PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lalu lintas di dalam Undang-undang No. 22 Tahun 2009 didefinisikan sebagai gerak kendaraan
dan orang di ruang lalu lintas jalan, sedang yang dimaksud dengan ruang lalu lintas jalan adalah
prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa
jalan dan fasilitas pendukung. Jalan merupakan faktor utama yang sangat penting untuk
menunjang kegiatan masyarakat sehari-hari. Setiap hari masyarakat menggunakan jalan umum
untuk mencapai tempat tujuannya.
Kecamatan Gedebage tmerupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kota Bandung,
Kecamatan Gedebage terletak di sebelah selatan Kota Bandung. Kecamatan Gedebage sendiri
memiliki luas sebesar 9,78 Km2, dan terdiri dari empat kelurahan dengan rincian sebagai
berikut :
Kelurahan Cisaranten Kidul memiliki wilayah yang terluas dibandingkan dengan wilayah lain
yaitu seluas 4,26 Km2 atau sekitar 43,55% dari keseluruhan luas Kecamatan Gedebage
sedangkan kelurahan dengan wilayah terkecil yaitu wilayah Kelurahan Rancanumpang yaitu
sebesar 1.15 Km2 atau sekitar 11.75% dari luas wilayah Kecamatan Gedebage
Adapun batas – batas wilayah dari Kecamatan Cilengkrang adalah sebagai berikut :
Kecamatan Gedebage terdiri dari empat kelurahan seperti yang telah disebutkan sebelumnya,
kelurahan kelurahn tersebut sebagai berikut : Kelurahan Rancabolang, Kelurahan
Rancanumpang, Kelurahan Cimincrang, dan Kelurahan Cisaranten Kidul. Masing – masing
kelurahan tersebut memiliki jumlah penduduk sebagai berkut :
Luas Tahun
Kelurahan wilayah
2010 2015 2017
(Km2)
Kelurahan di Kecamatan Gedebage yang memiliki jumlah penduduk paling tinggi dari tahun ke
tahun yaitu adalah Kelurahan Cisaranten Kidul dan kelurahan yang memiliki jumlah penduduk
terendah dari tahun ke tahun yaitu adalah Kelurahan Cimincrang, untuk jumlah penduduk total di
Kecamatan Gedebage dari tahun ke tahun terus naik tidak ada penurunan seperti dapat dilihat
pada tabel diatas.
b. Lokasi Studi
Jalan Gedebage merupakan Jalan Kolekor Primer dengan Panjang sekitar 3,48 Km dengan lebar
jalan sekitar 10m. Jalan Gedebage ini menghubungkan antara Jalan Derwati dengan Jalan Rumah
Sakit dan Jalan Soekarno-Hatta. Jalan Gedebage juga seringkali di lewati oleh kendaraan antar
kota seperti truk logistic, alat berat, pengendara antar kota dan lain sebagainya.
c. Permasalahan di Lokasi
Ruas Jalan Gedebage merupakan jalan yang sering sekali di lewati oleh kendaraan – kendaraan
besar dan kendaran – kendaraan proyek mengingat di Kawasan tersebut terdapat Terminal Peti
Kemas Bandung Dryport 476 dan juga sedang berjalannya pembangunan Proyek Summarecon
Bandung membuat ruas jalan tersebut seringkali terhambat karena keluar masuknya kendaraan –
kendaraan tersebut ditambah lagi adanya rel kereta api sehngga bila kereta api melintas
menambah terhambatnya arus di ruas jalan ini.
Deskriptif Analisis
Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian dapat berupa orang,
lembaga, masyarakat dan yang lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
tampak atau apa adanya.
Pada BAB ini dijelaskan Latar belakang studi, rumusan permasalahan, tujuan studi, sasaran
studi, manfaat studi, ruang lingkup studi, metode analisis, dan sistematika penulisan.
Bab ini menjelaskan tentang deskripsi atau gambaran umum studi kasus, teori menurut para ahli
yang berkaitan dengan studi kasus yang dibahas, dan upaya yang sudah dilakukan pemerintah.
Tinjauan ini berdasarkan data yang diperoleh dari literatur dan studi lapangan.
Menjelaskan bagaimana karakteristik dari wilayah studi yang dipilih yaitu Kecamatan Gedebage
ruas Jalan Gedebage
BAB IV Analisis
Bab ini menjelaskan analisis studi kasus dengan peraturan pemerintah yang berlaku, sehingga
diketahuinya sebab akibat atau kesalahan yang terjadi dan menjawab tujuan penelitian.
BAB V Kesimpulan
Menjelaskan keseluruhan studi yaitu memberikan gambaran pencapaian maksud dan hasil akhir
dari keseluruhan laporan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Volume Lalu Lintas
Volume lalu lintas adalah banyaknya kendaraan yang melewati suatu titik atau garis tertentu
pada suatu penampang melintang jalan.Data pencacahan volume lalu lintas adalah informasi
yang diperlukan untuk fase perencanaan, desain, manajemen sampai pengoperasian jalan
(Sukirman 1994).
