuku(Sulityawati, 2009, p.116).
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Fisik
Menurut Potter (2010) data yang dikaji ialah penampilan
umum, BB sebelum dan sesudah melahirkan, rambut, mata,
hidung, mulut, gusi, lidah, gigi, wajah, leher, sistem pencernaan,
kulit, dan sistem ektremitas.
Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah nilai
normal 120/80mmHg, pernapasan 15-20x/menit, 70-75x/menit,
suhu 360C. (Potter, 2010, p.295)
17

2) Data Laboratorium
Menurut Almatsier (2010, p.234) Bagaimanakah nilai
albuminnya, adakah peningkatan atau penurunan hemoglobin,
apakah ada peningkatan atau penurunan hematokrit, nilai limfosit,
dan nilai leukosit.
c. Data Fokus
Menurut Carpenito (2013, p.312), pengkajian tentang kurang
pengetahuan tentang nutrisi post sectio caesarea :
1) Data Subjektif
a) Pasien mengatakan belum pernah mendapatkan informasi
tentang nutrisi
b) Pasien mengatakan belum mengerti tujuan mengkonsumsi
makanan bergizi
c) Pasien mengatakan belum paham nutrisi yang baik untuk
dirinya
d) Pasien mengatakan percaya akan mitos-mitos mengkonsumsi
makanan tertentu dan melakukan pantang makan
e) Frekuensi, jumlah, dan jenis makanan
2) Data Objektif
a) Terlihat bingung
b) Melakukan pantang makan
c) Makan sedikit dengan menu yang sama
d) Tidak makan buah atau sayur yang cukup
e) Berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang diperoleh menurut Carpenito (2013)
adalah kurangnya pengetahuan tentang nutrisi pada ibu Post Sectio
Caesarea berhubungan dengan kurangnya informasi
18

3. Intervensi
Menurut Susan, dkk (2007, p.69) dan NANDA (2015, p.302)
perencanaan keperawatan dengan kurangnya pengetahuan tentang nutrisi
pada ibu Post Sectio Caesarea berhubungan dengan kurangnya informasi
meliputi:
a. Tujuan
Pasien dapat memahami nutrisi yang harus dipenuhi setelah ia
melahirkan.
Kriteria hasil yang diharapkan:
1) Pasien mampu menjelaskan kembali informasi tentang nutrisi
2) Pasien mampu menyusun dan mengkonsumsi menu makanan
untuk Post Sectio Caesarea
3) Pasien tidak menjalankan pantang makan
b. Intervensi
Intervensi untuk pasien dengan kurangnya pengetahuan nutrisi Post
Sectio Caesarea ialah:
1) Hari Pertama
a) Kaji tanda-tanda vital pasien selama 3x dalam sehari
b) Kaji KU pasien
c) Kaji porsi dan frekuensi, dan jenis makan pasien
d) Bantu pasien untuk makan jika kondisinya masih lemah
e) Kaji pengetahuan pasien tentang nutrisi
f) Tanyakan pada pasien apakah melakukan pantang makan
makanan tertentu
g) Pantau asupan makanan pasien
2) Hari Kedua
a) Kaji kembali pola makan pasien
b) Diskusikan mitos-mitos tentang pantangan makanan
19

c) Berikan informasi pada pasien, dan keluarga tentang kebutuhan


nutrisi dan manfaatnya
d) Berikan penkes pada pasien tentang menu makanan untuk ibu
post sectio caesarea
e) Beri kesempatan pasien untuk bertanya
f) Yakinkan diet yang dimakan tinggi serat dan protein
g) Sajikan pasien makan 3x sehari (pagi, siang, dan malam)
h) Anjurkan pasien untuk makan menu seimbang meliputi: nasi,
lauk hewani (telur,ayam,daging sapi/kerbau), lauk nabati (tahu,
tempe, kacang kedelai), sayur-sayuran, dan buah
3) Hari Ketiga
a) Kaji porsi makan pasien dan frekuensinya
b) Sarankan pasien makan 3x sehari sesuai dengan menu
seimbang yang terdiri dari nasi, lauk hewani dan nabati, sayur ,
buah dan susu.
c) Mendiskusikan lagi tentang mitos-mitos pantang makan di
lingkungan pasien
d) Tanyakan pada pasien apakah sudah paham akan pemenuhan
nutrisi yang ia butuhkan
e) Anjurkan pasien minum obat teratur di rumah
f) Anjurkan pasien untuk control 1 minggu sekali di poli obgyn
RSUD Bendan.

4. Implementasi
1) Hari Pertama
a) Mengkaji tanda-tanda vital pasien selama 3x dalam sehari
b) Mengkaji KU pasien
c) Mengkaji porsi dan frekuensi, dan jenis makan pasien
d) Membantu pasien untuk makan jika kondisinya masih lemah
20

e) Mengkaji pengetahuan pasien tentang nutrisi


f) Menanyakan pada pasien apakah melakukan pantang makan
makanan tertentu
g) Memantau asupan makanan pasien

2) Hari Kedua
a) Mengkaji kembali pola makan pasien
b) Mendiskusikan mitos-mitos tentang pantangan makanan
c) Memberikan informasi pada pasien, dan keluarga tentang
kebutuhan nutrisi dan manfaatnya
d) Memberikan penkes pada pasien tentang menu makanan untuk
ibu post sectio caesarea
e) Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
f) Meyakinkan diet yang dimakan tinggi serat dan protein
g) Menyajikan pasien makan 3x sehari (pagi, siang, dan malam)
h) Menganjurkan pasien untuk makan menu seimbang meliputi:
nasi, lauk hewani (telur,ayam,daging sapi/kerbau), lauk nabati
(tahu, tempe, kacang kedelai), sayur-sayuran, dan buah

3) Hari Ketiga
a) Menyarankan pasien makan 3x sehari sesuai dengan menu
seimbang yang terdiri dari nasi, lauk hewani dan nabati, sayur ,
buah dan susu.
b) Mendiskusikan lagi tentang mitos-mitos pantang makan di
lingkungan pasien
c) Tanyakan pada pasien apakah sudah paham akan pemenuhan
nutrisi yang ia butuhkan
d) Mengkaji kembali tingkat pengetahuan pasien tentang nutrisi
e) Menganjurkan pasien minum obat teratur di rumah
21

f) Menganjurkan pasien untuk control 1 minggu sekali di poli


obgyn RSUD Bendan.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan hasil dari perkembangan pasien berdasarkan pada
hasil dan tujuan yang ingin dicapai, untuk evaluasi yang diharapkan yaitu:
a. Pasien mampu menjelaskan kembali informasi tentang nutrisi
b. Pasien mampu menyusun dan mengkonsumsi menu makanan untuk
Post Sectio Caesarea.
c. Pasien tidak menjalankan pantang makan

Anda mungkin juga menyukai