Dikerjakan Oleh:
Annisa Rini Hardiyanti (21040118130105)
Janatin Aliyah (210401181
Lu’lu Dora Nasiha (210401181
Muhammad Rafi Naufal (21040118140
Siti Liza Fauziah (21040118120010)
Rivaldo Manurung (21040118120
Kelompok 8
Kelas A
Jumlah
No Kelurahan Luas Wilayah (Km) Jumlah RT
RW
1 Pudakpayung 3,93 16 141
2 Gedawang 2,37 10 64
3 Jabungan 2,26 6 29
4 Pedalangan 2,35 11 68
5 Padangsari 0,78 17 98
6 Banyumanik 3,64 10 53
7 Srondol Wetan 2,26 18 130
8 Srondol Kulon 2,88 11 65
9 Sumurboto 0,84 5 46
10 Ngesrep 2,36 11 82
11 Tinjomoyo 2,02 8 46
Jumlah 25,69 123 822
Tabel Pembagian Wilayah Administrasi Kecamatan Banyumanik
Sumber: https://kecbanyumanik.semarangkota.go.id/
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan “ANALISIS PENERAPAN TRANSIT ORIENTED
DEVELOPMENT (TOD) MENGGUNAKAN METODE DELPHI STUDI KASUS:
KECAMATAN BANYUMANIK” adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup wilayah, serta
sistematika penulisan laporan.
BAB II KAJIAN LITERATUR
Bab ini berisi hasil literatur yang berkaitan dengan analisis metode delphi dalam penyusunan
variable penentu TOD di Kecamatan Banyumanik.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi penjabaran hasil dan interpretasi hasil analisis pengambilan keputusan variable
penentu TOD di Kecamatan Banyumanik dengan menggunakan Metode Delphi.
BAB III KESIMPULAN
Berisi tentang penutup dari penelitian yang berisikan kesimpulan dari pembahasan pada bab
sebelumnya. Pada bab ini juga berisikan saran dan rekomendasi kepada pembaca dalam
penyempurnaan penelitian ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penulisan penelitian. Daftar referensi tersebut
meliputi buku, jurnal, artikel, maupun penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan pembahasan
penelitian.
LAMPIRAN
Berisi hal-hal pelengkap dalam proses pengerjaan penelitian. Pelengkap tersebut yakni variable
input yang akan dianalisis dan kuisioner responden.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.2 Transportasi
Transportasi adalah suatu usaha pemindahan atau pergerakan orang maupun barang dari lokasi
asal ke lokasi tujuan untuk keperluan tertentu dengan mempergunakan alat tertentu. Permintaan
akan transportasi timbul akibat adanya aktivitas kehidupan sosial ekonomi manusia. Manusia
membutuhkan barang seperti barang-barang pangan dan aktivitas sosial dalam memenuhi
kebutuhan hidup. Dalam hal ini, transportasi berperan dalam mendukung dan mempermudah
manusia dalam mencapai kehidupan sosial dan ekonominya, sehingga transportasi tidak dapat
berdiri sendiri melainkan harus merupakan suatu kesatuan utuh dan menyeluruh yang disebut
dengan sistem transportasi (Miro, 1997). Menurut Tamin (2000), sistem transportasi secara
menyeluruh (makro) terdiri dari beberapa sistem transportasi mikro. Beberapa bagian dari sistem
transportasi mikro tersebut diantaranya:
a. Sistem Kegiatan
Sistem kegiatan merupakan sistem pola kegiatan tata guna lahan yang terdiri dari sistem
pola kegiatan sosial, ekonomi, kebudayaan dan lain-lain. dimana setiap tata guna lahan
memiliki jenis kegiatan tertentu yang dapat membangkitkan pergerakan dan menarik
pergerakan dalam proses pemenuhan kebutuhan. Besarnya pergerakan tersebut sangat
berkaitan dengan jenis dan intensitas kegiatan yang dilakukan.
