Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah menganugrahkan
rahmat dan karunianya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “SURVEILANCE BENCANA” guna memenuhi salah satu tugas yang telah
ditentukan.

Kami menyadari sepenuhnya atas segala keterbatasan kemampuan yang dimiliki


sehingga sangat mungkin makalah ini mempunyai banyak kelemahan. Dalam konteks
inilah kritik dan saran menjadi bagian sangat penting bagi kami dalam penyempurnaan
penulisan selanjutnya. Solawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada
habibana wanbiyyana Muhammad SAW tak lupa kepada keluarganya sahabatnya dan
mudah mudahan syafaatnya sampai kepada kita semua. Kami berharap semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. ................................................................................... 1


DAFTAR ISI. .................................................................................................. 2
BAB 1 PENDAHULUAN. .............................................................................. 3
A. Latar belakang. ................................................................................... 3
B. Tujuan ................................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ................................................................... 4
A. Definisi Bencana. ............................................................................... 4
B. Surveilans Epidemilogi. ............................................................................... 4
1. Definisi Surveilans.................................................................................. 4
2. Tujuan Surveilans. ...................................................................................... 5
3. Kegunaan Surveilans. ............................................................................. 5
4. Peran Surveilans Bencana....................................................................... 6
5. Upaya penanggulangan bencana meliputi. ............................................. 7
6. Manfaat Surveilans bencana. .................................................................. 8
7. Masalah Epidemiologi dalam Surveilans Bencana. ................................ 8
BAB III PENUTUP. .................................................................................................. 11
A. KESIMPULAN. ........................................................................................... 11
B. SARAN. ....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA. ............................................................................................... 12

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami dan aktivitas
manusia, seperti letusan gunung, gempa bumi dan tanah longsor. Karena
ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat,
sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan
sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk
mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini
berhubungan dengan pernyataan: "bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu
dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak
akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya
gempa bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam"
juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa
keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk
bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual,
sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat
manusia.
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard)
serta memiliki kerentanan / kerawanan (vulnerability) yang juga tinggi tidak akan
memberi dampak yang hebat / luas jika manusia yang berada disana memiliki
ketahanan terhadap bencana (disaster resilience).
Terjadinya bencana alam tidak dapat di prediksi. Oleh karena itu,
dibutuhkan surveilans untuk meminimalisir kerusakan dan korban. Surveilans
bencana dilakukan sebelum bencana terjadi, saat bencana dan sesudah terjadinya
bencana.

B. Tujuan
 Mengetahui surveilans bencana pada sebelum terjadinya bencana
 Mengetahui surveilans bencana pada saat terjadinya bencana
 Mengetahui surveilans bencana pada sesudah terjadinya bencana

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Bencana
Bencana adalah peristiwa/rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik
oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia, sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda dan dampak psikologis dan di luar kemampuan masyarakat
dengan segala sumber dayanya.
Sumber lain juga mendefinisikan bencana sebagai suatu kejadian alam,
buatan manusia, atau perpaduan antara keduanya yang terjadi secara tiba-tiba
sehingga menimbulkan dampak negatif yang dahsyat bagi kelangsungan kehidupan.
a. Klasifikasi Bencana
Bencana dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Menurut Penyebab :
o Alam : gempa bumi dan erupsi vulkanik, keadaan cuaca yang berat
kekeringan (banjir dan angin taufan)
o perbuatan manusia : kecelakaan kimia atau perang.
2. Menurut Perkiraan :
o Dapat diprediksi sebelumnya : banjir, angin taufan.
o Tidak dapat diprediksi : gempa bumi.
3. Menurut Waktu Berlangsungnya :
o Singkat saja : angin tornado, gempa bumiJangka
o waktu lama : kekeringan, kecelakaan radias
4. Menurut Frekuensi :
o Sering : angin tornado dan taufan,
o Jarang : mencairnya reaktor-reaktor nuklir.
5. Menurut Dampak :
o Terhadap jutaan orang : kelaparan, gempa bumi
o Relatif kecil orang : runtuhnya jembatan.

