Anda di halaman 1dari 2

MANAJEMEN KONFLIK DAN NEGOSIASI (EKM466 CP2)

Dosen Pengampu : I Gusti Made Suwandana, S.E., M.M.

Oleh:

MADE BINTANG SRIWAHYUNI

NIM: 1707521026

ABSEN : 02

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2020
Masalah yang Terjadi

Pihak Perusahaan: Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) menilai bahwa PT HM


Sampoerna Sukorejo merumahkan buruh secara sepihak dan menuntuk perusahaan PT HM
Sampoerna Sukorejo untuk memperkerjakan lagi buruh atau karyawan yang sudah di PHK.
Namun, perusahaan menilai bahwa Serikat Buruh Sejahtera Indonesia telah mengajukan
tuntutan ke pihak yang salah, hal ini dikarenakan kontrak buruh dilakukan oleh pihak ketiga,
yaitu perusahaan menyedia tenaga kerja.

Pihak Karyawan: Karyawan dari PT HM Sampoerna Sukerejo melakukan aksi unjuk rasa.
Terdapat sekitar 60 buruh yang melakukan konvoi baik menggunakan roda dua ataupun roda
empat menuju areal jalan masuk perusahaan. Elvira Lianita sebagai Director External and
Fiscal Affairs PT HM Sampoerna Sukerejo menyampaikan bahwa latar belakang terjadinya
aksi ini sebenarnya adalah adanya permasalahan internal antara PT. ISS dengan salah satu
karyawannya dan tidak ada kaitannya dengan Sampoerna.

Solusi:

Pihak Perusahaan: Perusahaan PT HM Sampoerna Sukerejo seharusnya memberika


keterangan yang sejelas-jelasnya kepada pihak karyawan mengenai kontrak yang telah dibuat
oleh perusahaan penyedia tenaga kerja sebagai pihak ketiga yang disini adalah PT ISS,
dimana ketika kontrak pegawai habis, maka pegawai tersebut akan diberhentikan.
Seharusnya, PT HM Sampoerna Sukerejo maupun PT ISS memberikan alasan yang jelas
mengenai pemberhentian karyawan sehingga tidak menimbulkan konflik. Selain itu,
perusahaan PT ISS serta PT HM Sampoerna Sukerejo dalam memperkerjakan karyawan
hendaknya bersifat transparan, dimana karyawan mempunyai hak untuk tau tentang kontrak
kerja mereka.

Pihak Karyawan: Buruh harus menghentikan aksi unjuk rasa yang berujung keributan
terjadi, setelah buruh yang beriumlah sekitar 60 orang melakukan konvoi. Sehingga
merugikan bagi warga sekitar yang merasa terganggu dengan unjuk rasa ini dan oprasional
perusahaan juga terhenti. Pihak karyawan harus menuntuk kejelasan mengenai nasib mereka
kepada pihak ketiga yaitu perusahaan penyedia tenaga kerja. Buruh Nurudin, PT HM
Samporna harus memenuhi hak-hak normal, seperti gaji dan upah hingga peningkatan status
sebagai Karyawan tetap bisa di bicarakan lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai