LAPORAN PENDAHULUAN
OLEH
1841312078
PROFESI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand -
LAPORAN PENDAHULUAN
2. Etiologi
Etiologi CHF menurut Wijaya dan Putri, 2013
a. Meningkatnya afterload
o Hypertensi sistemik
o Stenosis aorta
b. Meningkatkan preload
o Cacat septum ventrikal
o Regurgitasi aorta
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand -
1. Faktor eksternal
o Hipertensi renal
o Hipertiroid
o Anemia kronis/berat
2. Faktor internal
a. Disfungsi katup
o Ventricular septum defect (USD)
o Atria septum defect (ASD)
o Stenosis mitral
o Insufisiensi mitral
b. Distritmia
o Atrial fibrilasi
o Ventrikel fibrilasi
o Heart block
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand -
c. Kerusakan miokard
o Kardiomiopati
o Miokarditis
o Infark miokard
d. Infeksi
o Endokarditis gasterial sub akut
Grade gagal jantung menurut New York Heart Association, dibagi dalam
4 kelainan fungsional, yaitu :
3. Manifestasi klinis
Menurut Wijaya dan Putri (2013)
a. Gagal jantung kiri
Dapat menyebabkan kongestif, bendungan paru, dan gangguan
mekanisme pernafasan.
o Dispnea
Karena penumpukan atau penimbunan cairan dalam alveoli yang
mengganggu pertukaran gas, terjadi saat istirahat
o Orthopnea
Pasien biasanya tidak mau berbaring, sering duduk dikursi bahkan
saat tidur.
o Batuk
Disebabkan oleh gagal ventrikel , batuk bisa kering dan tidak
produktif, namun lebih sering basah menghasilkan sputum berbusa
dengan jumlah yang banyak kadang disertai bercak darah.
o Mudah lelah
Dikarenakan curah jantung kurang menghambat jaringan dari
sirkulasi normal dan oksigen. Pembuangan sisa hasil katabolisme
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand -
c. Terapi fasodilator
Obat-obatan ini untuk mengurangi impodasi tekanan terhadap
penyemburan darah oleh ventrikel kiri dapat diturunkan.
6. Komplikasi
Menurut Wijaya dan Putri (2013)
a. Edema paru akut, dikarenakan gagal ventrikel kiri.
Gejalanya seperti dispnoe, sputum kental, sputum berbintik darah,
wheezing +/+, takikardi, sianosis, dan ketakutan.
b. Gagal jantung yang sulit / tidak terobati
Tindakan medik yaitu bedrest total jangka panjang, pembatasan garam,
pembatasan cairan dan terapi diuretik
c. syok kardiogenik
stadium dari gagal jantung kiri, kongestof akibat penurunan curah jantung
dan pefusi jaringan yang tidak adekuat ke organ vital (jantung, otak)
d. Episode trombosimbolik
Trombus terbentuk karena imobilitas pasien dan gangguan sirkulasi
dengan aktivitas trombus mengakibatkan pembuluh darah tersumbat
e. Efusi perikardial dan tamponde jantung
Masuknya cairan ke kantung perikardium cairan mengakibatkan
peregangan peri kardium sampai ukuran maksimal. COP menurun dan
aliran balik vena ke jantung himponade jantung
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand -
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand -
7. WOC
Kelainan Otot Jantung Ateros klenosis koroner Hipertensi sistemik/ Peradangan/penyakit Penyakit jantung lain Faktor Sistemik
pulmonial M iokardium
Ggn aliran darah After load Kerusakan serabut otot Gangguan aliran darah M eningkatkan laju
ke otot jantung metabolisme
beban jantung
Kontraktilitas
Sistem simpotis
Frekuensi jantung
Kaji JVD dengan mengangkat pasien dengan sudut sampai 45° Jarak
antara sudut Louis dan tingginya disertai vena juguler ditentukan. Jika
jaraknya lebih dari 3 cm, tidak normal.
o Urin
Pasien bisa mengalami oliguria atau anuria. Catat keluar masuk
cairan. Pasian ditimbang setiap hari, saat dan menggunakan
timbangan yang sama.
o Aktivitas dan istirahat
Pasien biasanya Gelisah, perubahan status mental, mis letargi. Tanda-
tanda vital berubah saat beraktivitas.
o Sirkulasi
Tekanan darah paien mungkin rendah (gagal pemompaan), normal
(GJK ringan atau kronis, atau tinggi (kelebihan beban caiaran /
peningkatan TVS). Tenkanan nadi sempit, menunjukan penurunan
volume, adanya takikardi, disaritmia, titik denyut maksimal menyebar
dan berubah posisi secara inferior ke kiri. Bunyi jantung S3
diagnostic, S4 terjadi, S1 & S2 melemah, murmur sistolok dan
diastolik menandakan adanya stenosis katup. Nadi perifer
berkurang.perubahan kekuatan denyutan dapat terjadi, nadi sentral
mungkin kuat, warna kulit pucat, punggung kuku pucat, pengisian
kapiler lambat, pembesaran hepar, ada reflek hepatojugularis.
