Anda di halaman 1dari 5

PEMBUATAN ASAM SITRAT DARI LIMBAH KULIT PISANG DENGAN

FERMENTASI MENGGUNAKAN ASPERGILLUS NIGER

 Untuk mengetahui tingkat kemurniaan asam sitrat dilakukan titrasi dengan


NaOH 0,1M
 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin banyak volme starter
maka tingkat kemurniaan semakin tinggi dengan dipengaruhi lama waktu
fermentasi
 waktu optimum fermentasi pada waktu 3 hari dengan kadar kemurnian
asam sitrat 67,25% untuk volume starter 14 ml dengan pH 2.
 kadar kemurnian terendah pada waktu 7 hari dengan tingkat kemurnian
asam sitrat 30,95% pada penambahan volume starter 14 ml dengan pH 3.
 Media penumbuhhan as.niger menggunakn PDA
 Aspergillus niger untuk dapat tumbuh da berkembang yaitu kisaran 29ºC-
37ºC dan dengan suhu minimumnya sekitar 6ºC-8ºC, serta memerlukan
persediaan oksigen (O2) yang cukup. Nutrien (mineral) yang dibutuhkan
untuk perkembangan Aspergillus niger antara lain Ammonium Nitrat
(NH4NO3), Kalium Klorida (KCl), dan Magnesium Sulfat (MgSO4) yang
mampu mengubah komponen disakarida (C12H22O11) menjadi
monosakarida (C6H12O6) yang dipengaruhi oleh produksi enzim slulase.
 Sehingga mikroba dari luar dapat ditambahkan ke dalam bentuk kultur
murni atau bisa disebut sebagai starter untuk mempercepat
perkembangbiakan. Pada bahan yang telah melewati prroses fermentasi
serupa disebut sebagai starter.
 Menggunakan fermentasi anaerob
 Variable berubah starter 12ml dan 14ml
 Variable tetap sari kulit pisang 50 ml
 Prosedur penelitian = Preparasi Bahan-Pembuatan Strater-Pembuatan
media-Proses Titrasi-Pengujian dan analisa yield-Asam Sitrat
 Hasil dan pembahasan
 Pengaruh waktu dengan kadar pH dengan variasi volume starter :
1. Pada waktu fermentasi 1 hari dan 7 hari dengan volume starter 12 ml
menghasilkan kadar pH asam sitrat dengan pH 4.
2. 1 hari dan 7 hari dengan volume starter 14 ml menghasilkan produk
asam sitrat dengan kadar pH 3.
3. fermentasi 3 hari dan 5 hari dengan volume starter 12 ml dan 14 ml
yaitu menghasilkan produk asam sitrat dengan kadar pH 2.
 Menurut literature, kadar pH yang sangat asam adalah kadar pH yang
paling optimum, yaitu pH 2-3 (Satrio, Arief,dkk, 2012).
 Pengaruh Waktu Fermentasi Pengaruh Waktu Fermentasi :
1. waktu fermentasi 3 hari dengan volume starter 14 ml menghasilkan
konsentrasi tertinggi produk asam sitrat yaitu 0,084 M.
2. waktu fermentasi 5 hari dengan volume starter 12 ml menghasilkan
konsentrasi produk asam sitrat sebesar 0,043 .
 Waktu fermentasi yang lama akan menurunkan terbentuknya asam sitrat,
hal ini dikarenakan awal spora terbentuk untuk memulai germinasi adalah
pada tahap awal fermentasi (Khairulanam, 2010).
 Pengaruh Waktu Fermentasi Kemurnian Produk Asam Sitrat dengan
Variasi Volume Starter
1. waktu fermentasi 3 hari dengan volume starter 14 ml menghasilkan
kemurnian produk asam sitrat tertinggi yaitu sebesar 67,25 %.
2. waktu fermentasi 5 hari dengan volume starter 14 ml menghasilkan
kemurnian produk asam sitrat terendah yaitu sebesar 30,95 %
 Pada pertumbuhan sel kita mengetahui bahwa terdapat fase dimana sel
tidak dapat berkembang lagi, bahkan sel sudah mati. Pada waktu
fermentasi 7 hari produksi asam sitrat mengalami akumulasi yang
menyebabkan kemurnian asam sitrat menurun, hal ini dikarenakan
terbentuknya asam oksalat pada saat sel mengalami fase statis.

