KOORDINASI DAN SUPERVISI

PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN

BATUBARA
DI PROVINSI SULAWESI SELATAN
25 JUNI 2014

Tim Pencegahan Korupsi Sumber Daya Alam KPK

Direktorat Penelitian dan Pengembangan

KEDEPUTIAN BIDANG PENCEGAHAN

Tugas KPK (UU No.30 Tahun 2002):
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi didefinisikan sebagai serangkaian tindakan
untuk mencegah dan memberantas TPK melalui upaya koordinasi, supervisi,
monitor, penyelidikan-penyidikan-penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan
dengan peran serta masyarakat . (Pasal 1 UU 30/2002)

Koordinasi
(Pasal 7)

Monitoring Supervisi
(Pasal 14) (Pasal 8)

Tugas KPK

Penyelidikan,
Pencegahan Penyidikan
(Pasal 13) &Penuntutan
(Pasal 11)
 Rencana Strategis KPK 2011-2015 dan Tugas KPK
1. Rencana Strategi KPK 2011-2015

• Fokus pelaksanaan tugas antara lain perbaikan sektor strategis

terkait kepentingan nasional (national interest) meliputi Ketahanan
Energi dan Lingkungan (energi, migas, pertambangan dan
kehutanan), Ketahanan Pangan, Penerimaan Negara (pajak, bea dan
cukai, PNBP), Bidang Infrastruktur serta Kesehatan dan Pendidikan.
2. Tugas dan Kewenangan KPK (Fungsi Monitoring: Pasal 14 UU No. 30 tahun 2002)
Pencegahan Korupsi Sektor
Sumber Daya Alam
Kajian Sistem Perencanaan dan Pengawasan Kawasan Hutan (2010)

Kajian Kebijakan Pengusahaan Batubara di Indonesia (2011)

Nota Kesepakatan Bersama 12 K/L Percepatan Pengukuhan Kawasan Hutan Indonesia (2013)

Kajian Sistem Pengelolaaan PNBP Minerba (2013)

Kajian Perizinan di Sektor SDA: Kehutanan, Pertambangan & Pertanahan (2013)

Koordinasi Supervisi atas Pengelolaan Pertambangan Minerba di 12 Provinsi (2014)

Kajian Sistem Pengelolaan Pajak Sektor Minerba & Kajian Kelautan, Pesisir dan Pulau2 Kecil (2014)
 Latar Belakang Korsup Minerba KPK
A. 10 Permasalahan pengelolaan pertambangan Mineral dan Batubara saat ini
1. Renegosiasi kontrak 37 KK dan 74 PKP2B belum terlaksana
2. Peningkatan Nilai Tambah Mineral dan Batubara belum terlaksana dengan baik
3. Pengembangan sistem data dan informasi minerba masih bersifat parsial
4. Belum diterbitkannya semua aturan pelaksana UU No. 4 tahun 2009 tentang Pertambangan
Minerba
5. Penataan Kuasa Pertambangan/Izin Usaha Pertambangan belum selesai
6. Tidak ada upaya sistematis untuk meningkatkan DMO (Domestic Market Obligation)
7. Kewajiban pelaporan reguler belum dilakukan oleh pelaku usaha dan pemerintah daerah
8. Kewajiban reklamasi dan pascatambang belum sepenuhnya dilakukan
9. Pelaksanaan pengawasan pertambangan belum optimal
10. Terdapat kerugian keuangan negara karena tidak dibayarkannya kewajiban keuangan  tidak
optimalnya sanksi atas pelaku usaha yang tidak memenuhi kewajiban keuangannya.
B. Problem implementasi kebijakan pertambangan minerba di daerah
1. Perbaikan sistem dan kebijakan melalui pelaksanaan action plan atas hasil kajian lebih banyak
dilakukan di tingkat pusat  implementasi lebih banyak dilakukan di daerah  lemahnya
pengawasan oleh pemda
2. Resistensi dan pengabaian pemerintah daerah terhadap sebagian kebijakan pusat
3. Koordinasi pemerintah pusat-daerah belum berjalan baik
 SELISIH DATA PRODUKSI
DAN EKSPOR BATUBARA

Apabila perbedaan data produksi tersebut di atas dihitung sebagai penerimaan pajak
yang hilang, maka besarnya potensi hilangnya penerimaan pajak pada tahun 2012 dapat
mencapai Rp. 28,5 trilyun (data DJMB-KemESDM vs BPS-Produksi)
6
DATA PRODUKSI BIJIH TIMAH vs LOGAM TIMAH

No Negara Bijih Timah - 2012 Logam Timah - 2012

Anomali data Produksi Bijih Timah Vs 1 Malaysia 3,639 37,792
Logam Timah (Malaysia, Thailand, 2 Indonesia 96,600 52,400
3 Thailand 199 22,847
China) 4 China 85,245 152,000
 Potensi Kerugian Keuangan Negara berdasarkan verifikasi
Data Ekspor Mineral (Laporan Surveyor) Tahun 2011
Potensi Royalti Kurang (US$)
No. Uraian Jumlah Perusahaan
Tahun 2011
1 Nikel 44 15,413,941.95

2 Bijih Besi dan Pasir Besi 54 2,077,411.25

3 Timbal 14 221,430.53
4 Bauksit 34 6,741,777.70
5 Mangaan 34 206,986.05
Total 180 24,661,547.49

Potensi Kerugian Keuangan Negara berdasarkan verifikasi

Data Ekspor Batubara (Laporan Surveyor) Tahun 2010 s.d. 2012

ROYALTI/DHPB BELUM
TAHUN JUMLAH LS VOLUME (TON) NILAI FOB (USD)
DIBAYAR (USD)
2010 7,240.00 280,767,788.26 17,378,028,167.78 486,475,210.10
2011 8,247.00 341,923,986.28 26,554,026,971.88 347,403,523.37
2012 5,773.00 263,724,551.36 18,997,443,590.56 390,333,875.37
Total 21,260.00 886,416,325.90 62,929,498,730.22 1,224,212,608.84
Catatan : Kajian Litbang KPK 2013, Diolah dari Laporan Surveyor yang dimiliki oleh Ditjen Perdagangan Luar Negeri Kemdag.
Dibandingkan dengan data penerimaan Negara yang dimiliki oleh Ditjen Minerba KESDM 8
 Lokus Kegiatan Korsup Minerba
12 Provinsi

1. Sulawesi Tengah 7. Jambi

2. Kepulauan Riau 8. Kalimantan Barat
3. Kalimantan Timur 9. Bangka Belitung
4. Kalimantan Selatan 10. Maluku Utara
5. Kalimantan Tengah 11. Sulawesi Tenggara
6. Sumatera Selatan 12. Sulawesi Selatan
 Waktu Pelaksanaan Kegiatan
No Kegiatan Waktu Pelaksanaan

I. Koordinasi Lintas Instansi di KPK 7 Februari 2014

II. Rapat Kerja Menyusun dan Menyepakati Renaksi

No. Provinsi Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1. Sulawesi Tengah 19 s.d. 21 Februari 2014
2. Kepulauan Riau 5 s.d. 7 Maret 2014
3. Kalimantan Timur 12 s.d. 14 Maret 2014
4. Kalimantan Selatan 25 s.d. 27 Maret 2014
5. Kalimantan Tengah 1 s.d. 3 April 2014
6. Sumatera Selatan 28 s.d 30 April 2014
7. Jambi 6 s.d. 8 Mei 2014
8. Kalimantan Barat 20 s.d. 22 Mei 2014
9. Bangka Belitung 3 s.d. 5 Juni 2014
10. Maluku Utara 9 s.d. 11 Juni 2014
11. Sulawesi Tenggara 18 s.d. 20 Juni 2014
12. Sulawesi Selatan 25 s.d. 26 Juni 2014
III. Pelaksanaan Rencana Aksi Feb s.d. Nov 2014

IV. Monitoring Pelaksanaan Rencana Aksi Feb s.d. Nov 2014

V. Evaluasi Hasil Pelaksanaan Rencana Aksi dan Tindak Lanjut Desember 2014
Tujuan dan Sasaran Korsup Minerba KPK
TUJUAN: Mendorong terciptanya tata kelola pertambangan minerba yang efektif:
1. Sistem informasi dan data minerba yang memungkinkan pelaporan yang
akurat dan tepat waktu.
2. Adanya sistem pelaporan yang memungkinkan pengawasan atas laporan
produksi sehingga dapat mencegah atau mendeteksi secara dini terjadinya
tindak pidana korupsi.
3. Adanya aturan yang memadai sehingga memungkinkan pelaksanaan tata
kelola pertambangan minerba yang baik.