B. Surveilans Epidemilogi
a. Definisi Surveilans

4
Definisi surveilans menurut WHO adalah kegiatan pemantauan
secara cermat dan terus menerus terhadap berbagai dfaktor yang menentukan
kejadian dan penyebaran penyakit atau gangguan kesehatan, yang meliputi
pengumpulan, analisis, interpretasi dan penyebarluasan data sebagai bahan untuk
penganggulangan dan pencegahan. Dalam definisi ini, surveilans mempunyai
arti seperti sistem informasi kesehatan rutin. Menurut CDC (Center of Disease
Control), surveilans adalah pengumpulan, analisis dan interpretasi data
kesehatan secara sistematis dan terus menerus yang diperlukan untuk
perencanaan, implementasi dan evaluasi upaya kesehatan masyarakat.
Selain itu, kegiatan ini dipadukan dengan diseminasi data secara tepat waktu
kepada pihak-pihak yang perlu mengetahuinya.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa surveilans
adalah pengamatan secara teratur dan terus menerus terhadap semua aspek
penyakit tertentu, baik keadaan maupun penyebarannya dalam suatu masyarakat
tertentu untuk kepentingan pencegahan dan penganggulangannya.

b. Tujuan Surveilans:
1. Mengurangi jumlah kesakitan,resiko kecacatan dan kematian saat terjadi
bencana.
2. Mencegah atau mengurangi resiko munculnya penyakit menular dan
penyebarannya.
3. Mencegah atau Mengurangi resiko dan mengatasi dampak
kesehatan lingkungan akibat bencana(misalnya perbaikan sanitasi).

c. Kegunaan Surveilans
Surveilans mempunyai manfaat/kegunaan sebagai berikut :
1. Dapat menjelaskan pola penyakit yang sedang berlangsung, dikaitkan
dengan tindakan/intervensi kesehatan masyarakat.
2. Dapat melakukan monitoring kecenderungan penyakit endemis dan
mengestimasi dampak penyakit di masa mendatang.
3. Dapat mempelajari riwayat alamiah penyakit dan epidemiologi penyakit,
khususnya untuk mengidentifikasi adanya KLB atau wabah.

5
4. Memberikan informasi dan data dasar untuk penentuan
prioritas, pengambilan kebijakan, perencanaan, implementasi dan alokasi
sumber daya kesehatan
5. Dapat memantau pelaksanaan dan daya guna program pengendalian
khusus dengan membandingkan besarnya masalah sebelum dan sesudah
pelaksanaan program.
6. Membantu menentapkan prioritas masalah kesehatan dan prioritas
sasaran program pada tahap perencanaan program.
7. Dapat mengidentifikasi kelompok risiko tinggi menurut usia,
pekerjaan, wilayah dan variasi terjadinya dari waktu ke waktu, menambah
pemahaman mengenai vector penyakit, reservoir binatang dan dinamika
penularan penyakit menular.
 Surveilans Bencana
Surveilans bencana meliputi :
1. Surveilans penyakit-penyakit terkait bencana, terutama penyakit menular.
Di lokasi pengungsian korban bencana, sangat perlu dilakukan
survey penyakit-penyakit yang ada, terutama penyakit menular. Dengan ini
diharapkan nantinya ada tindakan penanganan yang cepat agar tidak terjadi
transmisi penyakit tersebut.
Ada 13 besar penyakit menular dan penyakit terkait bencana : Campak,
DBD, diare berdarah, diare biasa, hepatitis, ISPA, keracunan makanan,
malaria, penyakit kulit, pneumonia, tetanus, trauma (fisik), dan thypoid.
Mudahnya penyebaran penyakit pasca bencana dikarenakan oleh
adanya penyakit sebelum bencana, adanya perubahan ekologi karena
bencana, pengungsian, kepadatan penduduk di tempat pengungsian, dan
rusaknya fasilitas publik. Pengungsi yang termasuk kategori kelompok
rentan yaitu bayi dan anak balita, orang tua atau lansia, keluarga dengan
kepala keluarga wanita, ibu hamil.
2. Surveilans data pengungsi.
Data pengungsi meliputi data jumlah total pengungsi dan
kepadatan di tempat pengungsian, data pengungsi menurut lokasi,
golongan umur, dan jenis kelamin. Data dikumpulkan setiap minggu atau
bulanan.
3. Surveilans kematian.
6
Yang tercantum dalam data kematian meliputi nama, tempat atau
barak, umur, jenis kelamin, tanggal meninggal, diagnosis, gejala, identitas
pelapor.
4. Surveilans rawat jalan.
5. Surveilans air dan sanitasi.
6. Surveilans gizi dan pangan.
7. Surveilans epidemiologi pengungsi

