Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan kondisi dimana kita berada jauh atau
terbebas dari penyakit. Merupakan suatu yang mahal jika dibandingkan
dengan hal-hal yang lain. Bagaimana tidak, harta yang melimpah,
memiliki paras tampan atau cantik, memiliki badan tegap dan gagah,
semuanya itu akan sirna dengan sekejap jika kita terserang penyakit atau
tidak sehat. Dengan penyakit harta bisa habis digunakan untuk berobat,
paras tampan atau cantik berubah menjadi pucat dan tidak enak untuk
dipandang, badan yang tegap dan gagah seketika roboh dikarenakan lemas
dan lesu akibat kondisi tubuh yang menurun drastis.
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam
pelayanan kesehatan masyarakat dari keluarga berencana dari masyarakat,
oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta
pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana .

Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu , hal ini


bertujuan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat
karena di posyandu tersebut masyarakat dapat memperolah pelayanan
lengkap pada waktu dan tempat yang sama (Depkes RI, 1990).

Permasalahan kesehatan seperti disparitas kesehatan antar daerah.


rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin. rendahnya kondisi kesehatan
lingkungan. dan permasalahan sinkronisasi pusat daerah pasca desentralisasi
telah menjadi perhatian utama Departemen Kesehatan. Pembentukan
mobilisasi sosial dan komitmen politik menjadi agenda penting dan
direalisasikan melalui 6 platform, yaitu mobilisasi massa dan pemberdayaan
masyarakat. Meningkatkan/meratakan kualitas dan kuantitas pelayanan
kesehatan, surveillance dan monitoring serta meningkatkan pendanaan
kesehatan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
2. Bagaimana konsep pos pelayanan terpadu (Posyandu)
3. Bagaimana konsep desa siaga?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
2. Untuk mengetahui tentang pos pelayanan terpadu (Posyandu)
3. Untuk mengetahui tentang desa siaga

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


1. Pengertian PHBS
Perilaku adalah merupakan perbuatan atau tindakan dan
perkataan seseorang yang sifatnya dapat di amati, digambarkan dan
dicatat oleh orang lain ataupun orang yang melakukannya.

Prilaku memiliki beberapa dimensi :

a. Fisik, dapat diamati, digambarkan dan dicatat baik.


b. Frekuensi, durasi dan intesitesnya
c. Ruang, suatu perilaku mempunyai dampak pada lingkungan (fisik
maupun social) dimana perilaku itu terjadi
d. Waktu, suatu perilaku mempunyai kaitan dengan masa lampau
maupun masa yang akan datang

Prilaku diatur oleh prinsip dasar perilaku yang menjelaskan


bahwa ada hubungan antara perilaku manusia dengan peristiwa
lingkungan. Perubahan perilaku dapat diciptakan dengan merubah
peristiwa didalam lingkungan yang menyebabkan perilaku tersebut.

Perilaku dapat bersifat covert ataupun overt :

a. Overt artinya nampak (dapat diamati dan dicatat)


b. Covert artinya tersembunyi (hanya dapat diamati oleh orang yang
melakukannya)

(focus pengubahan perilaku kepada perilaku yang dapat diamati


(perilaku overt)

Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktiv


untuk memelihara dan mencegah resiko terjadinya penyakit,
melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktiv dalam
gerakan kesehatan masyarakat.

Prilaku hidup sehat (PHS) adalah perilaku yang berkaitan


dengan upaya atau kegiatan seseorang yang mempertahankan dan
mmeningkatkan kesehatannya ( Notoatmodjo, 2003 : 118)

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku


yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan
berperan aktiv dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
(Pusat Promkes Depkes Ri, 2008)

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan langkah


yang harus dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
bagi setiap orang. Kondisi sehat tidak serta merta terjadi, tetapi harus
senantiasa kita upayakan dari yang tidak sehat menjadi hidup yang
sehat serta menciptakan lingkungan yang sehat.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan


perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat
menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan serta dalam
mewujudkan kesehatan masyarakatnya. PHBS dapat digolongkan ke
dalam beberapa kelompok. Di luar PHBS di bidang Gizi yang telah
dicakup dalam pengembangan keluarga sadar gizi terdapat:

a. Kelompok PHBS bidang Obat dan Farmasi, yaitu misalnya: tidak


menyalahgunakan NAPZA, memelihara taman obat keluarga, dan
Iain-Iain.
b. Kelompok PHBS bidang KIA & KB, yaitu misalnya:
memeriksakan kehamilan secara teratur, meminta pertolongan

4
tenaga kesehatan untuk persalinan, menjadi akseptor KB, dan Iain-
Iain.
c. Kelompok PHBS bidang Penyakit dan Kesehatan Lingkungan,
yaitu misalnya: menghuni rumah sehat, memiliki persediaan air
bersih, memberantas jentik nyamuk, dan Iain- Iain.
d. Kelompok PHBS bidang Pemeliharaan Kesehatan, yaitu misalnya:
memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan, aktif dalam UKBM,
memanfaatkan Puskesmas. dan Iain-Iain. PHBS merupakan tujuan
yang akan dicapai oleh Program Promosi Kesehatan.

