Oleh :
HALAMAN DEPAN.........................................................................................i
ABSTRAK..........................................................................................................ii
PERSETUJUAAN.............................................................................................iii
PENGESAHAN.................................................................................................iv
MOTTO..............................................................................................................v
PERSEMBAHAN..............................................................................................vi
RIWAYAT HIDUP............................................................................................vii
KATA PENGANTAR.......................................................................................viii
DAFTAR ISI......................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul.......................................................................................1
B. Alasan Memilih Judul..............................................................................3
C. Latar Belakang............................................................................................. 4
D. Identifikasi Masalah.................................................................................10
E. Batasan Masalah......................................................................................11
F. Rumusan Masalah....................................................................................11
G. Tujuan Penelitian.....................................................................................12
H. Manfaat Penelitian...................................................................................12
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................83
B. Keterbatasan Penelitian............................................................................84
C. Saran-saran...............................................................................................85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Sebagai kerangka awal guna mendapatkan gambaran yang jelas
dan memudahkan dalam memahami skripsi ini, maka perlu adanya uraian
terhadap penegasan arti dan makna dari beberapa istilah yang terkait
dengan tujuan skripsi ini, penegasan tersebut diharapkan tidak akan terjadi
LampungTahun 2013-2017.
1. Analisis
peristiwa.1
2. Kinerja
Kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sesuatu
3. Keuangan
Menurut Sundjaja dan Barlian pengertian keuangan
antarbisnis dn pemerintah”.3
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “Analisis” http://kbbi.web.id/analisis, diakses
tanggal (10 Desember 2018)
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
3
Sundjaja, Ridwan S dan Barlian Inge, 2002, Manajemen Keuangan 2, Jakarta : Literata
lintas Media
dalam mengelola keuangan daerah dituangkan dalam Anggaran
langsung.
1. Secara Objektif
2. Alasan Subjektif
ini kedepannya, selain itu juga data yang dihasilkan dari lapangan.
C. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini berada
pada masa transisi dari era persaingan global menuju ke era persaingan
informasi. Salah satu tolak ukur dari keberhasilan suatu negara ialah
pemerintah dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif serta responsif
pemerintah pusat.
daerahnya.
telah ada dan berpotensi untuk tumbuh hidup dan berkembang sesuai
dengan potensi dan kekhasan daerah. Dengan demikian isi dan jenis
otonomi bagi setiap daerah tidak selalu sama dengan daerah lainnya.4
daya manusia yang handal tetapi juga perlu adanya dukungan dari
daerah.
4
Haryanto dkk, “Akuntansi Sektor Publik”. Edisi Pertama. (Universitas Diponegoro,
2007), h.18
Perwujudan dari transparasi dan akuntabilitas keuangan negara
melaporkan jasa apa saja yang disediakan oleh pemerintah, apakah sudah
tersebut.6
5
Mardiasmo.(2009). Akuntansi Sector Publik. Yogyakarta: Andi Offset.
6
Hendraryadi, S.”Perbandingan Indikator Kinerja Keuangan Pemerintah
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Antara Tahun 2008-2009.(Skripsi. Universitas Diponegoro
Semarang,2011).
Banyuwangi menggunakan rasio kemandirian dan rasio efektivitas. Hasil
daerah.
lebih dominan. Pada rasio efektivitas kurang efektif, dan dapat dikatakan
antara lain rasio kemandirian, rasio efektivitas, dan rasio efektivitas dan
efisiensi, rasio aktivitas, dan rasio pertumbuhan. Hasil dari penelitian ini
D. Identifikasi Masalah
Kinerja adalah kemampuan kerja yang ditunjukan dengan hasil
dengan cara tertentu yang dapat berupa realisasi pendapatan dan belanja
keuangan.
masalah yaitu:
2017.
F. Rumusan Masalah
ekonomi islam?
G. Tujuan Penelitian
H. Manfaat Penelitian
1. Bagi Akademisi
gunakan
LANDASAN TEORI
3)
1) Pengelolaan keuangan daerah harus bertumpu pada kepentingan
pengelolaan
lebih profesional.
publik.
pembinaan,
menyediakan
terhadap.
7
Hendraryadi, S.2011. Perbandingan Indikator Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten/
Kota di Jawa Tengah Antara Tahun 2008-2009. (Skripsi.Universitas Diponegoro Semarang)
Definisi tersebut diketahui bahwa fungsi akuntansi adalah menyediakan
atau kota.8
dalam
8
Halim, A. Akuntansi Sector Publik : Akuntansi Keuangan Daerah. (Jakarta: Salemba Empat,
2007)
Selain itu juga karena semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi daerah
terdiri atas laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, dan catatan atas
9
Pemendagri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta
keuangan berdasarkan peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010 tentang
ekonomi;
penggunaan anggaran.
2. Neraca
aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Dalam neraca, setiap
jangka panjang.
3. Laporan Arus Kas
keuangan dengan basis akuntansi akrual wajib menyusun laporan arus kas
menyusun dan menyajikan laporan arus kas adalah unit organisasi yang
umum negara/daerah.
informasi
laporan keuangan lainnya dengan bahasa yang lebih mudah dicerna oleh
Salemba Empat
menghendaki akuntabilitas sektor publik yang lebih transparan atau laporan
komitmennya.
perubahan di dalamnya.
kinerja entitas dalam hal biaya jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan.
sebagai salah satu informasi yang secara formal wajib di publikasikan sebagai
11
Sumarjo, Hendro, 2010. Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah Terhadap Kinerja
Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di
Indonesia). Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Laporan keuangan organisasi sektor publik publik merupakan
Neraca serta Laporan Kinerja yang dinyatakan dalam ukuran finansial dan
terdapat dalam suatu set laporan keuangan yang lengkap meliputi Laporan
12
Bastian, I.2006. Akuntansi sektor publik di Indonesia. Yogyakarta: BPFE.
13
Mardiasmo. Akuntansi Sector Publik. Yogyakarta: Andi Offset.2009
Laporan Arus Kas, Perhitungan Anggaran dan Catatan atas Laporan
Keuangan.
suatu hasil kerja dibidang keuangan daerah yang meliputi penerimaan dan
indikator keuangan, maka alat analisis yang tepat untuk mengukur kinerja
yang akan berlanjut. Menurut Halim (2013) “analisis kinerja keuangan adalah
tersedia”. Salah satu alat yang digunakan untuk menilai kinerja pemerintah
untuk mengukur kinerja keuangan ada beberapa ukuran kinerja, yaitu rasio
debt service coverage ratio, rasio utang terhadap pendapatan daerah, rasio
tingkat pembiayaan SiLPA. Pada penelitian ini rasio yang digunakan adalah
akan berlanjut Menurut Halim (2001) analisis kinerja keuangan adalah usaha
tersedia.15
efisiensi, rasio pertumbuhan, dan rasio keserasian. Salah satu alat untuk
14
Bastian, I. Akuntansi sektor publik di Indonesia. (Yogyakarta: BPFE.2006)
15
Ibid
16
Hendraryadi, S.Perbandingan Indikator Kinerja Keuangan PemerintahKabupaten/Kota
di Jawa Tengah Antara Tahun 2008-2009. (Skripsi.Universitas Diponegoro Semarang)
Sedangkan menurutMardiasmo17pengukurankinerja keuangan
komunikasi kelembagaan.
berbagai macam informasi yang relevan dan berkaitan dengan layanan yang
pemerintah seperti kondisi demografi dan lingkungan dan elemen yang dapat
Halim, A dan Kusufi, M.S. Akuntansi Keuangan Daerah. (Jakarta: Salemba Empat, 2012)
19
20
Mahmudi (2015), Manajemen Kinerja Sektor Publik Edisi Kedua.Yogyakarta: UPP
STIM YKPN
perlu dilakukan suatu interpretasi atau analisis terhadap data
selama beberapa periode yang lalu. Akan tetapi nilai riil dari laporan
sehingga secara teoritis belum ada kesepakatan yang bulat mengenai nama
21
Brigham, Eugene.F dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan
Buku 2. Jakarta: Erlangga
dengan periode sebelumnya sehingga dapat diketahui kecenderungan yang
1. Rasio Kemandirian
23
Halim, A. Akuntansi Sector Publik : Akuntansi Keuangan Daerah.
(Jakarta:SalembaEmpat, 2007)
24
Dwijayanti, R dan Rusherlistyanti.2013. Analisis perbandingan kinerja keuangan
pemerintah propinsi Se-Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 12No.01
Selanjutnya Kecenderungan kemandirian keuangan daerah penting dinilai
yang ideal.
persentase digunakan salah satu tahun sebagai tahun dasar. Apabila suatu
tahun dipilih sebagai tahun dasar, maka data dalam tahun tersebut
dinyatakan dengan angka seratus, yang artinya 100% dan data sejenis
dalam tahun berikutnya dinyatakan dalam angka persentase dari data tahun
dasar.25
Tabel 2.1
Kriteria Rasio Kemandirian
Kemampuan Rasio Pola
Keuangan Kemandirian (%) Hubungan
Rendah Sekali 0-25 Instruktif
Rendah >25-50 Konsulatif
Sedang >50-75 Partisipatif
Tinggi >75-100 Delegatif
Sumber: Mahsum, 2006 dalam Dwijayanti dan Rusherlistyanti, 2013
yang ideal.