CITRIC ACID PRODUCTION FROM ASPERGILLUS NIGER USING


BANANA PEEL

 Hasil maksimum asam sitrat diperoleh dengan menggunakan kulit pisang


20%, inokulum 5%, kalium dihidrogen fosfat dan amonium nitrat pada pH
5 dan 32 ° C setelah 8 hari fermentasi.
 Sterile PDA slants diinokulasi dengan Aspergillus niger
saring dan tumbuh pada suhu 30 ° C selama 5-7 hari. Setelah pertumbuhan
terjadi tercapai, kemiringan disimpan pada 4 ° C.
 Dalam lingkungan yang bersih dan disterilkan, media garam sukrosa
diinokulasi dengan strain Aspergillus niger dan diinkubasi pada
25 ° C selama 7 hari. Setelah 7 hari, media diuji untuk sitrat
produksi asam.
 Kulit pisang dicuci, dikeringkan dan dikeringkan dalam
oven udara panas pada 70 ° C selama sekitar 2-3 jam. Kulitnya kemudian
hingga sekitar ukuran 1-2 mm.
 Strain A. niger yang dipilih digunakan untuk inokulasi aseptik
media garam sukrosa (sukrosa 15%, MgSO4.7H2O
0,025%, NH4NO3 0,25%, KH2PO4 0,1%) dan diinkubasi pada
30 ° C selama 2-3 hari untuk menyiapkan kultur starter.
 Media fermentasi disiapkan menggunakan 5% substrat
dengan air suling.
 Media fermentasi kulit pisang diinokulasi oleh
secara aseptik mentransfer 2% dari kultur starter ke fermentasi
media. Media diaduk dan kemudian diinkubasi pada 30 ° C
selama 7 hari. Pengaruh sumber fosfat, sumber nitrogen,
konsentrasi substrat, masa inkubasi, tingkat inokulum dan
kadar air diamati. Kecuali untuk parameter yang diuji,
semua yang lain ditetapkan konstan.
 Media fermentasi dilewatkan melalui jalan
sekitar 2 mm untuk mengumpulkan semua partikel substrat dan biomassa.
Solusi yang dihasilkan dilewatkan melalui kertas saring.
Filtrat kemudian dititrasi terhadap 0,1 M NaOH. Volume dari
NaOH yang digunakan dicatat dan asam sitrat dihitung.
 Hasil dan pembahasan
 Pengaruh sumber fosfat : Gambar I menunjukkan citric
produksi asam meningkat dengan penambahan 0,1% fosfat
sumber. A. niger menghasilkan 11,9 g / l, 24,09 g / l dan 18,8 g / l dari
asam sitrat menggunakan dinatrium hidrogen fosfat, kalium
dihidrogen fosfat dan dipotassium hidrogen fosfat
masing-masing dalam fermentasi kulit pisang.
 Pengaruh hari inkubasi : Asam sitrat dihasilkan pada 6, 7, 8 dan 9 hari
fermentasi kulit pisang adalah 41,28, 40,26, 51,68 dan 24,48 g / l masing-
masing (Gambar 5). Enam hari dan 8 hari periode fermentasi adalah
ditemukan menjadi optimal dalam studi sebelumnya juga [14]. Penurunan
dalam produksi asam sitrat setelah 8 hari dapat dipertanggungjawabkan
untuk penurunan kadar gula dan fase pertumbuhan jamur

PEMBUATAN BIOETANOL DARI KULIT PISANG RAJA (MUSA


SAPIENTUM) MENGGUNAKAN METODE HIDROLISIS ASAM DAN
FERMENTASI

 Kandungan karbohidrat pada kulit pisang raja 59,00 mg/g.


