Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN

Pada Ny “ S ” dengan P10001 Post SC Hari


Ke – III
Dengan Nyeri Luka Operasi di Ruang
Bersalin
RSUD R.A. Basoeni – Gedeg
Mojokerto

Oleh

IMA CULATA DWI N


Nim. 06.07.014

PROGRAM STUDY DIPLOMA III KEPERAWTAN


UNIVERSITAS MAYJEN SUNGKONO
MOJOKERTO
2008
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan dan Asuhan Kebidanan pada klien dengan diagnosa,


ini kami buat sebagai tanda bukti bahwa mahasiswa telah melakukan praktek di
ruang Mulai tanggal telah disetujui serta disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Tempat:

Mahasiswa

Kepala Ruangan Pembimbing Ruangan

Mengetahui :
Pembimbing Akademik
LAPORAN PENDAHULUAN

I. DEFINISI
Sektio Caesaria (SC) adalah suatu sara melahirkan janin dengan
membuat sayatan pada dingding uterus melalui
dingding perut bagian depan atau hesterotomia untuk
melahirkan janin dalam rahim
(sinopsis Obstetri jilid 2. 1998 : hal : 117).

Sekti Caesaria (SC) adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi


dengan berat diatas 500 gr, melalui sayatan pada
dingding uterus yang masih utuh.
(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
yayasan bina pustaka sarwona praworoharjo, 2002).

Sekti Caesaria (SC) adalah Persalinan buatan, dimana janin dilahirkan


melalui suuatu sisi pada dingding rahim dengan syarat
rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500
gr.
(Ilmu bedah kebidanan, yayasan bina pustaka
sarwono prawirohardjo, jakarta 2000).

II. INDIKASI
a. Indikasi Ibu
 Plasenta previa sentralis dan lateralis.
 Panggul sempit absolut.
 Ruptur uterus mengancam.
 Partus lama.
 Distosia serviks.
 Pre Eklamsi dan hepertensi.
 Tumor jalan lahir.

b. Indikasi Janin
 Kelainan letak.
 Gawat Janin.
 Gemelli.
 Presentasi rangkap bila repisi tidak berhasil.
(Sinopsis Obstetri Jilid 2. 1998, 121)

III.KOMPLIKASI SECTIO CAESARIA


a. Infeksi Puerpuralis (nifas).
b. Perdarahan yang disebabkan banyaknya pembulu darah yang
terbuka atau terputus, atonia uteri karena pengaruh dari anastesi
perdarahan pada plasenta bed.
c. Luka pada kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung
kemih bila hipertinoalisasi terlalu tinggi.
(Sinopsis Obstetri jilid 2. 1998, 121).

IV. PROSEDUR SECTIO CAESARIA


 Langkah klinik
1. persetujuan medik.
2. menetapkan indikasi
3. menetapkan jenis SC
4. mempersiapkan tim
5. mencegah infeksi dan persiapan operasi
 Pasien
 penolong
V. DEKONTAMINASI
VI. CUCI TANGAN SEBELUM DAN SESUDAH TINDAKAN

VII. NASEHAT DAN KONSELING PASCA OPERASI


 Kepada keluarga pasien
1. memberitahu bahwa
 operasi telah selesai dan sampaikan jalannya
operasi, kondisi ibu saat ini dan apa yang
diharapkan minimal mencangkup 24 jam pasca
operasi.
 Tanggal lahir, jenis kelamin, panjang badan, berat
badan dan keadaan bayi.
 Resiko fungsi reproduksi pasien dan
kehamilan/persainan yang akan datang
2. menjelaskan rencana perawatan untuk ikut mengawasi
pasien harusnya terhadap resiko fungsi reproduksi berupa
bekas secsio caesaria
 Kepada pasien ( setelah sadar dan dapat berkomunikasi )
1. Beritahukan.
 Keadaan pasien saat ini
 Tanggal lahir, jenis kelamin, panjang badan, berat
badan dan keadaan bayi.
 Resiko fungsi reproduksi pasien dan
kehamilan/persainan yang akan datang
2. lakukan konseling dan rencanakan upaya dan pencegahan
kehamilan/bila tidak dilakukan lobektomi, jelaskan hingga
pasien memahami, menerima, dan dapat memilih metode
kontrasepsi yang sesuai
3. Jelaskan resiko yang dihadapi oleh pasien, berikan cukup
waktu untuk berdiskusi hingga yakini bahwa pasien cukup
mengerti dan paham

