Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS HIRARKI PUSAT PELAYANAN PERKOTAAN

DI KECAMATAN SINGOSARI

Erlina1, Ardia Diva Kuswara2


Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Terbuka Malang
Jl. Mayjen Sungkono No.9, Bumiayu, Kec. Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur 65135
Abstract

Ditulis dalam bahasa Inggris dengan jumlah kata maksimum 250 kata (sertakan pula
dalam bahasa Indonesia guna keperluan penyuntingan), hanya terdiri dari 1 paragraf.
Abstrak untuk naskah hasil penelitian berisi: latar belakang, tujuan penelitian, metode
yang digunakan, temuan penting, dan kesimpulan. Abstrak untuk artikel
telaah/konseptual berisi: ringkasan pendek menyeluruh isi artikel lengkap dengan
gagasan pemikiran yang tersimpulkan. Sebagai bahan koreksi, mohon sertakan
abstraks yang berbahasa Indonesia

Keywords: Ditulis dalam bahasa Inggris dengan jumlah kata 3-6 frase. Kata kunci
berisi kata atau frase yang sering dipergunakan dalam naskah dan dianggap mewakili
dan/atau terkait dengan topik yang dibahas. Antara satu keyword dengan lainnya
dipisahkan oleh tanda titik koma “ ; “

Abstraks

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

Kata Kunci : Kesejahteraan Sosial, Ekowisata, Homestay


PENDAHULUAN

Istilah wilayah berpacu pada pengertian satuan unit geografis yang didefinisikan dengan batas-batas
tertentu dimana komponen didalamnya memiliki suatu keterkaitan hubungan fungsional satu dengan lainnya.
Hal itu didasarkan pada Batasan ruang lingkup pengamatan, baik dari aspek pendekatan perencanaan atau
Batasan administrasi. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait
padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional (UU
Nomor 24 Tahun 1992: Penataan Ruang). Dari definisi tersebut, terlihat bahwa tidak ada batasan spesifik dari
luasan suatu wilayah, batasan yang ada lebih bersifat meaningfull untuk perencanaan, pelaksanaan,
monitoring, pengendalian, maupun evaluasi, dengan demikian batasan wilayah tidaklah selalu bersifat fisik
dan pasti tetapi lebih bersifat dinamis (Ernan Rustiadi, Dkk ,2011).

Menurut A. J. Hertson Wilayah adalah komplek tanah, air, udara, tumbuhan, hewan serta manusia
yang mempunyai hubungan khusus sebagai kebersamaan yang kelangsungan dengan karakter khusus dari
permukaan bumi. Sedangkan, konsep wilayah berdasarkan Richadson, (1969); Hagget, Cliff dan Frey, (1997)
membagi wilayah kedalam tiga katagori atau sering dikenal dengan tipologi wilayah yaitu: (1) Wilayah
Homogen (uniform atau homogeneous region), (2) Wilayah nodal, dan (3) Wilayah Perencanaaan (planning
region).

Pada dasarnya pembagian wilayah digunakan untuk mempermudah dalam pengelolaannya, sehingga
kedepannya dapat membantu dalam upaya pengembangan wilayah tersebut. Prinsip dasar pengembangan
wilayah adalah untuk menyeselesaikan ketimpangan perkembangan baik secara fisik maupun non fisik di
suatu wilayah, selain itu pembagian wilayah dimaksudkan untuk memberikan kesempatan lebih bagi suatu
wilayah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki, sehingga di wilayah tersebut muncul pusat-pusat
pertumbuhan yang dapat mendorong proses pembangunan di wilayah tersebut.

