Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN”

MATA KULIAH : MANAJEMEN PERKANTORAN

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5 :
1. RIZKA PUTRI DWISEPHIA ( 521080 )
2. ANANDA HILARY GUNAWAN ( 521082 )
3. ALIFATURROHMAH ( 521092 )

MANAJEMEN PERKANTORAN EKSPORT & IMPORT 1

SEKOLAH TINGGI TEKNIK MALANG

Jl. Soekarno Hatta No. 94, Mojolangu, Kec. Lowokwaru, Kota Malang,

Jawa Timur 65142

Email: stt@stt.ac Tlp : ( 0341) 412611


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
KATA PEGANTAR ...................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................. 3
A. Pengertian Laporan ........................................................................................................... 3
B. Peranan Pelaporan ............................................................................................................ 3
C. Syarat-Syarat Pelaporan .................................................................................................... 5
D. Jenis-Jenis Laporan ........................................................................................................... 7
E. Langkah-Langkah Dalam Penyusunan Laporan .................................................................. 9
F. Sistematikan Laporan........................................................................................................ 10
G. Cara Pengetikan Laporan ................................................................................................. 12
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 14
A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................16
KATA PEGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka  penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Penyusunan dan Penyampaian Laporan”.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Manjamen
Perkantoran. Dalam Penulisan makalah ini penyusun merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan  baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki  penulis. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga
Allah memberikan ilmu yang lebih baik dan  bermanfaat pada mereka yang telah memberikan
bantuan, semoga dibalas oleh Allah SWT sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

 Malang, 02 Februari 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Laporan mempunyai peranan yang sangat penting bagi organisasi, karena laporan mampu
menjembatani hubungan natara pimpinan dan pegawai dalam organisasi. Keberhasilan
organisasi salah satunya tergambar dari adanya pemahaman yang sama antara pimpinan dan
pegawai. Dalam konteks yang terikat, hubungan antara perseorangan dalam organisasi, baik
berua hubungan antara pimpinan dan pegawai, ataupun antara sesama pegawai yang terjalin
baik, dapat mewujudkan suatu system delegation of authority dan pertanggung jawaban yang
ekeftif dan efisien dalam organisasi. Laporan adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu
keadaan atau suatu kegiatan, yang ada pada dasarnya fakta yang disajikan itu berkenaan
dengan tanggung jawab yang ditugaskan kepada si pelapor. Fakta yang disajikan merupakan
bahan atau keterangan berdasarkan keadaan objektif yang dialami sendiri oleh si pelapor
ketika si pelapor melakukan suatu kegiatan. Daam pembuatan suatu laporan formal, bahasan
yang digunakan haruslah bahasa yang baik, jelas, dan teratur. Laporan dimaksudkan untuk
memberikan gambaran mengenai peristiwa yang terjadi. Isi laporan yang benar akan
mendorong mutu penulisan laporan yang baik, artinya, kebenaran isi tercakup pada laporan
yang memiliki bentuk yang sistematis, penalaran yang jelas, dan mengikuti bahasa yang kritis.
Secara umum, laporan dapat dianggap sebagai pelaksana komunikasi secara tertulis dan lisan.
Sedangkan secara khusus, yaitu dalam konteks administrasi, laporan memperoleh pertanggung
jawaban pelakasaan tugas dan fungsi setiap satuan organisasi.
B.Rumusan Masalah
1.Apakah yang dimaksud dengan laporan?
2.Bagaimanakah peran laporan tersebut?
3.Apa sajaka syarat-syarat sebuah laporan?
4.Apa sajakah jenis-jenis laporan?
5.Bagaimanakah langkah-langkah dalam menyusun laporan?
6.Bagaimanakan sistematika laporan?
7.Bagaimanakah cara pengetikan laporan?

