Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS STRUKTUR RUANG UNTUK MENENTUKAN WILAYAH

STRATEGIS KABUPATEN KLATEN


1 2 3
Diyah Sari Anjarika , Zaidan Zikri Malem , Sahala Fransiskus Marbun
Prodi Geografi, Fakultas Geografi;
Universitas Gadjah Mada;
Yogyakarta Email:
diyahsari.anjarika@gmail.com

ABSTRAK
Perencanaan penataan ruang menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam proses pengembangan
wilayah. Rencana struktur ruang wilayah kabupaten merupakan kerangka tata ruang wilayah
kabupaten yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berhierarki satu sama lain yang
dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten terutama jaringan transportasi.
Dalam perencanaan tata ruang yang kaitannya dengan pengembangan wilayah, hal penting dalam
proses tersebut adalah menentukan wilayah strategis dan penentuan pusat pertumbuhan yang baru.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat wilayah berdasarkan fungsi hirarki yang didasarkan
pada perhitungan indeks sentralitas. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode
kuantitatif. Proses pencarian, pengumpulan, dan analisis data dilakukan dengan menggunakan studi
kepustakaan dari berbagai sumber terpercaya, seperti Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten. Studi
kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan data jumlah penduduk dan jarak antar
kecamatan serta menganalisis berbagai referensi seperti artikel ilmiah, jurnal, buku, dan arsip
akademis yang menjelaskan temuan, ide atau pendapat, dan konsep atau teori yang berhubungan
dengan hirarki wilayah, pusat-pusat pelayanan, dan interaksi antar wilayah di Kabupaten Klaten.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 Kecamatan yang masuk dalam fungsi Hirarki I
yaitu Kecamatan Klaten Selatan, Kecamatan Klaten Tengah, dan Kecamatan Klaten Utara, 1
kecamatan sebagai hirarki II, 12 kecamatan sebagai hirarki III , dan 10 kecamatan sebagai hirarki
IV. Indeks sentralitas tertinggi berada di Kecamatan Klaten Tengah dengan nilai indeks sentralitas
254,16, sedangkan yang terendah di Kecamatan Kebonarum dengan nilai indeks sentralitas 42,14.
Penetapan hierarki berdasarkan indeks sentralitas berbeda dengan penetapan hirarki oleh
pemerintah Kabupaten. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan wilayah di Kabupaten
Klaten yakni jumlah penduduk dan aksessibilitas.

Kata Kunci: Tata Ruang, Pengembangan Wilayah, Struktur Ruang, Hierarki.

1. PENDAHULUAN

Penataan Ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
ruang. Penataan ruang dilakukan berdasarkan, 1). Fungsi utamanya, meliputi kawasan lindung dan
kawasan budidaya. 2). Aspek administrative, meliputi ruang Wilayah Nasional, Wilayah Propinsi
dan Wilayah Kabupaten. Rencana Tata Ruang sebagai acuan dalam pembangunan wilayah adalah
pembangunan yang dilandasi oleh pengwilayahan fakta. Wilayah fakta inilah yang mencerminkan
persamaan persamaan ataupun perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat, yang selanjutnya
akan mencerminkan kebutuhan-kebutuhan anggota masyarakat.
Rencana Tata Ruang Wilayah pada dasarnya merupakan suatu alat bantu yang disusun dengan
perspektif menuju ke keadaan masa depan yang diharapkan. Perencanaan RTRW bertitik tolak dari
data dan informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan metode penyusunan. Lingkup data yang
digunakan mencakup data dan informasi fisik alami, social budaya dan hubungan ketergantungan
wilayah perencanaan dengan wilayah lainnya.
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten merupakan kerangka tata ruang wilayah kabupaten
yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berhierarki satu sama lain yang
dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten terutama jaringan transportasi.
Bagi Pemerintah Kabupaten/ Kota, penataan ruang merupakan bagian integral dari kebijakan
pembangunan kota yang bersifat strategis. Upaya penataan ruang dilakukan dalam bentuk
penyusunan rencana garis besar kota dan rencana induk kota, wilayah pusat pertumbuhan industri,
kawasan industri, perdagangan, permukiman, konservasi dan lain sebagainya.

