PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ribu tumbuhan jauh melebihi daerah tropis lainnya seperti Amerika Selatan
dan Afrika barat. Diketahui, sekitar 96j00 spesies berkhasiat obat dan sekitar
200 spesies diantaranya merupakan tumbuhan obat penting bagi industri obat
tradisional (Azmy, 2015). Menurut Badan Pusat Statistik Pada tahun 2017
obat herbal mencapai 22.26% (BPS, 2017). Menurut Menteri kesehatan dalam
bahan alami, semua yang serba natural semakin digemari dan dicari orang
tubuhnya.
1
Meniran (Phyllanthus sp. L.) teridentifikasi sebagai gulma tanaman
2011) dan aktivitas antiplasmodial Njomnang Soh et al. (2009). Uji toksiksitas
ditemukan gejala klinis ketoksikan yang nyata pada mencit sebagai hewan
Sejauh ini belum banyak ditemukan teknik agronomi yang tepat dalam
diperlukan untuk masing-masing spesies dapat dilihat dari tempat asal spesies
2
jenis spesies dalam famili akan sangat membantu cara perbaikan dan budidaya
spesies tersebut. Hal ini yang mendasari penyusunan perbaikan cara budidaya,
tanaman.
(2014), fosfor berperan dalam transfer energi di dalam sel tanaman, misalnya
ADP dan ATP. Selain itu, unsur fosfor berperan sebagai bahan penyusun asam
meniran hijau (A6 dan A7) membutuhkan pemberian pupuk berupa kombinasi
Oktavidati (2012).
Hardjowigeno (2003) fosfor (P) merupakan unsur hara yang berperan dalam
3
pembelahan sel, proses asimilasi, respirasi, pertumbuhan akar serta sumber
energi dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP) dan adenosin difosfat (ADP).
berat kering tajuk, berat akar, serapan P, dan menurunkan nisbah tajuk/akar
(Suhardi, 2005).
Pada beberapa tanaman semusim, waktu panen yang tepat adalah pada
saat pertumbuhan vegetatif tanaman sudah maksimal dan akan memasuki fase
tanaman yang kita dapatkan rendah dan kandungan bahan aktifnya juga
pegagan pada umur 2 - 3 bulan setelah tanam, meniran pada umur kurang
lebih 3,5 bulan atau sebelum berbunga dan tanaman ceplukan dipanen setelah
umur 1 - 1,5 bulan atau segera setelah timbul kuncup bunga, terbentuk.
(Anggi, 2010)
menghasilkan umur panen tanaman meniran hijau lebih efektif. Maka dari itu
4
Perbedaan Umur Panen Terhadap Pertumbuhan Tanaman Meniran
B. Rumusan Masalah
meniran hijau.
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
pemberian pupuk P pada tanaman meniran hijau Selain itu dapat memberikan
informasi tentang umur masa panen tanaman meniran dan juga memberikan
E. Hipotesis
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
seluruh Asia termasuk Indonesia Soerjani et al. (2015), Malaysia, India, Peru,
secara liar di tempat yang berbatu dan lembab seperti di tepi sungai, pantai,
semak, lahan bekas sawah atau tumbuh di sekitar pekarangan rumah, baik di
Meniran hijau memiliki batang berwarna hijau muda atau hijau tua.
Setiap cabang atau ranting terdiri dari 8-25 helai daun. Daun berwarna hijau.
Ukurannya 0.5-2 x 0.25-0.5 cm. Buah bertekstur licin, bulat pipih dengan
6
diameter 2-2.5 mm. Kepala sari meniran hijau yang sudah matang akan pecah
urinaria berwarna hijau kemerahan. Keduanya memiliki daun yang kecil dan
ilmiah Phyllanthus urinaria Linn. Tanaman ini juga dikenal dengan nama
7
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Phyllanthus
1. Morfologi Tanaman
a. Batang tanaman tidak bergetah, basah, berbentuk bulat, tinggi kurang dari
b. Daun bersirip genap dan setiap satu tangkai terdiri dari daun majemuk
lebar 3 mm. Pada bagian bawah daun terdapat bintik berwarna kemerahan.
c. Bunga melekat pada ketiak daun dan menghadap ke arah bawah. Warna
bunga putih kehijauan. Bunga ini tumbuh subur sekitar bulan April-Juni.
d. Buah berbentuk bulat pipih berdiameter 2-2,5 mm, licin, berbiji seperti
bentuk ginjal, keras, dan berwarna cokelat. Buah tumbuh sekitar bulan
JuliNovember.
