MODUL PEMBELAJARAN
ASUHAN KEPERAWATAN
COMBUSTIO
(LUKA BAKAR)
Tim Penyusun :
Rofiatun Nisha (P1337420316001)
Nurul Janah (P1337420316014)
Winarsih Ayu M (P1337420316023)
Ratna Dwi Budiarti (P1337420316030)
Anisa Ulya (P1337420316035)
Nur Rahmawati S (P1337420316039)
Dwi Oktaviani GOUT
(P1337420316043)
Nur Susiyamti N (P1337420316048)
Naufal Ghozy (P1337420316052)
1
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
MISI:
2
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
SASARAN MUTU:
Sarmut I
b . Te r s e l e n g g a r a n y a p e n g e m b a n g a n S D M
Sarmut II
d . Te r s u s u n n y a r o a d m a p p e n e l i t i a n p r o g r a m s t u d i
Sarmut III
3
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
c . Te r b a n g u n n y a k e r j a s a m a l i n t a s p r o g r a m d a n s e k t o r a l
dalam program pemerintah untuk pembangunan
kesehatan masyarakat
Sarmut IV
d . Te r s e d i a n y a s i s t e m k e a m a n a n d a n k e s e l a m a t a n b a g i
seluruh civitas akademika
4
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
K
R
A
N
A
N
E
A
P
T
T
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Kuasa, Modul Pembelajaran Keperawatan Medikal Bedah
dengan Asuhan Keperawatan Combusti (Luka Bakar) telah dapat
diselesaikan. Modul pembelajaran ini disusun untuk memfasilitasi mahasiswa
dalam membantu dan mengarahkan belajar mahasiswa sehingga memiliki
kemampuan internal untuk belajar secara mandiri.
Modul pembelajaran ini akan mengkondisikan mahasiswa belajar secara
mandiri karena dikemas secara interaktif yang didalamnya tersedia alat ukur
(soal-soal latihan dan tugas uji kompetensi), sekaligus ber-feedback
langsung terhadap kesalahan yang dijawabkan mahasiswa, dan mampu
mengoreksi secara cepat berkenaan seberapa tinggi keberhasilan
mahasiswa dalam mempelajari unit materi tertentu.
Ucapan terima kasih dan penghargaan disampaikan kepada semua
pihak yang terlibat dalam penyusunan modul ini. Akhirnya, penulis berharap
modul pembelajaran ini dapat digunakan untuk mendukung belajar
mahasiswa secara optimal dan bagi semua pihak yang membutuhkan.
Kelompok 5
5
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
IS
R
A
A
D
F
T
I
Visi & Misi Poltekkes Kemenkes Semarang… ..............2
Kata Pengantar ......................................................5
Daftar Isi ...............................................................6
Ti n j a u a n U m u m M a t a k u l i a h … … … … … … … … … . . . … … … . . 7
M AT E R I I N T I M O D U L … … … … … … … … . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 3
M O D U L M AT E R I 1 : A S U H A N K E P E R AWATA N C O M B U S T I O
Deskripsi singkat..............................................
Tu j u a n / K o m p e t e n s i . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Indikator belajar .................................................
Kegiatan Pembelajaran.........................................
Uraian Materi......................................................
Pokok Bahasan & Sub Pokok Bahasan 1
Latihan ............................................................... ..
Rangkuman .......................... ................... ...........
Pokok bahasan & Sub pokok bahasan 2............. .....
Latihan..............................................................
Rangkuman ........................................................
Te s F o m a t i f . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Daftar referensi ....................................................... .
6
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
TI
M
M
M
K
U
N
A
U
A
N
J
Keperawatan medikal bedah II merupakan pelayanan profesional yang
didasarkan Ilmu dan teknik Keperawatan Medikal Bedah berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yg komprehensif ditujukan pada orang
dewasa dgn atau yg cenderung mengalami gangguan fisiologi dgn atau tanpa
gangguan struktur akibat trauma. Keperawatan medical bedah merupakan
bagian dari keperawatan, dimana keperawatan itu sendiri adalah : Bentuk
pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprihensif
ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat
yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Pelayanan keperawatan
berupa bantuan yang diberikan dengan alasan : kelemahan fisik, mental,
masalah psikososial, keterbatasan pengetahuan, dan ketidakmampuan
dalam melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri akibat gangguan
patofisiologis, (CHS,1992).
