Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 6 GEOLOGI INDONESIA

NAMA ANGGOTA:
1) EKA ARI WIDAYANTI (160721614459)
2) FAHMI WAHYU S. P. (160721600919)
3) GARDINA DIAS S. (160721614457)
4) KHAIRUNNISA (160721614484)
SOAL
1. Deskripsikan geologi dan kebencanaan Gunung Sinabung, Gunung Kelud dan Gunung
Agung…
JAWAB

GEOLOGI GUNUNG KELUD


Gunung Kelud memiliki ketinggian 1731, merupakan produk dari proses tumbukan antara
lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah lempeng Asia tepatnya di sebelah selatan
Jawa. Sebagai gunungapi muda yang tumbuh pada zaman Kwarter Muda atau Holosen, Gunung
Kelud merupakan salah satu gunungapi dalam deretan gunungapi yang tumbuh dan berkembang
di dalam Sub Zona Blitar dari Zona Solo, yang dimulai dari daerah bagian selatan Jawa bagian
tengah (Gunung Lawu) hingga Jawa bagian timur (Gunung Raung), yang dibatasi gawir sesar
Pegunungan Selatan. Perkembangan gunungapi muda ini sangat terbatas, hal ini nampak dari
kerucut gunungapi yang rendah, puncak tidak teratur, tajam dan terjal.
Keadaan puncak - puncak tersebut disebabkan oleh sifat letusannya yang sangat merusak
(eksplosif) yang disertai dengan pertumbuhan sumbat- sumbat lava seperti puncak Sumbing,
Gajahmungkur dan puncak Kelud. Secara morfologi, Gunung Kelud dapat dibedakan menjadi 5
satuan morfologi (A.Djumarma,1991) yaitu : Satuan morfologi Puncak dan Kawah ; Satuan
Morfologi Tubuh Gunungapi; Satuan Morfologi Kerucut Samping; Satuan Morfologi Kaki dan
Dataran serta Satuan Morfologi Pegunungan sekitar.
KARAKTER LETUSAN
Ada tiga macam ciri letusan yaitu.
1) Letusan semi magmatik merupakan letusan freatik yang terjadi akibat penguapan air
danau kawah yang merembes melalui rekahan pada dasar kawah yang secara serentak
kemudian dihembuskan ke atas permukaan. Jenis letusan ini umumnya mengawali
aktivitas gunung Kelud terutama memicu terjadinya letusan magmatik.
2) Letusan magmatik merupakan letusan yang menghasilkan rempah- rempah gunungapi
baru berupa lava, jatuhan piroklastik, dan aliran piroklastik. Letusan magmatik yang
terjadi umumnya bersifat eksplosif yang dipengaruhi penambahan kandungan gas
vulkanik disertai meningkatnya energi letusan terutama energi panas.
3) Erupsi efusif, magma mengalir ke permukaan, dapat membentuk kubah lava atau
mengalir ke lereng