C.Tujuan Penulisan
1.Untuk memahami pengertian laporan.
2.Untuk mengetahui peranan laporan.
3.Untuk mengetahui syarat-syarat laporan.
4.Untuk mengetahui jenis-jenis laporan.
5.Untuk memahami dan mengetahui langkah-langkah dalam penyusunan laporan.
6.Untuk mengetahui sistematika laporan.
7.Untuk mengetahui cara pengetikan laporan.
BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian Laporan
Laporan dalam bahasa Inggris disebut dengan report, yang berasal dari bahasan latin
“portare” yang berarti membawa atau mengangkut. Awalan “re” berarti kembali, maknanya
bahwa jika seseorang ditugaskan untuk mengandakan penelitian, dan setelah itu ia harus
membawa hasil fakta dan data hasil penelitian tersebut. Arifin (1993) menyatakan bahwa
laporan adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu keadaan atau suatu kegiatan. Pada
dasarnya fakta yang disajikan itu berkenaan dengan tanggung jawab yang ditugaskan kepada
pelapor.
Prajudi (1982) menyatakan bahwa laporan adalah setiap tulisan yang berisi hasil pengolahan
data informasi yang diperlukan oleh pimpinan organisasi. Sementara Moekijat (2008)
menyatakan bahwa lapran adalah alat komunikasi (administrative commucition ) dimana
penulisa menarik beberapa kesimpulan atau memberikan saran dari fakta-fakta atau keadaan-
keadaan yang telah diselidiki. Berdasarkan pengetrtian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa laporan adalah setiap tulisan yang berisi hasil pengolahan data informasi, serta
merupakan alat kemunikasi yang di dalamnya terdapat beberapa kesimpulan atau rekomendasi
dari fakta-fakta atau keadan-keadaan yang tealh diselidiki. Hal tersebut memberikan arti bahwa
suatu laporan berkaitan dengan suatu penyelidikan, penglihatan, pengamatan, dan penelitian
dari suatu keadaan yang kemudian diperoleh data informasi yang relevan. Selanjutnya, data
informasi tersebut diolah dan ditulis menjadi suatu laporan.
B.Peranan Pelaporan
Laporan merupakan salah satu alat komunikasi kepada pimpinan organisasi. Laporan
merupakan salah satu sumber informasi bagi pimpinan dalam ragka menghasilkan kebijakan.
Disamping itu, laporan juga berperan sebagai alat manajerial dalam melaksanakan tugas dan
fungsi dalam perencanaan, pengorganisasian, pengambilan keputusan dan pengawasan
(pengendalian). Selain berperan bagi organisasi, laporan memiliki peran strategis:
1. Alat Pertanggungjawaban Laporan merupakan alat pertanggungjawaban dari seorang
pegawai kepada pimpinannya, sesaui dengan tugas dan fungsi yang diterimanya. Dari
laporan itu, pimpinan akan meneliti tentang pelaksanaan tugas dan fungsi oleh pegawai
yang bersangkutan.
2. Alat Penyampaian Informasi Dalam rangka mencapai tujuan organisasi, maka setiap unit
organisasi yang mempunyai fungsi yang sejalan perlu melakukan tukar informasi
tentang apa yang telah atau yang sedang dilakukan. Hal itu berguna agar benar-benar
terwujud koordinasi antar unit dalam arti adanya saling menunjang atau saling
mambantu. Dengan demikian, dapat pula dihindarkan adanya overlapping atau duplikasi
pekerjaan yang merugikan. Bagi pimpinan, informasi dibutuhkan agar pimpinan dapat
melaksanakan fungsinya sebagai koordinator, sebab setiap pimpinan organisasi
mempunyai fungsi koordinasi. Selain itu, informasi yang ada dalam laporan berguna
pula bagi pimpinan untuk mengetahui dengan tepat siatuasi dan kondisi eksternal
organisasinya, seperti keadaan lingkungan, yaiytu berbagai aspek yang menyangkut
politik, budaya, ekonomi, sosial budaya, adat istiadat masyarakat, dan sebagainya yang
akan mempengaruhi kebijakan yang akan dibuat. Oleh karena setiap organisasi tidak
mungkin melaksakan fungsinya dengan baik sendiri saja dalam arti harus melakukan
kerja sama dengan organisasi lain yang mempunyai fungsi yang bersamaaan atau
sejalan, maka tukar menukar informasi itu penting dilakukan antar organisasi. Dengan
demikian akan timbul koordinasi antar organisasi. Secara umum, pengertian informasi
di sini adalah berita agar eseorang atau pimpinan lain mengetahui tentang sesuatu.
Secara khusus dilihat dari segi administrasi, informasi mempunyai arti sebagai data yang
telah diolah sesuai dengan tujuan atau keperluan administrasi.
3. Bahan Pengambilan Keputusan Untuk keperluan pengambilan keputusan, seorang
pemimpin memerlukan data atau informasi yang berhubungan dengan keputusan yang
akan diambil. Data dan informasi itu diambil atau berasal dari laporan-laporan yang
disampaikan semua satuan organisasi.
4. Alat Pembina Kerjasama Laporan dapat berperan sebagai salah satu alat untuk membina
kerja sama, saling tukar informasi, pengertian dan koordinasi antara pimpinan dan
pegawai dalam semua unit organisasi.
5. Alat Pengembangan Wawasan, Dengan saling tukar informasi, maka pengetahuan akan
bertambah luas dan mendirong timbulnya gagasan baru.