d. Peran Surveilans Bencana


Surveilans berperan dalam:
a. Saat Bencana:Rapid Health Assesment(RHA),melihat dampak-dampak apa
saja yang ditimbulkan oleh bencana,seperti berapa jumlah korban,barang-
barang apa saja yang dibutuhkan, peralatan apa yang harus disediakan,berapa
banyak pengungsi lansia,anak-anak,seberapa parah tingkat kerusakan dan
kondisi sanitasi lingkungan.
b. Setelah Bencana:Data-data yang akan diperoleh dari kejadian bencana harus
dapat dianalisis, dan dibuat kesimpulan berupa bencana kerja atau kebijakan,
misalnya apa saja yang harus dilakukan masyarakatuntuk kembali dari
pengungsian,rekonstruksi dan rehabilitasi seperti apa yang harus diberikan.
c. Menentukan arah respon/penanggunglangan dan menilai keberhasilan
respon/evaluasi. Manajemen penanggulangan bencana meliputi Fase I untuk
tanggap darurat,Fase II untuk fase akut,Fase III untuk recovery(rehabilitasi
dan rekonstruksi).Prinsip dasar penaggunglangan bencana adalah pada
tahapPreparedness atau kesiapsiagaan sebelum terjadi bencana.

e. Upaya penanggulangan bencana meliputi


a. Pra-bencana
 Kelembagaan/ koordinasi yg solid
 SDM/ petugas kesehatan yg terampil secara medik dan sosial
(dapat bekerjasama dengan siapapun)
 Ketersediaan logistic (bahan, alat, dan obat)
 Ketersediaan informasi ttg bencana (daerah rawa, beresiko terkena dampak)
 Jaringan kerja lintas program/ sector

7
b. Ketika bencana RHA (Rapid Health Assessment) dilakukan hari H hingga

H+3.6
Rapid Health Assessment (penilaian kesehatan secara cepat) dilakukan untuk
mengatur besarnya suatu masalah yang berkaitan dengan kesehatan akibat
bencana, yaitu dampak yang terjadi maupun yang kemungkinan dapat terjadi
terhadap kesehatan, sebarapa besar kerusakan terhadap sarana permukiman yang
berpotensi menimbulkan masalah kesehatan dan merupakan dasar bagi upaya
kesehatan yang tepat dalam penanggulangan selanjutnya.
Assessment terhadap kondisi darurat merupakan suatu proses yang
berkelanjutan. Artinya seiring dengan perkembangan kondisi darurat diperlukan
suatu penilaian yang lebih rinci.

 Tujuan dari dilakukannya assessment awal secara cepat adalah :


1) Mendapatan informasi yang memadai tentang perubahan keadaan darurat
b. Menjadi dasar bagi perencanaan program
2) Mengidentifikasi dan membangun dukungan berbasis self-help serta
aktivitas-aktivitas berbasis masyarakat.
3) Mengidentifikasi kesenjangan, guna :
Menggambarkan secara tepat dan jelas jenis bencana, keadaan,
dampak, dan kemungkinan terjadinya perubahan keadaan darurat
Mengukur dampak kesehatan yang telah terjadi dan akan terjadi
Menilai kapasitas sumber daya yang ada dalam pengelolaan
tanggap darurat dan kebutuhan yang perlu direspon secepatnya
Merekomendasikan tindakan yang menjadi prioritas bagi aksi
tanggap darurat.
c. Pascabencana: berdasarkan dari RHA untuk menentukan langkah selanjutnya
Pengendalian penyakit menular (ISPA, diare,DBD,chikungunya,
tifoid,dll)
Pelayanan kesehatan dasar
Surveilans penyakit
Memperbaiki kesehatan lingkungan (air bersih, MCK, pengelolaan
sampah, sanitasi makanan, dll)

8
f. Manfaat Surveilans bencana
Surveilans bencana sangat penting, secara garis besar manfaatnya adalah:
1. Mencari faktor resiko ditempat pengungsian seperti air, sanitasi, kepadatan,
kualitas tempat penampungan.
2. Mengidentifikasi Penyebab utama kesakitan dan kematian sehingga dapat
diupayakan pencegahan.
3. Mengidentifikasi pengungsi kelompok rentan seperti anak-anak,lansia,wanita
hamil,sehingga lebih memperhatikan kesehatannya.
4. Pendataan pengungsi diwilayah,jumlah,kepadatan,golongan,umur,menurut
jenis kelamin.
5. Mengidentifikasi kebutuhan seperti gizi
6. Survei Epidemiologi.

g. Masalah Epidemiologi dalam Surveilans Bencana


1. Pertolongan terhadap kelaparan
Para ahli epidemiologi telah mengembangkan survei baru dan metode untuk
secara cepat menilai status nutrisi penduduk yang mengungsi, dan usaha
pertolongannya sebagai prioritas utama. Selanjutnya memonitor status
nutrisi populasi sebagai respon atas kualitas dan tipe makanan yang dibagikan.
Perkiraaan epidemiologi secara cepat membuktikan ketidak tersediaan
secara optimal dari distribusi makanan sementara kondisi kesehatan terus-
menerus berubah. Sejak itulah, pengawasan nutrisi dan distribusi makanan
menjadi bagian dari usaha pertolongan penanggulangan kelaparan, terhadap
penduduk yang mengungsi.

2. Kontrol Epidemik ; Kantor Pengaduan


Para epidemiologis selanjutnya mesti terlibat dalam aspek lain kondisi pasca
bencana, yaitu : Antisipasi berkembangnya desas-desus tentang
penyebaran / mewabahnya penyakit kolera ataupun typus. Untuk itulah sebuah
kantor pengaduan dapat memberikan fungsi yang amat penting dalam
memonitor berkembangnya issu- issu yakni dengan menyelidiki yang benar-
benar bermanfaat serta kemudian menginformasikan kepada khalayak
umum akan bahaya yang mungkin terjadi. Konsep ini amat bermanfaat

9
tidak hanya untuk penduduk terkena musibah dinegara-negara berkembang
tetapi juga terhadap lingkungan kota, negara-negara industri.

3. Surveilans Pencegahan Kematian, Sakit dan Cedera


Masalah kesehatan yang berkaitan dengan bencana besar biasanya lebih
luas, tidak hanya ketakutan terhadap penyakit-penyakit wabah yang mungkin
terjadi, namun sering diukur berapa jumlah orang yang meninggal, terluka parah
atau berapa banyak yang jatuh sakit.

4. Surveilans Kebutuhan Perawatan Kesehatan.


Pada bencana yang terkait dengan jumlah korban yang cukup banyak
dengan cedera yang berat (contoh : ledakan, tornado) ataupun penyakit yang
parah (kecelakaan nuklir, epidemi), maka kemampuan untuk mencegah
kematian dan menurunkan kesakitan yang berat akan sangat tergantung pada
perawatan medis yang tepat dan adekuat (memadai) atau tergantung pada
pengiriman korban pada pusat-pusat layanan yang menyediakan perawatan
medis yang tepat.

5. Penelitian untuk menghindari tindakan tidak perlu


Setelah bencana banyak lembaga dan donor yang menawarkan bantuan
peralatan dan tenaga untuk usaha-usaha pertolongan yang tidak selalu sesuai
dengan kebutuhan. Sebagai contoh : pengiriman obat-obatan yang tidak penting,
kadarluarsa ataupun yang tidak berlabel pada daerah-daerah terkena bencana,
seringkali justru mengganggu usaha pertolongan sebab menyebabkan
beberapa personil terpaksa harus mengidentifikasi bantuan yang relevan dari
sekumpulan material yang tidak diperlukan.

6. Analisis Epidemiologi ; Konsekuensi Pencegahan Kesehatan pada Bencana


Yang Akan Datang
Pada beberapa bencana seperti ; gempa bumi, tornado ataupun angin ribut
jumlah kematian atau terluka parah terutama terjadi akibat kejadian
bencana itu sendiri. Pada masing-masing pencegahan ini strategi-strategi
pencegahan sering direkomendasikan, padahal belum melalui suatu
penelitian epidemiologi yang mendalam.
10
7. Analisis Peringatan dari Usaha Pertolongan
Konsekuensi bencana jangka panjang tidak cukup diperkirakan. Tidak ada
evaluasi dibuat 5 atau 10 tahun sesudah bencana untuk menentukan
apakah perubahan dalam epidemiologi atau praktik pertolongan, pengarahan
ulang dana untuk tujuan jangka panjang atau perubahan dari pola dan kebiasaan
membuat bangunan, memiliki pengaruh jangka panjang terhadap respon
masyarakat terhadap bencana. Meskipun demikian, kebanyakan masyarakat
yang mengalami bencana.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Bencana adalah peristiwa/rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik
oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia, sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda dan dampak psikologis dan di luar kemampuan
masyarakat dengan segala sumber dayanya
 Kegiatan yang dilakukan pada sebelum bencana terjadi adalah
pengorganisasian dan koordinasi dengan lembaga terkait.
 Kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya bencana adalah melakukan
RHA (Rapid Health Assessment)/penilaian kesehatan secara cepat.
 Kegiatan yang dilakukan pada setelah terjadinya bencana adalah melakukan
intervensi dari RHA yang sudah dibuat. Misalnya dengan memberikan
bantuan makanan, dll.

B. Saran
Surveilans bencana dilakukan secara berkesinambungan mulai dari pra
bencana, saat bencana dan pasca bencana. Jadi perlu koordinasi dan kerjasama yang
baik antara pihak-pihak terkait agar persiapan mengahadapi bencana dan intervensi
setelah bencana dapat terlaksana dengan baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Priambodo, S.A. 2009, Panduan Praktis Menghadapi Bencana. Yogyakarta :

Kanisius

Nugrahaeni, D.K. 2011. Konsep Dasar Epidemiologi. Jakarta : EGC

Mardiah, Dkk. 2011. Epidemiologi Untuk Kebidanan. Jakarta : EGC

Pusat Studi Kebijakan Kesehatan Dan Sosial. 2007. Pengelolaan Kesehatan

Masyarakat Dalam Kondisi Bencana. Yogyakarta : Yudhistira

Widyastuti, P (Ed.). 2006. Bencana Alam. Jakarta : EGC

Http://Www.P2kp.Org. Modul Khusus Fasilitator Pengelolaan

Penanganan Bencana. Diakses Tanggal 11-10-2017, Jam 21:12 WIB.

13

Anda mungkin juga menyukai