Pengertian keperawatan medikal bedah mengandung empat hal seperti di
bawah ini:
1. Pelayanan Profesional
7
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
8
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
TI
M
M
O
U
D
R
L
E
T
A
I
I
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu
sumber panas pada tubuh, panas dapat dipindahkan oleh hantaran/radiasi
electromagnet.
meluas melebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara
langsung. Masalah kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan beberapa
keadaan yang mengancam kehidupan. Dua puluh tahun lalu, seorang dengan luka
bakar 50% dari luas permukaan tubuh dan mengalami komplikasi dari luka dan
pengobatan dapat terjadi gangguan fungsional, hal ini mempunyai harapan hidup
kurang dari 50%. Sekarang, seorang dewasa dengan luas luka bakar 75%
mempunyai harapan hidup 50%. dan bukan merupakan hal yang luar biasa untuk
memulangkanpasien dengan luka bakar 95% yang diselamatkan. Pengurangan
waktu penyembuhan, antisipasi dan penanganan secara dini untuk mencegah
komplikasi, pemeliharaan fungsi tubuh dalam perawatan luka dan tehnik
rehabilitasi yang lebih efektif semuanya dapat meningkatkan rata-rata harapan
hidup pada sejumlah klien dengan luka bakar serius.
Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan
khusus yang berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab(etiologi) dan
anatomi luka bakar. Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar atau
yang meluas ke jaringan yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih
intensif daripada luka bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang
disebabkan oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai perbedaan prognosis
9
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama yang disebabkan oleh api atau
paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan kimia memerlukan pengobatan
yang berbeda dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik) atau persikan api.
Luka bakar yang mengenai genetalia menyebabkan resiko nifeksi yang lebih besar
daripada di tempat lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau
tangan dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan
tehnik pengobatan
yang berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain. Pengetahuan umum perawat
tentang anatomi fisiologi kulit, patofisiologi luka bakar sangat diperlukan untuk
mengenal perbedaan dan derajat luka bakar tertentu dan berguna untuk
mengantisipasi harapan hidup serta terjadinya komplikasi multi organ yang
menyertai.
M O D U L M AT E R I 1
ASUHAN KEPERAWATAN COMBUSTIO
10
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
D E S K R I P S I S I N G K AT
Mata kuliah ini akan membahas tentang Keperawatan Medikal Bedah II,
yaitu Asuhan Keperawatan COMBUSTIO Mata kuliah ini akan dibagi 1,
menguraikan tentang :pengertian, etiologi, manifestasi
klinis,klasifikasi,pemeriksaan penunjang, pathway, patofisiologi, asuhan
keperawatan pada gout
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum;
Setelah memplajai modul Keperawatan Medikal BedahII diharapkan
mahasiswa dapat memahami dan dapat melaksanakan asuhan keperawatan
combustio
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah memplajari modul Keperawatan Medikal Bedah II gout diharapkan
mahasiswa dapat:
1. Mengetahui pengertian combustio (luka bakar)
2. Mengetahui etiologi combustio (luka bakar)
3. Mengetahui manifestasi klinis pada combustio (luka bakar)
4. Mengetahui Klasifikasi pada combustio (luka bakar)
5. Mengetahui pemeriksaan penunjang pada combustio (luka bakar)
6. Mengetahui pathway pada combustio (luka bakar)
7. Mengetahui patofisiologi pada combustio (luka bakar)
8. Mengetahui asuhan keperawatan pada combustio (luka bakar)
.
