KEGIATAN MSDM
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
POKOK BAHASAN
Perencanaan Karier
c. Jabatan struktural
Jabatan struktural adalah jabatan karier, artinya jenjang jabatan yang
diperuntukkan bagi mereka yang diarahkan kejenjang lebih tinggi dalam
organisasi. Disini sangat diperlukan kematangan psikologis dan kemantapan
kemampuan pribadi masing-masing.
d. Tenggang waktu
Masa jabatan seseorang dalam organisasi sebaiknya ditentukan secara tegas dan
tepat.
Konseling karier
Menurut T. Hani Handoko, pembimbing karier perlu menyadari bahwa
karier merupakan bagian dari rencana hidup seseorang sehingga rencana
karier yang ditetapkan seharusnya adalah bagian integral dari rencana
hidupnya. Sehingga perlu adanya bimbingan karier untuk penilaian pribadi
dalam suatu organisasi. Penilaian pribadi tersebut meliputi minat, bakat,
kemampuan, motivasi, semangat, ketrampilan, dan moral seseorang.
Dari dua pendekatan seperti yang telah disebutkan diatas, pedekatan secara traditional
memiliki kelemahan:
a) Pengembangan karier berlangsung tidak efektif
b. ) Perusahaan sulit unggul dalam lingkungan bisnis yang kompetitif.
1. Arah pertama harus datang dari para pekerja dengan aktif merencanakan dan
melakukan kegiatan ke arah kemajuan dan perkembangan untuk mewujudkan
karier yang sukses
2. Arah kedua dalam pengembangan karier harus datang dari organisasi untuk
membantu dan memberi peluang bagi pekerja yang potensial dalam
mengembangkan karier
Bantuan organisasi dalam pengembagan karier dapat berupa hal-hal sebagai
berikut:
a. organisasi harus menempatkan para pekerja sebgai pertner yang harus dibantu
sepenuhnya dalam mengembangkan kariernya
1. Rating Scale
Metode ini didasarkan pada suatu skala dari sangat baik, baik, cukup,
kurang baik, dan jelek. Bentuk ini sangat umum dipakai oleh organisasi
dan dilakukan secara subyektif oleh penilai. Evaluasi ini membandingkan
hasil pekerjaan karyawan dengan faktor kriteria yang dianggap penting
bagi pelaksanaan kerja tersebut.
2. Checklist
Penilaian yang didasarkan pada suatu standar unjuk kerja yang sudah
dideskripsikan terlebih dahulu, kemudian penilai memeriksa apakah
karyawan sudah mengerjakannya. Standar-standar unjuk kerja, misalnya
pegawai hadir dan pulang tepat waktu, pegawai bersedia bilamana diminta
untuk lembur, pegawai patuh pada atasan, dan lain-lain. Penilai di sini
adalah atasan langsung atau penyelia. Hampir sama dengan metode rating
scale, setiap standar penilaian dapat diberikan bobot sesuai dengan tingkat
kepentingan standar tersebut. Penilaian umumnya dilakukan secara
subyektif.
3. Critical Incident Technique
Penilaian yang didasarkan pada perilaku khusus yang dilakukan di tempat
kerja, baik perilaku yang baik maupun perilaku yang tidak baik. Penilaian
dilakukan melalui observasi langsung ke tempat kerja, kemudian mencatat
perilaku-perilaku kritis yang tidak baik atau baik, dan mencatat tanggal dan
waktu terjadinya perilaku tersebut.
4. Skala Penilaian Berjangka Perilaku (behaviorally anchored rating scale-
BARS)
Merupakan penilaian yang dilakukan dengan membuat spesifikasi unjuk kerja
dalam elemen-elemen tertentu, misalnya dosen di perguruan tinggi elemen-
elemen unjuk kerjanyaadalah memberikan pengajaran, melakukan penelitian,
memberikan bimbingan pada mahasiswa, dan membuat soal. Selanjutnya,
masing-masing elemen diidentifikasi berdasarkan perilaku tertentu, baik
perilaku yang sangat diharapkan atau perilaku baik maupun perilaku yang
tidak baik. Contohnya dalam elemen memberikan pengajaran, pengajar
menghubungkan materi pertemuan sebelumnya dengan yang akan diberikan
sebelum memberikan kuliah, memberikan banyak ilustrasi, memberikan tugas
yang menantang, membicarakan topik yang tidak relevan, kemudian
mengurutkan dan memberi nilai pada jenis-jenis perilaku tersebutsesuai
dengan kepentingannya secara subyektif.
5. Pengamatan dan Tes Unjuk Kerja
Penilaian yang dilakukan melalui tes di lapangan. Misalnya seorang pilot
setiap enam bulan sekali menjalani tes yang meliputi pengujian pengetahuan
mengenai prosedur pelaksanaan pekerjaan dalam menerbangkan pesawat, yang
dilakukan secara langsung dengan menerbangkan pesawat atau dalam
simulator, dan tes kesehatan.
6. Metode Perbandingan Kelompok
Dilakukan dengan membandingkan seorang pegawai dengan rekan sekerjanya,
yangdilakukan oleh atasan dengan beberapa teknik seperti pemeringkatan
(ranking method), pengelompokkan pada klasifikasi yang sudah ditentukan
(force distrubution), pemberian poin atau angka (point allocation method),dan
metode perbandingan dengan karyawan lain (paired comparison).
a.metode pemberian poin : semua pagawai yang dinilai diberi poin atau
nilai yang diurutkan dari yang terbesar hingga yang terkecil, misalnya dari
skala 0 sampai dengan 100.