Menurut Sukirman (1994), volume lalu lintas menunjukan jumlah kendaraan yang melintasi satu
titi pengamatan dalam satu satuan waktu (hari, jam, menit). Sehubungan dengan penentuan
jumlah dan lebar jalur, satuan volume lalu lintas yang umum dipergunakan adalah lalu lintas
harian rata-rata, volume jam perencanaan dan kapasitas. Jenis kendaraan dalam perhitungan ini
diklasifikasikan dalam 3 macam kendaraan yaitu :
Kendaraan tak bermotor (sepeda, becak dan kereta dorong), parkir pada badan jalan dan pejalan
kaki anggap sebagai hambatan samping. Data jumlah kendaraan kemudian dihitung dalam
kendaraan/jam untuk setiap kendaraan, dengan faktor koreksi masing-masing kendaraan yaitu :
LV=1,0; HV = 1,3; MC = 0,40 Arus lalu lintas total dalam smp/jam adalah :
Keterangan:
Yang nantinya hasil faktor satuan mobil penumpang (P) ini dimasukkan dalam rumus volume
lalu lintas:
Q = P × Qv…………………………………………………………………………. (3.2)
Keterangan:
V= L/TT ………
Keterangan:
dimana:
C = Kapasitas (smp/jam)
FCSP = Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya untuk jalan tak terbagi)
Kapasitas dasar jalan lebih dari empat-lajur (banyak lajur) dapat ditentukan dengan
menggunakan kapasitas per lajur yang diberikan dalam tabel 2 diatas
Tabel 3. Penyesuaian Kapasitas Untuk Pengaruh Lebar Jalur Lalu-Lintas Untuk Jalan Perkotaan
Faktor penyesuaian kapasitas untuk jalan lebih dari empat lajur dapat ditentukan dengan
menggunakan nilai per lajur yang diberikan untuk jalan empat-lajur dalam Tabel
2.3.3 Faktor Penyesuaian Pemisahan Arah (FCWB)
Faktor penyesuaian pemisah arah hanya di hitung nilainya hanya untuk jalur yang tidak terbagi,
nilai untuk setiap lajur berbeda – beda, tergantung pada persentase pemisah arahnya, dengan
nilai dan persentase sebagai berikut :
Tabel diatas memberikan faktor penyesuaian pemisahan arah untuk jalan dua-lajur dua-arah (2/2)
dan empat-lajur dua-arah (4/2) tak terbagi.
Untuk jalan terbagi dan jalan satu-arah, faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah tidak
dapat diterapkan.
Jumlah
berbobot
Kelas Hambatan
Kode kejadian per Kondisi Khusus
Samping (SFC)
200m/jam
( dua sisi )
Sangat Rendah VL <100 Daerah permukiman; jalan samping tersedia
Rendah L 100 – 299 Daerah permukiman; beberapa angkutan umum, dsb
Sedang M 300 – 499 Daerah industri; beberapa toko sisi jalan
Tinggi H 500 – 899 Daerah komersial; aktivitas sisi jalan tinggi
Sangat Tinggi VH > 900 Daerah komersial; aktivitas pasar sisi jalan
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997
a. Jalan dengan Bahu Jalan
Tabel 6. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Pengaruh Hambatan Samping Dan Lebar Bahu Pada Jalan Perkotaan
Dengan Bahu
Tabel 6 diatas merupakan tabel yang digunakan untuk menentukan nilai dari hambatan samping
berupa besarnya bahu jalan dan kegiatan yang ada di sepanjang jalan tersebut dan juga tipe
jalannya.
b. Jalan dengan kereb
Tabel 7. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Pengaruh Hambatan Samping Dan Jarak Kerebpenghalang Jalan
Perkotaan Dengan Kereb
Tabel 7 diatas merupakan tabel yang digunakan untuk menentukan nilai dari hambatan samping
berupa besarnya bahu jalan dan kegiatan yang ada di sepanjang jalan tersebut dan juga tipe
jalannya.
2.3.5 Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (FCCS)
Ukuran kota yang dilihat dari banyaknya jumlah penduduk menjadi salah satu faktor yang
berpengaruh dalam menganalisis tingkat pelayanan suatu jalan. Pada tabel 2.6 berisi besaran-
besaran nilai yang harus dipakai dalam menganalisis tingkat pelayanan berdasarkan ukuran kota.