KEBENCANAAN GUNUNG KELUD


Tabel 1 Sejarah letusan Gunung Kelud
Tahun Keterangan Dampak setelah letusan
1000 Erupsi Pusat -
Letusan Gunung Kelud terjadi pada tengah
malam antara tanggal 22 dan 23 Mei 1901.
Letusan pertama terjadi sekitar pukul 00.00 -
01.00. Diawal terdapat erupsi ringan kemudian
asap letusan pekat membumbung dari kawah
Zona pendidihan membentuk
Kelud, kemudian hujan lapilli mulai terjadi di
lingkaran besar di permukaan
22-23 Mei sekitar Kelud. Kejadian selanjutnya berupa
danau kawah. Pada saat
1901 hujan abu panas. Distribusi hujan abu sampai
letusan sebagian air danau
mencapai Sukabumi dan Bogor. Letusan ini
kawah terlemparkan.
terjadi masih berada di dalam kawah Kelud
dan tidak mengakibatkan hancurnya dinding
kawah. Informasi yang diperoleh menjelang
letusan bahwa sekitar 12 hari sebelum letusan
terlihat air danau kawah Kelud mendidih.
20 Mei 1919 Letusan tahun 1919 merupakan bencana Terbentuk terowongan
terbesar yang dihasilkan oleh aktivitas Gunung pembuangan air dengan
Kelud pada abad ke 20. Bencana letusan panjang sekitar 980 meter dan
Gunung Kelud itu sendiri berasal dari kejadian garis tengah 2 meter.
lahar panas yang menyertainya. Sebelum Terowongan tersebut di buat
letusan, volume air danau kawah mencapai 40 mulai dari kawah menuju barat
juta m3. Lahar yang terbentuk merupakan lahar untuk mengalirkan air danau
primer yang terjadi secara langsung oleh air kawah ke K. Badak.
danau kawah yang tertumpahkan pada saat
letusan. Kemudian aliran lahar yang
merupakan campuran dari air panas, lumpur,
pasir, batu- batuan memasuki kota Blitar
menciptakan kehancuran yang hebat.
1990 Letusan terjadi secara beruntun dengan tahap
awal dari letusan merupakan fase
freatomagmatik yang mengakibatkan sebaran
abu tipis di sekitar puncak, sedangkan letusan
berikutnya lebih besar dengan lemparan pasir,
lapilli, dan batu yang tersebar pada radius 3,5
km 2. Letusan utamanya berupa letusan
plinian dengan awanpanas menyusuri lembah
di baratdaya sejauh 5 km dari kawah. Letusan
tersebut berintensitas sedang dengan tephra
sekitar 130 juta meter 3. Pada bulan Januari
1990 terjadi peningkatan aktivitas kegempaan.
Secara cepat gempa meningkat dan pada
tanggal 10 Februari muncul tremor vulkanik
pada pukul 09.32 dengan amplituda yang
semakin membesar dan berlanjut pada
kejadian letusan.
2007 Tanggal 4 Nopember 2007, teramati dan Munculnya kubah lava di
bersifat efusif. Sifat letusan efusif ini berbeda tengah danau kawah, yang
dengan karakter letusan sebelumnya, pada menandakan fase letusan
tahun 1901, 1919, 1951, 1966 dan 1990 yang Gunung Kelud telah terjadi
bersifat eksplosif.
Gambar 1 Letusan G. Kelud Februari 1990
Sumber : http://www.vsi.esdm.go.id/

Gambar 2 Danau kawah Gunung Kelud sebelum muncul kubah lava (kiri atas) dan
sesudah ada kubah lava (kanan atas) diambil dari kamera CCTV. Kawah G.Kelud
setelah terisi kubah lava (kiri bawah) dan air danau kawah yang masih tersisa (kanan
bawah)
GEOLOGI GUNUNG SINABUNG
Gunungapi Sinabung terbentuk pada tepian Baratlaut patahan cekungan Toba Tua. Garis
patahan Strike Slip mengiri sepanjang batas bagian barat Toba, yang bagian atasnya terbentuk
Gunungapi Sinabung menerus ke Timurlaut hingga Gunungapi Sibayak merupakan sesar orde
kedua. Struktur Sesar Normal dijumpai di daerah Danau Kawar. Sesar Normal Kawah ini
merupakan sesar orde ketiga. Sesar tersebut kehilangan tekanan dan mengalami penurunan di
bagian Selatan yang merupakan hanging wall nya. Sesar ini dicirikan oleh morfologi triangular
facet yang menjadi salah satu penciri sesar normal. Selain struktur sesar, struktur lainnya seperti
Struktur kelurusan topografi yang pada umumnya menunjukkan orientasi Barat Daya-TimurLaut
serta struktur kawah juga di temukan pada bagian puncak Gunungapi dengan orientasi BaratLaut-
Tenggara.
Gunung Sinabung merupakan tipe gunung Strato Volcano. Starto Vulcano dikenal sebagai
gunung api komposit, merupakan sebuah gunung berapi yang tinggi kerucut dibangun oleh
banyak lapisan (Strata) dari lava mengeras, tephra, batu apung dan abu vukanik. Gunung ini
mempunyai tinggi +2460 dpl. Sebelum tahun 2010 Gunung Sinabung berada pada tipe B karna
tidak pernah memperlihatkan aktifitasnya semenjak tahun 1600, namun setelah tahun 2010
Gunung Sinabung menampakan aktifitasnya dengan letusan yang mengakibatkan +30 ribu
penduduk harus di ungsikan, dan gunung sinabung mengalami perubahan status menjadi gunung
api Starto Vulkano yang bertipe A. Gunung Sinabung, merupakan pegunungan yang muncul dari
sub.blok sesar patahan Sumangko(great foult zone Sumatera) yang berada di daerah Kabupaten
Karo yang segaris dengan Danau Toba (foult-blok mountains). Pegunungan blok Sesar
merupakan tipe pegunungan pada wilayah geologi structural, aktifitas magmanya muncul
didaerah bidang sesar (patahan).

