Seorang perempuan berinisial Ny. N, usia 17 tahun datang ke UGD
Puskesmas IV Denpasar Selatan untuk melakukan perawatan luka post apendiktomi hari ke-6, pasien mengatakan ia merasa cemas karena baru saja dilakukan operasi apendiktomi pada hari Sabtu minggu lalu di salah satu rumah sakit, saat dikaji oleh doker pasien mengatakan sebelum operasi apendiktomi pasien sudah sering mengalami sakit pada perutnya namun ia tidak menindak lanjutinya pasien lupa kapan awal mengalami sakit perut secara mendadak pasien hanya mengingat ± sebulan lalu perutnya sering kambuh sakit sampai pada hari Sabtu 21 Desember ia mengalami sakit perut hebat dan dilarikan ke rumah sakit, sampai disana dokter mengatakan bahwa pasien mengalami usus buntu dan keadaan usus buntunya sudah pecah sehingga harus dilakukan prosedur operasi. Pada hari Senin tanggal 23 pasien sudah sempat melakukan kontrol perawatan luka di UGD Puskesmas IV Denpasar Selatan, jadwal kontrol ulangan harusnya hari Rabu tanggal 25, karena hari Natal maka pasien dating keesokan harinya, pasien juga mengeluhkan luka operasinya masih sakit susah untuk bergerak dan berjalan. Dari hasil pemeriksaan TTV: Tekanan Darah: 132/83 mmHg, Suhu: 36,70C, Nadi: 74x/menit. Intervensi yang diberikan yaitu perawatan luka dan KIE disarankan pasien untuk menjaga lukanya agar tidak terkena air, jangan mengangkat benda berat, jangan banyak melakukan aktivitas yang berat untuk mempercepat proses penyembuhan, evaluasi pasien dapat mengulan semua KIE yang di anjurkan dengan baik.
Untuk menanggulangi ansietas pasien maka diberikan asuhan keperawatan
terapi relaksasi dengan :
O : Identifikasi teknik relaksasi yang efektif digunakan
N : ciptakan lingkungan tenang dan nyaman untuk pasien
E : anjurkan pasien untuk mengambil posisi yang nyaman, dan anjurkan pasien untuk rileks
K:-
Evaluasi pasien setelah diberikan asuhan keperawatan dan anjurkan klien
utuk melakukan teknik-teknik relaksasi untuk mengurangi ansietas pasien.4