VIII. PERAWATAN PASCA BEDAH


 Perawatan pasca bedah hari ke I
a. lochea : lochea berwarna merah kehitaman ; lochea rubra
b. Rawat luka
c. Latihan mobilisasi miring kanan miring kiri
d. periksa TTV, jumlah urine, perdarahan pasca bedah/operasi
 Perawatan pasca bedah hari ke II
a. Periksa TTV
b. rawat luka
c. periksa lochea rubra, berwarna merah kehitaman
d. latihan mobilisasi berdiri, berjalan sedikit demi sedikit
 Perawatan pasca bedah hari ke III
a. Periksa TTV
b. rawat luka
c. periksa lochea rubra, berwarna merah kehitaman
d. latihan mobilisasi berdiri, berjalan – jalan
NIFAS
a. Pengertian
Nifas ( puerpertium ) adalah masa sesudah persalinan, yang diperlukan
untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu ( FK
UNPAD, 1983 )
Nifas ( puerpertium ) adalah berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari,
merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat – alat kandungan
pada keadaan yang normal
Masa Nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkna bayi yang
dipergunakan untuk memulihkan kemabali kesehatan.( Cristina s.
Ibrahim, jilid 3 )
Masa nifas adalah masa pulih kembali,mulai dari persalinan selesai sampai
alat kandungan kembali seperti pra hamil 6 – 8 minggu ( Rustam muctar,
MPH : 1988 )
Masa Puerpetium dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika
alat – alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira – kira 6 minggu.( Sarwono, 2002 )

b. Periode nifas
Dibagi menjadi 3 tahap yaitu :
1. puerpernium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah
diperbolehkan berdiri dan jalan – jalan dalam pelajaran
islam di anggap telah bersih dan boleh berkerja setelah 40
hari
2. Puerpernium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat –
alat genetalia yang lamanya 6 – 8 minggu
3. Remote puerpernium yaitu waktu yang digunakan untuk
memulihkan dan sehat sempurna terutama bila selama
hamil/untuk waktu selama persalinan mempunyai
kompilkasi, waktu untuk sehat sempurna biasa berminggu –
minggu berbulan dan tahun

c. FISIOLOGI NIFAS
Perubahan – perubahan fisiologi yang terjadi pada masa nifas adalah
 Involusi Uterus
Dalam masa nifas, alat – alat genetalia interna/eksterna aka
beranggsur – anggsur pulih seperti keadaan sebelum hamil disebut
involusi. Ukuran sebelum hamil panjang 8 cm lebar 5 cm dan tebal
2,5 cm dan kembali ketempat semua di dalam rongga panggul.
Proses involusi terjadi karena :
1. Autolisis
Adalah penghancuran jaringan otot – otot uterus yang
tumbuh karena adanya hipertensi ( pembesaran ukuran
karena pertumbuhan jumlah sel ) dan hiper tropi
( pembesaran ukuran karena pembesaran selnya )
2. Aktivitas otot
Adanay kontraksi dan refraksi otot – otot uterus segera post
partus pembuluh darah yang berada diantara ayaman oto –
otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan
perdarahan setelah plasenta dilahirkan.
3. Iscemia ( local anemia )
Adalah kekurangan darah pada uterus, kekurangan darah ini
bukan disebabkan karena adanya kontraksi yang cukup
lama tetapi disebabakan oleh pengurangan aliarn darah ke
uterus selama hamil karena uterus membesar menyesuaikan
dengan pembesaran janin
Tabel proses involusi uterus
Involusi uterus Tinngi fundus Besar uterus
Plasenta lahir Sepusat 1000 gr
7 hari ( 1 minggu ) Sepertengahan pusat simpisis 500 gr
14 hari ( 2 minggu ) Tidak teraba 350 gr
24 hari ( 10 minggu ) Sebesar hamil 2 minggu 50 grr
56 hari Normal 30 gr