2. Tujuan PHBS
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) memiliki tujuan
yaitu meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan
kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat
termasuk swasta dan dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal.
3. Tatanan PHBS
PHBS berada di lima tatanan yakni:
a. Sepuluh Indikator PHBS di Tatanan Rumah Tangga:
1) Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan.
2) Memberi bayi ASI eksklusif.
3) Menimbang bayi dan balita.
4) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
5) Menggunakan air bersih.
6) Menggunakan jamban sehat.
7) Memberantas jentik di rumah
8) Makan sayur dan buah setiap hari.
9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari.
10) Tidak merokok di dalam rumah.
b. Indikator PHBS di Tatanan Sekolah :
1) Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.
2) Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.
3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
4) Olahraga yang teratur dan terukur.
5) Memberantas jentik nyamuk.
6) Tidak merokok.
7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap
bulan.
8) Membuang sampah pada tempatnya.

c. Indikator PHBS di Tatanan Tempat Kerja :


1) Kawasan tanpa asap rokok.
2) Bebas jentik nyamuk.
3) Jamban sehat.
4) Kesehatan dan keselamatan kerja.
5) Olahraga teratur.

d. Indikator PHBS di Tatanan Tempat Umum :


1) Menggunakan jamban sehat.
2) Memberantas jentik nyamuk.
3) Menggunakan air bersih.

e. Indikator PHBS di Tatanan Fasilitas Kesehatan :


1) Menggunakan air bersih.
2) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
3) Membuang sampah pada tempatnya.
4) Tidak merokok.
5) Tidak meludah sembarangan.
6) Memberantas jentik nyamuk.

6
B. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
1. Pengertian Posyandu
Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu
program dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi
pelayanan terpadu dan dinamis seperti halnya program kb dengan
kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan
kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989).
Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu , hal ini
bertujuan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi
masyarakat karena di posyandu tersebut masyarakat dapat memperolah
pelayanan lengkap pada waktu dan tempat yang sama (Depkes RI,
1990).
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam
pelayanan kesehatan masyarakat dari keluarga berencana dari
masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan
pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga
berencana .
Pembentukan posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan
puskesmas agar pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat
lebih tercapai sedangkan satu posyandu melayani 100 balita.

2. Tujuan Penyelenggaraan Posyandu

a. Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (


ibu hamil, melahirkan dan nifas)
b. Membudayakan NKKBS.
c. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB berta kegiatan
lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat
sejahtera.
d. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera,
gerakan ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga
sejahtera.

3. Pengelola Posyandu

a. Penanggungjawab umum : kades/lurah


b. Penggungjawab operasional : tokoh masyarakat
c. Ketua pelaksana : ketua tim penggerak PKK
d. Sekretaris : ketua pokja iv kelurahan/desa
e. Pelaksana: kader Posyandu, yang dibantu petugas KB-KES
(Puskesmas).

4. Kegiatan / Program Pokok Posyandu :

a. KIA
b. KB
c. lmunisasi.
d. Gizi.
e. Penggulangan diare.

5. Pelaksanaan Kegiatan Posyandu


Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh
kader, tim penggerak PKK desa/kelurahan serta petugas kesehatan dari
puskesmas, dilakukan pelayanan masyarakat dengan system 5 meja
yaitu :

a. meja 1 : pendaftaran.
b. meja 2 : penimbangan
c. meja 3 : pengisian kms
d. meja 4 : penyuluhan perorangan berdasarkan kms.
e. meja 5 : pelayanan KB dan; Kesehatan

8
Pelayanan di meja 5 berupa:

1) Imunisasi
2) Pemberian vitamin a dosis tinggi berupa obat tetes ke mulut tiap
bulan februari dan agustus.
3) Pembagian pil atau kondom
4) Pengobatan ringan.
5) Konsultasi KB-kesehatan

Petugas pada meja 1 s/d 4 dilaksanakan oleh kader


Posyandu sedangkan meja 5 merupakan meja pelayanan (kader,
jurim, bindes, perawat dan petugas KB).

