Penjelasan Tentang Koperasi
Penjelasan Tentang Koperasi
Yang Diharapkan :
1. Menjelaskan Pengertian, Landasan, Asas, Tujuan, Nilai dan Prinsip Koperasi
2. Menjelaskan Jenis dan peran Koperasi
3. Menjelaskan Organisasi dan Pengelolaan Koperasi
4. Menjelaskan Prosedur Pendirian dan Usaha Pengembangan Koperasi
5. Menjelaskan Koperasi Sekolah
6. Menghitung Pembagian Sisa Hasil Usaha
A.PENGERTIAN KOPERASI
Sesuai dengan Undang Undang No. 17 Tahun 2012 pasal 1 : Koperasi adalah badan hukum yang
didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para
anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan
bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.
LANDASAN KOPERASI
Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945
ASAS KOPERASI
1. Kekeluargaan
2. Gotong Royong
TUJUAN KOPERASI
Meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan
berkeadilan.
NILAI KOPERASI
Nilai yang mendasari kegiatan koperasi yaitu kekeluargaan, menolong diri sendiri,
bertanggung jawab, demokrasi, persamaan, berkeadilan dan kemandirian.
Nilai yang diyakini anggota koperasi yaitu kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab, dan
kepedulian terhadap orang lain.
PRINSIP KOPERASI
B.JENIS KOPERASI
PERAN KOPERASI
Koperasi mempunyai peran besar dalam menyusun perekonomian yang berdasarkan atas azas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi yang mengutamakan kemakmuran masyarakat bukan
kemakmuran orang seorang
a. Simpanan Pokok
b. Simpanan Wajib
c. Simpanan Sukarela
d. Cadangan
PERANGKAT KOPERASI
A. Rapat Anggota
a. Wewenang Rapat
b. Tatacara Rapat
c. Rapat Anggota Luar Biasa
B. Pengurus
a. Ketentuan Pengurus
b. Tugas Pengurus
c. Wewenang Pengurus
d. Tanggung Jawab dan Kewajiban Pengurus
C. Pengawas
a. Syarat Pengawas
b. Tugas Pengawas
PROSEDUR PENDIRIAN KOPERASI
Dimulai dari rapat pendirian/pembentukan koperasi. Untuk Koperasi Primer didirikan paling
sedikit 20 orang anggota. Dan untuk Koperasi Sekunder paling sedikit 3 koperasi primer.
PERAN PEMERINTAH
a. Membina dan mengembangkan koperasi secara terpadu melalui kerjasama antar instansi
b. Memberi kesempatan pada koperasi untuk berperan lebih besar dalam pelaksanaan
pembangunan ekonomi
c. Membentuk koperasi-koperasi pemerintah sebagai patokan bagi koperasi-koperasi lainnya
Ciri-ciri Koperasi :
Beberapa ciri dari koperasi ialah :
1. Terdiri dari perkumpulan orang.
2. Pembagian keuntungan menurut perbandingan jasa. Jasa modal dibatasi.
3. Tujuannya meringankan beban ekonomi anggotanya, memperbaiki kesejahteraan
anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
4. Modal tidak tetap, berubah menurut banyaknya simpanan anggota.
5. Tidak mementingkan pemasukan modal/pekerjaan usaha tetapi keanggotaan pribadi dengan
prinsip kebersamaan.
C. Landasan Koperasi
D. Tujuan Koperasi
Tujuan utamakoperasi adalah mewujudkan masyarakat adil makmur material dan
spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945.Dalam BAB II Pasal 3
Undang – undang RI No. 25 Tahun 1992, menyatakan bahwa koperasi bertujuan untuk:
“Memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut
membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju,
adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang – undang Dasar 1945”.
Menurut Bang Hatta, tujuan koperasi bukanlah mencari laba yang sebesar-besarnya, melainkan
melayani kebutuhan bersama dan wadah partisipasi pelaku ekonomi skala kecil.
Fungsi koperasi tertuang dalam pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, yaitu:
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
dan sosialnya.
b. Berperan serta aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat.
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai gurunya.