2. METODE
Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode kuantitatif. Proses pencarian,
pengumpulan, dan analisis data dilakukan dengan menggunakan studi kepustakaan dari berbagai
sumber terpercaya, seperti Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten. Studi kepustakaan
dilakukan dengan cara mengumpulkan data jumlah penduduk dan jarak antar kecamatan serta
menganalisis berbagai referensi seperti artikel ilmiah, jurnal, buku, dan arsip akademis yang
menjelaskan temuan, ide atau pendapat, dan konsep atau teori yang berhubungan dengan hirarki
wilayah, pusat-pusat pelayanan, dan interaksi antar wilayah di Kabupaten Klaten.
Teknik analisis yang dapat digunakan untuk menentukan hirarki wilayah dan pusat pelayanan
dalam jurnal ini adalah indeks sentralitas. Indeks sentralitas mempertimbangkan jumlah dan jenis
fasilitas di suatu daerah dalam penentuan hirarki. Rumus indeks sentralitas adalah sebagai berikut:
C = (x/X)

Keterangan:

C = Bobot atribut fungsi x

X = Nilai Sentralitas Gabungan

X = Jumlah total atribut dalam sistem

Teknik analisis yang digunakan untuk menghitung tingkat interaksi antar wilayah adalah
model gravitas. Semakin tinggi nilai gravitasi maka semakin erat hubungan antara 2 daerah
tersebut. Semakin tinggi jumlah model gravitasi maka wilayah tersebut mempunyai hirarki tinggi
dan posisi strategis.
Untuk mengetahui tingkat konektivtas wilayah digunakan teknik analisis Konig Shimbel
dan Beta Index. Teknik Konig Shimbel mengidentifikasi keterhubungan antara satu wilayah
dengan wilayah lainnya.
Formula teknik analisis konektivitas menurut Hammond dan Whynne (1987) sebagai berikut:
a. Konig (K) yaitu jumlah maksimum keterhubungan antara satu wilayah dengan wilayah
yang lain. Sebagai contoh wilayah A memiliki nilai konig = 5 khususnya dengan wilayah H,
yaitu untuk menuju wilayah H dari wilayah A harus menempuh lima jalur keterhubungan.