8
e. Akar meniran berbentuk tunggang (tap root), yaitu akar utama yang pada
bawah, dan bercabang. Pada tanaman meniran dewasa, panjang akar dapat
untuk memperkuat berdirinya tanaman serta menyerap air dan unsur hara.
2. Syarat Tumbuh
Meniran tumbuh subur di tempat yang lembab pada dataran rendah sampai
daun mengkilap, bentuk bulat telur dengan panjang 1.5-3 cm, lebar 1– 1.5
cm, ujung daun runcing, pangkal tumpul dan tepi yang rata. Daun
mempunyai 5-6 ruang, diameter 5-10 mm. Apabila masih muda buah
berwarna hijau setelah tua menjadi coklat. Biji buah berbentuk ginjal,
9
B. Peranana Fosfor terhadap Tanaman
jumlah yang banyak. Unsur posfor diserap tanaman dalam bentuk ion fosfat.
pertumbuhn akar serta sumber energi dalam bentuk Adenosina trifosfat (ATP)
lemak, dan proses energi (Leiwakabessy dan Sutandi, 2014). Fosfor di dalam
menyerap fosfor dalam bentuk ion ortofosfat primer (H2PO4-1) dan ion
tersedia bagi tanaman dalam jumlah yang dapat diambil oleh tanaman hanya
merupakan sebagian kecil dari jumlah yang ada dalam tanah (Leiwakabessy
dan Sutandi, 2014). Fosfor dalam tanah tidak mobil karena tingkat
dan Fe hidrous oksida, kadar Ca, kadar bahan organik, tekstur dan pengelolaan
tersedia dan dapat dicapai dengan mudah oleh akar tanaman. P yang diserap
oleh akar kemudian disebarkan ke daun, batang, tangkai dan biji. Fungsi unsur
10
(Supriono, 2014). Unsur fosfor pada tanaman legum berfungsi untuk
dan pemasakan buah dan biji dan dapat meningkatkan produksi biji-bijian
(Sutejo, 2002). Pada awal pertumbuhan tanaman, pupuk fosfat sangat berperan
pada akhir pertumbuhan sangat berperan dalam pembentukan biji dan buah
(Hanafiah, 2015).
fosfolipid dan protein. Hal ini menyebabkan pertumbuhan daun tanaman yang
baik, sehingga meningkatkan bobot bahan hijauan pada saat panen. Kurangnya
unsur P juga dapat menyebabkan tepi daun, cabang dan batang tanaman
terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning. Jika
tanaman tersebut berbuah maka akan menunjukkan buah yang kecil, tampak
jelek, dan lebih cepat matang sehingga perlu diberi penambahan unsur hara
2014).
11
C. Umur Panen dan Pasca panen Tanaman Herbal Daun
secara benar karena akan berpengaruh terhadap mutu dan fitokimia yang
Hernani 2002).
bahan yang telah dipanen, dan harus dilakukan secara baik dan benar, karena
pada jenis bahan yang akan diolah, seperti akar, daun, bunga, biji, buah,
rimpang dan kulit kayu. Secara umum, tahap pengolahan meliputi sortasi
dan penyimpanan. Masalah pascapanen tanaman obat tidak terlepas dari masa
sebelum panen khususnya beberapa saat sebelum panen, hal ini akan sangat
dari pra panen, pada saat panen dan pascapanen. Selain itu, pengolahan
bertujuan juga untuk menjaga tingkat kebersihan bahan baku dalam upaya
12
selanjutnya tetap terjaga stabilitas dan homogenitas komposisinya. Rudy
(2017).
Tanaman obat yang berasal dari daun bisa digunakan langsung dalam
keadaan segar atau yang telah dikeringkan. Bila akan digunakan secara segar,
harus melalui proses pencucian terlebih dahulu baru diproses lebih lanjut
berbunga atau buah mulai masak. Sebagai contoh daun sambiloto, pemanenan
ditangkai pada saat sebelum berbunga. Daun yang dipanen muda biasanya
dengan cepat. Selain itu, jaringan yang dimiliki oleh daun muda masih sangat
lunak sehingga daun sangat mudah hancur atau rusak. Sementara daun-daun
yang dipanen pada umur tua diberi perlakuan khusus berupa proses pelayuan
13
matahari, karena akan merubah senyawa khlorofilnya, sehingga produk yang
mekanik, suhu diatur agar tidak melebihi 40°C, karena pada suhu tersebut
bahan bisa diolah lebih lanjut sesuai kebutuhan kedalam menjadi bentuk
membutuhkan waktu antara 24-72 jam. Setelah bahan kering, bahan dijaga
agar tetap kering dan dingin untuk mencegah terjadinya proses fermentasi atau
ataupun alat pengering tidak berbeda warnanya, akan tetapi setelah digiling
menghasilkan warna yang lebih baik, yaitu hijau sedangkan dengan matahari
hal ini menyebabkan bahan menjadi kering tidak merata dan sempurna. Untuk
14
oven, suhu yang konstan dan stabil menyebabkan penguapan air juga konstan.
aroma, warna asli bahan, dan senyawa kimia di dalamnya. (Rudy, 2017).
