Anda di halaman 1dari 8

Adapun kedudukan dan fungsi pancasila tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Pandangan hidup terdiri atas kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur merupakan suatu wawasan
yang menyeluruh terhadap kehidupan itu sendiri. Pandangan hidup ini berfungsi sebagai :

 Kerangka acuan baik untuk menata kehidupan diri pribadi maupun dalam interaksi
antar manusia dalam masyarakat serta slam sekitarnya.
 Penuntun dan penunjuk arah bagi bangsa Indonesia dalam semua kegiatan dan
aktivitas hidup serta kehidupan di segala bidang.

Oleh karena itu dalam menempatkan Pancasila sebagai pandangan hidupnya maka
masyarakat Indonesia yang ber-Pancasila selalu mengembangkan potensi kemanusiaannya
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam rangka mewujudkan kehidupan bersama
menuju satu pandangan hidup bangsa dan satu pandangan hidup Negara yaitu Pancasila.

2. Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

Kedudukan pancasila sebagai dasar negara memberikan arti bahwa segala sesuatu yang
berhubungan dengan kehidupan ketatanegaraan Republik Indonesia harus berdasarkan
Pancasila. Juga berarti bahwa semua peraturan yang berlaku di negara Republik Indonesia
harus bersumber pada Pancasila. atau dengan kata lain, Pancasila adalah sumber dari segala
sumber hukum. Oleh karena itu semua tindakan kekuasaan atau kekuatan dalam masyarakat
harus berdasarkan peraturan hukum. Selanjutnya, hukum pulalah yang berlaku sebagai norms
di dalam Negara, sehingga negara Indonesia harus dibangun menjadi sebuah negara hukum.
Sebagai sumber dari segala sumber hukurn atau sebagai sumber tertib hukum maka Pancasila
tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan UUD 1945, kemudian dijabarkan lebih
lanjut dalam pokok-pokok pikiran yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, serta
hukum positip lainnya.

Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dapat dirinci sebagai berikut :

1. Pancasila sebagai dasar negara adalah merupakan somber dari segala sumber hukum
(sumber tertib hukum) Indonesia.
2. Pancasila merupakan asas kerohanian tertib hukum Indonesia yang dalam Pembukaan
UUD 1945 dij abarkan dalam empat pokok pikiran.
3. Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara baik hukum dasar tertulis
maupun tidak tertulis.
4. Pancasila mengandung norms yang mengharuskan UUD 1945 mengandung isi yang
mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara termasuk para
penyelenggara partai dan golongan fungsional memegang teguh cita-cita moral rakyat
yang luhur.
5. Pancasila merupakan sumber semangat bagi UUD 1945, Penyelenggara Negara,
Pelaksana Pemerintah termasuk penyelenggara partai dan golongan fungsional.

3. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia

Berdasarkan etimologinya, ideologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata
yaitu idea berarti rant muka, perawakan, gagasan dan buah pikiran dan logis berarti ajaran.
Dengan demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau
science des ideas. Pengertian Ideologi secara umum adalah suatu kumpulan gagasan, ide,
keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistematis yang mengarahkan tingkah laku
seseorang dalam berbagai bidang kehidupan seperti:

1. Bidang politik, termasuk bidang hukum, pertahanan dan keamanaan.


2. Bidang sosial
3. Bidang kebudayaan
4. Bidang keagamaan

Maka ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu
teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat.