 Lochea
Adalah cairan yang keluar dari uterus melalui vagina dalam masa
nifas berupa darah / lapisan rahim bersifat alkalis sehingga
memudahkan kuman berkembang biak.
 Lochea Rubra
Berisi darah segar dan sisa – sisa selaput ketuban, sisa – sisa
desidua, Verniks kasiosa, lanuga dan mekanium selama dua
hari.
 Lochea Sanguinalenta
Berwarna merah kekuningan berisi darah dan hari 3 – 7 paska
persalinan.
 Lochea Serosa
Berwarna kuning kecoklatan hari ke 7 – 14 paska persalinan.
 Lochea Alba
Setelah hari ke 14 dan berwarna putih
 Laktasi
Masing – masing buah dada terisi dari 15 – 24 lobi terpisah satu
sama lain oleh jaringan lemak. Tiap lobus terdiri dan alini, alini
menghasilkan air susu. Saluran – saluran yang harus bersatu
menjadi satu saluran tiap lobus. Saluran ini disebut lobus
lactiferocus yang memusar menuju puting susu. Keadaan payudara
2 hari pertama, nifas sama dengan keadaan kehamilan, waktu ini
payudara belum mengandung susu, melainkan kolostrum yang
keluarkan dengan memijat aerolea mamae. Kolostrum adalah
cairan kuning BDI 030 – 035 dan reaksi alkalis. Cairan kolostrum
terdiri dari albumin yang membeku kalau dipanaskan, dibanding
air susu kolostrum lebih banyak mengandung protein dan garam
gulanya sama tetapi lemaknya berkurang. Progesteron adalah
estrogen yang dihasilkan yang dihasilkan plasenta merangasang
pertumbuhan kedua hormon ini mengarah LIH setelah plasenta
lahir maka LIH dapat merangsang laktasi. Pada hari ketiga post
partum, payudara menjadi besar keras dan nyeri menandakan
permulaan sekresi air susu dan kalau aerola mamae dipijat keluar
cairan putih dari puting susu.
DAFATAR PUSTAKA

 Prwiroharjo, sarwono, ILMU KEBIDANAN, YBSP jakarta : 2002


 Muctar, Rustam, SINOPSIS OBSTETRI jilid 1 dan 2, EGC, Jakarta : 1998.
 Manjoer, Arief dkk, KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN jilid 1
Aseculaflus, FKUI, jakarta : 2001.
 Obstetri patologi bagian Obstetri dan Gynekologi Fak, Kedokteran
Uneversitas Padjajaran, Bandung.
GANGGUAN RASA NYAMAN
( NYERI )

DEFINISI
Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman baik ringan maupun berat dan
dapat diukur secara objektif serta dipengaruhi faktor – faktor kultural.
Nyeri adalah kondisi dimana berupa perasaan yang tidak menyenangakan
bersifat sangat subjektif
( Lynda Juall C : Diagnosa Keperawatan Edisi : 8 )

Teory nyeri menurut beberapa ahli :


o Mc Coffory ( 1970 )
Suatu keadaan dimana seseorang dipengaruhi oleh eksitensinya
diketahui jika seseorang pernah mengalaminya
o Engel ( 1970 )
Suatu perasaan yang tidak menyenangkan mengenai tubuh dan
mengakibatkan penderitaan yang disebabkan oleh persepsi fisik yang
nyata, ancaman atau luka yang tidak tampak
o AC. Guyton ( 1983 )
Suatu mekanisme proteksi bagi tibuh bagi tubuh akan timbul bila
mana jaringan sedang rusak, dan menyebabkan individu
berinteraksi untuk menghilangkan nyeri

ETIOLOGI
A. Mekanisme
o Trauma jaringan : kerusakan jaringan, iritasi pada reseptor nyeri
inflamasi
o Perubahan jaringan : penekanan pada reseptor nyeri
o Penyumbatan saluran tubuh, distensi limen
o Tumor :penekanan psda reseptor nyeri iritasi ujung saraf
o Spasme otot

B. Tental
Panas dingin ( luka bakar ) kerusakan jaringan iritasi langsung atau
perangsangan pada reseptor nyeri
C. Kimia
 Iscemia jaringan ateri koroner : perangsangan pada reseptor nyeri
karena akumulasi asam laktat / zat kimia yang lain
 Spasme otot : sekunder terhadap stimulus mekanik yang
menyebabkan, mekanik ischemia jaringan.