SASARAN:
1. Pelaksanaan penataan izin usaha pertambangan
2. Pelaksanaan kewajiban keuangan pelaku usaha pertambangan minerba
3. Pelaksanaan pengawasan produksi pertambangan minerba
4. Pelaksanaan kewajiban pengolahan/pemurnian hasil tambang minerba
5. Pelaksanaan pengawasan penjualan dan pengangkutan/pengapalan hasil
tambang minerba
 5 Sasaran Kegiatan Korsup Minerba KPK
dan Target 2014 (1)
5 SASARAN KEGIATAN TARGET 2014
1. Penataan izin usaha pertambangan Tidak ada lagi izin usaha
a. Fasilitasi pelaksanaan koordinasi penyelesaian status IUP non pertambangan minerba yang tidak
C&C memenuhi persyaratan CnC, tidak
b. Supervisi pembekuan/penghentian sementara/pencabutan memiliki NPWP, IPPKH, melanggar
IUP yang tidak memenuhi syarat aturan pertanahan, tata ruang dan
c. Deteksi faktor dan aktor penghambat proses penataan izin lingkungan)
d. Sosialisasi dan kampanye perbaikan sistem/kebijakan sebagai
upaya pencegahan korupsi
2. Pelaksanaan kewajiban keuangan pelaku usaha Seluruh pelaku usaha
pertambangan minerba melunasi
pertambangan minerba
pelaksanaan kewajiban keuangan:
a. Koordinasi dan supervisi pelaksanaan kewajiban pembayaran
iuran tetap, iuran produksi, pajak,
iuran tetap dan royalti terutang sesuai hasil audit BPK dan
jaminan reklamasi, jaminan
Tim OPN BPKP
pascatambang, jaminan
b. Koordinasi dan supervisi pengelolaan jaminan reklamasi dan
kesungguhan, jaminan lingkungan
pascatambang
dan kewajiban keuangan lainnya
c. Deteksi faktor dan aktor penyebab tidak dilaksanakannya
kewajiban keuangan pelaku usaha
d. Sosialisasi dan kampanye antikorupsi sebagai upaya
penyelamatan keuangan negara
 5 Sasaran Kegiatan Korsup Minerba KPK
dan Target 2014 (2)
5 SASARAN KEGIATAN TARGET 2014
3. Pelaksanaan pengawasan produksi Semua pelaku usaha menyampaikan
pertambangan minerba Laporan Produksinya secara reguler
a. Koordinasi dan supervisi pelaksanaan
pengawasan produksi Semua Pemda melaporkan secara
b. Deteksi faktor dan aktor penyebab tidak reguler laporan pengawasan
dilaksanakannya pengawasan produksi produksi pertambangan di
c. Sosialisasi dan kampanye kegiatan antikorupsi wilayahnya
dalam upaya pengawasan produksi
Semua Pemda menindaklanjuti
pemberian sanksi atas pelaku usaha
pertambangan minerba yang tidak
melaksanakan good mining pratice
dan atau melanggar peraturan yang
berlaku

Tidak ada lagi PETI

 5 Sasaran Kegiatan Korsup Minerba KPK
dan Target 2014 (3)
5 SASARAN KEGIATAN TARGET 2014
4. Pelaksanaan kewajiban Tidak ada pelaku usaha yang tidak
melaksanakan kewajiban
pengolahan/pemurnian hasil tambang minerba
pengolahan/pemurnian dan penegakan
a. Koordinasi dan supervisi pelaksanaan kewajiban
sanksi bagi yang melanggar
pengolahan/pemurnian
b. Deteksi faktor dan aktor penyebab tidak dilaksanakannya
kewajiban pengolahan pemurnian
c. Sosialisasi dan kampanye kegiatan kegiatan antikorupsi
dalam pelaksanaan kewajiban pengolahan/pemurnian
5. Pelaksanaan pengawasan penjualan dan Seluruh pelaku usaha menyampaikan
laporan kegiatan penjualannya dan
pengangkutan/pengapalan hasil tambang
penegakan sanksi bagi yang melanggar
minerba
a. Koordinasi dan supervisi pelaksanaan pengawasan Seluruh Pemda menyampaikan laporan
pengapalan penjualan dan pengangkutan/pengapalan pengawasan penjualan secara
b. Deteksi faktor dan aktor penyebab tidak dilaksanakannya bertingkat
pengawasan penjualan dan pengangkutan/pengapalan
c. Sosialisasi dan kampanye kegiatan antikorupsi dalam Pemberian sanksi bagi semua pelaku
pengawasan penjualan dan pengangkutan/pengapalan usaha dan pihak terkait lainnya yang
terkait dengan kegiatan penjualan hasil
minerba secara ilegal
 Peran Pemerintah Pusat

1. Menyiapkan data dan informasi yang

mendukung terlaksananya kegiatan
2. Menyusun aturan perundang-undangan
kebijakan yang berhubungan dengan
pelaksanaan kegiatan
3. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
pelaksanaan rencana aksi
4. Melakukan tindak lanjut terhadap hasil
evaluasi pelaksanaan rencana aksi
 Peran Pemerintah Daerah
Peran Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota
1. Menyiapkan data dan informasi terkait dengan IUP yang diterbitkan oleh
Gubernur/Bupati/Walikota dan pengelolaan pertambangan mineral dan
batubara di tingkat provinsi/kabupaten/kota
2. Mengimplementasikan rencana aksi dan melakukan monitoring, evaluasi
dan pelaporan pelaksanaan rencana aksi pengelolaan pertambangan
mineral dan batubara untuk IUP yang diterbitkan
Gubernur/Bupati/Walikota.
Peran Lanjutan Pemerintah Provinsi:
1. Mengkoordinasikan pengumpulan data dari kabupaten/kota.
2. Memfasilitasi rapat koordinasi lintas instansi yang melibatkan pemerintah
kabupaten/kota di lingkungan provinsi yang bersangkutan
3. Mengkoordinasikan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan rencana aksi pengelolaan pertambangan mineral dan
batubara di tingkat kabupaten/kota
OVERVIEW PROVINSI SULAWESI SELATAN
1 Provinsi Sulawesi Selatan
2 Kab. Luwu Utara
3 Kota Palopo
4 Kab. Luwu Timur
5 Kab. Bantaeng
6 Kab. Barru
7 Kab. Bone
8 Kab. Bulukumba
9 Kab. Enrekang
10 Kab. Gowa
11 Kab. Jeneponto
12 Kab. Luwu
13 Kab. Maros
14 Kab. Pangkajene Kepulauan
15 Kab. Pinrang
16 Kab. Kepulauan Selayar
17 Kab. Sinjai
18 Kab. Sedenreng Rappang
19 Kab. Soppeng
20 Kab. Takalar
21 Kab. Tana Toraja
22 Kab. Wajo
23 Kota Makassar
24 Kota Pare-Pare
25 Kab. Toraja Utara
PERMINTAAN DATA AWAL KE PEMDA
 PENYAMPAIAN DATA PROVINSI
Seluruh Provinsi/Kabupaten/Kota yang belum mengirimkan
data untuk segera mengirimkan data kepada:

PIC KPK: Dwi Indriastuti, Direktorat Litbang KPK

Email:
Dwi.Indriastuti@kpk.go.id,
indria842000@yahoo.com
 PERMASALAHAN IUP
DATA IUP CNC DAN NON CNC

MINERAL BATUBARA
STATUS JUMLAH
EKS OP EKS OP
CNC 23 142 1 6 172
NON CNC 47 178 5 12 242
SUB TOTAL 70 320 6 18
414
TOTAL 390 24
Sumber: Ditjen Minerba KemESDM, Juni 2014

242 Dari 414 IUP Sulawesi Selatan Non CnC (58%)

 PERMASALAHAN IUP
DATA IUP CNC DAN NON CNC
MINERAL BATUBARA TOTAL
TOTAL % NON
NO PEMDA IUP NON
CNC NON CNC TOTAL CNC NON CNC TOTAL IUP CNC
CNC
1 KAB. PANGKAJENE KEP. 29 41 70 0 4 4 74 45 61%
2 KAB. GOWA 0 28 28 0 0 0 28 28 100%
3 KAB. BONE 35 25 60 1 3 4 64 28 44%
4 KAB. BARRU 12 22 34 3 0 3 37 22 59%
5 KAB. SOPPENG 0 20 20 1 0 1 21 20 95%
6 KAB. LUWU 1 20 21 0 0 0 21 20 95%
7 KAB. MAROS 16 11 27 1 5 6 33 16 48%
8 KAB. ENREKANG 16 14 30 1 2 3 33 16 48%
9 KAB. TAKALAR 1 15 16 0 0 0 16 15 94%
10 KAB. KEPULAUAN SELAYAR 4 11 15 0 0 0 15 11 73%
11 KAB. LUWU UTARA 23 5 28 0 0 0 28 5 18%
12 KAB. LUWU TIMUR 8 5 13 0 0 0 13 5 38%
13 KAB. BULUKUMBA 15 4 19 0 0 0 19 4 21%
14 KAB. SINJAI 3 0 3 0 3 3 6 3 50%
15 KAB. TANA TORAJA 0 2 2 0 0 0 2 2 100%
16 KAB. TORAJA UTARA 1 1 2 0 0 0 2 1 50%
17 KOTA PALOPO 1 1 2 0 0 0 2 1 50%
18 KAB. BANTAENG 0 0 0 0 0 0 0 0 0%
19 KAB. JENEPONTO 0 0 0 0 0 0 0 0 0%
20 KAB. WAJO 0 0 0 0 0 0 0 0 0%
21 KAB. SIDENRENG RAPPANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0%
22 KAB. PINRANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0%
23 KOTA MAKASAR 0 0 0 0 0 0 0 0 0%
24 KOTA PARE PARE 0 0 0 0 0 0 0 0 0%
25 PROV. SULAWESI SELATAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0%
TOTAL 165 225 390 7 17 24 414 242 58%
Sumber: Ditjen Minerba KemESDM, Juni 2014
Penyerahan IUP NON CNC ke Provinsi
 Data IUP Nasional – Permasalahan Perpajakan
Jumlah IUP yang Diterbitkan
Pemegang IUP
10.922
7.834 (100%)

Ber-NPWP Non Ber-NPWP

5.984 (76%) 1.850 (24%)

Periode Pajak = 2010 s.d. 2012 Lapor SPT Tidak Lapor SPT
3.276 (42%) 2.708 (35%)

Tidak membayar
Membayar Pajak
pajak*
404 (5%) 2.304 (29%)
*Penyebab:
Sumber : Direktorat Jendral
Pajak, Juni 2014 a. WP belum produksi b. WP rugi c. WP lebih bayar d. PPh dibayar = PPh terutang
 6 PERMASALAHAN PERPAJAKAN
Kajian KPK Optimalisasi Penerimaan Pajak: Sektor Pertambangan Batubara (April 2014)

1. Terdapat 3.826 IUP pertambangan batubara yang dimiliki

oleh 3.066 perusahaan.
2. Dari 3.066 perusahaan, 724 (23.61%) tidak terdeteksi
NPWPnya:
– 53.5% atau 451 IUP diantaranya berstatus Clean and Clear (CNC).
3. Terdapat perusahaan yang memiliki NPWP induk lebih dari
satu atau tercatat pada beberapa KPP.
4. Terdapat ketidaksesuaian KLU yang tercatat pada NPWP
perusahaan pemilik IUP dan PKP2B
5. Lokasi KPP tempat NPWP perusahaan pemilik IUP tercatat
dan lokasi izin usaha umumnya berbeda.
6. Terdapat perusahaan yang kurang patuh melaporkan SPT
 Permasalahan PERPAJAKAN
IUP NON-NPWP – SULSEL
NPWP TIDAK NPWP
No. PEMDA TOTAL IUP
TERIDENTIFIKASI TERIDENTIFIKASI
1 BONE 40 24 64
2 ENREKANG 21 12 33
3 SOPPENG 19 2 21
4 GOWA 18 10 28
5 LUWU UTARA 14 14 28
6 TAKALAR 12 4 16
7 LUWU 11 10 21
8 BULUKUMBA 9 10 19
9 PANGKAJENE DAN KEPULAUAN 4 70 74
10 MAROS 3 30 33
11 BARRU 1 36 37
12 KEPULAUAN SELAYAR 1 14 15
13 LUWU TIMUR 13 13
14 PALOPO 2 2
15 SINJAI 6 6
16 TANA TORAJA 2 2
17 TORAJA
Sumber: UTARA
Direktorat Jendral Pajak, Juni 2014 2 2
TOTAL 153 261 414
Dari 414 IUP di Provinsi Sulawesi Selatan, 153 Tanpa NPWP (37%)
 Permasalahan PERPAJAKAN
IUP NON-NPWP – SULSEL Sumber: Direktorat Jendral Pajak, Juni 2014
NO. NAMA PERUSAHAAN KABUPATEN/KOTA TAHAPAN KEGIATAN NO. NAMA PERUSAHAAN KABUPATEN/KOTA TAHAPAN KEGIATAN
1 A. ABD. LATIEF SOPPENG OPERASI PRODUKSI 39 H. ISHAK IDRIS, SE , SDR GOWA OPERASI PRODUKSI
2 A. BASO PATETENGI SOPPENG OPERASI PRODUKSI 40 H. JUFRI DG. RATTE TAKALAR OPERASI PRODUKSI
3 A.MUHAMMAD YUSUF,S.SOS. SDR BONE OPERASI PRODUKSI 41 H. LAENRE SOPPENG OPERASI PRODUKSI
4 ABDUL WAHID, SDR LUWU OPERASI PRODUKSI 42 H. SAMSUDDIN DENNU SOPPENG OPERASI PRODUKSI
5 AKBAR KADIR, SDR GOWA OPERASI PRODUKSI 43 H. SOEWANDY JANGGO SOPPENG OPERASI PRODUKSI
6 ALAM PANGKET INDAH.PT PANGKAJENE DAN KEPULAUAN OPERASI PRODUKSI 44 H. TAJUDDIN SOPPENG OPERASI PRODUKSI
7 ALPAN. SDR BONE OPERASI PRODUKSI 45 H.ABD.SAMAD. SDR BONE OPERASI PRODUKSI
8 AMRAN DG TIKA, SDR GOWA OPERASI PRODUKSI 46 H.HAMZAH. SDR BONE OPERASI PRODUKSI
9 ANDI AGUSSALIM. SDR BONE OPERASI PRODUKSI 47 H.M.AHMAD.SDR BONE OPERASI PRODUKSI
10 ANDI AZAS MUNANDAR ABIJAFRA. SDR BONE OPERASI PRODUKSI 48 H.MAHMUDDIN. DM. SDR BONE OPERASI PRODUKSI
11 ANDI ZULPADLI. SE LUWU UTARA OPERASI PRODUKSI 49 H.MARSUKI. SDR BONE OPERASI PRODUKSI
12 ANNAS.MD, SDR LUWU OPERASI PRODUKSI 50 H.MUH.ARSYAD. SDR BONE OPERASI PRODUKSI
13 ANTON LIAONARDO. SDR BONE OPERASI PRODUKSI 51 H.MUH.TAHIR,SPD. SDR BONE OPERASI PRODUKSI
14 ANUGERAH AGUNG ABADI, CV ENREKANG OPERASI PRODUKSI 52 H.SAMAD. SDR BONE OPERASI PRODUKSI
15 ANUGERAH MARMER JELITA,PT PANGKAJENE DAN KEPULAUAN OPERASI PRODUKSI 53 H.SULAEMAN. SDR BONE OPERASI PRODUKSI
16 ANUGRAH PINANG ENREKANG OPERASI PRODUKSI 54 HAERANA. SH. SDR BONE OPERASI PRODUKSI
17 ARIF. SDR BONE OPERASI PRODUKSI 55 HAERUDDIN ACCO. SDR BONE OPERASI PRODUKSI
18 ARIFUDDIN DG JARUNG TAKALAR OPERASI PRODUKSI 56 HAFIDAH RAUF BASYURI, ST LUWU OPERASI PRODUKSI
19 ARMA, CV TAKALAR OPERASI PRODUKSI 57 HAMZAH DG.MASSERANG BONE OPERASI PRODUKSI
20 ASRIADI SOPPENG OPERASI PRODUKSI 58 HARTONO. SDR LUWU UTARA OPERASI PRODUKSI
21 ASRIJAL SIMING SOPPENG OPERASI PRODUKSI 59 HASANUDDIN TAKALAR OPERASI PRODUKSI
22 AZIZ RUSTAM DG. NOMPO TAKALAR OPERASI PRODUKSI 60 HASYIM SYAILENDRA, SDR GOWA OPERASI PRODUKSI
23 BAHARUDIN. SDR BONE OPERASI PRODUKSI 61 HERLINA TAKALAR OPERASI PRODUKSI
24 BAKRI. SDR BONE OPERASI PRODUKSI 62 HJ. BUNGARIA SOPPENG OPERASI PRODUKSI
25 BERKAT BAKARATU JAYA ENREKANG OPERASI PRODUKSI 63 HJ. HASMAWATI DG BAU TAKALAR OPERASI PRODUKSI
26 BOBI SURAHMAN. SDR LUWU UTARA OPERASI PRODUKSI 64 HJ.ROSDIANA. SDR BONE OPERASI PRODUKSI
27 COING DG. TATA, SDR GOWA OPERASI PRODUKSI 65 I.A. NGEWA SOPPENG OPERASI PRODUKSI
28 DATARAN SEKO PERKASA. PT LUWU UTARA EKSPLORASI 66 INSAN MARMERIL, PT MAROS OPERASI PRODUKSI
29 DRS. ANDI DARMAWAN SDR BONE OPERASI PRODUKSI 67 IRFAN JAYA UTAMA, CV GOWA OPERASI PRODUKSI
30 DRS.H.M.TAHIR PADY ENREKANG OPERASI PRODUKSI 68 IRWANDI DG LAPANG TAKALAR OPERASI PRODUKSI
31 EDI SULTAN. SDR LUWU UTARA OPERASI PRODUKSI 69 JAMIL. SDR BONE OPERASI PRODUKSI
32 ELLYAS PIKAL. SDR BONE OPERASI PRODUKSI 70 JASMAN RAJAANG ENREKANG OPERASI PRODUKSI
33 ERNAWATI. SDR BONE OPERASI PRODUKSI 71 JURAIDIN AZIZ, SDR GOWA OPERASI PRODUKSI
34 FITRA MANDIRI, SDR GOWA OPERASI PRODUKSI 72 JUSMAN. DRS LUWU UTARA OPERASI PRODUKSI
35 GANTI FRANS SOPPENG OPERASI PRODUKSI 73 KASNADI, DRS SOPPENG OPERASI PRODUKSI
36 GOWA MANDIRI (HOLDING COMPANY), PD GOWA OPERASI PRODUKSI 74 KOPERASI CASSAVA ENREKANG OPERASI PRODUKSI
37 H. ASRUL ASING NGAJI (CV. ABK MITRA MANDIRI) SOPPENG OPERASI PRODUKSI 75 KSU LANCAR BUMI PERKASA BARRU OPERASI PRODUKSI
38 H. HANAFI TATA TAKALAR OPERASI PRODUKSI 76 KSU LANCAR BUMI PERSADA PANGKAJENE DAN KEP. OPERASI PRODUKSI
 Permasalahan PERPAJAKAN
IUP NON-NPWP – SULSEL Sumber: Direktorat Jendral Pajak, Juni 2014