Terdapat edema.
o Integritas Ego
prilaku seperti, ansietas, marah, ketakutan dan mudah tersinggung.
o Eliminasi
Urin berwarna gelap
o Makanan dan cairan
Penambahan berat badan cepat, distensi abdomen (asites); edema
(umum, dependen, tekanan, pitting)
o Higiene
Penampilan menandakan kelalaian perawatan personal
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand -
o Neorosensori
Letargi, kusut pikiran, disorientasi, perubahan perilaku, mudah
tersinggung
o Nyeri dan kenyamanan
Tidak tenang, gelisah, fokus menyempit, perilaku melindungi diri
o Keamanan
Kulit lecet, kehilangan kekuatan otot, perubahan dalam fungsi mental
o Interaksi sosial
Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas social yang biasa dilakukan
b. Pemeriksaan penunjang
o Pemeriksaan Diagnostik
o EKG
Hipertropi atrium atau ventrikel, iskemia, dam kerusakan pola
mungkin terlihat. Kenaikan segmen ST/ T persisten 6 minggu
atau lebih setelah infark miokard menunjukkan adanya
aneurisme ventrikuler.
o Sonogram
Menunjukan dimensi perbesaran bilik, perubahan dalam
fungsi/ struktur katup atau area penurunan kontraktilitas
ventrikular
o Scan Jantung
Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan
dinding
o Kateterisasi Jantung
Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu
membedakan gagal jantung sisi kanan dan kiri, dan stenosis
katup/isufisiensi. Juga mengkaji patensi arteri koroner. Zat
kontras disuntikan ke dalam ventrikel menunjukan ukuran
abnormal dan ejeksi/ perubahan kontraktilitas
o Roentgen Dada
Menunjukan pembesaran jantung bayangan mencerminkan
dilatasi bilik atau perubahan dalam pembuluh darah,
mencerminkan peningkatan tekanan pulmonal, Kontur
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand -
- Peran hubungan
Pasien CHF biasnya akan kehilangan peran dalam keluarga dan
dalam masyarakat bila klien harus menjalani rawat inap
- Seksualitas
Dampak pada pasien CHF akan terjadi perubahan pemenuhan
kebutuhan seksual terutama karena nyeri dada dan sesak yang
menigkat karena aktivitas
- Koping toleransi
Pada pasien CHF timbul rasa cemas tentang keadaan dirinya,
mekanisme koping yang ditempuh klien bisa saja tidak efektif
- Nilai kepercayaan
Untuk klien CHF dengan bedrest total tidak dapat melaksanakan
kebutuhan beribadah dengan baik terutama frekuensi dan
konsentrasi. Hal ini bisa disebabkan karena nyeri dan sesak yang
dirasakan pasien
3. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan curah jantung
b. Intoleransi aktifitas
c. Kelebihan volume cairan
depresan
- Monitor respon oksigenasi pasien
Activity Therapy
- Pertimbangkan kemampuan klien
dalam berpartisipasi melalui
aktifitas fisik
- Kolaborasi dengan terapis dalam
merencanakan dan memonitor
program aktivitas
- Bantu pasien memilih aktivitas
- Bantu klien dan keluarga untuk
mengidentifikasi kelemahan dalm
level tertentu
- Bantu klien untuk menjadwalkan
waktu-waktu spesifk terkaid
aktivitas harian
- Membantu mengidentifikasi
sumberdaya yang dimiliki dalam
beraktivitas
- Membantu mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
- Berikan reinforcemen positif
selama beraktivitas
- Monitor respon emosional, fisik,
sosial dan spiritual
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi (2017). Nanda Dignosis Keperawatan : Definisi Dan Klasifikasi 2018-2020
Ed.11 . Jakarta : Kedokteran EGC
Smeltzer & Bare (2008). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Kedokteran
EGC
Wijaya, A. S., & Putri, Y, M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha
Medika