ABSTRAK
Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat menjadi pemicu meningkatnya
kebutuhan perumahan. Tingginya kebutuhan perumahan tidak dibarengi dengan
meningkatnya kesejahtran masyarakat, sehingga banyak masyarakat yang tidak
memiliki rumah atau memilih membangun perumahan yang tidak layak huni yang
rata-rata dibangun di bantaran sungai. untuk itu, pemerintah harus membuat
kebijakan dalam pembangunan perumahan yang mampu dijangkau oleh
masyarakat. Pemenuhan kebutuhan rumah bagi setiap keluarga (shelter for all)
dan pengembangan perumahan yang berkelanjutan (sustainable housing
development) sudah menjadi agenda global yang harus diwujudkan oleh setiap
negara. Tujuan penelitian ini yakni menganalisis daya dukung dan kebutuhan
lahan permukiman di Kabupaten Lamongan tahun 2035. Metode yang digunakan
dalam penulisan jurnal ini yakni metode kuantitatif. Proses pencarian,
pengumpulan, dan analisis data dilakukan dengan menggunakan studi
kepustakaan dari berbagai sumber terpercaya, seperti Badan Pusat Statistik
Kabupaten Lamongan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 7
kecamatan yang memiliki daya dukung rendah dalam kategori pemenuhan
kebutuhan ruang pada tahun 2035. Salah satu strategi yang dapat diterapkan
untuk menekan kebutuhan ruang yang cukup tinggi yakni dengan strategi
intensifikasi. Sebagai contoh penerapan pembangunan perumahan secara
vertikal atau pengembangan secara intensifikasi. Secara simulatif, kemampuan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan rumahnya membutuhkan intervensi
pemerintah melalui bantuan/subsidi perumahan atau subsidi silang
pengembangan kawasan perumahan dan permukiman.
Kata Kunci: Daya Dukung, Kebutuhan Lahan, Permukiman
1. PENDAHULUAN
2. METODE
Daya dukung suatu wilayah berkaitan erat dengan kondisi dan kemampuan
ekosistem (Arrow, 1995 dalam Kurniawan, 2015: 3). Kondisi ekosistem suatu
wilayah menentukan terhadap ketersedian sumberdaya lingkungan. Selanjutnya,
ketersediaan sumber daya lingkungan tersebut berpengaruh terhadap variasi
aktivitas ekonomi suatu wilayah. Pemanfaatan sumber daya lingkungan oleh
berbagai aktivitas ekonomi pada gilirannya akan mempengaruhi kapasitas
menghasilkan barang produksi yang tentunya berpengaruh terhadap daya
dukung wilayah. Meskipun demikian, di samping dipengaruhi oleh kapasitas
ekosistem, daya dukung wilayah juga dipengaruhi oleh perubahan struktur
produksi dan konsumsi, serta pemanfaatan teknologi (Kurniawan, 2015: 3).
Daya dukung wilayah untuk permukiman, dapat diartikan sebagai
kemampuan wilayah dalam menyediakan lahan permukiman guna manampung
jumlah penduduk tertentu untuk bertempat tinggal secara layak (Muta’ali, 2015).