C.Syarat-Syarat Pelaporan
Sebagai alat komunikasi, maka laporan harus disusun dengan baik agar pimpinan dapat dengan
mudah memahami isi yang terdapat dalam laporan. Pembuatan laporan perlu memenuhi
syarat:
1. Objektivitas Laporan yang benar dan objektif artinya disusun berdasarkan fakta-fakta
hasil peninjauan, percobaan, inspeksi atau penelitian, tidak dibuat-buat, tidak dikarang
semaunya, dan tidak direkayasa berdasarkan kira-kira, angan-angan dan pendapat-
pendapat. Laporan yng benar dan objektif harus ditulis secara cermat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Selain itu, agar laporan harus erat hubungannya dengan
masalah yang akan dikemukakan. Kebenaran objektifitas informasi tersebut penting
sekali oleh karena tepat dan melesetnya keputusan yang diambil oleh pimpinan banyak
bergantung pada kualitas laporan yang diterima.
2. Jelan dan Cermat Data yang telah dikumpulkan untuk bahan penyusunan lapran
mungkin banyak sekali. Untuk itu diperlukan kemampuan serta ketelitian pembuatan
laporan dalam menentukan mana data yang harus dimasukkan untuk data pembuatan
laporan. Banyaknya data dalam laporan yang kurang ada hubungannya dngan masalah
yang dikemukakan akan mengaburkan persoalan, dan sebagai akibatnya laporan
menjadi tidak jelas.
3. Tepat Sasaran Perlu disadari bahwa pimpinan terlalu sibuk dengan banyaknya persoalan
yang dihadapi sehari-hari. Oleh karena itu, diusahakanagar waktunya yang terbatas
tidak lagi dihabiskan untuk menelaah lebih dalam laporan yang diterima. Laporan yang
diterima pimpinan uraiannya jangan terlalu panjang dan menggunakan kata-kat kiasan
sekedar untuk memberi kesan bahwa laporan itu tebal. Lapiran harus diusahakan
singkat , tepat, padat, dan jelas serta langsung mengenai persoalannya.
4. Lengkap Sebagai sasaran untuk pengamblan keputusan pimpinan, maka laporan harus
dikemukakan secara lengkap. Kelengkapan laporan banyak ditentukan oleh kemampuan
penyusunan dalam mengorganisir data yan masalah yang dilaporkan, disamping cara
mengemukakannya yang komprehensif. Penyajian dalam bentuk yang komprhensif
berdasarkan data yang selektif akan lebuh lengkap jika ditunjang oleh dukungan data,
misalnya data statistik. Dengan demikian lapiran yang lengkap harus mencakup:
1) segala segi masalah yang dikemukakan,
2) uraiannya tidak memberikan kesempatan timbulnya masalah-masalah atau
pertanyaan-pertayaan yang baru, dan
3) disertai data penunjang.
5. Tegas dan Konsisten, Di muka telah disebutkan bahwa laporan yang dibuat jangan
menimbulkan kesempatan timbulnya masalah-masalah atau persoalan baru. Ini berarti
bahwa uaraian yang dikemukakan harus tegas dan tidak kontradiktif antara bagian
laporan yang satu dan yang lainnya. Keterangan yang dilaporkan harus tegas, artinya
harus konsekuensi atau keterangan dalam laporan harus sama (tidak berbeda) dari awal
sampai akhir.
6. Singkat dan Jelas, Salah satu tujuan dibuatnya laporan adalah untuk menanggulangi
suatu masalah yang perlu segera diselesaikan. Oleh karena itu ketepatan waktu
penyampaian harus benar- benar diperhatikan. Laporan harus diusahakan secapat-
cepatnya dibuat dan disampaikan kepada pimpinan. Tidak tepatnya waktu penyampaian
suatu laporan berarti bahwa tindakan konektif ataupun tindak lanjut yang harus diambil
akan mengalami keterlambatan dan mengganggu kegiatan organisasi.

