NIM/NO : 17C10172/37
PRODI : ILMU KEPERAWATAN
KLS :C
Memasuki era revolusi industri 4.0 atau era yang sering disebut sebagai ‘era
disrupsi’, inovasi berbasis digitalisasi merupakan urgensi yang tidak bisa diabaikan.
Masyarakat yang hidup di era ini dituntut serba taktis dan inovatif: mampu
mengakomodasi semua kebutuhan yang bisa mendukung kualifikasi dan
kompetensi diri, serta membangun kemandirian dan daya saing wilayah.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti)
sebagai lembaga tertinggi pemerintah yang bertanggungjawab terhadap
pembangunan sumber daya manusia masa depan yang optimis dan siap menghadapi
tantangan, terus melakukan berbagai percepatan dan kebijakan yang bisa
mendukung beragam kebutuhan tersebut.
Karena itu, agenda tahunan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional
(HAKTEKNAS) yang diperingati setiap tanggal 10 Agustus, merupakan salah satu
momentum yang tepat, yang bisa digunakan pemerintah untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat akan perkembangan teknologi yang terus berubah.
Tahun ini Bali sebagai provinsi dengan potensi pariwisata terbesar di
Indonesia, menjadi tuan rumah penyelenggaraan Launching HAKTEKNAS ke-24
Tahun 2019. Sebelumnya acara ini pernah diselenggarakan di beberapa wilayah
seperti Tangerang, Makassar, dan Riau. Tema yang diusung pada HAKTEKNAS
tahun ini adalah Iptek dan Inovasi Dalam Industri Kreatif 4.0 dengan subtema
Industri Kreatif 4.0 untuk Kemandirian dan Daya Saing Daerah.
Tema tentang industri 4.0 diambil sebagai salah satu upaya edukasi bagi
masyarakat agar pemahaman terkait prinsip dan pola kerja era ini semakin baik.
Sebab jika perkembangan teknologi di era ini tidak dipahami dan dimanfaatkan
dengan baik, akan jadi boomerang yang malah dapat mendisrupsi penggunanya.
Menristekdikti, Prof. Nasir mengatakan bahwa riset utamanya harus mampu
memberikan manfaat bagi masyarakat. Karena selama ini dalam praktiknya, riset
kerap hanya dibiarkan begitu saja tanpa diarahkan dengan baik.
“Ke depan riset harus menjadi inovatif yang sesuai dengan kebutuhan
industri atau masyarakat, ” ujar Menteri Nasir.
Salah satu alasan dari naiknya alokasi anggaran riset dari pemerintah pusat
pun adalah untuk meningkatkan publikasi di perguruan tinggi dari yang tahun ini
berada di angka 31 ribu publikasi menjadi 35 – 40 ribu publikasi. Dari total alokasi
yang dikucurkan tersebut, ke depan diharapkan bisa memberikan impak luar biasa
pada masyarakat Indonesia.
Karena menurut Menteri Nasir, masalah utama di Indonesia adalah kurang
kuatnya koordinasi antara peneliti di perguruan tinggi, maupun peneliti di Lembaga
Pemerintah Non Kementerian dan industri.
Acara yang dilaksanakan di Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala
Kota Denpasar, tidak hanya dihadiri langsung oleh Menristekdikti dan Direktur
Jenderal, Eselon I dan II Kemenristekdikti, Gubernur Bali, dan Kepala LL Dikti
Wilayah VIII, melainkan dihadiri langsung oleh Pejabat Pemerintahan Provinsi
Bali, Pejabat Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta Bali, serta sekitar 50.000
mahasiswa perguruan tinggi di Bali.
Adapun Launching HAKTEKNAS 2019 ini ditandai dengan penekanan
tombol sirine oleh Menteri Nasir dan Gubernur Bali I Wayan Koster. Dilanjutkan
dengan penabuhan gendang baleganjur, pelepasan balon udara bertuliskan
Hakteknas ke-24, pemutaran perjalanan Hakteknas, kemudian diteruskan dengan
senam bersama Poco-Poco dan Maumere yang diikuti oleh para peserta yang
menghadiri acara
NAMA : I NYOMAN RAI PUTRA MARTHANA
NIM : 17C10164
PRODI : ILMU KEPERAWATAN
KELAS :C
TINGKAT : II