b. Shimbel (S) yaitu jumlah keterhubungan suatu wilayah dengan wilayah-wilayah lain,
dimna nilai Shimbel terendah adalah I, yang berarti wilayah I paling mudah dan
cepat dijangkau oleh wilayah – wilayah lainnya.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kabupaten Klaten merupakan daerah penyangga dua kota besar yakni Surakarta (Solo)
dan Yogyakarta, memiliki luas wilayah mencapai 665,56 kilometer persegi yang terbagi 26
kecamatan dan terdiri atas 53 desa dan 103 kelurahan dengan jumlah penduduk sekitar 1.345.871
jiwa. Klaten bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali (Jateng), sebelah timur
Kabupaten Sukoharjo (Jateng), sebelah barat Kabupaten Sleman (DI Yogyakarta), dan sebelah
selatan Kabupaten Gunung Kidul (DI Yogyakarta).
a. Indeks Sentralitas
Indek sentralitas menunjukan nilai strategis wilayah berdasarkan aspek lokasi geografis,
dimana wilayah tersebut dicirikan dengan kemudahan akses dan banyaknya link dan simpul
transportasi yang mengumpul pada wilayah tersebut. Wilayah yang memiliki nilai sentralitas
tinggi pusat orientasi kegiatan dan menjadi wilayah tujuan (destination) (Muta’ali, 2015).
Indeks Sentralitas juga bisa diartikan sebagai indeks yang menunjukkan hirarki sebuah
pusat dalam suatu wilayah. Ketersediaan dan jumlah fasilitas menjadi indikator dalam
penentuan indeks sentralitas. Semakin lengkap ketersediaan dan jumlah fasilitas maka semakin
tinggi hirarki suatu pusat. Fasilitas yang menjadi indikator adalah fasilitas ekonomi, kesehatan dan
pendidikan. Fasilitas sosial (pendidikan dan kesehatan) disediakan sesuai dengan population
threshold suatu daerah. Ketersediaan fasilitas ekonomi merupakan respon pasar terhadap
perkembangan daerah tersebut.
Teori yang menjadi dasar dalam penentuan hirarki wilayah dan pusat pelayanan adalah
central place theory. Teori tersebut dicetuskan oleh Walter Christaller dari Jerman. Konsep pokok
yang mendasari teori pusat pelayanan adalah daya layan dan jarak maksimum.
i. Daya layan (Threshold Value) merupakan jumlah penduduk maksimal yang
dibutuhkan untuk dapat menciptakan permintaan yang cukup atas barang atau pelayanan
yang ditawarkan. Intinya adalah jumlah penduduk maksimum yang mampu ditampung
sebuah fasilitas atau pelayanan.
ii. Jarak maksimum (Range of good) merupakan jarak tempuh maksimal untuk suatu jenis
barang atau pelayanan tertentu. Semakin tinggi tingkat pelayanan maka semakin jauh jarak
yang harus ditempuh. Jarak juga menentukan jenis, kualitas, dan harga barang yang
ditawarkan.
Tabel 1. merupakan hasil perhitungan indek sentralitas di Kabupaten Klaten dengan
menggunakan rumus indeks sentralitas. Tabel 1. menunjukkan bahwa indeks sentralitas tertinggi di
Kecamatan Klaten Tengah dengan nilai indeks sentralitas 254,16, sedangkan yang terendah di
Kecamatan Kebonarum dengan nilai indeks sentralitas 42,14. Hasil analisis menunjukkan 3
kecamatan memiliki fungsi sebagai hirarki I, 1 kecamatan sebagai hirarki II, 12 kecamatan sebagai
hirarki III , dan 10 kecamatan sebagai hirarki IV.
Tabel 1. Hasil Perhitungan Struktur Ruang Kabupaten Klaten
No. Kecamatan Jumlah Penduduk Indeks Sentralitas Hierarki
1 Klaten Tengah 59.460 254,16 Hirarki I
2 Klaten Selatan 50.161 243,96 Hirarki I
3 Klaten Utara 64.525 216,48 Hirarki I
4 Wedi 75.623 197,86 Hirarki II
5 Prambanan 70.118 147,96 Hirarki III
6 Cawas 87.121 127,49 Hirarki III
7 Pedan 23.913 126,71 Hirarki III
8 Wonosari 69.157 117,04 Hirarki III
9 Trucuk 48.689 116,47 Hirarki III
10 Karanganom 42.466 114,57 Hirarki III
11 Tulung 74.681 112,61 Hirarki III
12 Ceper 55.013 108,69 Hirarki III
13 Jatinom 53.201 107,34 Hirarki III
14 Delanggu 68.651 105,57 Hirarki III
15 Juwiring 71.171 102,65 Hirarki III
16 Bayat 49.868 101,37 Hirarki III
17 Jogonalan 48.641 94,00 Hirarki IV
18 Karangdowo 52.404 83,05 Hirarki IV
19 Karangnongko 62.614 81,04 Hirarki IV
20 Gantiwarno 67.867 77,45 Hirarki IV
21 Polanharjo 42.428 72,74 Hirarki IV
22 Kemalang 51.517 69,49 Hirarki IV
23 Ngawen 41.502 66,42 Hirarki IV
24 Manisrenggo 51.372 63,30 Hirarki IV
25 Kalikotes 47.700 49,42 Hirarki IV
26 Kebonarum 50.408 42,14 Hirarki IV
Sumber: Data Olahan 2017