7. Tepat Penerimanya, Laporan pada dasarnya mengandung pengertian komunikasi timbal


balik antara yang meminta laporan dan yang memberi laporan, atau antara pimpinan
dengan bawahan. Di satu pihak pimpinan ingin mengetahui sampai dimana pelaksanaan
tugas yang diberikannya, dan di lain pihak bawahan ingin mendapatkan tanggapan dari
pimpinan atas laporan yang dibuatnya, serta bagaimana tindak lanjutnya. Oleh karena
itu, lapiran harus sampai kepada yang memintanya. Laporan yang tidak sampai ke
alamatnya atau pada yang berhak menerimanya, akan menimbulkan banyak segi
negatif.misalnya kebocoran rahasia, laporan yang memintanya sudah tidak memiliki nilai
lagi, serta penilaian negatif pimpinan terhadap bawahan yang bersangkutan. Pentingnya
syarat-syarat dalam penyusunan laporan di atas, maka penyusunan laporan harus :
1. Benar-benar menguasai masalah yang dilaporkan
2. Mempunyai minat atau kesanggupan, objektif, teliti disamping harus memiliki
kemampuan analitis
3. Mampu menggunakan bahasa tulis yang baik
4. Dapat menggunakan kata-kata atau istilah-istilah yang sederhana, jelas, dan mudah
dimengerti serta teiti dalam mengemukakan pernyataan
5. Memiliki pengetahuan tentang membuat laporan.

D. Jenis-Jenis Laporan
Dalam praktinya terdapat laporan yang bermacam-macam dan dapat ditinjau dari berbagai
segi, misalnya bentuk, yaitu:
1. Laporan Informatif Laporan untuk sekedar memberikan informasi kepada pimpinan agar
pimpinan mempunyai gambaran tentang sesuatu kegiatan, keadaan atau masalah sehingga
dapat mengikuti perubahan-perubahan akan perkembangan-perkembangan dengan baik.
2. Laporan Eksaminasi Di samping menyampaikan informasi dalam laporan itu disertai pula
dengan pendapat.
3. Laporan Analisis Laporan yang disamping memberikan informasi kepada pimpinan juga
bertujuan untu meberikan sumbangan pikiran yang menyangkut informasi yang dilaporkan.
4. Laporan Pertanggungjawaban Laporan yang dimaksudkan adalah untuk memberikan
pertanggungjawaban atas wewenang yang telah dilimpahkan oleh atasan. Ditinjau dari segi
luas/lingkup materi yang dicakup oleh laporan, laporan bisa dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
1. Laporan Umum Laporan yang isinya menyangkut keseluruhan masalah yang perlu
dilaporkan.
2. Laporan Khusus Laporan yang isinya menggambarkan secara rinci tentang sesuatu
secara khusus. Kekhususan dapat didasarkan pada masalah/sasaran yang dilaporkan,
periode dan wilayah/daerah. Ditinjau dari bidng kegiatannya laporan bisa dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:
1. Laporan Bidang Substantif, Laporan bidang tugas pokok atau tugas operasional
organisasi.
2. Laporan Bidang Admnistrasi, Laporan yang berhubungan dengan kegiatan
administrasi yag menunjag kegiatan pokok organisasi.

Ditinjau dari waktunya, laporan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Laporan Berkala (Periodik), Laporan yang secara tetap disampaikan dalam jangka waktu
tertentu (harian, mingguan, bulanan, dan seterusnya...)
2. Laporan Insidental, Laporan yang disampaikan di luar waktu-waktu yang telah
ditentukan.

Ditinjau dari keamanan isinya laporan dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Laporan Biasa, Laporan yang jika isinya diketahui oleh pihak lain tidak berakibat buruk.
2. Laporan Rahasia, Laporan yang jika isinya diketahui oleh pihak lain dapan merugikan
nama seseorang, pejabat atau suatu instansi, atau dapat menimbulkan kegelisahan
pada masyarakat luas.
3. Laporan Sangat Rahasia, Laporan yang jika isinya diketahui oleh pihak lain yang tidak
berhak dapat membahayakan keamanan negara, atau dapat menimbulkan kegelisahan
masyarakat luas.

Ditinjau dari kesempurnaan isi laporan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Laporan Sementara/Pendahuluan, Laporan yang masih sementara artinya fakta dan
data yang ada di dalamnya belum lengkap, tetapi laporan ini harus disampaikan dengan
maksud untuk memberikan gambaran terlebih dahulu.
2. Laporan Akhir/Paripurna, Laporan yang dianggap memuat fakta dan data secara lengkap
sehingga penilaiannya dapat lebih sempurna, sebagai usulan dan laporan sementara.

