OLEH:
MEDHIA IQLIMA
1841312077
CIDERA KEPALA
1. ANATOMI FISIOLOGI
A. Anatomi
1) Kulit Kepala
Kulit kepala terdiri dari 5 lapisan yang disebut SCALP yaitu; skin
atau kulit, connective tissue atau jaringan penyambung, aponeurosis
atau galea aponeurotika, loose conective tissue atau jaringan
penunjang longgar dan pericranium Tulang tengkorak terdiri dari
kubah (kalvaria) dan basis kranii.
5) Tentorium
6) Vaskularisasi otak
Otak disuplai oleh dua arteri carotis interna dan dua arteri
vertebralis.Keempat arteri ini beranastomosis pada permukaan inferior
otak dan membentuk circulus Willisi.Vena-vena otak tidak
mempunyai jaringan otot didalam dindingnya yang sangat tipis dan
tidak mempunyai katup.Vena tersebut keluar dari otak dan bermuara
ke dalam sinus venosus cranialis.
B. Fisiologi
Otak merupakan pusat dari keseluruhan tubuh. Jika otak sehat, maka akan
mendorong kesehatan tubuh serta menunjang kesehatan mental. Sebaliknya,
apabila otak anda terganggu, maka kesehatan tubuh dan mental anda bisa ikut
terganggu. Seperti terlihat pada gambar di atas, otak dibagi menjadi empat
bagian, yaitu:
1) Cerebrum ( Otak Besar )
Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut
dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak depan. Cerebrum
merupakan bagian otak yang membedakan manusia dengan binatang.
Cerebrum membuat manusia memiliki lesaian kemampuan berfikir,
analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan
visual. Kecerdasan intelektual atau IQ anda juga ditentukan oleh kualitas
bagian ini.
Cerebrum terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus. Bagian
lobus yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai
parit disebut suleus. Keempat lobus tersebut masing- masing adalah: lobus
frontal, lobus pariental, lobus occipital dan lobus temporal (Judha & Rahil,
2011).
a) Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan
dari Otak Besar. Lobus ini berhubungan dengan kemampuan
membuat alasan, kemampuan gerak, kognisi, perencanaan,
penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas, kontrol
perasaan, kontrol perilaku seksual dan kempuan bahasa secara
umum.
b) Lobus Pariental berada di tengah, berhubungan dengan proses
sensor perasaan seperti tekanan, sentuhan dan rasa sakit.
c) Lobus Temporal berada di bagianbawah berhubungan dengan
kemampuan pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa
dalam bentuk suara.
d) Lobus Occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan
dengan rangsangan visual yang memungkinkan manusia mampu
melakukan interprestasi terhadap objek yang ditangkap oleh
retina mata.
2) Cerebellum (Otak Kecil)
Menurut Judha dan Rahil (2011) otak kecil atau Cerebellum. Terletak
di bagian belakang kepala, dekat dengan ujung leher bagian atas.
Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya:
mengatur sikap atau posisi tubuh, mengontrol keseimbangan, koordinasi
otot dan gerakan tubuh. Otak kecil juga menyimpan dan melaksanakan
serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan mengendarai
mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu dan
sebagainya.
Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan
pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak
terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan
makanan ke dalam mulutnya atau tidak mampu mengancingkan baju.
3) Brainstem (Batang Otak)
Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga
kepala bagian dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau
sumsum tulang belakang. Bagian otak ini mengatur suhu tubuh, mengatur
proses pencernaan, dan merupakan sumber insting dasar manusia yaitu
fight or flight (lawan atau lari) saat datangnya bahaya. Batang otak
dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya. Oleh karena itu, batang
otak sering juga disebut dengan otak reptil. Otak reptil mengatur
“perasaan teritorial” sebagai insting primitif. Contahnya anda akan merasa
tidak nyaman atau terancam ketika orang yang tidak anda kenal terlalu
dekat dengan anda. Batang otak terdiri dari 3 bagian, yaitu:
a) Mesencephalon atau otak tengah (Mid Brain) adalah bagian
teratas dari batang otak yang menghubungkan otak besar dan otak
kecil. Otak tengah berfungsi dalam hal mengontrol respon
penglihatan, gerakan mata, pembesaran pupil mata, mengatur
gerakan tubuh dan pendengaran.
b) Medulla Oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari
sebelah kiri badan menuju bagian kanan badan, begitu juga
sebaliknya. Medulla mengontrol fungsi otomatis otak, seperti
detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan.
c) Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke
pusat otak bersama dengan formasi reticular. Pons yang
menentukan apakah kita terjaga atau tertidur.
d) Limbic System (Sistem Limbik)
Sistem limbik terletak dibagian tengah otak, membungkus batang
otak ibarat kerah baju. Limbik berasal dari bahasa latin yang
berarti kerah. Bagian otak ini sama dimiliki juga oleh hewan
mamalia sehingga sering disebut dengan otak mamalia.
