BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Target SDGs Kesehatan dengan sumber Goals Kedua: Nol Kelaparan (Gizi
akses pangan yang aman, bergizi, dan mencukupi bagi semua orang,
pada balita dan mengatasi kebutuhan gizi remaja perempuan, wanita hamil dan
Kebutuhan gizi secara kuantitatif dan kualitatif bagi bayi sangat berbeda
dengan kebutuhan gizi bagi anak dan orang dewasa, dengan demikian untuk
keseimbangan antara energi dan sejumlah besar zat gizi. Sudah kewajiban
seorang ibu untuk memberi gizi pada bayinya, unsur gizi pada bayi dapat
1
2
dipenuhi dengan pemberian ASI dari awal kelahiran sampai umur 6 bulan
Pemberian ASI eksklusif untuk bayi yang berusia 0-6 bulan secara global
dilaporkan kurang dari 40%. Secara nasional cakupan ASI untuk bayi sampai
umur 6 bulan mengalami fluktuasi, yaitu 24,3% pada tahun 2008, kemudian
meningkat pada tahun 2009 menjadi 34,3%, dan menurun pada tahun 2010
neonates dapat dikurangi 22% jika saja bayi disusui dalam satu jam pertama
kehidupannya dan 16% jika mulai disusuidalam 24 jam pertama. 90% bayi
diberi ASI maka sekitar 1,3 juta kematian anak di seluruh dunia setiap tahun
Bayi mendapatkan/diberi air susu ibu secara eksklusif adalah bayi yang
hanya mendapat ASI (Air Susu Ibu) saja sejak lahir sampai dengan umur 5
bulan (sebelum mencapai usia 6 bulan). Dan mulai umur 6 bulan meneruskan
menyusui anak sampai umur 24 bulan, selain itu bayi juga mulai mendapat
makanan pendamping ASI yang bergizi dan sesuai dengan kebutuhan tumbuh
ASI ekslusif merupakan bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa
tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih,
serta tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi,
dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru mulai diberikan makanan pendamping ASI
Series 2016 menyebutkan ASI Ekslusif kita meningkat dari sebelumnya pada
tahun 2013 sebesar 38% naik menjadi 65% pada tahun 2016 (Kemenkes,
2015 sebesar 57,70% dan tahun 2016 sebesar 56, 26%, dimana angka ini
masih di bawah target yang diharapkan yaitu 80%. Sedangkan dari capaian
per kabupaten kota tidak ada satupun Kabupaten Kota yang mencapai target
Pesawaran selama tahun 2012-2016 berfluktuatif. Pada tahun 2012 bayi yang
menjadi 53,6%, tahun 2014 turun menjadi 30,19%, tahun 2015 menurun
kembali menjadi 20,85% dan pada tahun 2016 meningkat menjadi 49,76%.
Cermin sebesar 44, 08% yang berarti jauh dari target cakupan ASI eksklusif
ibu dengan pemberian ASI ekslusif (ρ-value = 0,04). Ada hubungan antara
pekerjaan ibu dengan ASI ekslusif (ρ-value = 0,03). Tidak terdapat hubungan
antara status gizi ibu dengan pemberian ASI ekslusif (ρ-value = 0,227). Tidak
didapatkan pada tahun 2017 di Desa Sanggi bayi usia 7 – 12 bulan sebanyak
57 bayi dengan ASI ekslusif sebanyak 23 (40,35%) bayi dan tidak ASI
wawancara di Desa Gayau dari 10 ibu yang memiliki bayi usia 7-12 bulan 6
Sanggi dari 10 ibu yang memiliki bayi usia 7-12 bulan 8 ibu telah memberikan
tambahan seperti makanan instan seperti bubur, susu formula, pisang, nasi
yang dilumat, dan madu bayi pada bayi dikarenakan anak rewel dan ibu yang
ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan di Desa Sanggi Kecamatan Padang Cermin
B. Rumusan Masalah
masalah yang dapat diambil adalah “faktor-faktor apa saja yang berhubungan
dengan pemberian ASI ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan di Desa Sanggi
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan di Desa Sanggi Kecamatan Padang
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
makanan pendamping ASI yang baik dan benar pada anaknya dan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Ibu
selanjutnya.
ekslusif. Subjek dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia 7-12
2019.