4. Pancasila sebagai Pemersatuan Bangsa

Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam-macam suku pun bukan menjadi suatu
pembeda bagi warga negara Indonesia, justru ini dijadikan nilai positif bagi Indonesia sebagai
negara yang beragam suku dan budaya. Semboyan Bhineka Tunggal Ika yang artinya
walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua adalah prinsip kuat bangsa Indonesia walaupun
Indonesia adalah bangsa majemuk yang multi agama, multi bahasa, multi budaya dan multi
ras

Alasan Amandemen UUD 1945


UUD 1945 disusun pada masa persiapan kemerdekaan Indonesia dalam situasi yang serba
mendesak, maka ada beberapa pasal tidak lagi sesuai dengan situasi dan persoalan
kenegaraan sekarang. Adanya penafsiran para pemimpin terdahulu (Orba) terhadap beberapa
pasal diarahkan untuk keuntungan diri sendiri.
1. Karena UUD 1945 merupakan hukum dasar tertulis yang dijadikan landasan dalam
penyelenggaraan Negara maka harus sesuai dengan aspirasi tuntutan kehidupan masyarakat
Indonesia. Mengingat kehidupan masyarakat Indonesia yang selalu tumbuh dan berkembang
sesuai dengan peradaban manusia pada umumnya maka UUD 1945 diamandemen oleh MPR.
Perubahan UUD 1945 memiliki arti yang sangat penting dalam kehidupan bangsa Indonesia.
2. Karena menghilangkan pandangan adanya keyakinan bahwa UUD 1945 merupakan hal
yang sacral, tidak bisa diubah, diganti, dikaji mendalam tentang kebenaran seperti doktrin
yang diterapkan pada masa orde baru.
3. Karena perubahan UUD 1945 memberikan peluang kepada bangsa Indonesia untuk
membangun dirinya atau melaksanakan pembangunan yang sesuai dengan kondisi dan
aspirasi masyarakat.
4. Karena perubahan UUD 1945 mendidik jiwa demoktrasi yang sudah dipelopori oleh MPR
pada waktu mengadakan perubahan UUD itu sendiri, sehingga lembaga Negara, badan badan
lainnya serta dalam kehidupan masyarakat berkembang jiwa demokrasi.
5. Karena perubahan UUD 1945 menghilangkan kesan jiwa UUD 1945 yang sentralistik dan
otoriter sebab dengan adanya amandemen UUD 1945 masa jabatan presiden dibatasi,
kekuasaan presiden dibatasi, system pemerintahan dIsentralisasi dan otonomi.
6. Karena perubahan UUD 1945 menghidupkan perkembangan politik ke arah keterbukaan.
7. Karena perubahan UUD 1945 mendorong para cendekiawan dan berbagai tokoh
masyarakat untuk lebih proaktif dan kreatif mengkritisi pemerintah (demi kebaikan) sehingga
mendorong kehidupan bangsa yang dinamis (berkembang) dalam segala bidang, baik politik,
ekonomi, social budaya sehingga dapat mewujudkan kehidupan yang maju dan sejahtera
sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang telah maju.