b. Sistem Jaringan
Pergerakan berupa pergerakan manusia atau barang membutuhkan moda transportasi
(sarana) dan media (prasarana) transportasi untuk bergerak. Sarana transportasi meliputi
kereta api, bus, tram, dan sebagainya. Sedangkan prasarana transportasi meliputi jaringan
jalan raya, terminal, pelabuhan, stasiun, dan sebagainya.
c. Sistem Pergerakan
Sistem pergerakan merupakan interaksi antara sistem kegiatan dan sistem jaringan yang
menghasilkan pergerakan manusia atau barang dalam bentuk pergerakan kendaraan
dan/atau orang (pejalan kaki). Sistem pergerakan dapat diatur dengan manajemen lalu
lintas, fasilitas angkutan umum, atau pembangunan jalan.
d. Sistem Kelembagaan
Sistem kelembagaan merupakan sistem yang mengatur tiga sistem diatas, yakni sistem
kegiatan, sistem jaringan, dan sistem pergerakan agar tercipta suatu sistem yang aman,
nyaman, lancar, mudah, handal, dan sesuai dengan lingkungan. Sistem kelembagaan diatur
oleh individu, kelompok, lembaga, dan instansi pemerintah serta swasta yang terlibat
secara langsung maupun tidak langsung.
Sistem kegiatan, sistem jaringan, dan sistem pergerakan saling mempengaruhi satu sama
lain. Apabila terjadi perubahan pada salah satu sistem, akan mempengaruhi sistem yang lainnya.
Perubahan pada sistem kegiatan akan mempengaruhi sistem jaringan dengan perubahan tingkat
pelayanan pada sistem pergerakan. Begitu pula dengan perubahan pada sistem jaringan akan
mempengaruhi sistem kegiatan dengan peningkatan mobilitas dan aksesibilitas dari sistem
pergerakan. Selain itu, sistem pergerakan memiliki peranan penting yang mempengaruhi kembali
sistem kegiatan dan sistem jaringan yang ada dalam bentuk akesibilitas dan mobilitas. Integrasi
antar sistem kegiatan, sistem jaringan dan sistem pergerakan lalu lintas dapat menjadi acuan dalam
implementasi konsep TOD pada suatu kawasan, dimana konsep tersebut merupakan konsep
pengembangan kawasan dengan integrasi antar sistem kegiatan dan sistem jaringan yang akhirnya
mempengaruhi sistem pergerakan. Transportasi juga berhubungan dengan tata guna lahan. Adanya
aktivitas guna lahan di sekitar kawasan transit akan mempengaruhi bangkitan dan tarikan lalu
lintas yang berada di dalam kawasan tersebut. Bangkitan dan tarikan lalu lintas tersebut bergantung
pada dua aspek yakni jenis tata guna lahan dan jumlah aktivitas pada tata guna lahan tersebut. Jenis
tata guna lahan yang berbeda memiliki bangkitan lalu lintas yang berbeda dan semakin tinggi
aktivitas suatu tata guna lahan, makin tinggi pula tingkat kemampuan dalam menarik lalulintas.
Sehingga, hubungan transportasi dan tata guna lahan dalam implementasi konsep TOD adalah
sebagai demand dalam menarik penumpang untuk menggunakan angkutan umum dan sebagai
pelaku kegiatan di kawasan transit akibat adanya bangkitan dan tarikan dari timbulnya aktivitas
tata guna lahan di dalam kawasan transit tersebut.
ANALISIS
4.1 Interpretasi hasil perhitungan
BAB ini berisi interpretasi hasil perhitungan prioritas elemen penentu keberhasilan penerapan
TOD di Banyumanik, untuk mencapai hasil akhir atau mencapai kesepakatan antar panelis
mengenai Elemen Penentu Keberhasilan Penerapan TOD di Kawasan Banyumanik, dilakukan
pengujian sampai 3 ronde, dimana di setiap ronde terdapat ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
Kesepakatan antar panelis dilihat dari nilai chi-square dan index of consistency atau nilai
Kendall’s
• H0 mengindikasikan tidak ada kesepakatan antara panelis, sedangkan H1 mengindikasikan
agreement.