NO. NAMA PERUSAHAAN KABUPATEN/KOTA TAHAPAN KEGIATAN NO. NAMA PERUSAHAAN KABUPATEN/KOTA TAHAPAN KEGIATAN
77 KSU.TODDOPULI LUWU EKSPLORASI 116 RICKY RASLI ENREKANG OPERASI PRODUKSI
78 M. DG. BUANG, SDR GOWA OPERASI PRODUKSI 117 RIDWAN DG. SUTTE TAKALAR OPERASI PRODUKSI
79 M. DG. MANYE, SDR GOWA OPERASI PRODUKSI 118 ROSLAENI RASYID. SDR BONE OPERASI PRODUKSI
80 M.ALI HIDAYAT ENREKANG OPERASI PRODUKSI 119 SAFFARUDDIN GASSING, SDR GOWA OPERASI PRODUKSI
81 M.IDRIS SAKKA. SDR BONE OPERASI PRODUKSI 120 SAHABU SOPPENG OPERASI PRODUKSI
82 M.NASIR ENREKANG OPERASI PRODUKSI 121 SALMA. SDR LUWU UTARA OPERASI PRODUKSI
83 M.RAMLI SIDDIK, SDR GOWA OPERASI PRODUKSI 122 SARI BUMI TIMUR,PT MAROS OPERASI PRODUKSI
84 MACCORA TAPPA, CV BULUKUMBA OPERASI PRODUKSI 123 SAUDE. SDR BONE OPERASI PRODUKSI
85 MAKRUS HATTA. SDR LUWU UTARA OPERASI PRODUKSI 124 SDR. DAPA LUWU OPERASI PRODUKSI
PANGKAJENE DAN
86 MANDIRI MARMER INDONESIA,PT KEPULAUAN OPERASI PRODUKSI 125 SDR. DIRMAN LUWU OPERASI PRODUKSI
87 MANGGALA BUANA PRATAYA, PT ENREKANG OPERASI PRODUKSI 126 SDR. EMPENG NUHUNG LUWU OPERASI PRODUKSI
SDR. H. MUHAMMAD YUNUS (YAYASAN AL
88 MARDIHANG. SDRI LUWU UTARA OPERASI PRODUKSI 127 MUHAJIRIN) ENREKANG OPERASI PRODUKSI
89 MAUDU TAKALAR OPERASI PRODUKSI 128 SDR. HM RUSLY HR (CV. STENA JAYA) LUWU OPERASI PRODUKSI
90 MITRA GUNA ALUMNI TEKNINDO, PT LUWU EKSPLORASI 129 SDR. MASI LUWU OPERASI PRODUKSI
91 MUCHSIN (USAHA MANDIRI) ENREKANG OPERASI PRODUKSI 130 SDR. MURSALIM KASIM ENREKANG OPERASI PRODUKSI
92 MUCHTAR BASO, AN MAROS OPERASI PRODUKSI 131 SDR. SYAMSU DUHA LUWU OPERASI PRODUKSI
93 MUH. HASAN HARUN , SDR GOWA OPERASI PRODUKSI 132 SDR. TARJONO ENREKANG OPERASI PRODUKSI
94 MUH. SYARIF SAUD, SDR GOWA OPERASI PRODUKSI 133 SDRI HJ.SULMIATI LUWU UTARA OPERASI PRODUKSI
95 MUH.AKIB. SDR BONE OPERASI PRODUKSI 134 SIRAJUDDIN. SDR BONE OPERASI PRODUKSI
96 MUH.AMIRUDDIN. SDR LUWU UTARA OPERASI PRODUKSI 135 SUARDI SOLO. SDR BONE OPERASI PRODUKSI
97 MUH.TANG SOPPENG OPERASI PRODUKSI 136 SUDARNO. SDR BONE OPERASI PRODUKSI
98 MUHAMMAD AKIL. SDR BONE OPERASI PRODUKSI 137 SYAHRIR, S. Ag TAKALAR OPERASI PRODUKSI
99 MUHAMMAD DAHRI. SDR BONE OPERASI PRODUKSI 138 SYAMSINAR SOPPENG OPERASI PRODUKSI
100 MUIS. SDR LUWU UTARA OPERASI PRODUKSI 139 SYAMSUDIN.SDR BONE OPERASI PRODUKSI
101 MUKHLIS MATRA SOPPENG OPERASI PRODUKSI 140 TAHA AMBE KADANG ENREKANG OPERASI PRODUKSI
102 MUSTAJAB PAMASSANGI ENREKANG OPERASI PRODUKSI 141 UD. ABNUR ABADI GOWA OPERASI PRODUKSI
103 NASFIDING SOPPENG OPERASI PRODUKSI 142 UD. AKRAM BULUKUMBA OPERASI PRODUKSI
104 NURSAM. SDR BONE OPERASI PRODUKSI 143 UD. BUKIT HARAPAN BULUKUMBA OPERASI PRODUKSI
105 NY.W.SARMADAN LUWU UTARA OPERASI PRODUKSI 144 UD. FAJAR TERANG BULUKUMBA OPERASI PRODUKSI
ORGANISASI SOLIDARITAS PENGELOLA
106 TAMBANG (SPTC) PENJA ENREKANG OPERASI PRODUKSI 145 UD. MAPPEANGKA ENREKANG OPERASI PRODUKSI
107 PAMMU M. SOPPENG OPERASI PRODUKSI 146 UD. NURUL FAJJIRI MAKMUR BULUKUMBA OPERASI PRODUKSI
108 PATRI.SDR LUWU UTARA OPERASI PRODUKSI 147 UD. NURUL HIKMAH GOWA OPERASI PRODUKSI
109 PB.MITRA ENREKANG OPERASI PRODUKSI 148 UD. PURNAMA BULUKUMBA OPERASI PRODUKSI
110 PELANGI DE'JE, CV BULUKUMBA OPERASI PRODUKSI 149 USAHA ANDIR BULUKUMBA OPERASI PRODUKSI
111 PENGURUS MESJID NURUL HIDAYAH BABA ENREKANG OPERASI PRODUKSI 150 USAHA PULIBU ENREKANG OPERASI PRODUKSI
112 RAMLI. SDR BONE OPERASI PRODUKSI 151 USAHA RYAN JAYA BONE OPERASI PRODUKSI
113 RAMLI. SDR BONE OPERASI PRODUKSI 152 YAPPE. SDR BONE OPERASI PRODUKSI
YAYASAN KESEJAHTERAAN PEGAWAI PEMERINTAH
114 RANI AZNANDA PRATAMA, PT KEPULAUAN SELAYAR OPERASI PRODUKSI 153 PROV. SULSEL GOWA OPERASI PRODUKSI
115 RESTU AZZAHRA, CV BULUKUMBA OPERASI PRODUKSI
 STATUS PERDA RTRW SAMPAI DENGAN TAHUN 2013
DAERAH OTONOM BARU
NO STATUS PERDA RTRW
(KAB/KOTA)
1 Kab. Luwu Utara Perda RTRW No. 2 Tahun 2011
2 Kota Palopo Perda RTRW No. 9 Tahun 2012
3 Kab. Luwu Timur Perda RTRW No. 7 Tahun 2011
4 Kab. Bantaeng Perda RTRW No. 2 Tahun 2012
5 Kab. Barru Perda RTRW No. 4 Tahun 2012
6 Kab. Bone Perda RTRW No. 2 Tahun 2013
7 Kab. Bulukumba Perda RTRW No. 21 Tahun 2012
8 Kab. Enrekang Perda RTRW No. 14 Tahun 2011
9 Kab. Gowa Perda RTRW No. 25 Tahun 2012
10 Kab. Jeneponto Perda RTRW No. 1 Tahun 2012
11 Kab. Luwu Perda RTRW No. 6 Tahun 2011
12 Kab. Maros Perda RTRW No. 4 Tahun 2012
13 Kab. Pangkajene Kepulauan Perda RTRW No. 8 Tahun 2012
14 Kab. Pinrang Perda RTRW No. 14 Tahun 2012
15 Kab. Kepulauan Selayar Perda RTRW No. 15 Tahun 2012
16 Kab. Sinjai Perda RTRW No. 11 Tahun 2012
17 Kab. Sedenreng Rappang Perda RTRW No. 5 Tahun 2012
18 Kab. Soppeng Perda RTRW No. 8 Tahun 2012
19 Kab. Takalar Perda RTRW No. 6 Tahun 2012
20 Kab. Tana Toraja Perda RTRW No. 12 Tahun 2011
21 Kab. Wajo Perda RTRW No. 12 Tahun 2012
22 Kota Makassar Persetujuan Substansi MPU Sumber: Ditjen Tata Ruang,
23 Kota Pare-Pare Perda RTRW No. 10 Tahun 2011 Kementerian PU, 2013
24 Kab. Toraja Utara Perda RTRW No. 3 Tahun 2012
Hasil Overlay IUP dengan Peta Kawasan Hutan
dan IPPKH - Nasional
Hutan Hutan Hutan Kawasan Areal
Kategori Izin Grand Total
Konservasi Lindung Produksi Hutan Penggunaan Lain
IUP 1,160,181 3,922,584 17,909,481 22,992,247 11,735,091 34,727,338
Operasi Produksi 18,819 173,196 2,022,352 2,214,367 2,232,884 4,447,250
C&C 10,852 75,068 1,612,090 1,698,010 1,730,613 3,428,623
IPPKH Explorasi 294 5,042 244,652 249,988 14,943 264,931
IPPKH OP 68 501 114,527 115,097 8,699 123,796
PP-IPPKH OP 4 125 73,245 73,374 5,132 78,506
Belum ada IPPKH 10,486 69,399 1,179,665 1,259,551 1,701,839 2,961,390
Non C&C 7,967 98,128 410,262 516,357 502,271 1,018,627
IPPKH Explorasi 637 43,839 44,476 303 44,779
IPPKH OP 1 77 20,042 20,120 961 21,081
PP-IPPKH OP 34 10,549 10,584 608 11,191
Belum ada IPPKH 7,966 97,379 335,832 441,177 500,398 941,575
Survei/Explorasi 1,141,363 3,749,388 15,887,130 20,777,880 9,498,814 30,276,694
C&C 119,499 1,380,574 8,057,850 9,557,924 5,125,754 14,683,678
IPPKH Explorasi 24 23,355 701,511 724,890 20,118 745,008
IPPKH OP 10 185 8,235 8,430 8,952 17,382
PP-IPPKH OP 4 98 4,817 4,919 650 5,569
Belum ada IPPKH 119,461 1,356,937 7,343,287 8,819,685 5,096,033 13,915,718
Non C&C 1,021,863 2,368,814 7,829,279 11,219,956 4,373,060 15,593,016
IPPKH Explorasi 10 17,408 238,577 255,994 8,991 264,985
IPPKH OP 44 13,696 13,740 4,344 18,083
PP-IPPKH OP 2 313 21,861 22,176 404 22,580
Belum ada IPPKH 1,021,852 2,351,049 7,555,145 10,928,047 4,359,322 15,287,368