11
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
Indikator Pembelajaran
Kompetensi Dasar Indikator
Asuhan Keperawatan 1. Pengertian combustio (luka bakar)
2. Etiologi combustio (luka bakar)
Medikal Bedah II
3. Manisfestasi klinis combustio (luka
dengan combustio bakar)
4. Klasifikasi combustio (luka bakar)
5. Pemeriksaan penunjang combustio
(luka bakar)
6. Pathway combustio (luka bakar)
7. Patofisiologi combustio (luka bakar)
8. Asuhan Keperawatan combustio
(luka bakar)
Kegiatan pembelajaran
Pada modul ini, mahasiswa akan melakukan kegiatan dalam
pembelajaran yaitu :
1. Mempelajari tujuan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah II
combustio (luka bakar)
2. Melakukan praktek dan memahami Prosedur Keperawatan
Medikal Bedah II combustio (luka bakar)
3. Merangkum dan mengevaluasi tindakan Keperawatan Medikal
Bedah II g combustio (luka bakar)
12
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
URAIAN MATERI
A S U H A N K E P E R AWATA N C O M B U S T I O
A. Pengertian
Combustio adalah luka yang terjdi akibat sentuhan permukaan tubuh
dengan benda-benda yang menghasilkan panas ( api, air panas, listrik ) atau
zat yang bersifat membakar ( asam kuat asam basa).
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus
listrik bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang
lebih dalam. Luka bakar bisa berasal dari berbagai sumber, dari api, matahari,
uap, listrik, bahan kimia, dan cairan atau benda panas. Luka bakar bisa saja
hanya berupa luka ringan yang bisa diobati sendiri atau kondisi berat yang
mengancam nyawa yang membutuhkan perawatan medis yang intensif
13
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh pengalihan energi dari
suatu sumber panas pada tubuh, panas dapat dipindahkan oleh hantaran/radiasi
electromagnet (Brunner & Suddarth, 2002).
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontrak dengan sumber panas seperti api, air, panas, bahan kimia,
listrik dan radiasi (Moenajar, 2002).
B. Etiologi
Combustio disebabkan oleh 3 golongan yaitu :
1. Panas ( thermis ) misalnya :
a. Api
b. Pasir
c. Air panas
d. Aliran listrikk
e. Minyak panas
f. Suhu yang tinggi
g. Logam panas
2. Zat kimia ( Chemist ) misalnya :
a. Lisol
b. Prostek
c. Alkohol
d. Zat phosper
e. Kreolin
f. Pepsida
g. Nitrat argentin
h. Asam kuat
3. Sinar ( Radiasi ) misalnya :
14
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
a. Sinar matahari
b. Sinar laser
c. sinar X (Rongen)
C. Manifestasi Klinis
Kedalaman Bagian Gejala Penampilan Luka Perjalanan
dan Kulit Yang Kesembuh
Penyebab terkena an
Luka Bakar
15
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
D. Pathway
COMBUSTIO
KERUSAKAN KERUSAKAN
PEMBULUH KULIT DAN
DARAH SARAF
VOLUME
PERMEABILITAS RESIKO NYERI
CAIRAN
KAPILER TINGGI
HILANG
MENINGKAT INFEKSI
BERLEBIHA
N
CAIRAN
DAN KEKAKUAN Gg DEHIDRASI KERUSAKA
PROTEIN SENDI,KERU AKTIVITAS N GINJAL
MEREMBES SAKAN
KELUAR KULIT
16
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
PRODUKSI URIN
Gg NUTRISI
BERKURANG
E. Patofisiologi
Akibat yang terlihat pada individu yang mengalami luka bakar
merupakan hasi dari penyebab efek panas itu sendiri terhadap kulit, efek dari
panas terhadap elemen darah atau pembuluh darah serta kelainan metabolik
yang terjadi secara umum.
Efek terhadap kulit adalah merusak lapisan kulit sehingga mudah
terjadi infeksi menyebabkan panas dan cairan tubuh yang hilang bertambah
banyak.