( Lynda Juall C : Diagnosa Keperawatan Edisi : 8 )

PATHOFISIOLOGI

Sel rusak

Zat kimia
terbentuk

Bradikardia Serotronia Enzim proteolitik

Merangsang dan merusak ujung Saraf Assenden


saraf reseptor nyeri

mobilisasi
Talamus
Menurunkan ambnag
Atropi Otot stimulus terhadap
reseptor mekanik Kortex
sensitif dan temosensitif
Gangguan
aktivitas Nyeri di persepsikan
( gangguan rasa
nyaman )
Intokeran
aktivitas
( Dongeos C, Marylin 1999 Rencana Asuhan
Keperawatan )

MANIFESTASI KLINIS

 Akut :
1. denyut nadi meningkat
2. pernafasan meningkat
3. tekanan darah meningkat
4. pusat dilatasi meningkat
 Kronis :
1. Penurunan tekanan darah
2. penurunan denyut nadi
3. kontraksi pupil
( Smeltzer C suzane, 1997, Medikal Bedah Brunner edisi
8)

SKALA INTENSITAS DESKRITIF SEDERHANA

Tidak ada nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri hebat Nyeri sangat Nyeri
Nyeri Hebat paling hebat

SKALA INTENSITAS NUMERIK 0 - 10

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
SKALA ANALOG VISUAL ( VAS ) **

Tidak ada nyeri nyeri sehebat


dapat terjadi
Catatan : (*) jika dipergunakan sebagai grafik skala priyoritas dianjurkan nilai
dasar 0
(**)Nilai dasar 0 hanya di anjurakan untuk skala VAS

PENATALAKSANAAN
1. Nyakinkan klie bahwa perawat akan membantu
2. kaji nyeri kwalitas, kwantitas, frekuensi dan durasi
3. kaji pengalaman
4. kaji usaha mengurangi nyeri
5. kaji teknik mengurangi nyeri.
 Distraksi : massage dan guide imageri
 Buat umpan balik : latihan mengendalikan syaraf otonom
 Gade kontrol : kendalikan serabut saraf tipis dan tebel pada
sumsum tulang belakang
 Akupuntur : tusuk jarum untuk penurunan kepekaan
 Analgesik : mengurangi reseptor nyeri dan menurunkan daya kerja
pada syaraf simpatik pusat

( Lynda Juall C : Diagnosa Keperawatan Edisi : 8 )

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL


1. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kerusakan
jaringan atau trauma jaringan
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri
3. Intoleran akivitas berhubungan dengan post op
( Lynda Juall C : Diagnosa Keperawatan Edisi : 8 )

INTERVENSI
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kerusakan jaringan
atau trauma jaringan
 Ajakan tindakan mengurangi nyeri.
Rasional : Agar klien dapat mengontrol sendiri rasa nyaman.
 Selidiki adanya keluhan nyeri
Rasional : Agar petugas medis tahu apakah terjadi komplikasi,
misal infeksi.
 Observasi TTV
Rasional : Untuk mengetahui kondisi klien.
 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat.
Rasional : Untuk mempercepat penyembuhan

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri


 Kurangi kebisingan
Rasional : Agar klien dapat beristirahat / tidur dengan nyaman
 Buat ruangan setenang mungkin
Rasional : Agar klien istirahat dengan tenang
 Tingkatkan periode tidur tanpa gangguan
Rasional : membantu pengurangan nyeri
 Berikan support spiritual kepada klien dan keluarga
Rasional : Agar klien tidak putus asa dan stress.

3. Intoleran aktivitas berhubungan dengan post curet


 Teknik penghematan energi untuk aktifitas
Rasional : Agar energi tidak banyak terbuang dalam
beraktivitas
 Lebih baik duduk daripada berdiri dan melakukan aktivitas.
Rasional : Agar klien tidak mudah capek ataupun lelah.
 Observasi TTV
Rasional : Untuk megetahui kondisi klien
 Latih klien dengan latihan Rom aktif maupun pasif
Rasional : Agar tidak terjadi atropi otot

( Doenges C Marilynm, dkk : Rencana Asuhan


Keperawatan, Edisi : 8 )

DAFTAR PUSTAKA
1. Alimul, aziz dkk “Penganar Kebutuhan Dasar Manusia 1” Salemba
Medika : 2006
2. Uliyah, musroifatull “Keterampilan Dasar Praktek Klinik Kebidanan”
Salemba Medika : 2006
3. Doenges C, Marilynm, dkk “Rencana Asuhan Keperawatan” Edisi 3,
Jakarta EGC : 2000.
4. Carpenio, Lynda Juall, “Diagnosa Keperawatan” Edisi 8, Jakarta
EGC : 2000
5. Brunner dan sudderth Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 jakarta : EGC
PENGKAJIAN DATA KEPERAWATAN

No. Register : 016543


Ruang : Bersalin
Tgl / Jam MRS : 01 – 02 – 2008/21.30 WIB
Tgl Pengkajian : 04 – 02 - 2008
Diangnosa Medis : P10001 Post SC hari ke 3