• Chi-square hitung < Chi- square tabel
• Nillai kendall’s menunjukkan tingkat kesepakatan antar panelis, jika nilai kendall’
mendekati angka 1 maka tingkat kesepakatan kuat sebaliknya jika nilai kendall’s menjauhi
angka 1 maka tingkat kesepakatan antar panelis rendah.
1. Hasil Perhitungan Ronde 1
a. Elemen Utama Penentu Keberhasilan TOD
Tabel 2 Elemen Penentu Keberhasilan Penerapan TOD di Kawasan Banyumanik
Sebagai contoh elemen tata guna lahan nilai IQR nya menunjukan angka 2-5 hal ini berarti dari 7
panelis, tidak ada yang memilih prioritas 1, 6 dan 7 dalam elemen ini, dan rank prioritas elemen
ini adalah 4, prioritas ini didasarkan nilai mean dari setiap elemen, semakin kecil mean semakin
menjadi prioritas utama.
Berdasarkan hasil perhitungan prioritas pada elemen penentu keberhasilan penerapan TOD di
kawasan banyumanik diketahui bahwa nilai Chi-Square hitung lebih besar dari Chi-Square tabel
(14,510 > 11,07) maka H1 diterima, atau ada kesepakatan antar panelis, Namun jika dilihat dari
nilai kendal’s dari analisis diatas (0,415) nilai ini menunjukan kesepakatan dalam kondisi yang
lemah (karena nilai masih menjauhi 1), maka analisis harus dilanjutkan di ronde 2, sampai ada
kesepakatan yang kuat antar panelis.
Rank Prioritas atau urutan pengaruh setiap elemen dari hasil perhitungan ronde pertama, mengenai
keberhasilan Penerapan TOD di Kawasan Banyumanik, yang didasarkan pada nilai mean adalah
sebagai berikut:
Kendalll’s W = 0.510
Chi-Square = 3.571
Df =1
Asymp. Sig = 0.059
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 8, 2020
Chi-Square Table = 3,84
Berdasarkan hasil perhitungan prioritas komponen elemen dukungan kawasan hinterland,
diketahui nilai Chi-Square hitung lebih kecil dari Chi-Square tabel (3,571 < 3,84) maka H0
diterima, atau tidak ada kesepakatan antar panelis. Maka pengujian harus dilakukan kembali di
ronde 2, sampai ada kesepakatan yang kuat antar panelis mengenai prioritas dari elemen dukungan
kawasan hinterland.
Hasil Prioritas atau urutan pengaruh komponen elemen dari Penentu Keberhasilan Penerapan TOD
di Kawasan Banyumanik dari Elemen Dukungan Hinterland Lain pada ronde 1 yaiitu:
Prioritas 1: Transit lain di kawasan- kawasan hinterland
Prioritas 2: Komuter dari kawasan hinterland lain
d. Elemen Sistem Transportasi
Tabel 5 Hasil dari pengujian Penentu Keberhasilan Penerapan TOD di Kawasan Banyumanik dari elemen
Sistem transportasi
Sebagai contoh elemen dukungan kawasan hinterland memiliki rata-rata 4,85, nilai mean
menentukan ranking prioritas elemen tersebut, berdasarkan hasil perhitungan elemen dukungan
kawasan hinterlan menjadi prioritas ke 5. Dan dapat diketahui dari 7 panelis, niilai bervariasi antara
2-5 (IQR) artinya dalam elemen ini panelis memilih nilai prioritas 2-5 dan tidak ada yang memilih
prioritas 1 dan 7.. Yang terpenting dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa Nilai chi-
square hitung lebih besar dari chi-square tabel (21,122 > 11,07) maka H1 diterima, atau ada
kesepakatan antar panelis mengenai elemen penentu keberhasilan TOD di Banyumanik.. namun
nilai kendal’s atau indeks konsistensi dari analisis diatas menunjukan nilai 0,605 yang berarti
kesepakatan antar panelis belum cukup kuat, maka penentuan prioritas harus dilakukan kembali di
ronde 3 sampai ada kesepakatan yang kuat anatara panelis.