Klasifikasi wilayah (Suharyono, 2005) dibedakan atas: (1) wilayah formal dan (2) wilayah
fungsional. Wilayah formal adalah wilayah yang mempunyai beberapa persamaan dalam beberapa kriteria
tertentu. Klasifikasi wilayah formal didasarkan atas persamaan kriteria ekonomi, seperti adanya wilayah
industri dan wilayah pertanian bahkan mempergunakan kriteria sosial politik. Wilayah fungsional adalah
wilayah yang memperlihatkan adanya suatu kekompakan fungsional, saling tergantung dalam kriteria tertentu,
dimaksudkan juga sebagai wilayah nodal dengan klasifikasi heterogen seperti kota besar, kota-kota kecil dan
desa-desa yang secara fungsional saling tergantung. Gabungan antara wilayah formal dan fungsional
merupakan wilayah perencanaan. Untuk wilayah perencanaan, beberapa hal harus diperhatikan: 1) penduduk
dan sosial; (2) ekonomi; (3) lingkungan dan (4) teknologi.

Aksesibilitas adalah kemudahan untuk menjangkau. Menurut Tjiptono (2014: 159), aksesibilitas
adalah lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana tranportasi umum. Indikator dari aksesibilitas yaitu:
Jarak; akses ke tempat lokasi, Transportasi; arus lalu-lintas. Selanjutnya dijelaskan bahwa aksesibilitas dapat
dilihat dari dua dimensi, yakni dimensi geometrik yang berhubungan dengan jarak, dan dimensi sosial
ekonomi yang lebih menekankan pada kemampuan individu dalam mencapai pelayanan yang diinginkan.
Pacione (1984) menyatakan bahwa aksesibilitas dapat dibedakan menjadi dua yakni aksesibilitas fisik atau
aksesibilitas lokasional yang sangat erat kaitannya dengan unsur jarak dan sarana-prasarana transportasi, dan
aksesibilitas sosial atau personal yang berhubungan dengan kemampuan atau potensi individu untuk mencapai
pelayanan. Potensi yang dimaksud adalah potensi sosial ekonomi seperti pendapatan, struktur keluarga, dan
tingkat pendidikan individu. Yang mana aksebilitas memili keterkaitan dengan potensi manusia dalam
mencukupi palyanan yang diinginkan.
Distribusi dan fasilitas pelayanan, sebagai fungsi tata ruang wilayah menjadi salah satu alat yang
digunakan sebagai indikator pertumbuhan ekonomi, pencapaian pemerataan sosial ekonomi dan kualitas
hidup. Keberadaan fasilitas pelayanan yang meliputi lokasi, kualitas, kuantitas, erat kaitannya dengan tingkat
kesejahteraan penduduk. Fasilitas pelayanan menjadi faktor penguat dalam menentukan masa depan dan
perkembangan suatu wilayah baik di perkotaan atau perdesaan.

Fasilitas menjadi sangat penting karena keberadaannya dapat mempengaruhi pembangunan suatu
wilayah. Penyediaan fasilitas sosial ekonomi merupakan salah satu permasalahan di suatu wilayah, baik di
pusat maupun di pinggiran, bahkan dapat dikatakan sebagai masalah nasional. Kualitas insfrastruktur suatu
negara berbanding lurus dengan tingkat perekonomian negara tersebut Kodoatie (2005). Fasilitas
direncanakan untuk meningkatkan kualitas suatu wilayah. Chapin (1995) menjelaskan bahwa tanpa adanya
penyediaan fasilitas sosial ekonomi pada suatu wilayah, maka mengakibatkan wilayah tersebut mempunyai
nilai lahan yang rendah sehingga tidak menarik para investor untuk menggunakan kawasan tersebut bagi
kegiatan usahanya, begitu pula sebaliknya.

