Anda di halaman 1dari 9

Batu empedu adalah salah satu masalah kesehatan yang tersembunyi atau terjadi tanpa

gejala. Hampir 50% penderita batu empedu tidak merasakan gejala apa-apa, 30%
merasakan gejala nyeri dan 20% berkembang menjadi komplikasi.

Sebagian besar penderita batu empedu, didiagnosa menderita maag dikarenakan rasa nyeri
pada ulu hati, padahal secara anatomi empedu terletak pada perut sebelah kanan atas.

Pengertian Batu Empedu Adalah

Saat ini jumlah penderita batu empedu ini cenderung meningkat karena perubahan gaya
hidup, seperti banyaknya makanan cepat saji (fast food) dapat menyebabkan kegemukan
yang merupakan faktor terjadinya batu empedu. Kandung empedu merupakan organ
berbentuk buah pir kecil yang terletak di perut sebelah kanan dan tersembunyi di bawah
hati, yang menyimpan cairan empedu yang dihasilkan oleh hati.

Ketika makan, kandung empedu akan menciut (kontraksi) dan mengeluarkan cairan
empedu yang berwarna hijau kecokelatan ke dalam usus halus. Cairan empedu berguna
dalam penyerapan lemak dan beberapa vitamin (vit. A,D, E, dan K).

Empedu merupakan campuran dari asam empedu, protein, garam kalsium, pigmen dan
unsur lemak yang disebut kolesterol. Sebagian cairan empedu yang memasuki usus halus
diteruskan dan dikeluarkan melalui feses. Kelainan utama kandung empedu adalah
terbentuknya batu, yang terjadi karena perubahan secara kimiawi pada empedu. Batu ini
terbentuk dari endapan kolesterol, pigmen bilirubin dan garam kalsium yang mengeras,
namun paling banyak terbentuk dari kolesterol.

Bentuk dan warna batu empedu bermacam-macam. Dari kolesteol berwarna kuning dan
mengkilat seperti minyak, batu dari pigmen bilirubin akan berwarna hitam dan keras atau
berwarna cokelat tua dan rapuh. Ukurannya bervariasi, dari yang kecil berupa seperti
butiran pasir hingga sebesar batu kerikil tetapi biasanya berdiamteter 1-2 cm.

Penyebab Batu Empedu Adalah


Unsur pembentukan batu empedu adalah koleterol dan kalsium. Lebih dari 90% batu
empedu adalah batu koleterol (komposisi kolesterol >50%) atau bentuk campuran (20-50
% unsur kolesterol) dan siasanya 10% adalah batu pigmen (unsur kasium dominan dan
koleterol< 20%). Batu empedu adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di
dalam saluran empedu. Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu disebut
kolelitiasis, sedangkan batu di dalam saluran empedu disebut koledokolitiasis.

Jadi komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol, sebagian kecil lainnya terbentuk
dari garam kalsium. Cairan empedu mengandung sejumlah besar kolesterol yang biasanya
tetap berbentuk cairan. Jika cairan empedu menjadi jenuh karena kolesterol, maka
kolesterol bisa menjadi tidak larut dan membentuk endapan di luar empedu.

Faktor Risiko Batu Empedu

Banyak faktor risiko batu empedu terkait dengan diet, sementara beberapa faktor tidak
dapat dikendalikan. Faktor risiko yang tidak terkendali adalah hal-hal seperti usia, ras,
jenis kelamin, dan riwayat keluarga, yang tidak dapat diubah.

 Batu empedu lebih banyak ditemukan pada wanita daripada kaum pria 3:1

 Usia lanjut, semakin meningkat usia seseorang, semakin besar risikonya untuk
mengidap batu empedu.

 Kegemukan (obesitas).

 Diet tinggi lemak.

 Faktor keturunan.

Patofisiologi

Sebagian besar batu empedu terbentuk di dalam kandung empedu dan sebagian besar batu
di dalam saluran empedu berasal dari kandung empedu. Batu empedu bisa terbentuk di
dalam saluran empedu jika empedu mengalami aliran balik karena adanya penyempitan
saluran atau setelah dilakukan pengangkatan kandung empedu.