Dari hasil perhitungan diatas, dapat diketahui prioritas dari Penentu Keberhasilan Penerapan TOD
di Kawasan Banyumanik, pada ronde 2 ialah:
Tabel 10 Hasil dari pengujian Penentu Keberhasilan Penerapan TOD di Kawasan Banyumanik dari
elemen Tata guna lahan
Kendalll’s W = 1.000
Chi-Square = 7.000
Df =1
Asymp. Sig = 0.008
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 8, 2020
Dari hasil pengujian prioritas dari elemen dukungan kawasan hinterland, dapat diketahui bahwa
nilai Chi Square hitung lebih besar dari nilai Chi-Square tabel ( 7,000 > 3,84) maka H1 diterima
atau ada kesepakatan antar panelis. Dan nilai kendall’s atau indeks konsistensinya menunjukan
angka 1 atau kesepakatan dalam kondisi yang sangat kuat. Namun karena elemen utama penentu
keberhasilan TOD masih belum mencapai kesepakatan yang kuat maka penentuan proiritas tetap
dilakukan kembali di ronde 3.
prioritas dari komponen elemen dukungan kawasan hinterland pada ronde 2 mengalami perubahan
dari ronde 1, prioritas tersebut adalahsebagai berikut:
Prioritas 1: transit lain di kawasan-kawasan hinterlan
Prioritas 2: komuter dari kawasan hinterlan lain
Urutan prioritas ini dilihat dari nilai Mean dari masing-masing komponen elemen.
d. Sistem Transportasi
Tabel 12 Hasil dari pengujian Penentu Keberhasilan Penerapan TOD di Kawasan Banyumanik dari
elemen sistem transportasi
Kendalll’s W = 0.796
Chi-Square = 11.143
Df =2
Asymp. Sig = 0.004
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 8, 2020
Chi-square table 5,99
Dari hasil perhitungan prioritas komponen elemen tingkat pemahaman dan penerimaan
masyarakat dapat diketahui bahwa Chi Square hitung > nilai Chi-square tabel (11.143 > 5.99)
maka H0 diterima atau ada kesepakatan antar panelis. dan jika dilihat dari nilai Kendall’s test yakni
0,796 angka ini mendekati 1 dan menunjukkan bahwa ada kesepakatan yang kuat antara panelis.
Prioritas dari komponen elemen tingkat pemahaman dan penerimaan masyarakat pada ronde 2,
yang dilihat berdasarkan nilai mean dari setiap komponen elemennya didapat sebagai berikut:
Prioritas 1: orientasi pro lingkungan, kesadaran akan masalah norma dan individu
Prioritas 2: keinginan untuk mengurangi kendaraan bermotor pribadi
Prioritas 3: tingkat pemahaman dan contoh dari pemimpin
g. Sistem Regulasi
Tabel 15 Hasil dari pengujian Penentu Keberhasilan Penerapan TOD di Kawasan Banyumanik dari
elemen sistem regulasi
Kendalll’s W = 1.000
Chi-Square = 7.000
Df =1
Asymp. Sig = 0.008
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 8, 2020
Chi-Square Tabel :3,84
Dari hasil perhitungan prioritas komponen elemen dukungan kawasan hinterlan, dapat
diketahui diketahui bahwa Chi Square hitung > nilai Chi-Square tabel ( 7,000 > 3,84 ) maka H1
diterima dan ada kesepakatan antar panelis. Dan nilai Kendall’s test yakni menunjukan angka
1,000 hal ini berarti kesepakatan dalam kondisi yang sangat baik.