I. IDENTITAS
a. Biodata Pasien.
Nama : Ny “S”
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 21 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : MTS
Pekerjaan : Swasta
Alamat : gandang, RT 06 RW 03, jetis, mojokerto

b. Penanggung jawab
Nama : Tn “R”
Jenis Kelamin : Laki – laki
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan :-
Pekerjaan : Swasta
Alamat : gandang, RT 06 RW 03, jetis, mojokerto

II. RIWAYAT KESEHATAN


a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi belum bisa bergerak, hanya
berbariang terlentang
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien dating pada hari jumat dengan keluhan ingin kencing dan terasa
keceng – kenceng dari depan sampai punggung, kemudian di periksa oleh
dokter ternyata kandungan bayinya sunsang kemudaian disarankan untuk
operasi dan hari sabtu dilaksanakan opersi saesar jam 09.00 pagi.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit kronis sepert TBC, penyakit
kuning, peningkatan kadar gula atau kencing manis dan pasien tidak pernah
menjalani opersi.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan dan penyaki kronis
lainya seperti TBC, AIDS, ASMA, dan lain – lain
e. Riwayat Alergi
Paien mengatakan tidak punya riwayat penyakit alergi

III. POLA AKTIVITAS SEHARI HARI

No Pola Aktivitas Di Rumah Di Rumah Sakit


1 Nutrisi
 Kebiasaan makan  3x/hari  Diit TKTP
 Menu  Nasi, ikan, sayur.  Nasi, sayur, telur.
 Makanan Kesukaan  Soto  Tidak ada
 Makanan Pantangan  Tidak ada  Tidak ada
 Selera makanan  Baik  kurang
 Jumlah minum  4 – 5 gelas sehari  mss
 Gangguan Hambatan  Tidak ada gangguan  Post Sc & kelemahan
2 Eliminasi
 BAK
Kebiasaan 6 - 7 kali / hari Tidk terasa karena di DC.
Warna Kuning jernih degan Kuning kemerahan
Volume Tidak terkaji 500 – 600 cc/hari
Gangguan Tidak ada Post SC dan mobilisasi.
 BAB
Kebiasaan 1 kali / hari Belum BAB
Warna Kuning kecoklatan Tidak ada
Konsesten Padat Tidak ada
Gangguan Tidak ada Post SC hari ke 3
kelemahan fisik dan
defisit intake
3 Aktivitas Fisik
 Kebiasaan  Aktivitas di  Tirah baring dan latihan
 Waktu senggang rumah. mika – miki
 Nonton TV  Tirah baring.
dan aktivitas rumah
 Gangguan tangga.  Post SC hari ke 3
 Tidak ada kelemahan fisik
gangguan immobilisasi/intoleran
aktivitas.
4 Istirahat Tidur
 Kebiasaan  2 kali / hari  Tidur tidak teratur
Siang 1 – 2 jam : Siang 1 jam : jam
jam 13.00 – 15.00 14.00-15.00, malam 6
malam 7 – 8 jam : – 7 jam : jam 22.00-
20.00 - 04.00 05.00
 Perlengkapan  Bantal,  Bantal, selimut
guling,selimut
 Penerangan  Lampu neon  Lampu dinyalakan
 Gangguan  Tidak ada  Kelemahan fisik,
tirah baring.
5 Personal Hygine.
 Mandi  3 kali / hari  Hanya diseka 2
kali / sehari.
 Keramas  3 kali /  Belum keramas
 Gosok gigi minggu  Belumgosok gigi
 Ganti pakaian  2 kali / sehari  1 kali / sehari
 Gangguan  2 kali / hari  Intoleran aktifitas
 Tidak ada
6 Ketergantungan
 Kopi  Tidak minum kopi
 Rokok  Tidak minum  Tidak merokok
kopi
 Tidak
merokok

IV. DATA PSIKOLOGIS


a. Status emosi
Emosi pasien terkontrol dengan baik dan pasien sadar
b. Konsep diri
 Body Image
Ibu mengatakan sebagai orang sakit yang harus dirawat agar cepat
sembuh.
 Self Ideal
Ibu mengatakan igin segera sembuh agar beraktivitas lagi dan
berkumpul lagi dengan keluarganya.
 Self Ecteem
Ibu mengatakan telah mendapatkan perawatan yang baik.
 Role Perfomense
Ibu mengatakan akan mengetahui tindakan medis yang akan dilakukan
oleh dokter, bidan dan perawat agar cepat sembuh.
 Self Identity
Ibu mengatakan dalam keluarganya adalah seorang ibu rumah tangga.