26
Dwijayanti, R dan Rusherlistyanti.2013. Analisis perbandingan kinerja keuangan
pemerintah propinsi Se-Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 12 No.01
27
Dori Saputra, “Analisis Kemandirian dan Efektivitas Keuangan Daerah pada Kabupaten
dan Kota di Provinsi Sumatera Barat”, (Padang: Universitas Negeri Padang, 2014), h.11
Apabila suatu tahun dipilih sebagai tahun dasar, maka data dalam tahun
tersebut dinyatakan dengan angka seratus, yang artinya 100% dan data
tersebut. Apabila persentase trend EKD lebih dari 100%, maka telah
Tabel 2.2
Kriteria Efektifitas Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kriteria Rasio Efektivitas (%)
3. Rasio Efisiensi
dibawah 100%.
kurang dari 1 (satu) atau di bawah 100%. Semakin kecil rasio efisiensi
baik. Untuk itu pemerintah daerah perlu menghitung secara cermat berapa
Halim)
Tabel 2.3
Kriteria Efisiensi Keuangan Daerah
Efisiensi Keuangan Daerah Rasio Efisiensi
Otonomi dan Kemampuan
Keuangan
Sangat efisien ≤60
Efisien >60-80
Halim, Abdul. 2007. Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah Edisi Revisi. Yogyakarta:
28
4. Rasio Aktivitas
5. Rasio Pertumbuhan
obligasi.
Lawler dan Porter dalam Ima Amaliah, Aan Julia, dan Westi Riani,
Kinerja adalah keberhasilan pencapaian peran yang diperoleh seseorang atas apa
SalembaEmpat, 2007)
30
Ima Amaliah, Aan Julia, dan Westi Riani “Pengaruh Nilai Islam Terhadap Kinerja
Kerja”. Jurnal Mimbar. Vol 29 No. 3 (2013), h.167
atas apa yang direncanakan, baik oleh pribadi maupun organisasi.31 Dalam
pandangan ekonomi Islam, kinerja (hasil kerja) terkait dengan segala sesuatu yang
telah dilakukan oleh seorang individu relevan dengan standar tertentu. Kinerja
dalam penelitian ini adalah tingkat pencapaian dari suatu hasil kerja di bidang
keuangan daerah yang meliputi anggaran dan realisasi PAD, dana berimbang serta
periode anggaran.
pahala dan siksa. Ketika manusia melaksanakan segala perintah Allah maka Allah
Menurut Alorfi dalam Ima Amaliah, Aan Julia, dan Westi Riani, penilaian kerja
dalam pandangan Islam harus didasarkan pada prinsip-prinsip yang diajarkan Al-
Quran yaitu:
31
Fajar Nugroho, skripsi: Pengaruh Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Kinerja
Keuangan Daerah Dengan Pendapatan Asli Daerah Sebagai Variabel Intervening: Studi Kasus
Diprovinsi Jawa Tengah, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2012), h. 17
1. Keadilan, kompetensi (QS. An-Nissa ayat 32)
صي يًا ض جال, ۡ و ََل تَ^تَ^ َ^ًَُ^ّ ۡى يا ف ضم ل َّٱلُ^ ِت^ۦه ت َضك^ ۡى
ٰۖ
ة نِ^ّهش عهً ع ^
َ ع ۡ اْ
َت
ٌ كت ض وس ٔ ي ف ضِه ٌ كا َ ۡ كت ضثُ^ى ْا ضآ^ء صي ًاي ٱ َ ۡٱ
ٍ
ِٓۦه إ لَٱّل َّ ۡ ٍث ٔ´ نُ^ى ْا ٱ ل ة ^ِو ِن^ُه
َل
ِت^ك^م شيء عهِ^ي ًٗا
Artinya : “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah
kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi
orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi
para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah
kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu.”(QS. An-Nissa ayat 32)
ٔ
ٌش^ ء ت ^ِ^ٲ ن ۖ و ََل ش َُي^ ۡ شٍٔ´ ا
ۡ َّ ءا ُيىاْ ُك َُى^ىْا قَ^ ٍيي ٍَٓي^أَ^ ُّيهَ^ا ٱنَ^ّ ِزي
َي^ج ى ٰ ه ٰۖ ِق^ضَ ِّلل َّى
َذ ٓا
ك ط
ٌ خثِي تِ^ًا ب نِ^هتَ^ وٱت ^َ^ّقُ^ىْا ٱ عذنُ^ىاْ ۡ ق ْٓ أ ۡ ذنُ^ى ^ا َ قَ ۡى ٍو
ً عه
لٱَّل ُش ِإ ۡقىي َهُ^ى ش أ ٱ ََّل ع
َت
َّٖ
َلل
َت ۡع ًُه ٌى
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang
yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil.
Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada
takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.”(QS. Al-Maidah ayat 8)
3. Usaha (QS. An-Najm ayat 39)
يا
غي ي ٍۡ أَ^ يۡ ش ٱ ٌ لٱَّل^ َل ي نَ^ه ي^ ع^قِ^ّ ٰثَ^ت ي ٍُۢ ت ٍ ي وي خ حفَ^ظُ^َى^ه
ّش َِّۗ ل ۡي َذ ۡي^ ه ٍۡ ۡهفِ^ۦه
ِل^ إ ي
وي ^ ا َن و صى ٗءا ف, ِت^قَ^ ۡى ٍو ح َت^ ً ي ُ^^غيِ^ّشوا ي^ ا ِت^أَ َ^ف ض َر ٓا َّللُٱ ِتَق ۡى
نَ^هُ^ى ََل ساد ه أَ ِوإ
ٖ ُۥه يشد ِۡۗى
ٍي د َو ۦه ٍي وال
Artnya :”Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar-
Raad ayat 11)
Westi Riani, hal-hal yang harus diperhatikan dalam penilaian kinerja yaitu
Dari ayat tersebut bahwasanya Allah pasti akan membalas setiap amal
perbuatan manusia berdasarkan apa yang telah mereka kerjakan. Artinya jika
baik pula bagi organisasinya maka ia akan mendapat hasil yang baik pula dari
ب ۡ
ِت^ًا ٍي ف ضم فَ^زوقُ^ىا ع عه كٌا َنك ۡى وقَ^انَ^ت أُ^ونَ^ ٰىهُ^ ۡى ِ لُ ش َف^ًا
ن زا ُۡيَ^ا خ ٰىه
ٱ ۡى
ُك ُت ۡى تَ ۡكض ُث ٌى
Artinya :” Dan berkata orang-orang yang masuk terdahulu di antara mereka
kepada orang-orang yang masuk kemudian: "Kamu tidak mempunyai kelebihan
sedikitpun atas kami, maka rasakanlah siksaan karena perbuatan yang telah
kamu lakukan".(QS : Al-Araaf ayat 39)
Ayat di atas menjelaskan bahwasanya segala kelebihan hanya milik Allah, oleh
karena itu bekerja tidak hanya sebatas ubuddiyah saja, karena pekerjaan erupakan
proses yang frekuensi logisnya adalah pahala (balasan) yang akan kita terima.
Dalam konteks ini, pekerjaan tidak hanya bersifat ritual dan ukhrowi, akan tetapi
A. Penelitian Terdahulu
32
Ima Amaliah, Aan Julia, dan Westi Riani , Op.Cit, h.167-168
33
Al-Qur’an dan Terjemah New Cordova, Loc.Cit
34
Rafida. “Analisis Kompetensi Terhadap Kinerja Keuangan di Lembaga Keuangan Mikro
Syariah Kota Jambi”. Jurnal Nalar Fiqh, Vol 9 No. 1 (2014), h. 10
No Judul Alat Analisis Hasil Penelitian
Penelitian/Peneliti
1 Analisis kinerja Rasio derajat Hasil bahwa varian
keuangan pemerintah desentralisasi, pendapatan yang terjadi di
daerah dalam rasio Kabupaten Jembrana pada
pengelolaan anggaran kemandirian, tahun 2010-2014 dikatakan
pendapatan dan belanja rasio baik. Namun pada rasio
daerah di kabupaten pertumbuhan, dan derajat desentralisasi masuk
Jembrana tahun 2010- rasio efisiensi kategori sangat kurang,
2014. Saputra, C.S., bahkan pada rasio
Suwendra W.I., dan kemandirian sangat rendah.
Yudiaatmaja. F35 Meskipun begitu, pada rasio
pertumbuhan, varian belanja,
dan rasio efisiensi masuk
kategori baik.