 metode hidrolisis asam menggunakan H2SO4 0,5 M dilakukan selama 2
jam dengan temperature 100oC
 bakteri Saccharomyces cerevisiaepada pH 4.
 variasi beratSaccharomyces cerevisiae 3,6; 5,4; dan 7,2 gram
 waktu fermentasi 72, 120, 168 dan 216 jam.
 waktu fermentasi 168 jam dan berat ragi 3,6 gram diperoleh32,7%. Hasil
analisa menggunakan Gas Chromatography(GC), kadar bioetanol tertinggi
sebesar 43,5%.
 Fermentasi glukosa oleh Saccharomyces cerevisiae bersifat anaerob
meskipun khamir sendiri bersifat aerob. Hal ini disebabkan karena saat
kondisi anaerob proses fermentasi berjalan lebih aktif sedangkan untuk
pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae ini sendiri berjalan lambat.
 Prosedur penelitian

 Hasil dan pembahasan


 waktu fermentasi 168 jam (7 hari) dengan jumlah ragi 2% dari volume
larutanfermentasi, yaitu sebesar 32,7%.
 waktu fermentasi yang baik yaitu 120 sampai 168 jam.

STUDI KINETIKA PERTUMBUHAN ASPERGILLUS NIGER PADA


FERMENTASI ASAM SITRAT DARI KULIT NANAS DALAM
REAKTOR AIR-LIFT EXTERNAL LOOP

 variabel tetap : tekanan, laju aerasi, suhu,pH, konsentrasi mikroba dan


nutrisi
 variabel berubah ada 2 macam yaitu : konsentrasi gula (10%,15%,20%)
dan waktu fermentasi dilakukan selama 7 hari dengan pengambilan sampel
setiap 8 jam untuk dianalisa konsentrasi mikroba dan konsentrasi asam
total.
 Reaktor yang digunakan adalah reaktor air-lift external loop sebagai
fermentor
 konsentrasi 10% tumbuh spesifik yang lebih besar dibandingkan dengan
konsentrasi 15% dan 20%.konsentrasi 10% sebesar 0,0429 jam-1,
sedangkan pada konsentrasi 15% dan 20% masing-masing sebesar 0,0396
jam-1dan 0,0385 jam-1
 prosedur percobaan : mengkalibrasi flowmeter- menyiapkan media
fermentasi yang telah mendapatkan pengolahan awal - memasukkan media
fermentasi yang sudah ditambah nutrien dan suspensi mikroba kedalam
reactor- Laju aerasi diatur sebesar 18,33 cc/dt - sampel dilakukan setiap 8
jam sebanyak 2 ml yang diencerkan menjadi 10 ml untuk dianalisa
hasilnya - Fermentasi dilakukan pada tekanan 1 atm, suhu 28oC,pH 4,
konsentrasi mikroba 2 x 107 spora/ml selama 7 hari.. Konsentrasi nutrient:
NH4H2PO4 0,18 gr/l, KH2PO4 0,1 gr/l, MgSO4.7H2O 0,025gr/L
Konsentrasi gula divariasi 10%, 15% dan 20%
 kosentrasi 10% massa pertumbuhan eksponensial sampai jam ke-56,
selanjutnya memasuki massa stationer pada jam ke-64 hingga jam ke-112,
kemudian memasuki death fase ( fase mati )
 kosentrasi 15% massa pertumbuhan eksponensial sampai jam ke-56,
selanjutnya memasuki massa stationer pada jam ke-64 hingga jam ke-128,
kemudian memasuki death fase atau fase mati.
 Kosentasi 20% massa pertumbuhan eksponensial sampai jam ke-48,
selanjutnya memasuki massa stationer pada jam ke-56 hingga jam ke-96,
kemudian memasuki death fase ( fase mati ).
 Pada konsentrasi 10% mempunyai viskositas yang lebih rendah
dibandingkan dengan konsentrasi 15% dan 20%, sehingga sirkulasi cairan
menjadi lebih optimal.
 Kosentrasi 10% dengan asam total lebih tinggi dibandingkan dengan 15
dan 20 yaitu sebesar 15 mol/L hal ini disebakan juga karean kosentarasi
10% memiliki viskositas yang rendah sehingga sirkulasi cairan menjadi
lebih lancar dan transfer oksigen menjadi lebih optimal.
 Dalam penelitian kinetika pertumbuhan mikroba ini masih banyak lagi
yang perlu dipelajari. Terutama pengaruh laju aerasi, konsentrasi gula, pH
dan pengaruh lain terhadap hasil penelitian.

Anda mungkin juga menyukai