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
E. Nilai Koperasi
Nilai-nilai koperasi adalah nilai egaliterian, kesamaan, kekeluargaan, mandiri, peduli
terhadap sesama dan kemandirian salah satunya. Koperasi indonesia berangkat dari nilai
koletivisme yang tercermin dengan budaya gotong royong.
Pasal 5
(1) Nilai yang mendasari kegiatan Koperasi yaitu:
a. kekeluargaan;
b. menolong diri sendiri;
c. bertanggung jawab;
d. demokrasi;
e. persamaan;
f. berkeadilan; dan
g. kemandirian.
(2) Nilai yang diyakini Anggota Koperasi yaitu:
a. kejujuran;
b. keterbukaan;
c. tanggung jawab; dan
d. kepedulian terhadap orang lain.
Apa yang dimaksud dengan sifat keanggotaanya yang terbuka dan sukarela? Ialah setiap
anggotanya memberikan modalnya sendiri secara sukarela untuk digabungkan menjadi
usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan keanggotaannya bersifat terbuka untuk
siapapun yang ingin menjadi anggota koperasi tersebut.
Maksdunya ialah setiap hasil usaha SHU merupakan jasa dari masing-masing anggota
dan modal dari masing-masing anggota menyesuaikan dengan besarnya jasa usaha
masing-masing. Maka pembagian SHU setiap anggota harus dibayar secara tunai karena
setiap anggota merupakan investor atas jasa modal. Tidak hanya sebagai investor,
anggota koperasi juga adalah pemilik jasa sebagai pemakai atau pelanggan.
Pemberian balas jasa dalam anggota koperasi tebatas tergantung oleh besarnya modal yang
tersedia. Jika modalnya sedikit maka pembelian balas jasanya juga sedikit, begitupula
sebaliknya. Maka oleh karena itu dilihat dari besar kecilnya modal anggota itu sendiri.
5. Mandiri
Maksud dari kemandirian disini ialah setiap anggota memiliki peran, tugas dan tanggung
jawab masing-masing atas setiap usaha itu sendiri, selain itu anggota koperasi dituntut
menjalankan perannya dengan aktif sebagai upaya mempertinggi kualitas dan dapat
mengelola koperasi dan usaha tersebut.
6. Pendidikan Koperasi
Pemberian bekal dan skil bekerja setelah mereka terjun bermasyarakat, karena manusia baik
sebagai mahluk sosial dan mahluk individu dan melalui usaha-usaha pendidikan
perkoperasi serta partisipasi anggota sangat dihargai dalam kehidupan koperasi.Tidak
hanya itu, dengan melalui pendidikan perkoperasian setiap orang bisa memenuhi
kebutuhannya masing-masing.
Dibutuhkan kerjasama antar koperasi satu dengan koperasi lainnya demi mewujudkan serta
mengembangkan perekonomian nasional yang mana merupakan usaha bersama. Dengan
demikian adanya kerjasama antar koperasi bisa mewujudkan kesejahteraan koperasi
tersebut.
http://bisakali.net/lambang-dan-logo-koperasi-baru/
Suatu organisasi ataupun lembaga pasti memiliki sejarah tentang berdiri dan
berkembangnya organisasi tersebut. Begitu juga dengan Koperasi Indonesia.
Pada mulanya,Koperasi Dunia lahir di Rochdale Inggris,pada tahun 1844 dengan tujuan
mengatasi masalah keperluan konsumsi para anggotanya dengan cara kebersamaan yang
dilandasi atas dasar prinsip-prinsip keadilan.Dari prinsip-prinsip keadilan inilah maka
menghasilkan prinsip-prinsip keadilan yang dikenal dengan “Rochdale
Principles”.
1. Sejarah Perkembangan Koperasi di Indonesia Di Indonesia,Koperasi pertama kali didirikan di
Leuwiliang pada tahun 1895 oleh Raden Ngabei Ariawiriaatmadja,Patih Purwokerto,dkk dalam
bentuk Bank Simpan Pinjam yang bertujuan untuk membantu para pegawai negeri pribumi
melepaskan diri dari cengkeraman pelepas uang. Selanjutnya dikembangkan lebih lanjut oleh De
Wolf Van Westerrode asisten Residen Wilayah Purwokerto di Banyumas. Boedi Oetomo yang
didirikan pada tahun 1908 menganjurkan berdirinya koperasi untuk keperluan rumah tangga.