Ditinjau dari jangkauannya laporan dapat dibedakn menjadi dua macam, yaitu:
1. Laporan Internal, Laporan yang terbatas untuk pejabat-pejabat dalam lingkungan instansi
sendiri.
2. Laporan Eksternal, Laporan yang disampaikan kepada pejabat atasan di luar instansi
sendiri.

Ditinjau dari bentuk dan panjang/pendeknya laporan bisa dibedakan menjadi:


1. Memo, Laporan yang dibuat dalam bentuk memo.
2. Surat, Laporan yang dibuat dalam dalam bentuk surat biasa.
3. Naskah (Mimeograph) Laporan semacah ini dibuat lebih panjang. untuk bentuk ini
penyampaiannya dalam bentuk memo atau surat pengantar.
4. Buku Laporan yang panjang dapat dibuat dalam bentuk buku, baik dicetak ataupun
distensil. Untuk menyampaikannya bisa mempergunakan memo atau surat pengantar.

Ditinjau dari cara menyampaikan laporan bisa dibedakan menjadi:

1. Laporan Lisan Laporan yang disampaikan secara lisan, baik secara langsung berhadapan
atau melalui telepon, radio dan sebagainya.
2. Laporan Tertulis Laporan yang disampaikan secara tertulis.
3. Laporan Visual Laporan yang disampaikan dalam melalui bentuk film, slide, gambar-
gambar, bagan- bagan, dan sebagainya.

E.Langkah-Langkah Dalam Penyusunan Laporan

Agar laporan yang disampaikan kepada pimpinan dapat digunakan sesuai kegunaannya
(fungsinya), maka laporan harus disusun secara tepat. Laporan dapat disusun secara tepat
apabila prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan tepat pula.
langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam pembuatan laporan adalah:

1. Membuat Perihal (Subjek) Peentuan perihal dilakuakan dengan maksud agar laporan
yang dilaporkan terang dan jelas, dapat membatasi diri (tidak melantur), memenuhi
keingan pihak yang akan menerima laporan (pimpinan), serta mempermudah
pengumpulan data.
2. Mengumpulkan Data Dan Fakta Data dan fakta yang dipergunakan dalam penyusunan
laporan, misalnya: surat keputusan dan landasan-landasan yuridis lainnya; skema atau
struktur organisasi ; data kepegawaian, keuangan, materil, peralatan, pemasaran, dan
lain sebagainya; rencana/program kerja; notulen rapat, grafik, table, dan sebagainya;
rumusan tugas,job description, dan sebagainya; buku-buku pedoman kerja (manual).
Bahan-bahan laporan di atas diperoleh melalui sumber-sumber primer maupun dari
sumber-sumber sekunder. Sumber-sumber primer meliputi data dari: hasil wawancara,
hasil diskusi, hasil pengisian daftar pertanyaan, dan hasil observasi langsung. Sumber-
sumber sekunder meliputi: data dari: perpustakaan dan dokumentasi, statistik,
almanak, buku harian, laporan-laporan, dan hasil riset dari lembaga.

3. Pengklasifikasian Data yang telah dikumpulkan melalui cara-cara pengumpulan seperti


tersebut di atas, agar dapat dipergunakan dengan baik, sitematis, dan tepatharus
dilakukan pengklasifikasian dengan setepat-tepatnya. Pengklaisifikasian ini berguna
dalam rangka: menyusun sistemtika laporan; menentukan data mana yang perlu
dimasukkan untuk analisis dan data mana pula yang cukup disertakan antara data yang
satu dan data yang lainnya, dan selanjutnya akan mempermudah dalam
menganalisisnya; evaluasi dan pengolahan data. Setelah dibuat klasifikasi data
sebagaimana diuraikan di atas, maka dapatlah diadakan evaluasi.

F.Sistematikan Laporan

Sistematika laporan antara oraganisasi yang satu degan organisasi yang lainnya belum
tentu sama. Berikut ini disajikan sistematoka lapiran yang umumnya dipersyaratkan dalam
organisasi.