6. Sasaran Posyandu

a. Bayi/balita.
b. Ibu hamil/ibu menyusui.
c. WUS dan PUS.

C. Desa Siaga
1. Pengertian Desa Siaga
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan
sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan
mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan, secara mandiri. Desa Siaga dapat dikatakan merekonstruksi
atau membangun kembali berbagai Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM). Pengembangan Desa Siaga juga merupakan
revitalisasi Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)
sebagai pendekatan edukatif yang perlu dihidupkan kembali,
dipertahankan, dan ditingkatkan.
Desa siaga ini merupakan program pemerintah Indonesia untuk
mewujudkan Indonesia sehat 2010. Desa yang dimaksud dalam desa
siaga adalah kelurahan / istilah lain bagi kesatuan masyarakat hukum
yang mempunyai batas-batas wilayah, yang berwenang untuk
mengatur dan mengukur kepentingan masyarakat setempat yang diakui
dan dihormati dalam sistem pemerintahan RI.

2. Tujuan Desa Siaga


Pengembangan desa siaga memiliki beberapa tujuan
a. Tujuan umum :
Terwujudnya desa dengan masyarakat yang sehat, peduli, dan
tanggap terhadap masalah- masalah kesehatan, bencana, dan
kegawatdaruratan di desanya.

b. Tujuan khusus :
1) Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa
tentang pentingnya kesehatan dan melaksanakan PHBS
(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
2) Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa
untuk menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan.
3) Meningkatnya kesehatan di lingkungan desa.
4) Meningkatnya kesiagaan dan kesiapsediaan masyarakat desa
terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan (bencana, wabah penyakit, dsb).
3. Sasaran Desa Siaga
Sasaran desa siaga dibedakan menjadi tiga jenis untuk mempermudah
strategi intervensi, yaitu :
a. Semua individu dan keluarga di desa, yang diharapkan mampu
melaksanakan hidup sehat, serta peduli dan tanggap terhadap
permasalahan kesehatan di wilayah desanya.

10
b. Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan
perilaku individu dan keluarga atau dapat menciptakan iklim yang
kondusif bagi perubahan perilaku tersebut, seperti tokoh
masyarakat, termasuk tokoh agama, tokoh perempuan, dan
pemuda, kader, serta petugas kesehatan.
c. Pihak-pihak yang diharapkan memberi dukungan kebijakan,
peraturan perundang-undangan, dana, tenaga, sarana, dll. Seperti
kepala desa, camat, para pejabat terkait, swasta, para donatur, dan
Apemangku kepentingan lain.

4. Komponen Desa Siaga


Kriteria desa siaga: Poskades merupakan upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam
rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat desa. Poskesdes dapat dikatakan sebagai suatu sarana
kesehatan yang merupakan pertemuan antara upaya-upaya masyarakat
dan dukungan pemerintah. Pelayanan di poskesdes dapat meliputi
upaya preventif (pencegahan), promotif (penyuluhan), dan kuratif
pengobatan yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama bidan)
dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya. Kegiatan-
kegiatan dalam sebuah poskesdes merupakan kegiatan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat, secara minimal berupa :
a. Pengamatan epidemologis sederhana terhadap penyakit, terutama
penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan
kejadian luar biasa (KLB), dan faktor-faktor risikonya (termasuk
status gizi) serta kesehatan ibu hamil yang berisiko.
b. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan
penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, serta faktor
risikonya (termasuk status gizi).
c. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan.
d. Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensinya.
e. Kegiatan-kegiatan lain yaitu promosi kesehatan untuk
peningkatan keluarga sadar gizi (kadarzi), peningkatan PHBS,
penyehatan lingkungan, dll, merupakan kegiatan pengembangan.

Adapun penjelasan singkat untuk masing-masing kriteria tersebut


di atas adalah sebagai berikut
a. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
Poskesdes adalah sarana kesehatan yang dibentuk di desa
yang tidak memiliki akses terhadap Puskesmas/Pustu dalam
rangka menyediakan/mendekatkan pelayanan kesehatan dasar
bagi masyarakat desa. Pelayanannya meliputi upaya-upaya
promotif, preventif, dan kuratif yang dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan (bidan, perawat, tenaga gizi dan sanitarian)
dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya.
Sasarannya adalah Ibu, bayi, anak balita, wanita usia subur,
usila, dan masyarakat lainnya.
b. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)
UKBM merupakan wahana pemberdayaan masyarakat,
yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola
oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan
petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya.
UKBM dapat berupa:
1) Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM
yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat guna memberikan kemudahan
kepada masyarakat, utamanya dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk menunjang percepatan
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB).