15
BAB III
waktu tanam sedangkan pupuk kandang diberikan dua kali yaitu pertama pada
saat tanaman umur 1 bulan setelah tanam dan kedua pada saat umur tanaman
dalam polibag ukuran (25 x 30) cm. Dilakukan inkubasi selama 7 hari.
hijau, pupuk Fosfor P. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
C. Metodologi penelitian
16
dari 3 tempat tanaman dan 5 tanaman dijadikan sampel, sehingga diperoleh
Dimana:
k = pengaruh ulangan/kelompok
17
Tabel 1. Analisis Ragam
SK : Sumber Keragaman
DB : Derajad Bebas
JK : Jumlah Kuadrat
KT : Kuadrat Tengah
JKB : Jumlah Kuadrat Blok
JKP : Jumlah Kuadarat Perlakuan
JKG : Jumlah Kuadrat Galat
KTB : Kuadrat Tengah Blok
KTP : Kuadrat Tengah Perlakuan
KTG : Kuadrat Tengah Galat
t : Perlakuan
r : Ulangan
Data pengamatan di uji keragaman menggunakan analisis ragam (Anova), jika
berpengaaruh nyata dilanjutkan dengan Uji Lanjut DMRT
(ducan’s Multiple range test) pada taraf 5%
D. Cara Kerja
dahulu. Dalam hal ini peneliti mengolah untuk skala kecil yaitu secara
dengan ukuran 1,5 x 2,5 m. Lahan diberi pupuk P sebanyak 100 gram, 200
gram dan 300 gram. Tambahan pula kapur atau dolomit sebanyak 0,25-0,5
18
a. Meningkatkan resido nitrogen organik dalam tanah dan mengubahnya
menjadi ion amoniak dan nitrat yang sangat bermanfaat bagi tanah,
produktivitas,
3. Persiapan Bibit
jam, kemudian disemai. Media semai berupa tanah dicampur pupuk fosfor
4. Pemupukan
19
yang akan di berikan pupuk fosfor P dan di tambah berupa pupuk
5. Penyiraman
6. Penyulaman
dengan baik. Hal ini disebabkan oleh bibit yang sakit, pertumbuhan tidak
normal (kerdil), bahkan mati. Dalam kegiatan ini dilakukan dengan cara
dilakukan pada sore hari agar bibit tidak mengalami stress akibat suhu
yang tinggi.
7. Penyiangan
memperebutkan makanan dan unsur hara dari dalam tanah antara meniran
kored (cangkul kecil) atau bisa juga menggunakan tangan untuk tanah
20
yang gembur. Dua bulan setelah penanaman, tanah di sekitar tanaman
perlu digemburkan dengan cangkul atau garpu. Hal ini perlu dilakukan
9. Panen
bulan dengan tinggi 40-50 cm dari tanah. Pada umur tersebut, meniran
cukup baik digunakan sebagai obat. Disamping itu bibit disekitar tanaman
yang akan dipanen juga sudah mulai tumbuh. Cara pemanenan dilakukan
dengan mencabut seluruh tanaman (akar, batang, dan daun) karena setiap
bagiannya berguna untuk obat. Pemanenan dilakukan dengan hati hati agar
tidak ada bagian tanaman yang rusak. Pemanenan juga dapat dilakukan
itu, hasil panen siap diamgkut atau digunakan. Pengumpulan hasil panen
21
E. Peubah yang di amati
a. Tinggi tanaman (cm) diukur dari pangkal batang sampai titik tumbuh atau
tanah
e. Produksi biomassa basah (g), diamati pada akhir percobaan dengan cara
menimbang dengan timbangan neraca analitik bobot basah akar, daun dan
batang
f. Produksi biomassa kering (g), diamati pada akhir percobaan dengan cara
22
23
Dena Pengacakan Penelitian
Ulangan
Perlakuan
15 2,5 3
Keterangan
24