Dari data diatas juga memperlihatkan bahwa rank prioritas atau urutan pengaruh komponen
elemen dukungan kawasan hinterland adalah sebagai berikut:
Prioritas 1: Transit lain di kawasan- kawasan hinterland
Prioritas 2: Komuter dari kawasan hinterlan land
d. Sistem Transportasi
Tabel 19 Hasil Dari Pengujian Penentu Keberhasilan Penerapan TOD Di Kawasan Banyumanik Dari
Elemen Sistem Transportasi
No. Komponen elemen Mean SD IQR IC PRIORITY
1. Orientasi Pejalan 4,14 0,378 4-5 1,000 4
Kaki
2. Akses dan Sirkulasi 1,14 0,378 1-2 1
3. Fasilitas Penunjang 2,71 0,378 1-3 3
Angkutan Umum
4. Penigkatan Kualitas 2,14 0,378 2-3 2
Pelayanan Angkutan
Umum Berorientasi
Transit
5. Pembatasan 4,86 0,378 4-5 5
Penggunaan
Kendaraan Bermotor
Pribadi
Test statistics (Level Of significance = 0,05)
N =7
Kendalll’s W = 0,902
Chi-Square = 25,257
Df =4
Asymp. Sig = 0,008
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 8, 2020
Chi- Square Tabel :9,49
Dari hasil perhitungan prioritas komponen elemen peran dan kolaborasi antar stakeholder
dapat diketahui Nilai Chis-Square tabel yaitu 25,257 >9,49. Maka H1 diterima atau ada
kesepakatan antar panelis. Nilai Kendall’s test yakni 0,902 yang menunjukkan kesepakatan Sangat
kuat antara panelis.
Rank Prioritas atau urutan pengaruh komponen dari elemen sistem transportasi pada ronde
3, yang dilihat berdasarkan nilai mean dari setiap komponen elemennya didapat sebagai berikut:
Prioritas 1: akses dan sirkulasi
Prioritas 2: peningkatan kualitas pelayanan angkutan umum berorientasi transit
Prioritas 3: fasilitas penunjang angkutan umum
Prioritas 4: orientasi pejalan kaki
Prioritas 5: pembatasan penggunaan kendaraan bermotor
e. Aspek Peran dan Kolaborasi antar Stake Holder
Tabel 20 Hasil Dari Pengujian Penentu Keberhasilan Penerapan TOD Di Kawasan Banyumanik Dari
Elemen Aspek Peran Dan Kolaborasi Antar Stake Holder.
Kendalll’s W = 0.878
Chi-Square = 12.286
Df =2
Asymp. Sig = 0.002
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 8, 2020
Chi-square table :5,99
Dari hasil perhitungan prioritas komponen elemen tingkat pemahaman dan penerimaan
masyarakat, dapat diketahui dalam hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa Chi Square hitung
> nilai Chi-square tabel (12.286 > 5.99) maka H1 diterima dan ada kesepakatan antar panelis.
Namun jika dilihat dari nilai Kendall’s test yakni di angka 1.000 menunjukkan data kesepakatan
yang sempurna antara panelis.
Dari data diatas juga diketahui rank prioritas atau urutan pengaruh komponen dari elemen tingkat
pemahaman dan penerimaan masyarakat sebagai berikut:
Prioritas 1: Orientasi pro lingkungan, kesadaran akan masalah norma dan individu
Prioritas 2: Keinginan untuk mengurangi kendaraan bermotor pribadi
Prioritas 3: Tingkat pemahaman dan contoh dari pemimpin
g. Sistem Regulasi
Tabel 22 Hasil Dari Pengujian Penentu Keberhasilan Penerapan TOD Di Kawasan Banyumanik Dari
Elemen Sistem Regulasi
2 Sosialisasi 1 ,0 1 1
penerapan dan
evaluasi regulasi
Test Statistics (Level Of significance = 0,05)
N =7
Kendall’s Wa =1
Chi-Square =7
Df =1
Asymp.Sig = 0,017
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 8, 2020
Chi Square Tabel : 3,841
Dari hasil perhitungan prioritas komponen elemen sistem regulasi dapat diketahui bahwa
Chi Square hitung > nilai Chi-Square tabel (7,000 > 3,84) maka H1 diterima atau ada Hubungan
antar panelis dalam memilih prioritas . Namun jika dilihat dari nilai Kendall’s test yakni di angka
1,000 menunjukkan adanya hubungan yang Sempurna antar variabel.