Hirarki I pada Kabupaten Klaten berada pada 3 kecamatan, yakni Kecmatan Klaten Selatan,
Kecamatan Klaten Tengah, dn Kecamatan Klaten Utara yang menurut perda RTRW Kabupaten
Klaten ditetapkan sebagai wilayah Pusat Kegiatan Wilayah, yakni kawasan perkotaan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota.
Namun ada perbedaan penetapan titik hirarki menurut urutan indeks sentralitas ini dengan
penetapan titik Hirarki pada perda RTRW Kabupaten Klaten tahun 2011-2031. Dimana Kecamatan
yang termasuk hirarki I adalah Klaten Tengah, Klaten Utara, dan Klaten Selatan, untuk titik hirarki
I pada penetapan titip berdasarkan indeks sentralitas masih memiliki fungsi yang sama dengan
penetapan hirarki I pada perda RTRW, sedangkan untuk titik Hirarki II dan seterusnya ada
perbedaan antara perda RTRW dengan indeks sentralitas wilayah Kabupaten Klaten sendiri.
Kecamata -kecamatan tersebut mempunyai lokasi dan fungsi strategis di Kabupaten Klaten.
Gambar 1. Penetapan Hirarki berdasarkan perhitungan indeks sentralitas tahun 2015
a. Analisis Gravitasi, Pusat Wilayah dan Hinterland
Model Gravitasi digunakan untuk mengukur kekuatan keterkaitan antar wilayah,
menentukan kekuatan tempat kedudukan dari setiap pusat, dan menemukan sistem pusat dan
hinterland. Indikator jumlah penduduk dan jarak antar wilayah menjadi dasar model gravitasi.
Jumlah Penduduk menggambarkan daya tarik suatu wilayah dan jarak mencerminkan
hambatan geografis. Semakin tinggi nilai model gravitasi maka hubungan antar wilayah tersebut
semakin erat. Tabel 2 menunjukkan nilai model gravitasi tiap kecamatan di Kabupaten Klaten.

Tabel 2. Nilai Model Gravitasi setiap Kecamatan di Kabupaten Klaten


Rata- rata Jarak ke Kecamatan dengan
Jumlah TOTAL
No Kecamatan Kecamatan Lain Interaksi Paling
Penduduk INTERAKSI
(Km) Tinggi
1 Prambanan 59.460 20 357014493 Manisrenggo
2 Gantiwarno 50.161 16 583507280 Wedi
3 Wedi 64.525 13 1563971015 Klaten Selatan
4 Bayat 75.623 17 709331430 Trucuk
5 Cawas 70.118 19 585291848 Trucuk
6 Trucuk 87.121 17 872080469 Cawas
7 Kalikotes 23.913 11 710249373 Ngawen
8 Kebonarum 69.157 12 3049048956 Jogonalan
9 Jogonalan 48.689 13 1841613611 Klaten Selatan
10 Manisrenggo 42.466 21 277950392 Prambanan
11 Karangnongko 74.681 15 1118602705 Klaten Selatan
12 Ngawen 55.013 11 1565746047 Klaten Utara
13 Ceper 53.201 14 802378891 Trucuk
14 Pedan 68.651 16 940615890 Ceper
15 Karangdowo 71.171 19 583330317 Pedan
16 Juwiring 49.868 19 515019993 Delanggu
17 Wonosari 48.641 20 418770239 Delanggu
18 Delanggu 52.404 16 732731765 Polanharjo
19 Polanharjo 62.614 19 573541374 Delanggu
20 Karanganom 67.867 13 1093497628 Jatinom
21 Tulung 42.428 19 403215173 Jatinom
22 Jatinom 51.517 13 4392617642 Pedan
23 Kemalang 41.502 17 616555394 Karangnongko
24 Klaten Selatan 51.372 12 1545080213 Kebonarum
25 Klaten Tengah 47.700 11 616555394 Kebonarum
26 Klaten Utara 50.408 11 1320772702 Ngawen
Sumber: Hasil Analisis, 2016