Efek terhadap pembuluh darah adalah berupa permeabilitas kapiler
yang meningkat sehingga cairan dan protein merembes menyebabkan
hipovolemi dan syok. Fase syok sering terjadi dalam 24 jam pertama
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium :
17
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
G. Komplikasi
1. Gagal jantung kongestif dan edema pulmonal
18
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
2. Sindrom kompartemen
Sindrom kompartemen merupakan proses terjadinya pemulihan integritas
kapiler, syok luka bakar akan menghilang dan cairan mengalir kembali ke
dalam kompartemen vaskuler, volume darah akan meningkat. Karena
edema akan bertambah berat pada luka bakar yang melingkar. Tekanan
terhadap pembuluh darah kecil dan saraf pada ekstremitas distal
menyebabkan obstruksi aliran darah sehingga terjadi iskemia.
3. Adult Respiratory Distress Syndrome
Akibat kegagalan respirasi terjadi jika derajat gangguan ventilasi dan
pertukaran gas sudah mengancam jiwa pasien.
4. Ileus Paralitik dan Ulkus Curling
Berkurangnya peristaltic usus dan bising usus merupakan tanda-tanda ileus
paralitik akibat luka bakar.Distensi lambung dan nausea dapat
mengakibatnause. Perdarahan lambung yang terjadi sekunder akibat stress
fisiologik yang massif (hipersekresi asam lambung) dapat ditandai oleh
darah okulta dalam feces, regurgitasi muntahan atau vomitus yang
berdarha, ini merupakan tanda-tanda ulkus curling.
5. Syok sirkulasi terjadi akibat kelebihan muatan cairan atau bahkan
hipovolemik yang terjadi sekunder akibat resusitasi cairan yang adekuat.
Tandanya biasanya pasien menunjukkan mental berubah, perubahan status
respirasi, penurunan haluaran urine, perubahan pada tekanan darah, curah
janutng, tekanan cena sentral dan peningkatan frekuensi denyut nadi.
6. Gagal ginjal akut
Haluran urine yang tidak memadai dapat menunjukkan resusiratsi cairan
yang tidak adekuat khususnya hemoglobin atau mioglobin terdektis dalam
urine.
19
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
H. Penatalaksanaan
Proses yang kemudian pada jaringan rusak ini adalah penyembuhan luka yang
dapat dibagi
dalam 3 fase:
1. Fase inflamasi
Fase yang berentang dari terjadinya luka bakar sampai 3-4 hari pasca luka
bakar.Dalam fase ini terjadi perubahan vaskuler dan proliferasi
seluler.Daerah luka mengalami agregasi trombosit dan mengeluarkan
serotonin, mulai timbul epitelisasi.
2. Fase proliferasi
Fase proliferasi disebut fase fibroplasia karena yang terjadi proses
proliferasi fibroblast. Fase ini berlangsung sampai minggu ketiga.Pada
fase proliferasi luka dipenuhi sel radang, fibroplasia dan kolagen,
membentuk jaringan berwarna kemerahan dengan permukaan berbenjol
halus yang disebut granulasi. Epitel tepi luka yang terdiri dari sel basal
terlepas dari dasar dan mengisi permukaan luka, tempatnya diisi sel baru
dari proses mitosis, proses migrasi terjadi ke arah yang lebih rendah atau
datar. Proses fibroplasia akan berhenti dan mulailah proses pematangan.
3. Fase maturasi
Terjadi proses pematangan kolagen. Pada fase ini terjadi pula penurunan
aktivitas seluler dan vaskuler, berlangsung hingga 8 bulan sampai lebih
dari 1 tahun dan berakhir jika sudah tidak ada tanda-tanda radang.Bentuk
akhir dari fase ini berupa jaringan parut yang berwarna pucat, tipis, lemas
tanpa rasa nyeri atau gatal.
20
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
I. Pengkajian
1. Data biografi
Terdiri atas nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamt,
tnggal MRS, dan informan apabila dalam melakukan pengkajian klita perlu
informasi selain dari klien.