Sumber: Ditjen Planologi, Kemenhut, 2014

 Hasil Overlay KK & PKP2B dengan Peta
Kawasan Hutan dan IPPKH - Nasional
Hutan Hutan Hutan Kawasan Areal
Kategori Izin Grand Total
Konservasi Lindung Produksi Hutan Penggunaan Lain
KK 110,219 890,541 837,558 1,838,319 372,380 2,210,698
Operasi Produksi 10,166 236,046 285,484 531,696 151,654 683,350
IPPKH Explorasi 6 94,698 93,891 188,595 17,751 206,346
IPPKH OP 1,867 13,455 15,322 3,482 18,804
PP-IPPKH OP 2,153 3,949 6,102 7 6,109
Belum ada IPPKH 10,160 137,328 174,189 321,677 130,414 452,091
Survei/Explorasi 100,053 654,495 552,074 1,306,623 220,725 1,527,348
IPPKH Explorasi 77 29,520 84,546 114,143 1,382 115,524
IPPKH OP 71 3,690 3,761 7 3,768
PP-IPPKH OP 882 382 1,263 10 1,273
Belum ada IPPKH 99,976 624,023 463,457 1,187,457 219,326 1,406,783
PKP2B 101,998 123,752 927,171 1,152,921 803,274 1,956,194
Operasi Produksi 10,074 16,696 539,780 566,550 698,355 1,264,904
IPPKH Explorasi 86,768 86,768 4,392 91,160
IPPKH OP 11 561 128,319 128,891 54,211 183,102
PP-IPPKH OP 1 21,042 21,043 1,878 22,921
Belum ada IPPKH 10,063 16,133 303,651 329,847 637,874 967,722
Survei/Explorasi 91,924 107,056 387,391 586,371 104,919 691,290
IPPKH Explorasi 190 135,053 135,243 5,824 141,068
IPPKH OP 4,440 6,992 11,432 1,363 12,795
PP-IPPKH OP 17 5,186 5,204 8 5,212
Belum ada IPPKH 91,924 102,409 240,159 434,492 97,724 532,216
Grand Total 1,372,398 4,936,878 19,674,211 25,983,486 12,910,744 38,894,231

1. Hutan Konservasi: 1.372.398 ha diberikan izin pertambangan (Hutan Konservasi dilarang untuk
kegiatan pertambangan)
2. Hutan Lindung: 4.936.878 ha (HL terlarang untuk kegiatan pertambangan secara terbuka)
 Peta Indikasi
Lokasi Perizinan Bidang
Pertambangan
di Provinsi Sulawesi Selatan

32
 Status Ruang Izin Pertambangan
berdasarkan Hasil Overlay dengan Peta Kawasan Hutan
di Provinsi Sulawesi Selatan
• Berdasarkan lokasi :

• Kawasan Hutan : 461.974,99 Ha

 Hutan Konservasi : 17.159,11 Ha ( 12 unit)
 Hutan Lindung : 275.432,78 Ha ( 77 unit)
 Hutan Produksi : 169.383,10 Ha ( 88 unit)

• Areal Penggunaan Lain : 217.462,39 Ha

• Berdasarkan Status perizinan (pada kawasan hutan) :

 Operasi Produksi : 107.644,58 Ha
 IPPKH : 2.106,73 Ha ( 7 unit)
 Persetujuan Prinsip : 244,29 Ha ( 10 unit)

 Explorasi : 351.095,76 Ha
 IPPKH : 16.527,19 Ha ( 3 unit)

 No Data : 3.234,65 Ha ( 1 unit)