Komponen limbik, antara lain Hipotalamus, Thalamus,
Amigdala, Hipocampus, dan Korteks limbik. Sistem limbik
berfungsi menghasilkan perasaan, mengatur produksi hormon,
memelihara homeostasis, rasa haus, rasa lapar, dorongan seks,
pusat rasa senang, metaboli sme dan memori jangka panjang.
2. DEFINISI
Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama
pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas
(Mansjoer, 2010).
Menurut Brain Injury Assosiation of America, cedera kepala adalah suatu
kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital ataupun degeneratif, tetapi
disebabkan oleh serangan/benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau
mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan
fungsi fisik (Corwin, 2008).
Menurut consensus (Smeltzer&Bare, 2009), cedera kepala yang sinonimnya
adalah trauma kapitis/head injury/trauma kranioserebral/traumatic brain injury
merupakan trauma mekanik terhadap kepala baik secara langsung ataupun tidak
langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologis yaitu gangguan fisik,
kognitif, fungsi psikososial baik bersifat temporer maupun permanen.
3. ETIOLOGI
Cidera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama
pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu
lintas ( Mansjoer, 2010). Penyebab cidera kepala antara lain: kecelakaan lalu lintas,
perkelahian, terjatuh, dan cidera olah raga. Cidera kepala terbuka sering disebabkan
oleh peluru atau pisau (Corwin, 2008).
a. Cedera Kepala Primer yaitu cedera yang terjadi akibat langsung dari trauma:
1) Kulit : Vulnus, laserasi, hematoma subkutan, hematoma subdural.
2) Tulang : Fraktur lineal, fraktur bersih kranial, fraktur infresi (tertutup &
terbuka).
3) Otak : Cedera kepala primer, robekan dural, contusio (ringan, sedang,
berat), difusi laserasi.
b. Cedera Kepala Sekunder yaitu cedera yang disebabkan karena komplikasi :
1) Oedema otak
2) Hipoksia otak
3) Kelainan metabolic
4) Kelainan saluran nafas
5) Syok
4. MEKANISME TRAUMA
Mekanisme trauma dapat diklasifikasikan sebagai berikut : tumpul, kompresi ,
ledakan dan tembus. Mekanisme cidera terdiri dari : cidera langsung, misal kepala
dipukul menggunakan martil. kulit kepala bisa robek,tulang kepala bisa retak atau
patah, dapat mengakibatkan perdarahan di otak. cidera perlambatan / deselerasi, misal
pada kecelakaan motor membentur pohon.setelah badan berhenti dipohon, maka
organ dalam akan tetap bergerak maju, jantungakan terlepas dari ikatannya(aorta)
sehingga dapat mengakibatkan ruptur aorta. cidera percepatan / akselerasi, misalnya
bila pengendara mobil ditabrak dari belakang. Misalnya pengendara mobil ditabrak
dari belakang. Tabrakan dari belakang biasanya kehilangan kesadaran sebelum
tabrakan dan sebagainya. Anamnesis yang berhubungan dengan fase ini meliputi :
a. Tipe kejadian trauma, misalnya : tabrakan kendaraan bermotor, jatuh atau
trauma / luka tembus.
b. Perkiraan intensitas energi yang terjadi misalnya : kecepatan kendaraan,
ketinggian dari tempat jatuh, kaliber atau ukuran senjata.
c. Jenis tabrakan atau benturan yang terjadi pada penderita : mobil, pohon, pisau
dan lain - lain.