V. DATA SPIRITUAL
Ibu mengatakan beragama islam, sebelum masuk rumah sakit ibu
mengerjakan sholat 5 waktu dan setelah masuk rumah sakit ibu belum
pernah mengerjakan sholat karena dalam masa nifas akan tetapi ibu tetap
berdoa untuk kesembuhan dirinya dan kesehatan bayinya.

VI. DATA SOSIAL


1. Pendidikan : MTS
2. Sumber penghasilan : Dari suami
3. Pola komunikasi : Jawa / Indonesia
4. Pola Interaksi : Interaksi dengan perawat dan dokter baik.

VII. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan umum : Cukup
2. Kesadaran : Composmentis GCS :4-5-6
3. Tanda – tanda vital : TD : 140/90 mmHg
N : 80 kali/menit
S : 36,4 0C
RR : 24 kali/menit
Kepala
- Ekspresi wajah : pasien tampak pucat, lemah agak kusut
- Rambut : Rambut lurus, ,tidak ketombe, tidak bercabang,
dan
bersih
- Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, tidak
cowong, sclera
putih, penglihatan berfungsi dengan baik, mata
tidak
terlihat juling
- Telinga : Bersih, simetris, tidak ada serumen pendengaran
berfungsi dengan baik
- Hidung : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada benjolan
- Mulut : Tidak stomatitis, mukosa bibir agak kering, tidak
ada
karies
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena
jugelaris

Thorax
- Inseksi : Bentuk rongga dada simetris, tidak terlihat
benjolan
- Palpasi : Tidak nyeri tekan pada mamae
- Perkusi : terdapat suara sonor pada ICS 1 – 7 dan suara
redup pada ICS 8 dan 9
- Auskultasi : Tidak ada suara tambahan ( whicing maupun
ronchi)
Abdoment
- Inseksi : Simetris terdapat luka operasi dengan panjang ±
10 cm di bawah umbilikus, luka lembab
- Palpasi : Nyeri tekan dibagian sekitar luka, tinggi fundus
uteri sejajar dengan pusat
- Perkusi : terdapat suara hypertimpani pada epigastrium
hipertimpani.
- Auskultasi : Terdengar bising usus 8 – 10 x / menit

Ektremitas
- Atas : Simetris, tidak edema, terpasang infus RL

- Bawah : simetris, tidak edema, jari kaki lengkap, tidak


vasices
RO 5 5
5 5
Genetalia
Terpasang DC dan memakai pempers olochea warna merah

VIII. DATA PENUNJANG


Tidak ada hasil laboratorium

IX. THERAPY
1. Aff infus/DC
2. clindamisin 3 x 300 gr
3. Nefenamid Acid 3 x 500 gr
4. Nefipidin 3 x 500 gr.
5. Flux +
ANALISA DATA

Nama : Ny. “ S “ Ruang : bersalin


Umur : 21 tahun Jenis Kelamin : Perempuan
Dx DATA ETIOLOGI MASALAH
1 Ds : pasien mengatakan nyeri pada Trauma Gangguan rasa
luka operasi jaringan/luka post nyaman nyeri
Do : K/u : lemah operasi SC
 Luka opersi panjang 10
cm
 Luka kemerahan dan
lembab
 Wajah kemerahan
 Pasien berbaring
terlentang
2 Ds : pasien mengatakan belum bisa Trauma Intoleran aktifitas
bergerak hanya mika – miki jaringan/luka post
Do : K/u : lemah operasi SC
 Terpasang infuse RL 20
Tpm
 Terpasang DC
 Pasien berbaring
terlentang
3 Ds : pasien mengatakan terasa Kelemahan fisik Defisit personal
gerah, lepek dan risik karena hygyene
belum mandi
Do : K/u : lemah
 Ekpresi wajah pucat
 Rambut lepek
 Badan terasa kusut
 Terpasang DC
 Terpasang Pempers
 Terdapat luka operasi
dengan panjang 10 cm
DIAGNOSA KEPERAWATAN