Tabel 8. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Ukuran Kota Pada Jalan Perkotaan
a. Kecamatan Gedebage
Kecamatan Gedebage tmerupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kota Bandung,
Kecamatan Gedebage terletak di sebelah selatan Kota Bandung. Kecamatan Gedebage sendiri
memiliki luas sebesar 9,78 Km2, dan terdiri dari empat kelurahan dengan rincian sebagai
berikut :
Kelurahan Cisaranten Kidul memiliki wilayah yang terluas dibandingkan dengan wilayah lain
yaitu seluas 4,26 Km2 atau sekitar 43,55% dari keseluruhan luas Kecamatan Gedebage
sedangkan kelurahan dengan wilayah terkecil yaitu wilayah Kelurahan Rancanumpang yaitu
sebesar 1.15 Km2 atau sekitar 11.75% dari luas wilayah Kecamatan Gedebage
Adapun batas – batas wilayah dari Kecamatan Cilengkrang adalah sebagai berikut :
Luas Tahun
Kelurahan wilayah
2010 2015 2017
(Km2)
Kelurahan di Kecamatan Gedebage yang memiliki jumlah penduduk paling tinggi dari tahun ke
tahun yaitu adalah Kelurahan Cisaranten Kidul dan kelurahan yang memiliki jumlah penduduk
terendah dari tahun ke tahun yaitu adalah Kelurahan Cimincrang, untuk jumlah penduduk total di
Kecamatan Gedebage dari tahun ke tahun terus naik tidak ada penurunan seperti dapat dilihat
pada tabel diatas.
b. Lokasi Studi
Jalan Gedebage merupakan Jalan Kolekor Primer dengan Panjang sekitar 3,48 Km dengan lebar
jalan sekitar 10 m, jalan ini telah terdapat APILL ( alat pemberi isyarat lalu lintas ) atau biasa di
kenal dengan lampu lalu lintas namun di ruas jalan ini tidak adanya bahu jalan, kereb jalan dan
masih minimnya marka jalan. Jalan Gedebage ini menghubungkan antara Jalan Derwati dengan
Jalan Rumah Sakit dan Jalan Soekarno-Hatta. Jalan Gedebage juga menghubungkan Kota
Bandung ke Kabupaten Bandung yaitu ke Kecamatan Ciparay, Kecamatan Bojongsoang, dan
Kecamatan Majalaya. Jalan Gedebage ini seringkali di lewati oleh kendaraan – kendaraan seperti
truk logistik, alat berat, pengendara antar kota dan lain sebagainya.
Studi ini mengambil hanya sebagian dari ruas Jalan Gedebage yaitu hanya sekitar 455 m dari
total keseluruhan panjang sekitar 3,48 Km atau hanya sekitar 1/7 nya saja.
Q = P × Qv
Keterangan:
Q = Volume kendaraan (smp/jam),
P = Faktor satuan mobil penumpang,
Qv = Volume kendaraan (kendaraan per jam)
Berikut ini adalah rumus arus lalu lintas total dalam smp/jam adalah :
Untuk Hasil Analisis Tingkat Pelayanan Jalan Gedebage adalah sebagai berikut:
1. Pada hari kerja (off peak hour) siang jam 13.30 - 14.30
V 652.7
VCR= = =¿0.21
C 3.074,58
2. Pada hari kerja (peak hour) siang jam 16.10 - 17.10
V 2028.6
VCR= = =0,659
C 3.074,58
3. Pada hari libur (peak hour) siang jam 11.00 - 12.00
V 1304.4
VCR= = =0,424
C 3.074,58
1. Pada hari libur (off peak hour) siang jam 16.10 - 17.10
V 976.2
VCR= = =0,317
C 3.074,58
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, untuk Tingkat Pelayanan Jalan Gedebage
pada Jam sibuk dan tidak sibuk tidak ada kemacetan karenapada hasil perhitungan kapasitas
jalan masih dibawah 1 yang artinya tidak ada kemacetan, sesuai dengan kondisi dilapangan
Jalan Gedebage.
Kecepatan
Untuk rumus kecepatan rata – rata yang digunakan adalah;
S
V=
T
Keterangan:
V = Kecepatan
S = Jarak
T = Waktu
1. Berikut merupakan rata – rata kecepatan kendaraan yang melintas di Jalan Gedebage:
3.5 km
V= =24.8 km/ jam
0.141 jam
Rata – rata kecepatan kendaran (mobil) yang melintas di Jalan Gedebage adalah 24.8 km/jam
pada saat peak hour
2. Berikut merupakan rata – rata kecepatan kendaraan yang melintas di Jalan Gedebage:
3.5 km
V= =33.65 km / jam
0.104 jam
Rata – rata kecepatan kendaran (mobil) yang melintas di Jalan Gedebage adalah 33.65
km/jam pada saat off peak hour
BAB V
KESIMPULAN
Dengan hasil analisis dilihat dengan kondisi eksisting di Jalan Gedebage pada saat peak hour
maupun pada saat off peak hour tidak adanya hambatan kemacetan menunjukkan kondisi lalu
lintas yang cukup baik, yaitu dengan nilai V/C yang tidak lebih atau mendekati 1 . Hal ini
menunjukkan bahwa volume lalu lintas saat ini belum mengalami permasalahan transportasi.
Dapat kita ketahui bahwa kondisi Jalan Gedebage akan ramai pada saat peak hour yang
biasanya dilalui saat banyaknya kendaraan besar yang melintas Jalan Gedebage yang mulai
sedikit menghambat Jalan Gedebage.