METODOLOGI

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, dengan batas wilayah
administrasi sebelah utara sebelah utara Kecamatan Lawang, sebelah timur Kecamatan Jabung, sebelah
selatan Kecamatan Blimbing Kota Malang, dan sebelah barat Kecamatan Karangploso. Secara administratif
Kecamatan Singosari terbagi dari 3 kelurahan dan 14 desa, antara lain: Kelurahan Pagentan, Kelurahan
Candirenggo, Kelurahan Losari, Desa Tamanharjo, Desa Watugede, Desa Banjararum, Desa Tunjungtirto,
Desa Lang-lang, Desa Purwoasri, Desa Klampok, Desa Gunungrejo, Desa Toyomarto, Desa Ardimulyo, Desa
Randuagung, Desa Baturetno, Desa Dengkol, dan Desa Wonorejo. Kecamatan Singosari merupakan salah
satu dari 33 kecamatan di Kabupaten Malang memiliki luas wilayah 14.876 Ha
Kebutuhan Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder Tahun 2022, bersumber dari Badan Pusat Statistik
Kecamatan Singosari. Data yang digunakan berupa data jumlah penduduk, data fasilitas pendidikan,
peribadatan, perdagangan, dan Kesehatan………... Subjek pada penelitian ini adalah 3 kelurahan dan 14 desa,
antara lain: Kelurahan Pagentan, Kelurahan Candirenggo, Kelurahan Losari, Desa Tamanharjo, Desa
Watugede, Desa Banjararum, Desa Tunjungtirto, Desa Lang-lang, Desa Purwoasri, Desa Klampok, Desa
Gunungrejo, Desa Toyomarto, Desa Ardimulyo, Desa Randuagung, Desa Baturetno, Desa Dengkol, dan Desa
Wonorejo.

Metode Analisis

Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis data menggunakan metode
Analisis Skalogram, Analisis Rank Size dan Analisis Gravitasi keruangan sebagaimana yang dilakukan
(Muliana et al., 2018; Utari, 2015; & Gulo, 2015) dengan tahapan sebagai berikut:

1. Metode Analisis Skalogram

Penelitian ini menilai fasilitas yang memberikan fungsi baik pelayanan sosial maupun pelayanan
ekonomi, jenis fasilitas yang dinilai anatar lain: fasilitas kesehatan, peribadatan, perdagangan dan
Pendidikan…… Fasilitas yang digunakan dalam perhitungan skalogram adalah fasilitas yang mencirikan
fungsi pelayanan sosial dan ekonomi.
Pada perhitungan skalorgam, asumsi yang digunakan adalah wilayah yang memiliki fasilitas
terlengkap merupakan orde tertinggi dan ditetapkan sebagai pusat pelayanan. Perhitungan dilakukan dengan
teknik present dan absent, dimana wilayah yang memiliki fasilitas diberi nilai 1 sedangkan wilayah yang yang
tidak memiliki fasilitas diberi nilai 0. Angka-angka tersebut kemudian dijumlahkan secara vertikal dan
horizontal. Wilayah yang memiliki fasilitas paling lengkap diposisikan pada baris paling atas dan fasilitas-
fasilitas yang dimiliki wilayah tersebut (bernilai 1) diposisikan pada baris paling kiri sehingga membentuk
hirarki anak tangga.
2. Metode Analisis Rank Size

Rank size rule adalah argumen yang menyatakan bahwa semakin besar suatu kota, semakin sedikit
pula kota yang setara dengannya. Rank size rule ini merupakan salah satu dasar dari pembahasan hierarki
pemukiman. Dalam menentukan rank size rule, digunakan rumus dibawah ini.

xR(x) = M

Dimana:

x = Hierarki kota

R(x) = Populasi kota (ukuran kota)

M = Konstan

3. Metode Analisis Gravitasi

Teori gravitasi pertama kali diperkenalkan dalam ilmu fisika oleh Sir Issac Newton. Utoyo (2007)
memaparkan inti dari teori gravitasi bahwa dua buah benda yang memiliki massa tertentu akan memiliki
gaya tarik menarik antara keduanya yang dikenal sebagai gaya gravitasi. W. J. Reilly berpendapat bahwa
bahwa kekuatan interaksi antara dua wilayah yang berbeda dapat diukur dengan memerhatikan faktor
jumlah penduduk dan jarak antara kedua wilayah tersebut.

Teori gravitasi ini dapat digunakan untuk menganalisis besarnya pengaruh interaksi antar wilayah
yang berdekatan secara kuantitatif, dengan asumsi bahwa suatu wilayah sebagai benda dan jumlah
penduduk dari wilayah yang bersangkutan sebagai massanya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dddddddd

KESIMPULAN
Ffffffff

UCAPAN TERIMAKASIH
Sssssssss
DAFTAR RUJUKAN

Anda mungkin juga menyukai