Batu empedu di dalam saluran empedu bisa mengakibatkan infeksi hebat di saluran
empedu (kolangitis), infeksi pankreas (pankreatitis) atau infeksi hati. Jika saluran empedu
tersumbat, maka bakteri akan tumbuh dan dengan segera menimbulkan infeksi di dalam
saluran. Bakteri bisa menyebar melalui aliran darah dan menyebabkan infeksi di bagian
tubuh lainnya.

Sebagian besar batu empedu dalam jangka waktu yang lama tidak menimbulkan gejala,
terutama bila batu menetap di kandung empedu. Kadang-kadang batu yang besar secara
bertahap akan mengikis dinding kandung empedu dan masuk ke usus halus atau usus
besar, dan menyebabkan penyumbatan usus (ileus batu empedu).

Yang lebih sering terjadi adalah batu empedu keluar dari kandung empedu dan masuk ke
dalam saluran empedu. Dari saluran empedu, batu empedu bisa masuk ke usus halus atau
tetap berada di dalam saluran empedu tanpa menimbulkan gangguan aliran empedu
maupun gejala.

Gejala Batu Empedu

Banyak pasien yang tak sadar dirinya sering mengeluh sakit maag, padahal sebenarnya
mengalami sakit batu empedu. Faktanya, gejala sakit batu empedu memang mirip sekali
dengan sakit maag. Tak sedikit penderita kerap bolak-balik ke dokter dan diberi obat
maag, tapi tak kunjung membaik.

Hal itu dapat terjadi karena keluhan dirasakan di tempat berdekatan, yakni lambung dan
kantong empedu, di mana keduanya terletak di ulu hati.

Jika salah satu organ ini mengalami peradangan, rasanya hampir sama. Orang banyak
mengira maag dan kembung. Tetapi setelah beberapa kali pemeriksaan ternyata ada batu di
kantung atau saluran empedunya.
Jika batu empedu secara tiba-tiba menyumbat saluran empedu, maka penderita akan
merasakan nyeri, yang cenderung hilang-timbul dan dikenal sebagai nyeri kolik. Timbul
secara perlahan dan mencapai puncaknya, kemudian berkurang secara bertahap.

Nyeri bersifat tajam dan hilang-timbul, bisa berlangsung sampai beberapa jam. Lokasi
nyeri berlainan, tetapi paling banyak dirasakan di perut atas sebelah kanan
dan bisa menjalar ke bahu kanan.

Penderita seringkali merasakan mual dan muntah. Jika terjadi infeksi bersamaan dengan
penyumbatan saluran, maka akan timbul demam, menggigil dan sakit kuning (jaundice).
Biasanya penyumbatan bersifat sementara dan jarang terjadi infeksi.

Nyeri akibat penyumbatan saluran tidak dapat dibedakan dengan nyeri akibat
penyumbatan kandung empedu. Penyumbatan menetap pada duktus sistikus menyebabkan
terjadinya peradangan kandung empedu (kolesistitis
akut). Batu empedu yang menyumbat duktus pankreatikus menyebabkan terjadinya
peradangan pankreas (pankreatitis), nyeri, jaundice dan mungkin juga infeksi.

Kadang nyeri yang hilang-timbul kambuh kembali setelah kandung empedu diangkat,
nyeri ini mungkin disebabkan oleh adanya batu empedu di dalam saluran empedu utama.

“Batu empedu berukuran kecil lebih berbahaya dibanding batu berukuran besar. Karena
yang kecil berpeluang berpindah ke tempat lain dan memicu masalah lainnya”

Sakit batu empedu yang dialami penderita Asia dan Barat dipicu oleh penyebab berbeda.
Riset menunjukkan, penyakit batu empedu di Asia umumnya disebabkan infeksi di saluran
pencernaan, sementara di Barat dipicu empat faktor risiko, yakni jenis kelamin wanita,
usia di atas 40 tahun, diet tinggi lemak, dan kesuburuan.

Di Asia termasuk Indonesia, faktor pencetus infeksi dapat disebabkan kuman yang berasal
dari makanan yang dikonsumsi. Infeksi bisa merambat ke saluran empedu sampai ke
kantung empedu.
Di Indonesia, penyebab yang paling utama bukan karena lemak atau kolesterol, tetapi
akibat infeksi-infeksi di usus. Infeksi ini menjalar tanpa terasa menyebabkan peradangan
pada saluran dan kantung empedu sehingga berakibat cairan yang berada di kantung
empedu mengendap dan menimbulkan batu.