Kabupaten Lamongan memiliki luas wilayah kurang lebih 1.812,80 Km²
setara 181.280 Ha atau + 3.78 % dari luas wilayah Propinsi Jawa Timur dengan
panjang garis pantai sepanjang 47 Km. Pertumbuhan penduduk dan
perkembangan perekonomian di Kabupaten Lamongan yang cukup pesat
menjadi salah satu pemicu adanya alih fungsi lahan dari sektor pertanian menjadi
sektor non pertanian. Berdasarkan kondisi tersebut, telah dilakukan perhitungan
kebutuhan ruang di Kabupaten Lamongan. Dari perhitungan tersebut diketahui
bahwasannya terdapat 7 kecamatan di Kabupaten Lamongan dengan daya
dukung rendah sehingga strategi pengembangan yang sesuai yakni intesifikasi,
dan ada 20 kecamatan dengan daya dukung tinggi sehingga masih
memungkinkan digunakan strategi pengembangan secara ekstensifikasi. Untuk
lebih jelasnya data hasil perhitungan kebutuhan ruang dapat dilihat pada tabel
1.1 di bawah ini:
Tabel 1.1 : Hasil Penghitungan Kebutuhan Ruang Kabupaten Lamongan tahun 2025 dan 2035 bisa dilihat pada tabel di bawah ini:
Ketersediaan Total kebutuhan DAYA TAMPUNG TH+20
NO KABUPATEN
Luas Wialayah Ruang ruang 2035 DAYA TAMPUNG PENGEMBANGAN
1 Sukorame 4147 569 109 5.228663887 ekstensifikasi
2 Bluluk 5415 1634 230 7.10212508 ekstensifikasi
3 Ngimbang 11433 6043 1149 5.258532621 ekstensifikasi
4 Sambeng 19544 9737 1106 8.801611324 ekstensifikasi
5 Mantup 9307 3801 633 6.00120123 ekstensifikasi
6 Kembangbahu 6384 2923 532 5.496116246 ekstensifikasi
7 Sugio 9129 1082 714 1.515084372 ekstensifikasi
8 Kedungpring 8443 612 8524 0.071797001 Intensifikasi
9 Modo 7780 1399 534 2.618683746 ekstensifikasi
10 Babat 6295 1072 1441 0.743689583 Intensifikasi
11 Pucuk 4484 1063 854 1.245293698 ekstensifikasi
12 Sukodadi 5232 886 783 1.132049189 ekstensifikasi
13 Lamongan 4038 143 862 0.165914301 Intensifikasi
14 Tikung 5299 1059 1641 0.645529032 Intensifikasi
15 Sarirejo 4739 469 106 4.419626686 ekstensifikasi
16 Deket 5005 730 612 1.193671168 ekstensifikasi
17 Glagah 4052 219 882 0.248418543 Intensifikasi
18 Karangbinangun 5288 1211 869 1.393738473 ekstensifikasi
19 Turi 5869 1549 790 1.960357116 ekstensifikasi
20 Kalitengah 4335 1179 641 1.838898948 ekstensifikasi
21 Karanggeneng 5132 1745 631 2.763482415 ekstensifikasi
22 Sekaran 4965 1353 1438 0.941096976 Intensifikasi
23 Maduran 3015 575 679 0.846542259 Intensifikasi
24 Laren 9600 4197 1506 2.786553492 ekstensifikasi
25 Solokuro 10102 7922 2018 3.9248834 ekstensifikasi
26 Paciran 4789 3751 2234 1.678860865 ekstensifikasi
27 Brondong 7459 4101 2873 1.427476486 ekstensifikasi
Sumber: Hasil Analisis, 2017
Dari tabel 1.1 dan peta kebutuhan ruang (gambar 1.1), dapat dilihat
bahwa ketersediaan ruang di Kabupetan Lamongan secara umum masih
tergolong baik atau masih banyak ruang yang dapat digunakan untuk
permukiman. Secara umum, total kebutuhan ruang kabupaten Lamongan
dapat dilihat pada tabel 1.1. Dari hasil perhitungan kebutuhan ruang
Kabupaten Lamongan, terdapat tujuh kecamatan yang memiliki daya dukung
rendah. Tujuh kecamatan tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2 di bawah ini:
5. DAFTAR PUSTAKA
Budi. 2012. Perlindungan hak bermukim MBR dan Warga miskin perkotaan.
Kementrin Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Jakarta
Limbong. 2013. Bank Tanah. Pustaka margareta. Jakarta
Warpani Suwardjoko. 1980. Analisis Kota & Daerah. Bandung : ITB
Prilia Ayu. 2012. Pengaruh Kesesuaian Lahan untuk Permukiman terhadap Daya
Dukung Lahan. Jurnal Universitas Taruma Negara
Wulan Rian , . Rani Widyahantari ,. Heni suhaeni ,. Puthut Samyahardja , .
Wahyu Yodhakersa. 2015. Pengkajian Penyediaan Sarana Prasarana
Permukiman Berdasarkan Daya Dukung . Jurnal Permukiman 10
November 2015. Bandung : Pusat Litbang Permukiman Kementerian PU –
PR
Nurdini Allis. 2011. Alternatif Penyediaan Tanah dan Hunian Bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah di Perkotaan. Proceeding Seminar Nasional
Kerjasama Pusat Litbang Permukiman Kementerian PU dan Universitas
Katolik Parahyangan.Bandung, 22-23 November 2011.