Trauma Tumpul
Penyebab terbanyak dari trauma tumpul adalah kecelakaan lalu lintas. Pada
suatu kecelakaan lalulintas, misalnya tabrakan mobil, maka penderita yang berada
didalam mobil akan mengalami beberapa benturan (collision) berturut-turut sebagai
berikut :
a. Primary Collision
Terjadi pada saat mobil baru menabrak, dan penderita masih berada pada
posisi masingmasing. Tabrakan dapat terjadi dengan cara :Tabrakan depan
(frontal),Tabrakan samping (TBone), Tabrakan dari belakang, Terbalik (roll
over)
b. Secondary Collision
Setelah terjadi tabrakan penderita menabrak bagian dalam mobil (atau sabuk
pengaman). Perlukaan yang mungkin timbul akibat benturan akan sangat
tergantung dari arah tabrakan.
c. Tertiary Collision
Setelah penderita menabrak bagian dalam mobil, organ yang berada dalam
rongga tubuh akan melaju kearah depan dan mungkin akan mengalami
perlukaan langsung ataupun terlepas (robek) dari alat pengikatnya dalam
rongga tubuh tersebut.
d. Subsidary Collision
Kejadian berikutnya adalah kemungkinan penumpang mobil yang mengalami
tabrakan terpental kedepan atau keluar dari mobil. Selain itu barang-barang
yang berada dalam mobil turut terpental dan menambah cedera pada penderita.
Trauma kompresi
Trauma kompresi terjadi bila bagian depan dari badan berhenti bergerak,
sedangkan bagian dalam tetap bergerak kedepan. Organ-organ terjepit dari
belakang oleh bagian belakang dinding torak oabdominal dan
kulumnavetrebralis, dan didepan oleh struktur yang terjepit. Pada organ yang
berongga dapat terjadi apa yang trauma. Mekanisme trauma yang terjadi pada
pengendara sepeda motor dan sepeda meliputi :
a. Benturan frontal
Bila roda depan menabrak suatu objek dan berhenti mendadak maka
kendaraan akan berputar kedepan,dengan momentum mengarah kesumbu
depan. Momentum kedepan akan tetap, sampai pengendara dan kendaraannya
dihentikan oleh tanah atau benda lain. Pada saat gerakan kedepan ini kepala,
dada atau perut pengendara mungkin membentur stang kemudi. Bila
pengendara terlempar keatas melewati stang kemudi, maka tungkainya
mungkin yang akan membentur stang kemudi, dan dapat terjadi fraktur femur
bilateral.
b. Benturan lateral
Pada benturan samping, mungkin akan terjadi fraktur terbuka atau tertutup
tungkai bawah. Kalau sepeda / motor tertabrak oleh kendaraan yang bergerak
maka akan rawan untuk menglami tipe trauma yang sama dengan pemakai
mobil yang mengalami tabrakan samping. Pada tabrakan samping pengendara
juga akan terpental karena kehilangan keseimbangan sehingga akan
menimbulkan cedera tambahan.
c. Laying the bike down
Untuk menghindari terjepit kendaraan atau objek yang akan ditabraknya
pengendara mungkin akan menjatuhkan kendaraannya untuk memperlambat
laju kendaraan dan memisahkannya dari kendaraan. Cara ini dapat
menimbulkan cedera jaringan lunak yang sangat parah.
d. Helm (helmets)
Walaupun penggunaan helm untuk melindungi kepala agak terbatas namun
penggunaannya jangan diremehkan. Helm didesain untuk mengurangi
kekuatan yang mengenai kepala dengan cara mengubah energi kinetik
benturan melalui kerja deformasi dari bantalannya dan diikuti dengan
mendistribusikan kekuatan yang menimpa tersebut seluasluasnya. Secara
umum petugas gawat darurat harus berhati-hati dalam melepas helm korban
kecelakaan roda dua, terutama pada kecurigaan adanya fraktur servical harus
tetap menjaga kestabilan kepala dan tulang belakang dengan cara teknik
fiksasi yang benar. Secara umum keadaan yang harus dicurigai sebagai
perlukaan berat (walaupun penderita mungkin dalam keadaan baik) adalah
sebagai berikut :
Penderita terpental , antara lain :
- Pengendara motor
- Pejalan kaki ditabrak kendaraan bermotor
- Tabrakan mobil dengan terbalik
- Terpental keluar mobil
5. MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinis yang muncul pada klien dengan cedera kepala yaitu (Engram,
2011):
a. Hilangnya kesadaran kurang dari 30 menit atau lebih
b. Kebungungan
c. Iritabel
d. Pucat
e. Mual dan muntah
f. Pusing kepala
g. Terdapat hematoma
h. Kecemasan
i. Sukar untuk dibangunkan
j. Bila fraktur, mungkin adanya cairan serebrospinal yang keluar dari hidung
(rhinorrohea) dan telinga (otorrhea) bila fraktur tulang temporal.
Tindakan Pembedahan:
1) Kraniotomi
Kraniotomi adalah operasi membuka tulang tengkorak untuk
mengangkat tumor, mengurangi TIK, mengeluarkan bekuan darah atau
menghentikan perdarahan. Kraniotomi mencakup pembukaan tengkorak
melalui pembedahan untuk meningkatkan akses pada struktur intrakranial.