Infeksi yang terutama menyebabkan batu empedu, adalah tifoid atau sakit tifus. Tifus itu
muara kuman atau tempat terakhir di kantung empedu dapat menyebabkan peradangan
lokal yang tidak dirasakan penderita.

Kebiasaan pasien untuk tidak meneruskan obat antiobiotik hingga tuntas juga dapat
memicu timbulnya batu empedu. Kuman akan terus berada di kantung empedu karena
dalam siklus perjalanannya akan bermuara di kantung empedu. Oleh sebab itu, antibiotik
harus dihabiskan supaya kuman di kantung empedu benar-benar habis.

Komplikasi Batu Empedu

Komplikasi yang mungkin segera terjadi adalah:

 Perdarahan.

 Peradangan pankreas (pankreatitis).

 Perforasi atau infeksi saluran empedu.

 Pada 2-6% penderita, saluran menciut kembali dan batu empedu muncul lagi.

Pencegahan Batu Empedu

Karena komposisi terbesar batu empedu adalah kolesterol, sebaiknya menghindari


makanan berkolesterol tinggi yang pada umumnya berasal dari lemak hewani.

Ada perbedaan mencolok dalam hal angka kejadian batu empedu: di Okinawa dan di
Amerika serikat. Di Okinawa, angka kejadian hanya 4%, sementara di Amerika Serikat
mencapai tiga kalinya (11,9%). Apa yang membedakannya? Masyarakat Okinawa lebih
banyak mengonsumsi rumput laut, sayuran yang kaya akan serat dan makanan laut yang
banyak mengandung Omega-3. Jenis-jenis makanan tersebut bermanfaat untuk mencegah
pembentukan batu kolesterol. Sementara masyarakat Amerika Serikat gemar
mengkonsumsi protein hewani yang cenderung meningkatkan kolesterol dan kegemukan.
Semua ini berpotensi meningkatkan risiko terbentuknya batu kolesterol.

Penanganan Batu Empedu

Jika tidak ditemukan gejala, maka tidak perlu dilakukan pengobatan. Nyeri yang hilang-
timbul bisa dihindari atau dikurangi dengan menghindari atau mengurangi makanan
berlemak.

Jika batu kandung empedu menyebabkan nyeri berulang meskipun telah dilakukan
perubahan pola makan, maka dianjurkan untuk menjalani pengangkatan kandung empedu
(kolesistektomi). Pengangkatan kandung empedu tidak menyebabkan kekurangan zat gizi
dan setelah pembedahan tidak perlu dilakukan pembatasan makanan.

Kolesistektomi laparoskopik mulai diperkenalkan pada tahun 1990 dan sekarang ini
sekitar 90% kolesistektomi dilakukan secara laparoskopi. Kandung empedu diangkat
melalui selang yang dimasukkan lewat sayatan kecil di dinding perut. Jenis pembedahan
ini memiliki keuntungan sebagai berikut:

 Mengurangi rasa tidak nyaman pasca-pembedahan.

 Memperpendek masa perawatan di rumah sakit.

Teknik lainnya untuk menghilangkan batu kandung empedu adalah:

 Pelarutan dengan metil-butil-eter.

 Pemecahan dengan gelombang suara (litotripsi).


 Pelarutan dengan terapi asam empedu menahun (asam kenodiol dan asam
ursodeoksikolik).

Batu saluran empedu bisa menyebabkan masalah yang serius, karena itu harus dikeluarkan
baik melalui pembedahan perut maupun melalui suatu prosedur yang disebut endoscopic
retrograde cholangiopancreatography (ERCP). Pada ERCP, suatu endoskop dimasukkan
melalui mulut, kerongkongan, lambung dan ke dalam usus halus.