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang dirasakan oleh klien luka bakar (Combustio) adalah
nyeri, sesak nafas dan keluhan yang lain yang dirasakan pasien.
3. Riwayat penyakit sekarang
Gambaran keadaan klien mulai tarjadinya luka bakar, penyabeb lamanya
kontak, pertolongan pertama yang dilakuakn serta keluhan klien selama
menjalan perawatan ketika dilakukan pengkajian.
4. Riwayat penyakit masa lalu
Merupakan riwayat penyakit yang mungkin pernah diderita oleh klien
sebelum mengalami luka bakar.
5. Riwayat penyakit keluarga
Merupakan gambaran keadaan kesehatan keluarga dan penyakit yang
berhubungan dengan kesehatan klien.
6. Riwayat psiko sosial
a. Bernafas
Pada klien yang terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama
(kemungkinan cedera inhalasi).
b. Makan dan Minum
Meliputi kebiasaan klien sehari-hari dirumah dan di RS.
c. Eliminasi
d. Gerak dan Aktifitas :
21
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
7. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
b. TTV
c. Pemeriksaan kepala dan leher
1. Kepala dan rambut
Catat bentuk kepala, penyebaran rambut, perubahan warna rambut
setalah terkena luka bakar, adanya lesi akibat luka bakar, grade dan
luas luka bakar
2. Mata
Catat kesimetrisan dan kelengkapan, edema, kelopak mata, lesi
adanya benda asing yang menyebabkan gangguan penglihatan serta
bulu mata yang rontok kena air panas, bahan kimia akibat luka bakar
Catat adanya perdarahan, mukosa kering, sekret, sumbatan dan bulu
hidung yang rontok.
3. Mulut
22
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
d. Pemeriksaan kulit
1) Luas luka bakar
2) Kedalaman luka bakar
3) Lokasi/area luka
J. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan kulit atau jaringan .
2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan melalui ruteabnormal luka.
3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan primer
tidak adekuat ; kerusakan perlindungan kulit
4. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan dan
ketahanan
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
status hipermetabolik
K. Perencanaan
Dx1 : Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan kulit atau jaringan
Kriteria hasil :
1. Menyatakan nyeri berkurang atau terkontrol
23
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
24
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
Rasional :
Peningkatan permeabilitas kapiler, perpindahan protein, proses inflamasi
dan kehilangan
melalui evaporasi besar mempengaruhi volume sirkulasi dan haluaran
urine, khususnya selama
24-72 jam pertama setelah terbakar.
4. Timbang berat badan tiap hari
Rasional :
Pergantian cairan tergantung pada berat badan pertama dan perubahan
selanjutnya. Peningkatan
berat badan 15-20% pada 72 jam pertama selama pergantian cairan dapat
diantisipasi untuk
mengembalikan keberat sebelum terbakar kira-kira 10 hari setelah
terbakar.
5. Selidiki perubahan mental
Rasional :
Penyimpangan pada tingkat kesadaran dapat mengindikasikan
ketidakadekuatan volume sirkulasi
atau penurunan perfusi serebral.
6. Observasi distensi abdomen, hematemesess, feses hitam, hemates
drainase NG dan feses secara
periodik.
Rasional :
Stress (curling) ulkus terjadi pada setengah dan semua pasien pada luka
bakar berat (dapat terjadi
pada awal minggu pertama).
26
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
27
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
28
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
29
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
30
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
LATIHAN
I. PILIHAN GANDA
1. Rusaknya kesatuan atau komponen jaringan dimana secara spesifik
terdapat jaringan yang rusak atau hilang merupakan definisi dari..
a. Perdarahan
b. Fraktur
c. Abses
d. Luka
3. Pada luka bakar dengan luka melepuh, dasar luka berbintik merah,
epidermis retak, permukaan luka basahserta edema merupakan luka bakar
dalam derajat...
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
31
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
RANGKUMAN
DAFTAR PUSTAKA
32
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN M E DIK A L B E DA H II
33