Sumber: Ditjen Planologi, Kemenhut, Juni 2014

Pengaruh kebijakan terhadap biaya transaksi (Kajian Perizinan SDA – Sektor Kehutanan,, Litbang KPK 2013)
• Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (P 18/2011, P 14/2013): Biaya unofficial tergantung luas, sd Rp. 15 M
• Pengurusan izin (P 50/10, 26/12)—rekomendasi Gubernur/Bupati: Rp. 50 sd 100 ribu/ha
 DAFTAR NAMA PERUSAHAAN PEMEGANG IZIN PERTAMBANGAN
YANG TERINDIKASI BERADA PADA HUTAN KONSERVASI
DI PROVINSI SULAWESI SELATAN
JENIS
KEGIATAN/ NO. NAMA PERUSAHAAN KABUPATEN LUAS (HA)
STATUS
IUP (OPERASI PRODUKSI)
1 MAKASSAR MARMER MULIA INDAH PANGKAJENE DAN KEPULAUAN 0,03
TOTAL IUP (OPERASI PRODUKSI) 0,03
IUP (SURVEY/EKSPLORASI)
2 HASILINDO SUKSES LUWU UTARA 1.584,58
3 PRIMA ANUGERAH RESOURCES LUWU UTARA 1.437,66
4 TRISAKTI PANCA SAKTI LUWU UTARA 0,02
5 ANDALAN PRIMA CAKRAWALA LUWU UTARA 4,51
6 ANEKA TAMBANG (TBK) LUWU UTARA 1.690,23
7 BUKIT MALLAWA SEJAHTERA MAROS 0,13
8 DATARAN SEKO PERKASA LUWU UTARA 8,11
9 MIRBANI ABADI LUWU 0,45
PALOPO 868,25
10 SUBAKAS MAKMUR LUWU UTARA 1.357,69
11 SUMAINDOTIM LUWU UTARA 6.903,99
TOTAL IUP (SURVEY/EKSPLORASI) 13.855,65
KK (SURVEY/EKSPLORASI)
1 VALE INDONESIA TBK LUWU TIMUR 3.303,46
TOTAL 3.303,46
TOTAL SELURUHNYA 17.159,11

Sumber: Ditjen Planologi, Kemenhut, Juni 2014

 DAFTAR NAMA PERUSAHAAN PEMEGANG IZIN PERTAMBANGAN
YANG TERINDIKASI BERADA PADA HUTAN LINDUNG
DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (1)
JENIS
KEGIATAN/ NO. NAMA PERUSAHAAN KABUPATEN LUAS (HA)
STATUS
IUP (OPERASI PRODUKSI)
1 ANEKA MINERAL CIPTA TAMBANG 2 BARRU 12,42
2 BANGUNINDO TAMBANG PERKASA BARRU 10,31
3 BINTANG UTAMA ABADI LUWU 0,00
4 BOSOWA MINING MAROS 16,92
5 GRAND MARMER ALAM SERASI MAROS 0,09
6 KURNIA BATU INDAH MAROS 23,94
7 MAKALE TORAJA MINING TORAJA UTARA 83,01
8 MAKASSAR MARMER MULIA INDAH MAROS 13,36
9 RANI AZNANDA PRATAMA KEPULAUAN SELAYAR 23,35
10 RIAU PARAGON BARRU 0,65
11 SEMEN BOSOWA MAROS MAROS 872,14
12 TAMBANGINDO MAKMUR SENTOSA PANGKAJENE DAN KEPULAUAN 193,11
13 WINTAINDO MINERAL & INDUSTRY BARRU 5,45
14 ANEKA MINERAL CIPTA TAMBANG 1 BARRU 14,73
15 BAHANA CIPTA PANGKAJENE DAN KEPULAUAN 1,09
16 BOSOWA PASIR BARA BARRU 0,00
17 DUNIA BARU BARRU 10,86
18 HASTA MULIA JAYA BONE 36,52
19 KUTAMA MINING INDONESIA TORAJA UTARA 0,33
20 MANGGALA BUANA PRATAYA ENREKANG 16,04
21 PASIR WALANNAE BONE 7,54
22 RICKY RASLI ENREKANG 0,00
23 SEMEN TONASA PANGKAJENE DAN KEPULAUAN 5,55
IUP (OPERASI PRODUKSI) TOTAL 1.347,40
Sumber: Ditjen Planologi, Kemenhut, Juni 2014 35
 DAFTAR NAMA PERUSAHAAN PEMEGANG IZIN PERTAMBANGAN
YANG TERINDIKASI BERADA PADA HUTAN LINDUNG
DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (2)
JENIS KEGIATAN/
NO. NAMA PERUSAHAAN KABUPATEN LUAS (HA)
STATUS
IUP (SURVEY/EKSPLORASI)
24 ARTESIS INDONESIA BONE 46,93
25 AURA CELEBES MANDIRI PALOPO 3.329,51
26 BILLY INDONESIA LUWU TIMUR 55,40
27 BINA ASPINDO BONE 9,67
28 DILA ADI SAPUTRA KEPULAUAN SELAYAR 1.976,70
29 GALENA SUMBER ENERGI SINJAI 4.818,56
30 KALLA AREBAMMA LUWU UTARA 4.510,04
31 OBI POWER MINING LUWU UTARA 514,32
32 PRIMA ANUGERAH RESOURCES LUWU UTARA 4.976,72
33 SAMUDRA RAYA PRIMA LUWU UTARA 4.830,49
34 SAPTA CIPTA KENCANA LUWU UTARA 7.747,78
35 TIARA GUNUNG TABUR BULUKUMBA 293,73
36 TRINUSA RESOURCES GOWA 4,38
SINJAI 73,69
37 TRISAKTI PANCA SAKTI LUWU UTARA 8.087,31
TORAJA UTARA 30,67
38 WIJAYA EKA SAKTI BONE 1.169,95
39 ANDALAN PRIMA CAKRAWALA LUWU UTARA 31.682,81
40 ANEKA TAMBANG (TBK) LUWU UTARA 3.413,60
41 ANUGERAH MINERAL BARRU BARRU 1,95
42 CAHAYA TIRTA UTAMA LUWU 1.597,89
43 CAKRA PERSADA MANDIRI JAYA MAROS 480,23
44 CHANG SHENG METAL MINING INDONESIA BARRU 4.116,83
45 CHRISTINA EXPLO MINING TANA TORAJA 2.650,97
46 CITRA LAMPIA MANDIRI LUWU TIMUR 4,02
47 DATARAN SEKO PERKASA LUWU UTARA 62.761,58
48 DUNIA BARU BARRU 7,13
49 ENERMINE LUWU TIMUR 0,16
50 GANDESITE KEPULAUAN SELAYAR 145,59
51 GOBISARI UTAMA KEPULAUAN SELAYAR 408,97
36
52 GOLDEN SEASON COAL LUWU 1.684,86
 DAFTAR NAMA PERUSAHAAN PEMEGANG IZIN PERTAMBANGAN
YANG TERINDIKASI BERADA PADA HUTAN LINDUNG
DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (3)
JENIS KEGIATAN/
NO. NAMA PERUSAHAAN KABUPATEN LUAS (HA)
STATUS
53 INTERNASIONAL COAL ABADI LUWU 1.958,46
54 JAYA ANUGERAH MANDIRI KEPULAUAN SELAYAR 658,28
55 KALLA AREBAMMA LUWU UTARA 959,65
56 LATANINDO MINING LUWU 1.035,13

LUWU TIMUR 5,24

SIDENRENG RAPPANG 16,19

57 MAKALE TORAJA MINING LUWU 0,38

TANA TORAJA 916,06
TORAJA UTARA 144,17

58 MINERAL GENERAL RESOURCES LUWU 23,23

59 MIRBANI ABADI LUWU 598,15
PALOPO 2.340,67
TORAJA UTARA 303,03
60 MITRA GUNA ALUMNI TEKNINDO LUWU 11.863,86
SIDENRENG RAPPANG 475,96
61 MULTI ARTHA MEGATAMA LUWU 5.009,34
62 PRIMA COAL ABADI LUWU 1.542,78
63 RAGAM USAHA MINERAL BARRU 925,38
64 RAJA MINERAL SEJAHTERA BARRU 1.955,31
65 RUMAJU ENERGI UTAMA LUWU 152,16
66 SEKO BUKIT MAS LUWU UTARA 9.778,25
67 SUGICO PENDRAGON ENERGI LUWU TIMUR 545,11

68 SUMBER HARAPAN ENERGY LUWU TIMUR 0,08

69 SUMBER WAHAU JAYA LUWU TIMUR 499,15
70 SURYA ABADI GEMILANG BARRU 1.065,20
71 TALENTA BUMI MAKMUR LUWU TIMUR 179,15

72 TAMBANG MINERAL MAKMUR TORAJA UTARA 14,72

73 TODDOPULI LUWU 1.208,41

74 WINTAINDO MINERAL & INDUSTRY BARRU 55,89

IUP (SURVEY/EKSPLORASI) 195.661,85

37
 DAFTAR NAMA PERUSAHAAN PEMEGANG IZIN PERTAMBANGAN
YANG TERINDIKASI BERADA PADA HUTAN LINDUNG
DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (4)