1. Halaman Judul, Halaman judul memuat pokok atau topik laporan, orang atau badan
yang akan menerima laporan, orang atau badan yang membuat yang akan membuat
laporan dan penanggalan laporan. Halaman judul hanya merupakan suatu label, sebuah
etiket pengenal, sehingga gunakan judul yang pendek agar tidak mengaburkan pokok
persoalan yang akan dilaporkan.
2. Surat Penyerahan, Surat penyerahan berfungsi sebagai kata pengantar pada sebuah
buku, sifat, dan panjangnya berbeda-beda sesuai dengan tujuan dan sifat topiknya.
Surat penyerahan mengandung fakta yang minimal diperlukan untuk membangkitkan
perhatian pembaca terhadap laporan itu. Surat penyerahan merupakan suatu bentuk
komunikasi yang sangta bersifat pribadi dari penulis kepada penerima laporan makan
penulis dapat mempergunakannya untuk menyampaikan ucapan terima kasinya kepada
badan atau perorangan yang telah membantu dan dipakai juga unutk menyatakan
harapannya tentang bermanfaatnnya laporan itu.
3. Daftar Isi , Daftar isi berisi rekapitulasi dari semua judul yang ada dalam laporan itu,
sehingga para pembaca atau penerima laporan dapat segera mengetahui apa isi
laporan itu.
4. Ikhtisar dan Abstrak Berikut ini diruaikan tentang ikhtisan dan abstrak.
a. Ikhtisar (summary) Merupakan suatu bagian dari tulisan yang menyampaikan suatu
infromasi yang penting dari sebuah laporan dalam bentuk yang sangat singkat. Ikhtisar
mengandung topik persoalan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi.
Kesingkatan yang merupakan ciri dari ikhtisan dibuat dengan meninggalkan
pendahuluan, perincoan, contoh ilustrasi, dan lain-lain, kecuali gagasan-gagasan utama.
b. Abstrak, Abstrak adalah bagian uraian yang sangat singkat, jarang lebih panjang dari
enam atau delapan baris, bertujuan untuk menerangkan kepada pembaca-pembaca
aspek-aspek mana yang tercakup dalam sebuah uraian tanpa berusahan mengatakan
apa yang dibicarakan mengenai aspek-aspek ini. Abstrak deskriptif dipakai dengan
pengertian yang sama seperti dikemukakan di atas. Sebaliknya abstrak informatif
dipakai dengan pengertian yang sama seperti ikhtisar. Abstrak hanya mengandung topik
persoalan.
5. Pendahuluan Karena laporan merupakan dokumen yang akan disampaikan dan brguna
pada masa-masa mendatang, maka semua hal-ikhwal atau latar belakang yang
mempunyai sangkut paut dengan isi laporan harus dikemukakan pula secara jelas.
Sebagaian bahan untuk menyusun pendahuluan sebuah laporan atau unsur yang
dianggap sebagai latar belakang dari masalah yang akan dilaporkan, dapat dikemukakan
beberapa hal berikut:
a.Tujuan laporan;
b.Mengapa sebuah laporan itu ditulis;
c. Siapa yang menyuruh atau memerintahkan membuat laporan itu;
d. Siapa saja yang ditugaskan untuk menyelidiki masalah tersebut dan melaporkannya;
e.Wilayah-wilayah mana saja yang tercakup;
f. Kapan tugas itu dilaksanakan dan kapan berakhir;
g. Dan dimana serta bagaimana penulis laporan mendapatkan informasi mengenai
masalah tersebut.

6. Isi Laporan , Isi laporan menyangkut inti persoalan dan segala sesuatu yang bertalian
langsung dengan persoalan tersebut. Isi laporan meliputi; hasil pengamatan mengenai
fakta-fakta yang dilaporkan, pencocokan fakta dengan data yang telah ada sebelum
satuan tugas melaksanakan kewajibannya, semua masalah yang dipekirakan akan
membantu atau menghambat pemecahan masalahnya, pembahasan, dan hasil
pembahasan mengenai pokok persoalan yang akan dilaporkan. Agar isi kaporan dapat
mencapai sasaran dan tidak ada hal-hal yang dilupakan (kerangka) yang jelas dan logis
serta terarah. Fakta-fakta yang diajukan hendaknya dapat dipercaya, obyektif, jelas,
lengkap, dan selalu diarahkan kepada tujuan yang akan diapai.
7. Kesimpulan Dan Saran
a. Kesimpulan diturunkan dari fakta-fakta, dan lebih banyak mempersoalkan
hubungan-hubungan logis. Bentuk kesimpulan tergantung dari isi laporan serta
untuk penyajiannya.
b. Saran merupakan langkah atau alternatif- alternatif mana yang dapat diambil
supaya masalah itu dapat diatasi sebaik-baiknya. Dengan demikian saran-saran
banyak atau sedikti dipengaruhi oleh sentuhan-sentuhan emosional.
8. Bagian Pelengkap Bagian plengkap dalam sebuah laporan adalah apendiks (lampiran-
lampiran, termasuk di sini perintah atau surat tugas bagi orang yang membuat laporan,
foto-foto, dan dokumen lainnya) dan bibliografi bila laporan itu dikaitkan dengan analisa
ilmiah yang mepergunakan bahan-bahan pustaka.