Tujuan Amandemen UUD 1945


1. Tujuan yang pertama adalah untuk menyempurnakan beberapa aturan dasar yang berkaitan
dengan tatanan negara dalam rangka untuk mencapai tujuan nasional yang telah tercantum
dalam Alinea ke 4 Pembukaan UUD 1945. Selain itu juga untuk memperkokoh atau
memperkuat NKRI yang dasar negaranya adalah Pancasila.
2. Tujuan yang kedua adalah untuk menyempurnakan aturan dasar yang berhubungan dengan
jaminan dan pelaksanaan kedaulatan rakyat dan juga untuk memperluas partisipasi rakyat
atau warga negara dalam pemerintahan agar menjadi negara yang sesuai dengan paham
demokrasi.
3. Tujuan yang ketiga adalah untuk menyempurnakan aturan dasar yang berhubungan dengan
penyelenggaraan negara secara demokratis dan juga secara modern.
4. Tujuan yang keempat adalah untuk menyempurnakan aturan dasar yang berkaitan dengan
jaminan dan perlindungan ham (hak asasi manusia) dan peradaban umat manusia yang
sekaligus merupakan syarat bagi suatu negara hukum yang dicita-citakan oleh UUD 1945.
5. Tujuan yang kelima adalah untuk menyempurnakan aturan dasar yang berkaitan dengan
jaminan konstitusional dan kewajiban suatu negara untuk mewujudkan kesejahteraan sosial
bagi seluruh rakyatnya, mencerdaskan kehidupan bangsa, menegakkan etika, moral dan
solidaritas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan harkat
dan martabat kemanusian dalam perjuangan mewujudkan negara yang maju dan sejahtera.
6. Tujuan yang keenam adalah untuk melengkapi aturan dasar yang sangat penting yang
sebelumnya mungkin belum ada atau masih kurang terutama yang berkaitan dengan
penyelenggaraan negara bagi eksistensi negara dan perjuangan negara dalam mewujudkan
negara yang demokratis, sebagai contoh adalah aturan yang berkaitan dengan pemilu dan
pengaturan wilayah negara.
7. Tujuan yang terakhir adalah untuk menyempurnakan aturan dasar tentang kehidupan
bernegara dan juga berbangsa yang sesuai dengan perkembangan aspirasi, kebutuhan, serta
kepentingan bangsa dan negara Indonesia, selain itu juga untuk mengakomodasikan
kecenderungannya untuk masa yang akan datang.
Tujuan2 amandemen UUD 1945 yaitu memenuhi tuntutan2 Reformasi, dengan
menyempurnakan aturan dasar, mengenai: tatanan negara, Kedaulatan Rakyat, HAM, model
pembagian kekuasaan, ketentuan mengenai kesejahteraan sosial, eksistensi negara demokrasi
dan negara hukum, dan hal-hal lain sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan
bangsa.
Kesemuanya itu dilatarbelakangi beberapa masalah kenegaraan yaitu: kekuasaan tertinggi di
tangan MPR, kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, pasal-pasal yang terlalu “luwes”
sehingga dapat menimbulkan multitafsir, kewenangan pada Presiden untuk mengatur hal-hal
penting dengan undang-undang, rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara
belum cukup didukung ketentuan konstitusi.

Keterkaitan Pancasila Dengan Batang Tubuh UUD 1945


Dasar negara Pancasila adalah jiwa, inti sumber dan landasan UUD 1945. Secara
teknis dapat dikatakan bahwa pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam pembukaan UUD
1945 adalah garis besar cita-cita yang terkandung dalam Pancasila. Batang tubuh UUD 1945
merupakan pokok-pokok nilai-nilai Pancasila yang disusun dalam pasal-pasal.
Pasal-pasal dalam UUD1945 adalah penjabaran dari pokok-pokok pikiran yang ada dalam
Pembukaan UUD1945.
Contoh:
1. Sila pertama, dijabarkan di pasal 29 UUD 1945, pasal 28 (UUD 1945 amandemen)
2. Sila kedua, dijabarkan di pasal-pasal yang memuat mengenai hak asasi manusia.
3. Sila ketiga, dijabarkan di pasal 18, pasal 35, pasal 36 UUD 1945
4. Sila keempat dijabarkan pada pasal 2 s.d 24 UUD 1945
5. Sila kelima dijabarkan pada pasal 33 dan 34 UUD1945
Atau dengan kata lain bahwa pembukaan UUD 1945 yang membuat dasar falsafah
negara Pancasila, merupakan satu kesatuan nilai dan norma yang terpadu yang tidak dapat
dipisahkan dengan rangkaian pasal-pasal dan batang tubuh UUD 1945. Jadi Pancasila itu
disamping termuat dalam pembukaan UUD 1945 (rumusannya dan pokok-pokok pikiran
yang terkandung didalamnya) dijabarkan secara pokok dalam wujud pasal-pasal batang tubuh
UUD 1945.
Pasal-pasal dalam UUD 1945 yang berkaitan dengan sila-sila Pancasila.
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
 Pasal 28E
Ayat (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat
tinggal diwilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
Ayat (2) Setiap orang atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap,
sesuai dengan hati nuraninya.
 Pasal 29
Ayat (1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa,
Ayat (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

2. Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab.