Jumlah penduduk tertinggi di Kabupaten Klaten berada di Kecamatan Trucuk yaitu 87.121
jiwa sehingga Kalikotes yaitu 23.913 jiwa sehingga daya tariknya rendah. Semakin tinggi jumlah
penduduk maka semakin tinggi daya tarik wilayah dan pengaruhnya terhadap wilayah lain. Rata-
rata jarak ke kecamatan lain paling rendah di Kecamatan Klaten adalah 16 km. Lokasi kecamatan
Klaten Tengah di tengah kabupaten membuat jaraknya relatif terjangkau dari kecamatan lain. Rata-
rata jarak paling jauh adalah Kecamatan Manisrenggo, yaitu 21 km. Semakin pendek rata-rata jarak
maka semakin tinggi peluang untuk berinteraksi. Daerah yang memiliki jumlah penduduk tinggi
serta jaraknya relatif dekat membuat interaksi semakin tinggi.
Kecamatan Jatinom memiliki nilai gravitasi paling tinggi dibandingkan dengan kecamatan
lainnya, sedangkan Kecamatan Manisrenggo menjadi yang terendah. Nilai gravitasi Jatinom
mencapai 4392617642 sedangkan Kecamatan Manisrenggo hanya 277950392. Hal ini
menunjukkan bahwa Kecamatan Jatinom menjadi kecamatan yang memiliki interaksi paling tinggi.
Jarak yang relatif dekat dengan kecamatan lainnya (13km) dan jumlah penduduk tinggi (51.517)
menjadi faktor tingginya tingkat interaksi. Tiap kecamatan memiliki kecenderungan interaksi
dengan kecamatan tertentu, tergantung dengan jarak dan tingkat perkembangan. Model gravitasi
dapat menentukan hinterland dari suatu pusat dengan mengidentifikasi dari tingkat interaksi.
Pusat wilayah di Kabupaten Klaten terletak di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Klaten Selatan,
Kecamatan Trucuk, dan Kecamatan Delanggu.
b. Analisis Konektivitas