Jadi post kraniotomi adalah setelah dilakukannya operasi pembukaan
tulang tengkorak untuk mengangkat tumor, mengurangi TIK, mengeluarkan
bekuan darah atau menghentikan perdarahan.
8. KOMPLIKASI
Kemunduran pada kondisi pasien mungkin karena perluasan hematoma intrakranial,
edema serebral progresif, dan herniasi otak (Suyono, 2012):
a. Edema serebral dan herniasi
Edema serebral adalah penyebab paling umum peningkatan TIK pada pasien
yang mendapat cedera kepala, puncak pembengkakan yang terjadi kira kira 72
jam setelah cedera. TIK meningkat karena ketidakmampuan tengkorak untuk
membesar meskipun peningkatan volume oleh pembengkakan otak diakibatkan
trauma..
b. Defisit neurologik dan psikologik
Pasien cedera kepala dapat mengalami paralysis saraf fokal seperti anosmia
(tidak dapat mencium bau bauan) atau abnormalitas gerakan mata, dan defisit
neurologik seperti afasia, defek memori, dan kejang post traumatic atau
epilepsy.
c. Komplikasi lain secara traumatic :
1) Infeksi sitemik (pneumonia, ISK, sepsis)
2) Infeksi bedah neurologi (infeksi luka, osteomielitis, meningitis, ventikulitis,
abses otak)
3) Osifikasi heterotropik (nyeri tulang pada sendi sendi)
d. Komplikasi lain (Engram, 2011):
1) Peningkatan TIK
2) Hemorarghi
3) Kegagalan nafas
4) Diseksi ekstrakranial
9. WOC
(terlampir)
Komponen:
Komponen:
3) pola eleminasi
Komponen:
Komponen:
Biasanya pada pasien terdapat kelemahan fisik serta penurunan massa otot dan
kekuatan otot
Komponen:
a. Berapa lama tidur dimalam hari
b. Jam berapa tidur-Bangun
c. Apakah terasa efektif
d. Adakah kebiasaan sebelum tidur
e. Apakah mengalami kesulitan dalam tidur
biasanya pasien mengalami gangguan tidur bisa saja karena gelisah, sulit tidur
atau justru cendurung untuk tidur terus menerus.
Komponen:
Komponen:
Biasanya pasien akan memiliki perasaan tidak berdaya dan putus asa, pasien
menjadi lebih emosional atau labil.
Komponen:
a. Apakah ada perubahan besar dalam kehidupan dalam bbrp thn terakhir
b. Dalam menghadapi masalah apa yang dilakukan?efektif?
c. Apakah ada orang lain tempat berbagi?apakah orang tersebut ada sampai
sekarang?
d. Apakah anda selalu santai/tegang setiap saat
e. Adakah penggunaan obat/zat tertentu
uumnya pasien mengalami perasaan tidak berdaya, dan lebih sensitif terhadap
lingkungannya.
Komponen:
Komponen:
Komponen:
e. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahapan yang sistematik dan juga terencana mengenai
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan kolaborasi dengan tim kesehatan lain (Padila,2012).
S (subjektif) : ialah berupa informasi yang diucapkan pasien atau keluarga
mengenaik kondisi setelah dilakukan tindakan.
O (objektif) : ialah berupa informasi yang didapatkan berdasarkan hasil
pemeriksaan atau pengamatan setelah tindakan dilakukan.
A (analisis) : hasil olahan dari membandingkan anatara data subjektif dan
objektif dengan tujuan da kriteria hasil yang nantinya dapat disimpulkan bahwa
masalah sudah teratasi, teratasi sebagian ataupun belum teratasi.
P (planning) : ialah rencana keperawatan lanjutan yang nantinya akan
dilakukan berdasarkan hasil dari analisa.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer. 2010. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius
Brunner & Suddart . 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
Corwin, E.J. 2008. Handbook of Pathophysiology. Alih bahasa : Pendit, B.U. Jakarta: EGC
Nurachmah, Elly. 2010. Buku Saku Keperawatan Medikal Bedah. Jakara: EGC.
Pierce A. Grace & Neil R. Borley. 2009. Ilmu Bedah. Jakarta : Erlangga
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. 2009. Brunner and Suddarth’s Textbook of Medical – Surgical
Nursing. 8th Edition. Alih bahasa : Waluyo, A. Jakarta: EGC
Suyono, S, et al. 2012. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.