Zat kontras radioopak masuk ke dalam saluran empedu melalui sebuah selang di dalam
sfingter oddi. Pada sfingterotomi, otot sfingter dibuka agak lebar sehingga batu empedu
yang menyumbat saluran akan berpindah ke usus halus. ERCP dan sfingterotomi telah
berhasil dilakukan pada 90% kasus. Kurang dari 4 dari setiap 1.000 penderita yang
meninggal dan 3-7% mengalami komplikasi, sehingga prosedur ini lebih aman
dibandingkan pembedahan perut. ERCP saja biasanya efektif dilakukan pada penderita
batu saluran empedu yang lebih tua, yang kandung empedunya telah diangkat.

Pengobatan Batu Empedu

Biasanya, batu empedu tidak perlu perawatan kecuali itu menyebabkan rasa sakit.
Terkadang Anda bisa melewati batu empedu tanpa menyadarinya. Jika kesakitan, dokter
mungkin akan merekomendasikan operasi. Dalam kasus yang jarang terjadi, obat dapat
digunakan.

Jika berisiko tinggi untuk komplikasi operasi, tabung drainase dapat ditempatkan ke
kantung empedu melalui kulit. Operasi mungkin ditunda sampai risiko diturunkan dengan
mengobati kondisi medis yang lain.

Mengobati batu empedu secara alami

Jika memiliki batu empedu dan tidak ada gejalanya, Anda dapat mengubah gaya hidup
tertentu.

Tips untuk kesehatan kandung empedu:


 Pertahankan berat badan yang sehat.

 Hindari penurunan berat badan yang cepat.

 Makan diet anti-inflamasi.

 Dapatkan olahraga teratur.

 Konsumsi suplemen yang disetujui oleh dokter Anda.

Beberapa suplemen gizi yang dapat Anda konsumsi termasuk vitamin C, zat besi, dan
lesitin. Satu ulasan menemukan bahwa vitamin C dan lesitin dapat menurunkan risiko batu
empedu. Bicaralah dengan dokter tentang dosis yang tepat dari suplemen ini.

Beberapa orang merekomendasikan penyiraman kandung empedu, yang melibatkan puasa


dan kemudian menggunakan minyak zaitun dan jus lemon untuk membantu melewati batu
empedu. Tidak ada bukti bahwa ini berhasil, dan bahkan dapat menyebabkan batu empedu
terperangkap di saluran empedu.

BACA JUGA: BATU EMPEDU BISA DIATASI DENGAN RAMBUT JAGUNG

Pembedahan batu empedu

Dokter mungkin perlu melakukan pembersihan kantung empedu laparoskopi. Ini adalah
operasi umum yang membutuhkan anestesi umum. Dokter bedah biasanya akan membuat
3 atau 4 sayatan di perut Anda. Mereka kemudian akan memasukkan perangkat kecil yang
diterangi ke salah satu sayatan dan dengan hati-hati mengeluarkan kantung empedu Anda.

Anda biasanya diizinkan pulang ke rumah pada hari prosedur atau lusa jika Anda tidak
memiliki komplikasi.

Anda mungkin mengalami tinja yang encer atau berair setelah pengangkatan kandung
empedu. Mengeluarkan kandung empedu melibatkan pengalihan kembali empedu dari hati
ke usus kecil. Empedu tidak lagi melewati kantung empedu dan menjadi kurang
terkonsentrasi. Hasilnya adalah efek pencahar yang menyebabkan diare. Untuk
mengobatinya, makanlah diet rendah lemak sehingga Anda melepaskan lebih sedikit
empedu.

Perawatan non-bedah

Obat-obatan tidak umum digunakan lagi karena teknik laparoskopi dan robotik membuat
pembedahan jauh lebih tidak berisiko daripada sebelumnya.

Namun, jika tidak dapat menjalani operasi, Anda dapat menggunakan ursodiol (Actigall,
Urso) untuk melarutkan batu-batu empedu yang disebabkan oleh kolesterol. Anda harus
mengonsumsi obat ini 2 hingga 4 kali per hari. Obat-obatan mungkin memerlukan
beberapa tahun untuk menghilangkan batu-batu empedu, dan batu-batu empedu dapat
terbentuk lagi jika menghentikan pengobatan.

Gelombang kejut lithotripsy adalah pilihan lain. Litotripter adalah mesin yang
menghasilkan gelombang kejut yang melewati seseorang. Gelombang kejut ini dapat
memecah batu empedu menjadi bagian yang lebih kecil.

Anda mungkin juga menyukai