AKPER II UNIMAS, MOJOKERTO


Nama : Ny. “ S “ Ruang : bersalin
Umur : 21 tahun Jenis Kelamin : Perempuan
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Gangguan rasa nyaman nyeri yang berubungan dengan trauma jaringan/post
SC hari ke 3 yang ditandai dengan
K/u : lemah
 Luka opersi panjang 10 cm
 Luka kemerahan dan lembab
 Wajah kemerahan
 Pasien berbaring terlentang
 TD : 140/90 mmHg
 N : 80 kali/menit
 S : 36,4 0C
2 Intoleran aktivitas yang berhubungan dengan pasca operasi Sc hari ke 3 yang di
tandai dengan
K/u : lemah
 Terpasang infuse RL 20 Tpm
 Terpasang DC
 Pasien berbaring terlentang
 TD : 140/90 mmHg
 N : 80 kali/menit
 S : 36,4 0C
3 Deficit personal hygyne berhubungan dengan pasca operasi SC hari ke 3 yang
berhubungan dengan
K/u : lemah
 Ekpresi wajah pucat TD : 140/90
 Rambut lepek dan badan terasa kusut S : 36,4
 Terpasang DC N : 84 x/menit
 Terpasang Pempers
 Terdapat luka operasi dengan panjang 10 cm

AKPER II UNIMAS, MOJOKERTO


RENCANA KEPERAWATAN

Nama : Ny. “ S “ Ruang : bersalin


Umur : 21 tahun Jenis Kelamin : Perempuan
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Gangguan rasa nyaman nyeri JANGKA PENDEK 1. lakukan pendekatan lepada 1. terbina saling percata antara
yang berubungan dengan trauma Setelah dilakukan pasien dan keluarga pasien dan keluarga

jaringan/post SC hari ke 3 yang asuhan keperawatan 2 x 2. kaki tingkat nyeri pasien 2. apakah pasien termasuk nyeri
24 jam nyeri berkurang yang sangat hebat atau ringan
ditandai dengan
JANGKA PANJANG 3. observasi TTV 3. untuk mengetahui kondisi
K/u : lemah
Setelah dilakukan pasien
 Luka opersi panjang 10 cm
asuhan keperawatan 3 x 4. Ajarkan teknik drelaksasi 4. untuk mengurangi rasa nyeri
 Luka kemerahan dan lembab
24 jam nyeri hilang 5. Kolaborasi dengan dokter 5. mempercepat penyembuhan
 Wajah kemerahan
KRITERIA HASIL
 Pasien berbaring terlentang
 Nyeri teratasi atau
 TD : 140/90 mmHg
nyeri tidak ada
 N : 80 kali/menit
 S : 36,4 0C

2 Intoleran aktivitas yang JANGKA PENDEK 1. Lakukan dan awasi latihan 1 Mempertahankan mobilisasi

AKPER II UNIMAS, MOJOKERTO


berhubungan dengan pasca operasi Setelah dilakukan rentang gerak aktif dan pasif 2 untuk mengurangi tingkat nyeri
Sc hari ke 3 yang di tandai dengan asuhan keperawatan 2 x 2. Ajarkan tindaka Relaksasi 3 Mengetahui kondisi pasien
K/u : lemah 24 jam immobilisasi 3. observasi TTV 4 mempercepat penyembuhan
 Terpasang infuse RL 20 Tpm berkurang 4. Kolaborasi dengan dokter
 Terpasang DC JANGKA PANJANG

 Pasien berbaring terlentang Setelah dilakukan

 TD : 140/90 mmHg asuhan keperawatan 3 x


24 jam immobilisasi
 N : 80 kali/menit
hilang
 S : 36,4 0C
KRITERIA HASIL
 Pasien dapat
bergerak dan
beraktifitas

3 Deficit personal hygyne JANGKA PENDEK 1. jelaskan tidakan yang kita lalukan 1. penentuan faktor penyebab,
berhubungan dengan pasca operasi Setelah dilakukan akan menentukan tindakan
SC hari ke 3 yang berhubungan asuhan keperawatan 2 x selanjutnya
dengan 24 jam defisit PH 2. Ajarkan keluarga pasien untuk 2. Agar terpenuhi kebutuhan PH
K/u : lemah sedikit teratasi menyeka pasien pasien|
 Ekpresi wajah pucat JANGKA PANJANG 3. Observasi TTV 3. mengetahui kondisi pasien
TD : 140/90 Setelah dilakukan 4. berikan kebersihan oral 4 meningkatkan nafsu makan