KODE KECAMATAN
KODE KECAMATAN KONIG SHIMBEL
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
A Prambanan 0 1 2 3 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 3 44
B Gantiwarno 1 0 1 2 3 3 3 2 1 3 3 4 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 5 1 1 1 5 63
C Wedi 2 1 0 1 2 2 3 2 1 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 1 1 2 4 59
D Bayat 3 2 1 0 1 1 2 3 2 4 3 4 2 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 2 2 4 70
E Cawas 3 3 2 1 0 1 2 2 2 3 3 3 1 1 2 3 3 2 3 2 4 4 4 1 2 2 4 59
F Trucuk 2 3 2 1 1 0 1 3 3 4 4 3 1 1 2 3 3 2 3 3 4 4 3 2 3 3 4 64
G Kalikotes 2 3 3 2 2 1 0 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 2 4 3 3 2 1 1 4 63
H Kebonarum 2 2 2 3 2 3 3 0 2 3 1 1 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 2 1 1 2 4 59
I Jogonalan 1 1 1 2 2 3 2 2 0 1 1 2 1 2 3 2 2 1 2 2 3 3 1 1 1 1 3 43
J Manisrenggo 1 3 3 4 3 4 3 3 1 0 1 2 3 3 4 3 3 2 3 3 4 1 1 2 2 2 4 64
K Karangnongko 2 3 3 3 3 4 3 1 1 1 0 1 2 3 3 3 3 2 3 3 2 1 1 1 1 2 4 55
L Ngawen 2 4 3 4 3 3 3 1 2 2 1 0 2 3 4 3 3 2 3 1 1 1 3 2 2 1 4 59
M Ceper 2 2 2 2 1 1 2 3 1 3 2 2 0 1 1 1 3 2 3 1 3 1 3 2 2 2 3 48
N Pedan 2 3 3 2 1 1 3 3 2 3 3 3 1 0 1 1 2 2 3 1 2 1 2 2 2 2 3 51
O Karangdowo 2 4 4 3 2 2 4 3 3 4 3 4 1 1 0 1 1 2 3 1 2 1 3 2 2 2 4 60
P Juwiring 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 1 1 1 0 1 1 2 2 3 3 3 2 2 2 4 59
Q Wonosari 1 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 1 1 0 1 2 2 2 3 3 2 2 2 4 60
R Delanggu 1 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 0 1 2 1 2 2 1 1 1 3 42
S Polanharjo 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 1 0 1 1 1 2 2 2 2 4 60
T Karanganom 2 3 3 4 2 3 2 3 2 3 3 1 1 1 1 2 2 2 1 0 1 1 2 2 2 2 4 51
U Tulung 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 2 1 3 2 2 3 2 1 1 1 0 1 2 2 2 1 4 61
V Jatinom 2 3 3 4 4 4 3 2 3 1 1 1 1 1 1 3 3 2 1 1 1 0 1 2 2 1 4 51
W Kemalang 2 5 3 4 4 3 3 2 1 1 1 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 1 0 1 1 2 4 59
X Klaten Selatan 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 0 1 1 2 39
Y Klaten Tengah 1 1 1 2 2 3 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 0 1 3 40
Z Klaten Utara 1 1 2 2 2 3 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 0 3 41
55
Hasil perhitungan konig shimbel menunjukan bahwa kecamatan yang memiliki nilai konig
dan shimbel terendah yakni Kecamatan Klaten Selatan dengan nilai 2 dan 39. Rendahnya nilai konig
dan shimbel ini tidak terlepas dari posisi Kecamatan Klaten Selatan sebagai ibukota Kabupaten
Klaten, sehinggaa mudah dijangkau oleh kecamatan lain. Hal ini menunjukan bahwa kecamatan
yang memiliki nilai konig dan shimbel rendah berarti kecamatan tersebut memiliki nilai strategis dan
perkembangan yang tinggi, serta dapat digunakan sebagai pusat pertumbuhan wilayah. Sedangkan
kecamatan yang memiliki nilai konig dan shimbel tinggi yakni Kecamatan Bayat dengan nilai 4
dan 70. Kondisi seperti ini menunjukan bahwa kecamatan Bayat memiliki waktu tempuh yang
lama. Namun, tingkat perkembangan Kecamatan bayat sangat tinggi.

4. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 Kecamatan yang masuk
dalam kategori Hirarki I yaitu Kecamatan Klaten Selatan, Kecamatan Klaten Tengah, dan
Kecamatan Klaten Utara. Indeks sentralitas tertinggi berada di Kecamatan Klaten Tengah dengan
nilai indeks sentralitas 254,16, sedangkan yang terendah di Kecamatan Kebonarum dengan nilai
indeks sentralitas 42,14. Hasil analisis menunjukkan 3 kecamatan memiliki fungsi sebagai
hirarki I, 1 kecamatan sebagai hirarki II, 12 kecamatan sebagai hirarki III , dan 10 kecamatan sebagai
hirarki IV. Penetapan hierarki berdasarkan indeks sentralitas berbeda engan penetapan hirarki oleh
pemerintah Kabupaten. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan wilayah di Kabupaten
Klaten yakni jumlah penduduk dan aksessibilitas.

REFERENSI

Muta’ali, Luthfi. 2015. Teknik Analisis Regional Untuk Perencanaan Wilayah, Tata Ruang dan
Lingkungan.Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada
Muta’ali. 2013. Penataan Ruang Wilayah dan Kota (Tinjauan Normatif-Teknis). Yogyakarta:
Badan Penerbit Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada
Pemerintah Kabupaten Klaten. 2016. Klaten dalam angka tahun 2016.Badan Pusat Statistik.
.

Anda mungkin juga menyukai