NO. NAMA PERUSAHAAN KABUPATEN LUAS (HA)

KK (OPERASI PRODUKSI)

1 VALE INDONESIA TBK LUWU TIMUR 70.498,79

KK (OPERASI PRODUKSI) TOTAL 70.498,79
KK (SURVEY/EKSPLORASI)

2 CITRA PALU MINERAL LUWU UTARA 7.904,31

KK (SURVEY/EKSPLORASI) TOTAL 7.904,31
KK (NO DATA)

3 MASMINDO DWI AREA LUWU 20,42

KK (NO DATA) TOTAL 20,42

TOTAL 78.423,53
TOTAL SELURUHNYA 275.432,78

Sumber: Ditjen Planologi, Kemenhut, Juni 2014 38

TINDAK LANJUT OLEH PROV. KALTENG
 TINDAK LANJUT BUPATI MUSI BANYUASIN
TERKAIT IUP DI KAWASAN HUTAN LINDUNG
TINDAK LANJUT OLEH GUB. SUMSEL
TINDAK LANJUT OLEH GUB. BANGKA BELITUNG
TINDAK LANJUT OLEH GUB. KALBAR
 TINDAK LANJUT OLEH
BUPATI MUSI BANYUASIN
TINDAK LANJUT OLEH KOTA PRABUMULIH
PENCABUTAN IUP OLEH BUPATI LAHAT
 PENCABUTAN 28 IUP
OLEH BUPATI MOROWALI
Pencabutan IUP oleh
Bupati Morowali
Pencabutan 28 IUP
di Kabupaten
Sarolangun
 PERMASALAHAN KURANG BAYAR PNBP 2011-2013
DI 12 PROVINSI
JUMLAH IUP MINERBA JUMLAH SELURUHNYA
JUMLAH
No. PEMDA IUP YANG KURANG BAYAR IURAN TETAP ROYALTI JUMLAH
MINERBA Jumlah %
(Rp) (Rp) (Rp)
1 SULAWESI TENGAH 443 353 80% 63,488,527,229 - 63,488,527,229
2 KEPULAUAN RIAU 160 97 61% 19,144,372,025 76,370,736,847 95,515,108,871
3 KALIMANTAN TIMUR 1443 934 65% 185,584,775,120 2,074,042,495,177 2,259,627,270,297
4 KALIMANTAN SELATAN 843 545 65% 42,272,943,097 1,446,069,136,282 1,488,342,079,379
5 KALIMANTAN TENGAH 866 624 72% 136,814,565,078 461,510,144,762 598,324,709,840
6 SUMATERA SELATAN 331 281 85% 107,121,996,508 62,455,143,152 169,577,139,660
7 JAMBI 398 341 86% 37,222,574,477 37,222,574,477 40,924,958,115
8 KALIMANTAN BARAT 509 466 92% 195,378,908,759 195,378,908,759 77,212,604,089
9 KEP. BANGKA BELITUNG 947 577 61% 14,379,408,503 313,938,515,372 328,317,923,875
10 SULAWESI TENGGARA 459 303 66% 33,325,753,270 168,070,682,328 201,396,435,597
11 MALUKU UTARA 317 266 84% 39,632,376,619 58,369,172,636 98,001,549,255

12 SULAWESI SELATAN 120 105 88% 19,582,937,948 4,238,745,114 23,821,683,062

JUMLAH 6716 4787 71% 893,949,138,633 4,897,666,254,906 5,444,549,989,269

Sumber: Ditjen Minerba KemESDM, 2014

1. Rata2 Perusahaan Kurang Bayar/Jumlah IUP = 71%

2. JUMLAH KURANG BAYAR PNBP DI 12 PROVINSI 2011-2013 =
Rp. 5,444,549,989,269
 PERMASALAHAN KURANG BAYAR PNBP 2011-2013
PROVINSI SULAWESI SELATAN
JUMLAH IUP PIUTANG NEGARA
JUMLAH
MINERBA 2011 2012 2013 JUMLAH SELURUHNYA
PROVINSI/KABUPATEN/ IUP
NO. YANG IURAN TETAP ROYALTI IURAN TETAP ROYALTI IURAN TETAP ROYALTI IURAN TETAP ROYALTI
KOTA MINERB
KURANG
A (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
BAYAR
1 BARRU 18 17 31,264,960 1,995,000 233,620,000 238,653,500 503,538,460 1,995,000
- -
2 BONE 18 12 82,981,300 - 705,496,400 114,578,412 903,056,112
- - -
3 BULUKUMBA 1 1 60,000,000 - 400,000,000 440,000,000 900,000,000
- - -
4 ENREKANG 5 5 37,661,829 - 244,192,000 264,095,284 545,949,113
- - -
5 KEPULAUAN SELAYAR 15 15 199,169,500 - 1,551,039,200 1,745,523,120 3,495,731,820
- - -
6 LUWU 12 11 6,000,000 - 1,123,127,200 1,143,787,920 2,272,915,120
- -
7 LUWU TIMUR 13 10 247,799,000 3,862,073,346 518,908,075 840,756,662 1,607,463,737 3,862,073,346
- -
8 LUWU UTARA 9 9 178,720,000 - 3,097,691,208 3,411,426,518 6,687,837,726
- - -
9 MAROS 9 8 31,752,950 - 179,210,000 197,131,000 408,093,950
- - -
10 PALOPO 2 1 12,500,000 - 100,000,000 110,000,000 222,500,000
- - -
11 PANGKAJENE KEPULAUAN 6 6 4,875,000 - 29,423,120 26,941,040 61,239,160
- - -
12 SINJAI 6 6 109,468,750 - 830,950,000 914,045,000 1,854,463,750
- - -
13 SOPPENG 1 1 1,700,000 4,000,000 4,400,000 10,100,000
-
14 TAKALAR 1 0 -
- - - - - -
15 TANA TORAJA 2 2 51,343,000 58,706,000
- 110,049,000 -
16 TORAJA UTARA 2 1 374,676,768 374,676,768
- - - - -
JUMLAH 120 105 1,003,893,289 4,238,745,114 9,069,000,203 9,510,044,456 19,582,937,948 4,238,745,114
- -

Sumber: Ditjen Minerba KemESDM, Juni 2014 JUMLAH KURANG BAYAR PNBP SULSEL 2011-2013 = Rp. 23,821,683,062
TINDAK LANJUT KAB. KOTABARU
TINDAK LANJUT OLEH KAB. KUTAI BARAT
OPTIMALISASI PENERIMAAN PNBP
 DATA JAMINAN REKLAMASI DAN
PASCA TAMBANG
Jaminan Reklamasi Jaminan Pascatambang
No. Provinsi/Kabupaten/ Kota
Jumlah (Rp) IUP Jumlah (Rp) IUP
1 BARRU TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA
2 BONE TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA
3 BULUKUMBA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA
4 ENREKANG TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA
5 GOWA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA
6 KEPULAUAN SELAYAR TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA
7 LUWU TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA
8 LUWU TIMUR TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA
9 LUWU UTARA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA
10 MAROS TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA
11 PALOPO TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA
PANGKAJENE DAN
12 KEPULAUAN TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA
13 SINJAI TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA
14 SOPPENG TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA
15 TAKALAR TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA
16 TANA TORAJA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA
17 TORAJA UTARA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA

Sumber: Ditjen Minerba KemESDM, 2014

 SE DIRJEN MINERBA
PELAPORAN JAMREK DAN JAM.PASCATAMBANG
TINDAK LANJUT OLEH PROV. SUMSEL
TINDAK LANJUT OLEH KAB. MOROWALI
 PERMASALAHAN PELABUHAN KHUSUS/TERMINAL
KHUSUS/TERMINAL UNTUK KEPENTINGAN SENDIRI (TUKS)
LANGSUNG LOADING POINT TRANSHIPMENT
TEMBAGA
NO. NAMA PELABUHAN BATUBARA NIKEL dan EMAS BATUBARA BATUBARA NIKEL TOTAL
1 BALIKPAPAN 5 5
2 BANJARMASIN 1 4 5 Terdapat 6 Izin
3 BAUBAU 3 3 Pelabuhan
4 BENETE 1 1
5 BENGKULU 3 3
Khusus/ TUKS di
6 KERENG BENGKIRAI 8 8 Provinsi Sulawesi
7 KINTAP 6 6
8 KOLAKA 3 3
Selatan
9 KOTABARU 8 1 9
10 KUALA SAMBOJA 8 8
11 LANGARA 7 7
12 MALILI 1 1
13 PALEMBANG 3 3
14 PANJANG 2 2
15 POMALAA 10 10
16 PULANG PISAU 1 1
17 SAMARINDA 14 14
18 SANGATTA 1 1
19 SEBUKU 3 3
20 SEI DANAU 10 10
21 TANAH GROGOT 5 5
22 TANJUNG LAUT 1 1
23 TANJUNG REDEB 4 4
Sumber : Ditjen Perhubungan
24 TELUK BAYUR 1 1 Laut, Maret 2014
TOTAL 19 1 1 1 69 23 114
TINDAK LANJUT DIRJEN PERHUBUNGAN LAUT
TINDAK LANJUT OLEH KSOP SAMARINDA
 KAJIAN EVALUASI LINGKUNGAN HIDUP
AKIBAT KEGIATAN PERTAMBANGAN -2013
Sumber: Deputi Bidang Tata Lingkungan, Kementerian LH, 2013
• 3 aspek yang dikaji: kondisi tata kelola pertambangan yang baik, kondisi, pengelolaan
lingkungan hidup, dan kondisi penyertaan dampak sosial-ekonomi (pra-selama-pasca
tambang)
• Dari 9 lokus kabupaten tambang yang dikaji, hanya satu yang mempunyai NPV (Net Present
Value) positif yaitu Kabupaten Bogor:
 Alur dan Kepatuhan Pelaporan
Produksi dan Penjualan
KK/PKP2B Ditjen Minerba
Kem. ESDM

Pemda Kab/Kota Pemda Provinsi

IUP (Bupati/Walikota) (Gubernur)

Kepatuhan Pelaporan s.d Jan 2013

Jenis Laporan :
• lap Dwi Mingguan
Pelaporan bersifat • Belum ada pemda yang
• Laporan Bulanan
• Laporan Triwulanan manual dan belum menyampaikan laporan ke Ditjen
• Laporan Semestaran menggunakan Minerba
• Lapran RKAB aplikasi IT
• Tidak ada laporan IUP yang
Batas Waktu Pelaporan: ditembuskan ke Kementerian ESDM
• 30 hari kalender untuk Lap Triwulan dan semester • Masalah pelaporan PKP2B : substansi
• 45 hari sebelum tahun berjalan untuk RKAB
• 5 hari kalender untuk lap dwi mingguan dal Lap bulanan yang disampaikan tidak lengkap
(25%) dan umumnya tidak tepat
Sanksi Jika Pelaporan dilanggar : sanksi administratif
(peringatan tertulis, penghentian sementara, pencabutan izin) waktu dalam menyampaikan laporan

64
 TINDAK LANJUT (1)
1. Koordinasi dengan Instasi Pemerintah terkait:
a) Membentuk tim Lintas Instansi (Dinas terkait/KPP/BPKH dll)
b) Untuk Provinsi mengundang seluruh Kabupaten/Kota: rekonsiliasi data final
c) Koordinasi dengan Kanwil Pajak/KPP terkait data NPWP
d) Koordinasi dengan Ditjen Planologi Kemenhut/Ditjen PHKA/BPKH terkait data IUP di Kawasan
Hutan
e) Koordinasi dengan Ditjen Hubla/KSOP terkait data Pelsus/Tersus/TUKS Minerba dan untuk tidak
mengeluarkan SPB bagi pelaku usaha yang belum melunasi kewajiban keuangannya/melanggar
ketentuan.
f) Koordinasi dengan Bea Cukai untuk tidak mengeluarkan PEB bagi pelaku usaha yang belum
melunasi kewajiban keuangannya/melanggar aturan.
g) Koordinasi dengan APGAKUM terkait penertiban PETI
2. Koordinasi dengan Pelaku Usaha
a) Mengundang pelaku usaha menyampaikan hasil rekonsiliasi butir (1)
3. Tindak lanjut antara lain:
a) Menagih seluruh kewajiban keuangan pelaku usaha
b) Menegakkan sanksi antara lain melakukan penghentian sementara/pencabutan IUP yang
melanggar ketentuan
c) Memastikan IUP yang melanggar ketentuan tidak dapat berproduksi, tidak dapat di
menjual/mengapalkan hasil produksinya.
 TINDAK LANJUT (2)
• Pelaporan Implementasi Rencana Aksi (hard copy dan soft
copy) berikut DOKUMEN PENDUKUNG dikirimkan ke KPK dan
Dirjen Minerba Kementerian ESDM setiap 3 bulan (tenggat
waktu: 10 Juli, 10 Oktober, dan 10 Desember 2014)
• Penanggungjawab Implementasi Renaksi:
Gubernur/Bupati/Walikota
• PIC Pemda: Kadinas ESDM Provinsi/Kabupaten/Kota
– Untuk disampaikan Nama, Alamat, No Kontak (Telp/HP/Fax) dan email
• PIC KPK: Dwi.Indriastuti, Direktorat Litbang KPK
– Email: Dwi.Indriastuti@kpk.go.id, indria842000@yahoo.com
– No. HP: 081386317923
 Format Rencana Aksi
Matriks Rencana Aksi Korsup atas Pengelolaan Pertambangan Minerba di 12 Provinsi

Keteran
Penanggung
Temuan Rekomendasi Instansi Terkait Renaksi Indikator Output gan
jawab
(KPK)
1 2 3 4 5 6 STATUS 7
Penj
Bukt Verif
elas
Inst Tengg i ikasi
Instan an OPE CLO
No Deskripsi No Deskripsi Unit ans Unit No Deskripsi No. Deskripsi at Pen (KP
si (PE N SED
i Waktu duku K/ES
MDA
ng DM)
)

I Pelaksanaan penataan izin usaha pertambangan

Menertibka
TARG
n IUP yang
Melakukan cross ET:
tidak .........
check data IUP …….
Masih memenuhi
yang ada pada
banyaknya ketentuan, Pemd Gubernur/B ES Ditjen ……
1 1 1 Ditjen Minerba
IUP yang antara lain a upati DM Minerba
dengan data Pelapo
non CnC yang tidak ……
yang dimiliki oleh ran
berstatus
Pemda Triwul
clean and
an
clear.
Melengkapi data
dan informasi ……..
Ke Pelap
yang dimintakan ………
men oran
Ditjen PUM 2 untuk proses ……..
dag Triwul
penyelesaian …..
ri an
status clean and
clear

67
 Rencana Aksi
• Dokumen Presentasi dan Matriks Rencana Aksi dapat diunduh pada
link berikut: http://acch.kpk.go.id/koordinasi-dan-supervisi-
pengelolaan-pertambangan-mineral-dan-batubara-pada-12-provinsi
Ada korupsi, lawan & laporkan
1. Uraikan kejadian
2. Pilih pasal yang sesuai
3. Penuhi unsur-unsur TPK
4. Sertakan bukti awal (bila ada)
5. Sertakan identitas diri (jika berkenan)
6. Kirim ke KPK :
– SURAT : Kotak Pos 575, Jakarta 10120
– Email : pengaduan@kpk.go.id
– KWS : http://kws.kpk.go.id (KPK Whistleblower
System)
– Telepon : (021) 2557 8389
– Fax : (021) 5289 2454
– SMS : 0855 8 575 575 / 0811 959 575

Pengaduan Dugaan Tindak Pidana
Korupsi:
Direktorat Pengaduan Masyarakat
PO BOX 575 Jakarta 10120
Telp: (021) 2557 8389
Faks: (021) 5289 2454
SMS: 08558 575 575, 0811 959 575
Email: pengaduan@kpk.go.id
KWS : http://kws.kpk.go.id
Informasi Gratifikasi:
Direktorat Gratifikasi
Telp: (021) 2557 8440
Email: pelaporan.gratifikasi@kpk.go.id
Informasi Laporan Harta Kekayaan
Penyelenggara Negara (LHKPN):
Direktorat LHKPN
Telp: (021) 2557 8396
Email :informasi.lhkpn@kpk.go.id
Pelayanan Informasi Publik
Hubungan Masyarakat:
Telp: (021) 2557 8498
Faks: (021) 5290 5592
Email: informasi@kpk.go.id
Radio Streaming – Kanal KPK
http://www.kpk.go.id/streaming
Anti-Corruption Clearing House
acch.kpk.go.id
 “KORUPSI DI SEKTOR SUMBER DAYA ALAM, TIDAK HANYA
PERSOALAN KERUGIAN KEUANGAN NEGARA, TETAPI
MERUPAKAN KEGAGALAN NEGARA DALAM MENGELOLA SDA
UNTUK MENSEJAHTERAKAN RAKYATNYA”

TERIMA KASIH

BERSAMA KPK BERANTAS KORUPSI