AKPER II UNIMAS, MOJOKERTO


 Rambut lepek dan badan asuhan keperawatan 3 x 5. Kolaborasi dengan dokter 5. Mempercepat penyembuhan
terasa kusut S: 24 jam Personal
36,4 hygyene terpenuhi
 Terpasang DC KRITERIA HASIL
N : 84 x/menit PH terpenuhi
 Terpasang Pempers
 Terdapat luka operasi
dengan panjang 10 cm

TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama : Ny. “ S “ Ruang : bersalin

AKPER II UNIMAS, MOJOKERTO


Umur : 21 tahun Jenis Kelamin : Perempuan
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL/JAM TINDAKAN PARAF
1 Gangguan rasa nyaman nyeri 04/02/08 1. beri tahu pasien dan keluarga tindakan yang akan kita lakukan
yang berubungan dengan trauma dengan senyum, sapa, salam

jaringan/post SC hari ke 3 08.00 WIB 2. beri tahu pasien untuk nafas panjang jika nyeri terjadi
3. beri dorongan pasien untuk tenang dan nyaman
4. Observasi TTV
TD : 130/80 mmHg
S : 38°C RR : 20 x / menit
N : 84 x/menit
Lechea lubra berwarna kemerahan
TFU sejajar dengan pusat
Laktasi sudah keluar kosostrum
5. memberikan obat sesuai doasis

2 Intoleran aktivitas yang 04/02/08 1. berikan tahu pasien untuk latihan mika – miki
berhubungan dengan pasca operasi 2. Menyuruh pasien untuk nafas panjang
Sc hari ke 3 3. mengobservasi TTV
08.30 Wib TD : 130/80 mmHg
S : 38°C RR : 20 x / menit
N : 84 x/menit

AKPER II UNIMAS, MOJOKERTO


Lechea lubra berwarna kemerahan
TFU sejajar dengan pusat
Laktasi sudah keluar kolostrum
4. memberikan obat sesuai dengan dosis

3 Deficit personal hygyne 04/02/08 1. menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan
berhubungan dengan pasca operasi 08.00 Wib 2. menyiapkan pasien dan peralatan untuk mandi
SC hari ke 3 yang berhubungan 3. menyeka pasien sampai bersih
dengan
4. mengganti pakaian dan pempers pasien
5. observasi TTV
TD : 130/80 mmHg
S : 38°C RR : 20 x / menit
N : 84 x/menit
Lechea lubra berwarna kemerahan
TFU sejajar dengan pusat
Laktasi sudah keluar kolostrum
6. memberikan obat sesuai dosis
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Ny. “ S “ Ruang : bersalin


Umur : 21 tahun Jenis Kelamin : Perempuan

AKPER II UNIMAS, MOJOKERTO


NO DIAGNOSA TGL/JAM EVALUASI PARAF
KEPERAWATAN
1 Gangguan rasa nyaman 05/02/08 S : pasien mengatakan nyeri sudah berkurang
nyeri yang berubungan O : K/u : cukup

dengan trauma S/ N : 36,°C/84x/ menit


RR : 24x/menit TD : 130/80
jaringan/post SC hari
A : nyeri berkurang
ke 3
P : Rencana asuhan keperawtan di lanjutkan
 clindamisin 3 x 300 gr
 Nefenamid Acid 3 x 500 gr
 Nefipidin 3 x 500 gr

2 Intoleran aktivitas yang 05/02/08 S : pasien mengatakan sudah bisa Mika – miki dan duduk
berhubungan dengan O : K/u : cukup
pasca operasi Sc hari ke 3 S/ N : 36,°C/84x/ menit
RR : 24x/menit TD : 130/80
Terdapat luka operasi membujur 10 cm
A : mobilisasi berkurang
P : Intervensi dilanjutkan
 clindamisin 3 x 300 gr

AKPER II UNIMAS, MOJOKERTO


 Nefenamid Acid 3 x 500 gr
 Nefipidin 3 x 500 gr

3 Deficit personal hygyne 05/02/08 S : pasien mengatakan sudah tidak ada keluhan
berhubungan dengan Pkl. 20.00 O : K/u : cukup
pasca operasi SC hari ke S/ N : 36,°C/84x/ menit
3 yang berhubungan RR : 24x/menit TD : 130/80
dengan A : personal hygyiene terpenuhi
P : Intervensi dihentikan dan pemberian HE
 Terapi dilanjutkan di rumah
 Anjurkan pasien untuk merawat diri dan luka operasi
 Anjurkan pasien untuk kontrol

AKPER II UNIMAS, MOJOKERTO

Anda mungkin juga menyukai