Dari hasil analisis yang telah lakukan kemudian didapatkan urutan pengaruh komponen dari
elemen sistem regulasi, sebagai berikut:
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kesepakatan dalam analisis
ini didapat setelah melakukan 3 ronde, berdasarkan hasil analisis ini didapat prirotas faktor yang
mempengaruhi TOD, adalah sebagai berikut:
Urutan prioritas pada elemen penentu keberhasilan TOD di Banyumanik adalah adalah;
1. Sistem Transportasi,
2. Tata Guna Lahan
3. Tingkat Pemahaman dan Partisipasi Masyarakat,
4. Peran dan Kolaborasi Antar Stakeholder,
5. Dukungan Kawasan Hinterland
6. Sistem Regulasi
Pada elemen Sistem Transportasi, didapat komponen elemen yang paling berpengaruh
adalah akses dan sirkulasi, kedua peningkatan kualitas pelayanan angkutan umum
berorientasi transit, ketiga fasilitas penunjang angkutan umum, keempat orientasi pejalan
kaki dan yang terakhir Pembatasan Penggunaan Kendaraan Bermotor Pribadi.
Pada elemen Tata Guna Lahan, komponen yang berpengaruh terhadap keberhasilan TOD
adalah; Penggunaan Lahan Campuran yang Dipadukan dengan Kepadatan, kemudian
Lingkungan TOD yang People Friendly.
Pada elemen ingkat Pemahaman dan Penerimaan Masyarakat, urutan komponen elemen
yang berpengaruh adalah; Orientasi Pro Lingkungan, kemudian Keinginan untuk
Mengurangi Penggunaan Kendaraan Bermotor Pribadi, dan yang terakhir Tingkat
Pemahamandan Contoh dari Pemimpin.
Pada elemen Peran dan Kolaborasi Antar Stakeholder, urutan komponen elemen yang
berpengaruh terhadap keberhasilan TOD adalah; Partisipasi Aktif Masyarakat dalam
Mendukung Program Pemerintah Kota, Keterpaduan Visi dan Misi Antar Aktor
Pembangunan, Kemitraan Antar Stakeholder, dan Peran Komunitas/Organisasi
Masyarakat.
Pada Dukungan Kawasan Hinterland, urutan komponen elemen yang berpengaruh
terhadap keberhasilan TOD berturut-turut adalah; Transit Lain di Kawasan-Kawasan
Hinterland, dan Komuter dari Kawasan Hinterland lain, seperti ungaran dan gunung pati
Pada elemen Sistem Regulasi, urutan komponen elemen yang berpengaruh terhadap
keberhasilan TOD adalah; Sosialisasi Penerapan dan Evaluasi Regulasi, kemudiaan
keterpaduan sistem regulasi
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2019). Provinsi Jawa Tengah Dalam Angka 2019. Provinsi Jawa Tengah
Dalam Angka 2019. Diakses pada 10 Mei 2020.
Ramadani, Virta Safitri. (2017). Stasiun Gubeng Dengan Konsep Transit Oriented Development.
Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Diakses pada 10 Mei 2020.
Pamungkas, FA dkk. (2014). Penentuan Masukan Arahan Pengembangan Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan (RTBL) Pantai Pening dengan Metode Analisis Delphi. Jurusan Teknik
Perencanaan Wilayah dan Kota. Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Diakses pada 10 Mei
2020.
https://kecbanyumanik.semarangkota.go.id/
https://id.wikipedia.org/
LAMPIRAN