Sarikat Islam yang didirikan tahun 1911 juga mengembangkan koperasi
yang bergerak di bidang keperluan sehari-hari dengan cara membuka toko-
toko koperasi. Pada akhir Rajab 1336H atau 1918 K.H. Hasyim Asy’ari Tebuireng
Jombang mendirikan koperasi yang dinamakan “Syirkatul Inan” atau disingkat (SKN) yang
beranggotakan 45 orang Pada akhir tahun 1930 didirikan Jawatan Koperasi
pada tahun 1933 diterbitkan Peraturan Perkoperasian dalam berntuk Gouvernmentsbesluit no.21
yang termuat di dalam Staatsblad no. 108/1933 yang menggantikan Koninklijke Besluit no. 431
tahun 1915.Kongres Muhamadiyah pada tahun 1935 dan 1938 memutuskan
tekadnya untuk mengembangkan koperasi di seluruh wilayah Indonesia,
terutama di lingkungan warganya Pada masa pendudukan bala tentara Jepang istilah koperasi
lebih dikenal menjadi istilah “Kumiai”Pada akhir 1946, Jawatan Koperasi mengadakan
pendaftaran koperasi dan tercatat sebanyak 2500 buah koperasi di seluruh Indonesia.
Pada tanggal 12 Juli 1947 diselenggarakan kongres koperasi se Jawa
yang pertama di Tasikmalaya. Dalam kongres tersebut diputuskan antara lain terbentuknya
Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia yang disingkat SOKRI; menjadikan tanggal 12
Juli sebagai Hari Koperasi serta menganjurkan diselenggarakan pendidikan koperasi di kalangan
pengurus, pegawai dan masyarakat Pada tahun 1949 diterbitkan Peraturan Perkoperasian yang
dimuat di dalam Staatsblad No. 179. Peraturan ini dikeluarkan pada waktu Pemerintah Federal
Belanda menguasai sebagian wilayah Indonesia yang isinya hamper sama dengan Peraturan
Koperasi yang dimuat di dalam Staatsblad No. 91 tahun 1927, dimana ketentuan-ketentuannya
sudah kurang sesuai dengan keadaan Inidonesia sehingga tidak memberikan dampak yang berarti
bagi perkembangan. Pada tanggal 15 sampai dengan 17 Juli 1953 dilangsungkan kongres
koperasi Indonesia yang ke II di Bandung. Keputusannya antara lain merubah Sentral Organisasi
Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI) menjadi Dewan Koperasi Indonesia (DKI).
Pada tahun 1958 diterbitkan Undang-Undang tentang Perkumpulan Koperasi No.79 Tahun 1958
yang dimuat di dalam Tambahan LembarNegara RI No.1669.Pada tahun 1961 diselenggarakan
Musyawarah Nasional Koperasi I (Munaskop I) di Surabaya untuk melaksanakan prinsip
Demokrasi Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin. Sebagai puncak pengukuhan hokum dari uapaya
mempolitikkan (verpolitisering) koperasi dalam suasana demokrasi terpimpin yakni di
terbitkannya UU No.14 tahun 1965 tentang perkoperasian yang dimuat didalam Lembaran
Negara No.75 tahun 1960. Bersamaan dengan disyahkannya UU No. 14 tahuhn 1965
dilangsungkan Musyawarah Nasional Koperasi (Munaskop) II di Jakarta yang pada dasarnya
merupakan ajang legitiminasi terhadap masuknya kekuatan-kekuatan politik di dalam koperasi
sebagaimana diatur oleh UU Perkoperasian tersebut Pada tanggal 18 Desember 1967 telah
dilahirkan Undang-Undang Koperasi yang baru yakni dikenal dengan UU No. 12/1967 tentang
Pokok-pokok Perkoperasian.
http://wanda240307.blogspot.co.id/2010/01/sejarah-dan-perkembangan-koperasi-di_02.html