 Pasal 14
1. Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah
Agung.
2. Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat
 Pasal 18B
Ayat (2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat
beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur damam undang-
undang
 Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
 Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.
 Pasal 28B
1. Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
yang sah.
2. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
 Pasal 28C
1. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak
mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni
dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan uman manusia.
2. Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.
 Pasal 28D
1. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil
serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.
2. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak
dalam hubungan kerja.
3. Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.
 Pasal 28E
1. Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan
dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di
wilayah negara dan meninggalkanya, serta berhak kembali.
2. Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap,
sesuai dengan hati nuraninya.
3. Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
 Pasal 28F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi denggan menggunakan segala jenis
saluran yang tersedia.
 Pasal 28G
Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta
benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat
martabat menusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.
 Pasal 28H
1. Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
2. Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.
3. Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara
utuh sebagai manusia yang bermartabai.
4. Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil
alih secara sewenang oleh siapa pun.
 Pasal 28I
1. Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak
beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum,
dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut, adalah hak asasi manusia
yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.
2. Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan
berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.
3. Identitas budaya dan hak masyarakat dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan
peradaban.
4. Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggun
jawab negara, terutama pemerintah.
5. Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara hukum
yang demokaratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan
dalam peraturan perundang-undangan.

 Pasal 28J
1. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan
yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud sematamata untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokaratis.
 Pasal 29
Ayat (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
 Pasal 30
Ayat (1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan Negara
 Pasal 31
Ayat (1) Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran.
 Pasal 34
Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara

3. Persatuan Indonesia.
 Pasal 25A
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara
dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang.
 Pasal 35
Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih.
 Pasal 36
Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.
 Pasal 36A
Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
 Pasal 36B
Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya.

4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan


/Perwakilan.
 Pasal 2
1. Madjelis Permusjawaratan rakyat terdiri atas anggauta-anggauta DewanPerwakilan rakyat,
ditambah dengan utusan-utusan dari Daerah-daerah dan golongan-golongan, menurut aturan
yang ditetapkan dengan Undang-Undang.
2. Madjelis Permusjawaratan rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu-kota
Negara.
3. Segala putusan Madjelis Permusjawaratan rakyat ditetapkan dengan suara yang terbanyak.
 Pasal 3
Majelis Permusjawaratan rakyat menetapkan Undang-Undang Dasar dan garis-garis besar
daripada haluan Negara.
 Pasal 6
Ayat (2) Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Madjelis Permusjawaratan rakyat dengan
suara yang terbanyak
 Pasal 19
1. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan umum.
2. Susunan Dewan Perwakilan Rakyat diatur dengan undang-undang.
3. Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


 Pasal 33
Ayat (3) Bumi dan air dn kekajaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara
dan digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
 Pasal 34
Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara.

Ciri-Ciri Negara Hukum


Adapun ciri umum pada negara hukum sebagai berikut.

1. Adanya perlindungan juga pengakuan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM).


2. Memiliki sistem peradilan yang bebas serta tidak memihak.
3. Legalitas dalam arti hukum itu sendiri.
4. Kekuasaan berlaku sesuai hukum yang berlaku.
5. Adanya tuntutan pembagian suatu kekuasaan.

Alasan Menjadi Negara Hukum

1. Legitimiasi demokrasi
2. Kepastian hukum
3. Tuntutan perlakuan yang sama
4. Tuntutan akal budi

Unsur Negara Hukum Secara Umum

1. Dihargainya Hak Asasi Manusia atau HAM .


2. Adanya pemisahan kekuasaan dalam upaya menjamin hak-hak tersebut.
3. Pemerintah yang berlangsung dijalankan berdasarkan perundang-undangan
4. Munculnya sebuah peradilan bersifat administrasi untuk mengatasi perselisihan antara
rakyat juga pemerintah.

Negara hukum secara umum dapat disimpulkan bahwa merupakan sebuah alat negara di
mana mempunyai hak memakai kekuasaannya dengan landasan hukum itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai