Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah menganugrahkan
rahmat dan karunianya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “SURVEILANCE BENCANA” guna memenuhi salah satu tugas yang telah
ditentukan.
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami dan aktivitas
manusia, seperti letusan gunung, gempa bumi dan tanah longsor. Karena
ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat,
sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan
sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk
mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini
berhubungan dengan pernyataan: "bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu
dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak
akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya
gempa bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam"
juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa
keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk
bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual,
sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat
manusia.
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard)
serta memiliki kerentanan / kerawanan (vulnerability) yang juga tinggi tidak akan
memberi dampak yang hebat / luas jika manusia yang berada disana memiliki
ketahanan terhadap bencana (disaster resilience).
Terjadinya bencana alam tidak dapat di prediksi. Oleh karena itu,
dibutuhkan surveilans untuk meminimalisir kerusakan dan korban. Surveilans
bencana dilakukan sebelum bencana terjadi, saat bencana dan sesudah terjadinya
bencana.
B. Tujuan
Mengetahui surveilans bencana pada sebelum terjadinya bencana
Mengetahui surveilans bencana pada saat terjadinya bencana
Mengetahui surveilans bencana pada sesudah terjadinya bencana
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Bencana
Bencana adalah peristiwa/rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik
oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia, sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda dan dampak psikologis dan di luar kemampuan masyarakat
dengan segala sumber dayanya.
Sumber lain juga mendefinisikan bencana sebagai suatu kejadian alam,
buatan manusia, atau perpaduan antara keduanya yang terjadi secara tiba-tiba
sehingga menimbulkan dampak negatif yang dahsyat bagi kelangsungan kehidupan.
a. Klasifikasi Bencana
Bencana dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Menurut Penyebab :
o Alam : gempa bumi dan erupsi vulkanik, keadaan cuaca yang berat
kekeringan (banjir dan angin taufan)
o perbuatan manusia : kecelakaan kimia atau perang.
2. Menurut Perkiraan :
o Dapat diprediksi sebelumnya : banjir, angin taufan.
o Tidak dapat diprediksi : gempa bumi.
3. Menurut Waktu Berlangsungnya :
o Singkat saja : angin tornado, gempa bumiJangka
o waktu lama : kekeringan, kecelakaan radias
4. Menurut Frekuensi :
o Sering : angin tornado dan taufan,
o Jarang : mencairnya reaktor-reaktor nuklir.
5. Menurut Dampak :
o Terhadap jutaan orang : kelaparan, gempa bumi
o Relatif kecil orang : runtuhnya jembatan.
B. Surveilans Epidemilogi
a. Definisi Surveilans
4
Definisi surveilans menurut WHO adalah kegiatan pemantauan
secara cermat dan terus menerus terhadap berbagai dfaktor yang menentukan
kejadian dan penyebaran penyakit atau gangguan kesehatan, yang meliputi
pengumpulan, analisis, interpretasi dan penyebarluasan data sebagai bahan untuk
penganggulangan dan pencegahan. Dalam definisi ini, surveilans mempunyai
arti seperti sistem informasi kesehatan rutin. Menurut CDC (Center of Disease
Control), surveilans adalah pengumpulan, analisis dan interpretasi data
kesehatan secara sistematis dan terus menerus yang diperlukan untuk
perencanaan, implementasi dan evaluasi upaya kesehatan masyarakat.
Selain itu, kegiatan ini dipadukan dengan diseminasi data secara tepat waktu
kepada pihak-pihak yang perlu mengetahuinya.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa surveilans
adalah pengamatan secara teratur dan terus menerus terhadap semua aspek
penyakit tertentu, baik keadaan maupun penyebarannya dalam suatu masyarakat
tertentu untuk kepentingan pencegahan dan penganggulangannya.
b. Tujuan Surveilans:
1. Mengurangi jumlah kesakitan,resiko kecacatan dan kematian saat terjadi
bencana.
2. Mencegah atau mengurangi resiko munculnya penyakit menular dan
penyebarannya.
3. Mencegah atau Mengurangi resiko dan mengatasi dampak
kesehatan lingkungan akibat bencana(misalnya perbaikan sanitasi).
c. Kegunaan Surveilans
Surveilans mempunyai manfaat/kegunaan sebagai berikut :
1. Dapat menjelaskan pola penyakit yang sedang berlangsung, dikaitkan
dengan tindakan/intervensi kesehatan masyarakat.
2. Dapat melakukan monitoring kecenderungan penyakit endemis dan
mengestimasi dampak penyakit di masa mendatang.
3. Dapat mempelajari riwayat alamiah penyakit dan epidemiologi penyakit,
khususnya untuk mengidentifikasi adanya KLB atau wabah.
5
4. Memberikan informasi dan data dasar untuk penentuan
prioritas, pengambilan kebijakan, perencanaan, implementasi dan alokasi
sumber daya kesehatan
5. Dapat memantau pelaksanaan dan daya guna program pengendalian
khusus dengan membandingkan besarnya masalah sebelum dan sesudah
pelaksanaan program.
6. Membantu menentapkan prioritas masalah kesehatan dan prioritas
sasaran program pada tahap perencanaan program.
7. Dapat mengidentifikasi kelompok risiko tinggi menurut usia,
pekerjaan, wilayah dan variasi terjadinya dari waktu ke waktu, menambah
pemahaman mengenai vector penyakit, reservoir binatang dan dinamika
penularan penyakit menular.
Surveilans Bencana
Surveilans bencana meliputi :
1. Surveilans penyakit-penyakit terkait bencana, terutama penyakit menular.
Di lokasi pengungsian korban bencana, sangat perlu dilakukan
survey penyakit-penyakit yang ada, terutama penyakit menular. Dengan ini
diharapkan nantinya ada tindakan penanganan yang cepat agar tidak terjadi
transmisi penyakit tersebut.
Ada 13 besar penyakit menular dan penyakit terkait bencana : Campak,
DBD, diare berdarah, diare biasa, hepatitis, ISPA, keracunan makanan,
malaria, penyakit kulit, pneumonia, tetanus, trauma (fisik), dan thypoid.
Mudahnya penyebaran penyakit pasca bencana dikarenakan oleh
adanya penyakit sebelum bencana, adanya perubahan ekologi karena
bencana, pengungsian, kepadatan penduduk di tempat pengungsian, dan
rusaknya fasilitas publik. Pengungsi yang termasuk kategori kelompok
rentan yaitu bayi dan anak balita, orang tua atau lansia, keluarga dengan
kepala keluarga wanita, ibu hamil.
2. Surveilans data pengungsi.
Data pengungsi meliputi data jumlah total pengungsi dan
kepadatan di tempat pengungsian, data pengungsi menurut lokasi,
golongan umur, dan jenis kelamin. Data dikumpulkan setiap minggu atau
bulanan.
3. Surveilans kematian.
6
Yang tercantum dalam data kematian meliputi nama, tempat atau
barak, umur, jenis kelamin, tanggal meninggal, diagnosis, gejala, identitas
pelapor.
4. Surveilans rawat jalan.
5. Surveilans air dan sanitasi.
6. Surveilans gizi dan pangan.
7. Surveilans epidemiologi pengungsi
7
b. Ketika bencana RHA (Rapid Health Assessment) dilakukan hari H hingga
H+3.6
Rapid Health Assessment (penilaian kesehatan secara cepat) dilakukan untuk
mengatur besarnya suatu masalah yang berkaitan dengan kesehatan akibat
bencana, yaitu dampak yang terjadi maupun yang kemungkinan dapat terjadi
terhadap kesehatan, sebarapa besar kerusakan terhadap sarana permukiman yang
berpotensi menimbulkan masalah kesehatan dan merupakan dasar bagi upaya
kesehatan yang tepat dalam penanggulangan selanjutnya.
Assessment terhadap kondisi darurat merupakan suatu proses yang
berkelanjutan. Artinya seiring dengan perkembangan kondisi darurat diperlukan
suatu penilaian yang lebih rinci.
8
f. Manfaat Surveilans bencana
Surveilans bencana sangat penting, secara garis besar manfaatnya adalah:
1. Mencari faktor resiko ditempat pengungsian seperti air, sanitasi, kepadatan,
kualitas tempat penampungan.
2. Mengidentifikasi Penyebab utama kesakitan dan kematian sehingga dapat
diupayakan pencegahan.
3. Mengidentifikasi pengungsi kelompok rentan seperti anak-anak,lansia,wanita
hamil,sehingga lebih memperhatikan kesehatannya.
4. Pendataan pengungsi diwilayah,jumlah,kepadatan,golongan,umur,menurut
jenis kelamin.
5. Mengidentifikasi kebutuhan seperti gizi
6. Survei Epidemiologi.
9
tidak hanya untuk penduduk terkena musibah dinegara-negara berkembang
tetapi juga terhadap lingkungan kota, negara-negara industri.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bencana adalah peristiwa/rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik
oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia, sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda dan dampak psikologis dan di luar kemampuan
masyarakat dengan segala sumber dayanya
Kegiatan yang dilakukan pada sebelum bencana terjadi adalah
pengorganisasian dan koordinasi dengan lembaga terkait.
Kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya bencana adalah melakukan
RHA (Rapid Health Assessment)/penilaian kesehatan secara cepat.
Kegiatan yang dilakukan pada setelah terjadinya bencana adalah melakukan
intervensi dari RHA yang sudah dibuat. Misalnya dengan memberikan
bantuan makanan, dll.
B. Saran
Surveilans bencana dilakukan secara berkesinambungan mulai dari pra
bencana, saat bencana dan pasca bencana. Jadi perlu koordinasi dan kerjasama yang
baik antara pihak-pihak terkait agar persiapan mengahadapi bencana dan intervensi
setelah bencana dapat terlaksana dengan baik.
12
DAFTAR PUSTAKA
Kanisius
13