KEBENCANAAN GUNUNG SINABUNG


Gunungapi Sinabung merupakan gunungapi tipe B. Sejarah kegiatan gunungapi ini, khususnya
yang berupa letusan tidak banyak diketahui dan tidak terdapat dalam catatan sejarah dan literatur.
Kegiatan vulkanik yang tercatat adalah sebagai berikut:

Tabel 2 Sejarah letusan gunung Sinabung

Sebelum 1600 aktivitas terakhir yang ditimbulkan oleh gunungapi ini berupa muntahan
batuan piroklastik serta aliran lahar yang mengalir ke arah selatan.
1912 Aktivitas solfatara terlihat di puncak dan lereng atas.

27 Agustus - 7 April terjadi beberapa kali letusan yang diantaranya


2010 merupakan letusan freatik. Status Gunung Sinabung berubah dari tipe-B
menjadi tipe-A.

Grafik 1 Energi kumulatif gemba vulkanik Gunung Sinabung

Sumber: www.vsi.esdm.go.id
Energi kumulatif dihitung dari gempa vulkanik. Selama periode pengamatan, terjadi 3 kali
letusan, yang sebenarnya tidak terlalu ekstrim. Jika dilihat dari grafik energi kumulatifnya tidak
terjadi suatu kenaikan energi pelepasan yang sangat tajam yang berarti keluaran energinya tidak
terjadi secara besar besaran.
GEOLOGI GUNUNG AGUNG
Gunung Agung adalah gunung tertinggi di pulau Bali dengan ketinggian 3.031 mdpl. Gunung
ini terletak di kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Indonesia. Pura Besakih, yang
merupakan salah satu Pura terpenting di Bali, terletak di lereng gunung ini. Dari Pura Besakih
gunung ini nampak dengan kerucut runcing sempurna, tetapi sebenarnya puncak gunung ini
memanjang dan berakhir pada kawah yang melingkar dan lebar.
Dari puncak gunung Agung kita dapat melihat puncak Gunung Rinjani yang berada di pulau
Lombok di sebelah timur, meskipun kedua gunung tertutup awan karena kedua puncak gunung
tersebut berada di atas awan, kepulauan Nusa Penida di sebelah selatan beserta pantai-pantainya,
termasuk pantai Sanur serta gunung dan danau Batur di sebelah barat laut.

KEBENCANAAN GUNUNG AGUNG


Gunung Agung adalah gunung berapi tipe strato volcano, gunung ini memiliki kawah yang sangat
besar dan sangat dalam yang kadang-kadang mengeluarkan asap dan uap air.
Tabel 3 Sejarah letusan Gunung Agung
Tahun Keterangan
1808 Pada tahun itu Gunung Agung melontarkan abu dan batu apung dengan jumlah luar
biasa.
1821 Gunung Agung meletus lagi. Letusannya disebut normal tetapi tak ada keterangan
terperinci. Letusannya juga dinilai tak sedahsyat letusan di tahun 1808
1843 Gunung Agung meletus lagi pada tahun 1843, didahului sejumlah gempa bumi,
kemudian memuntahkan abu vulkanik, pasir, dan batu apung.
1963 Gunung Agung. Letusan ini mengeluarkan abu panas dan gas setinggi hampir
20.000 meter. Pada tahun 1963-1966, rata-rata suhu di bumi bagian utara sampai
turun 0.4 °C. Abu Belerang dari erupsi gunung ini beterbangan keseluruh dunia dan
jejaknya sampai terlihat sebagai sulfur acid di dalam lapisan es di Greenland.
Pada 24 Februari 1963, lahar mulai mengalir turun dari bagian utara gunung. Lahar
terus mengalir selama 20 hari dan mencapai kejauhan hingga 7 km.
Bulan Sabtu, 25 November 2017. Letusan dahsyat yang dihasilkan dilaporkan meningkat
September sekitar 1,5-4 km di atas kawah puncak, melayang ke arah selatan dan
2017 membersihkan daerah sekitar dengan lapisan gelap abu tipis, yang menyebabkan
beberapa maskapai penerbangan membatalkan penerbangan menuju Australia dan
Selandia Baru. Tingkat bahaya resmi tetap di 3, dengan penduduk disarankan untuk
tinggal 7,5 km jauhnya dari kawah. Sejauh ini letusannya tampak moderat, dengan
kemungkinan letusan lebih intensif dalam waktu dekat. Pada tanggal 26 November
2017, pukul 23:37 WITA, sebuah letusan kedua terjadi.

Anda mungkin juga menyukai