2 Analisis rasio keuangan Rasio kinerja Hasil bahwa kinerja keuangan
anggaran pendapatan keuangan, rasio pada Kabupaten Banyuwangi
dan belanja daerah kemandirian, sudah dikatakan baik. Hal
dalam menilai kinerja rasio efektifitas tersebut terbukti dari hasil
keuangan pemerintah analisis perhitungan rasio
daerah Kabupaten keuangan. Namun, rasio
Banyuwangi. kemandirian masih tergolong
Dharmawati, M. K dan rendah karena tingkat
Irmadariyani, R36 ketergantungan pada pihak
eksternal masih cukup tinggi.
Dan rasio efektifitas
menunjukkan hasil yang baik.
3 Analisis kinerja Rasio hasil bahwa tingkat
keuangan daerah dalam kemandirian, , kemandirian kota Bukittinggi
mendukung rasio efektifitas, masih tergolong rendah,
pelaksanaan otonomi sedangkan dari segi
daerah pemerintah Kota efektifitas anggaran,
Bukittinggi. Dewi, S.37 tergolong tidak efektif dalam
penetapan anggaran. Dari
segi efisiensi, sudah sangat
efisien dalam mengelurakan
biaya untuk memungut PAD
4 Mengukur kinerja rasio hasil dari penelitian ini rasio
35
Saputra, C.S., Suwendra W.I., dan Yudiaatmaja. F.2016. Analisis kinerja keuangan
pemerintah daerah dalam pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah di kabupaten
Jembrana tahun 2010-2014. e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
36
Dharmawati, M. K dan Irmadariyani, R.2016. Analisis rasio keuangan anggaran
pendapatan dan belanja daerah dalam menilai kinerja keuangan pemerintah daerah Kabupaten
Banyuwangi. Artikel Ilmiah Mahasiswa
37
Dewi, S.2015. Analisis kinerja keuangan daerah dalam mendukung pelaksanaan
otonomi daerah pemerintah Kota Bukittinggi. Jom FEKOM Vol.2 No.2
pemerintah daerah kemandirian, kemandirian dinyatakan
melalui rasio keuangan rasio aktivitas, rendah karena pemerintah
daerah. Wakhyudi dan rasio daerah masih sangat
Tarunasari, L.F.38 pertumbuhan, dan bergantung pada pemerintah
rasio efektivitas pusat. Sedangkan untuk rasio
aktivitas dan rasio
pertumbuhan mengalami
peningkatan terbukti dengan
pemerintah daerah mulai
adanya pembangunan sarana
dan prasana. Sementara itu
rasio efektivitas dan
efisiensinya dinyatakan
stabil.
38
Wakhyudi dan Tarunasari, L.F.2013. Mengukur kinerja pemerintah daerah melalui
rasio keuangan daerah. Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan Vol.1 No.2
39
Sulianti dan Ika,S. R.2012. Perbandingan kinerja keuangan Daerah Istimewa
Yogyakarta sebelum dan sesudah otonomi daerah. Efektif: Jurnal Bisnis dan Ekonomi
40
Bisma, I. G dan Susanto, H. 2010. Evaluasi kinerja keuangan daerah pemerintah
Propinsi Nusa Tenggara Barat tahun anggaran 2003-2007. Ganec Swara Edisi Khusus vol. 4 No.
3
kurang. Sedangkan tingkat
efektifitas pengelolaan
APBD sangat efektif, namun
tingkat efisiensi pengelolaan
APBD menunjukkan hasil
tidak efisien
7 Analisis Rasio Hasil penelitian
perbandingan kinerja kemandirian, , menunjukkan bahwa terdapat
keuangan daerah rasio efektifitas perbedaan kinerja keuangan
pemekaran di sebelum dan sesudah
provinsi Papua. pemekaran.
Riani, I. A. P
danKaluge, D.41
B. Kerangka Berfikir
kinerja yang sesuai dengan persaingan global. Menurut Mathis dan Jackson
sebagai berikut:
Laporan Keuangan
Provinsi Lampung
Rasio Kemandirian
Pendapatan Asli Daerah
Total Pendapatan Daerah
Rasio efektivitas
Realisasi Penerimaan Pendapatan
Asli Daerah
Target Penerimaan Pendapatan
asli Daerah
Rasio Efisiensi
Realisasi Pengeluaran
Realisasi Penerimaan
Rasio Aktivitas
Belanja Rutin
Belanja Pertumbuhan
Rasio Pertumbuhan
PAD
Rata-rata kinerja
keuangan pemerintah
Propinsi Lampung
DAFTAR PUSTAKA