Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gerakan "Patient safety" atau Keselamatan Pasien telah menjadi spirit dalam pelayanan
rumah sakit di seluruh dunia. Tidak hanya rumah sakit di negara maju yang menerapkan
Keselamatan Pasien untuk menjamin mutu pelayanan, tetapi juga rumah sakit di negara
berkembang, seperti Indonesia.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan


no 1691/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Peraturan ini menjadi tonggak
utama operasionalisasi Keselamatan Pasien di rumah sakit seluruh Indonesia. Banyak rumah
sakit di Indonesia yang telah berupaya membangun dan mengembangkan Keselamatan
Pasien, namun upaya tersebut dilaksanakan berdasarkan pemahaman manajemen terhadap
Keselamatan Pasien. Peraturan Menteri ini memberikan panduan bagi manajemen rumah
sakit agar dapat menjalankan spirit Keselamatan Pasien secara utuh

Indonesia adalah negeri yang memiliki kepadatan penduduk sangat banyak namun memiliki
akses unit kesehatan yang tidak mampu sampai ke pelosok negeri tercinta ini. Banyaknya
masalah kesehatan yang terjadi hingga banyaknya angka kematian di Indonesia merupaka
salah satu kacamata yang memprihatinkan di negeri ini. Tingginya angka kematian
disebabkan oleh berbagai factor seperti jauhnya aksese unit kesehatan, terbatasnya saran
prasarana, kondisi ekonomi melihat tingginya biaya kesehatan, dan kesalahan petugas unit
kesehatan terkait. Maraknya mal praktik yang disengaja maupun tidak disengaja baik dari
professi kesehatan apapun membuat pemerintah mengambil kebijakan bahwa perlunya
setiapunit kesehatan kecil ataupun besar mencanangkan program keselamatan pasien atau
disebut patient safety. Melihat tingginya angka kematian dan juga perlunya kesadaran bahwa
setiap profesi bertujuan untuk keselamatan pasien. Maka dari itu kita harus monitoring dan
evaluasi klien bertujuan untuk memberikan gambaran lengkap tentang implementasi
program, terutama untuk mengetahui ketercapaian dari pelaksanaan program dan mengetahui
kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan yang terjadi sehingga Informasi pada klien.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Monitoring dan Evaluasi?

2. Apa Tujuan Monitoring dan Evaluasi?

3. Bagaimana Pelaksana Monitoring dan Evaluasi?

4. Kapan Waktu Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi?

5. Apa saja Hal-Hal yang Dimonitoring dan Evaluasi?

6. Apa Saja Langkah – Langkah Yang Di Monitoring Dan Evaluasi?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Monitoring Dan Evaluasi

2. Untuk Mengetahui Tujuan Monitoring Dan Evaluasi

3. Untuk Mengetahui Pelaksana Monitoring Dan Evaluasi

4. Untuk Mengetahui Waktu Pelaksanaan Monitoring Dan Evaluasi

5. Untuk Mengetahui Hal-Hal Yang Dimonitoring Dan Evaluasi

6. Untuk Mengetahui Langkah – Langkah Yang Di Monitoring Dan Evaluasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Monitoring dan Evaluasi

Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan indikator yang
ditetapkan secara sistematis dan kontinu tentang kegiatan atau program sehingga dapat dilakukan
tindakan koreksi untuk penyempurnaan program atau kegiatan itu selanjutnya. Monitoring
adalah pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai kesadaran (awareness) tentang apa yang ingin
diketahui, pemantauan berkadar tingkat tinggi dilakukan agar dapat membuat pengukuran
melalui waktu yang menunjukkan pergerakan kearah tujuan atau menjauh dari itu. Proses
monitoring juga dapat diartikan sebagai proses rutin pengumpulan data dan pengukuran
kemajuan atas objektif program (Widiastuti dan Susanto, 2012).

Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan, keluaran, dan hasil
terhadap rencana dan standar (Yumiari, 2017). Evaluasi merupakan suatu proses untuk
menentukan relevansi, efisiensi, efektivitas dan dampak kegiatan program atau proyek yang
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai serta sistematis dan objektif. Evaluasi juga diartikan
sebagai pengukuran dari konsekuensi yang dikehendaki dan tidak dikehendaki dari suatu
tindakan yang telah dilakukan dalam rangka mencapai beberapa tujuan yang akan dinilai
(Hendrawan, 2009).

B. Tujuan Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi bertujuan memberikan gambaran lengkap tentang implementasi


program, terutama untuk mengetahui ketercapaian dari pelaksanaan program dan mengetahui
kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan yang terjadi sehingga Informasi ini berguna bagi
pengambil keputusan untuk melakukan penyesuaian dan perbaikan guna mencapai target yang
telah ditetapkan secara efektif dan efisien (Kemdikbud, 2013).

C. Pelaksana Monitoring dan Evaluasi


a) Di Rumah Sakit
Pimpinan rumah sakit melakukan monitoring dan evaluasi pada unit-unit kerja di rumah sakit
terkait dengan pelaksanaan keselamatan pasien di unit kerja.
b) Di Provinsi
3
Dinas Kesehatan Provinsi dan PERSI Daerah melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan Program Keselamatan Pasien Rumah Sakit di wilayah kerjanya.
c) Di Pusat
1. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan Keselamatan Pasien Rumah Sakit di semua rumah sakit.
2. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan minimal satu tahun sekali (Winarsih, 2012).
D. Waktu Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan monitoring di tingkat managemen lokal dilakukan secara intensif setiap minggu,
sedangkan untuk tingkat managemen pusat dilakukan dalam setiap pelaksanaan kegiatan yang
disesuaikan dengan kebutuhan (Ardana,2015).
E. Hal-Hal yang Dimonitoring dan Evaluasi
Hal-hal yang dimonitoring dan evaluasi (Soebandi, 2016):
a. Budaya keselamatan pasien
b. Pendidikan dan pelatihan
c. Leadership
d. Pelaporan
e. Standar
f. Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien ( Patient Safety Goals).

F. Langkah- Langkah Monitoring Dan Evaluasi


1. Penentuan tujuan
2. Penentuan target/kelompok sasaran
3. Penentuan perencanaan kerja
4. Penentuan kriteria monitoring dan evaluasi yang dipakai
5. Pengumpulan data
6. Analisis data
7. Penulisan kesimpulan dan rekomendasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mengingat masalah keselamatan pasien merupakan yang perlu di tangani segera di rumah
sakit indonesia diperlukan standar keselamatan pasien rumah sakit yang merupakan
acuan bagi rumah sakit di indonesia untuk melaksanakan kegiatan. Pimpinan rumah sakit
melakukan monitoring dan evaluasi pada unit-unit kerja di rumah sakit terkait dengan
pelaksanaan keselamatan pasien di unit kerja yang bertujuan memberikan gambaran
lengkap tentang implementasi program, terutama untuk mengetahui ketercapaian dari
pelaksanaan program dan mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan yang
terjadi sehingga Informasi ini berguna bagi pengambil keputusan untuk melakukan
penyesuaian dan perbaikan guna mencapai target yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien pada klien
4
B. Saran
1. Untuk pembaca semoga mampu menerapak prinsip aman pada pasien.
2. Khususnya pada tim kesehatan mampu melaksanakan prinsip keselamatan guna
menurunkan angka kematian pada pasien rumah sakit.

DAFTAR ISI

Anda mungkin juga menyukai