12
2) Posyandu Usila
Posyandu Usila merupakan wahana pelayanan bagi
kaum usia lanjut (usila), yandilakukan dari, oleh dan
untuk kaum usila titik berat pelayanannya pada upaya
promotif dan preventif, tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif.
3) Pondok Bersalin Desa (Polindes)
Polindes adalah salah satu UKBM yang dibentuk
dalam upaya mendekatkan dan memudahkan
masyarakat untuk memperoleh pelayanan profesional
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga
Berencana (KB), yang dikelola oleh Bidan Di Desa
(BDD) dan pamong desa.
4) Pos Obat Desa (POD) atau Warung Obat Desa (WOD)
POD atau WOD adalah wahana edukasi dalam
rangka alih pengetahuan dan keterampilan tentang obat
dan pengobatan sederhana dari petugas kepada kader
dan dari kader kepada masyarakat, guna memberikan
kemudahan dalam memperoleh obat yang bermutu dan
terjangkau. Sasarannya adalah: kelompok masyarakat
yang masih rendah keterjangkauannya dalam hal obat
dan pengobatan.
5) Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
Pos UKK adalah wadah dari serangkaian upaya
pemeliharaan kesehatan pekerja. diselenggarakan oleh
masyarakat pekerja yang memiliki jenis kegiatan usaha
yang sama dalam meningkatkan produktivitas kerja.
6) Saka Bhakti Husada (SBH)
SBH adalah wadah pengembangan minat,
pengetahuan dan keterampilan di bidang kesehatan bagi
generasi muda, khususnya anggota Gerakan Pramuka,
untuk mernbaktikan dirinya kepada masyarakat di
lingkungan sekitar.
7) Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)
Poskestren merupakan wahana dalam mendekatkan
pelayanan kesehatan kepadamasyarakat pondok
pesantren dengan prinsip dari, oleh, dan untuk warga
pondok pesantren yang mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif tanpa mengabaikan pelayanan
kuratif dan rehabilitatif

5. Pendekatan Pengembangan Desa Siaga


Pengembangan desa siaga dilaksanakan dengan
membantu/memfasilitasi masyarakat untuk menjalani proses
pembelajaran melalui siklus atau spiral pemecahan masalah yang
terorganisasi, yaitu dengan menempuh tahap - tahap :
a. Mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, dan sumber daya
yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah.
b. Mendiagnosis masalah dan merumuskan alternatif-alternatif
pemecahan masalah.
c. Menetapkan alternatif pemecahan masalah yang layak,
merencanakan, dan melaksanakannya.
d. Memantau, mengevaluasi, dan membina kelestarian upaya-upaya
yang telah dilakukan.

14
Secara garis besar, langkah pokok yang perlu ditempuh
untuk mengembangkan desa siaga meliputi :
a. Pengembangan tim petugas
b. Pengembangan tim masyarakat
c. Survei mawas diri (SMD)
d. Musyawarah mufakat desa (MMD)
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Antara lain : Mandi dua kali
sehari dengan sabun mandi, menggosok gigi sehabis makan dan waktu akan
tidur, buang air besar WC, mencuci tangan setelah buang air besar &
sebelum makan dengan sabun, membuang sampah ditempat sampah,
mengganti pakaian sekali sehari dan pakaian jangan tetrlalu sempit, pakaian
dicuci sampai bersih dengan sabun cuci, Memotong kuku setiap minggu,
mencuci rambut minimal dua kali seminggu atau setiap kali rambut kotor
dan tidur dengan waktu yang cukup.
Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu
program dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi
pelayanan terpadu dan dinamis seperti halnya program kb dengan kesehatan
atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat
(BKKBN, 1989).
Sasaran Posyandu diantaranya bayi dan balita, Ibu hamil dan ibu
menyusui. , WUS dan PUS.
Desa Siaga didefinisikan sebagai desa yang penduduknya memiliki
kesiapan sumber daya dan kemandirian serta kemauan untuk mencegah dan
mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan
secara mandiri.
Tujuan dari desa siaga adalah terwujudnya desa dengan masyarakat
yang sehat, peduli, dan tanggap terhadap masalah- masalah kesehatan,
bencana, dan kegawatdaruratan di desanya.

16
B. SARAN
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya
dan dapat berguna bagi penulis khususnya dan umumnya para pembaca.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA

Maryunani, anik. 2013. Perilaku hidup bersih dan sehat. Jakarta : trans info
media

http://kumpulanbahankesehatan.blogspot.co.id/2011/03/konsep-desa-siaga.html

http://pohaciansyah.blogspot.co.id/2015/01/desa-siaga.html

18

Anda mungkin juga menyukai