G. Cara Pengetikan Laporan


Terdapat berbagai macam format dalam pengetikan laporan. Hal tersebut disesuaikan
dengan kebutuhan dan kepentingan organisasi, serta standar yang ditetapkan oleh
organisasi. Berikut ini diuraikan tat cara pengetikam laporan yang umumnya digunakan:
1. Laporan diketik dua spasi pada kertas ukuran kuarto;
2. Batas pengetikan:
a. Margin kiri 4 cm;
b. Margin kanan 3 cm;
c. Margin atas 2,5 cm;
d. Margin bawah 3 cm;
e. Untuk halaman pertama tiap-tiap bab (halaman yang memakai bab) batas
pengetikan bagian atas (margin atas) 5 cm.
3. Bab, subab, dan rinciannya:
a. Bab diketik di tengah-tengah dengan huruf besar semua, juga tanpa garis bawah;
b. Subbab diketik di atas pinggir (margin kiri) dengan huruf besar semua, juga tanpa
garis bawah;
c. Rincian subbab dan seterusnya diketik sebaris denga baris di atasnya. Dalam hal
rincian tersebut huruf besar dan judul tersebut digaris di bawahnya.
4. Jarak pengetikan bab, subbab, dan rinciannya:
a.Bab dengan subbab 4 spasi;

b. Subbab dengan kalimat di bawahnya 2,5 spasi;

c. Kalimat dengan rincian subbab dan seterusnya 2,5 spasi.

5. Pengetikan Kalimat.
a. Alinea baru diketik di pinggir (tidak menjorok) sebaris di atasnya dengan jarak
2,5 spasi dengan baris di atasnya;
b. Petikan lebih dari tiga baris diketik satu spasi dan seterusnya diketik menjorok
ke dalam tujuh ketukan (untuk baris pertama dan empat ketukan untuk baris
berikutnya) dari baris di atasnya tanpa diberi tanda petik;
c. Semua petikan harus diberi nomor dibelakangnya, dan nomor tersebut harus
diletakkan ½ spasi di atas huruf;
d. Catatan kaki diketik 1 spasi dan nomor catatan kaki harus sama dengan nomor
kutiapan di atasnya.

Sedangkan jarak antara pengetikan 2 cm pada bagian bawah adalah:


a) Baris terakhir dari kata-kata dalam teks; atau
b) Kalau ada catatan kaki baris-baris terakhir dari catatan kaki.
6. Penomoran Halaman
a. Bagian pendahuluan yang meliputi: halaman judul, kata pengantar dan daftar
isi memakai angka Romawi kecil dan diketik di sebelah engah bawah tepat
pada margin bawah atau sedikit di bawahnya. Contoh : huruf Romawi kecil i,
ii, iii dan seterusnya.
b. Bagian tubuh/pokok dan bagian penutup denga angka Latin dan diketik pada
batas pinggir margin kanan atas: 1, 2, 3, 4, 5 dan seterusnya.
c. Nomor halaman pada halaman pertama dari tiap bab diketik di bagian tengah
bawah tepat pada margin bawah atau sedikit di bawahnya.
d. Nomor halam lampiran ditulis seperti pada nomor halaman pertama dari tiap
bab. (Priansa & Garnida, 2015).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan adalah setiap
tulisan yang berisi hasil pengolahan data informasi, serta merupakan alat kemunikasi yang
di dalamnya terdapat beberapa kesimpulan atau rekomendasi dari fakta-fakta atau keadan-
keadaan yang telah diselidiki sebagai alat pertanggung jawaban, alat penyampaian
informasi, bahan pengambilan keputusan, alat pembina kerjasama dan alat
pengembangan wawasan dengan syarat, jenis, dan langkah-langkah, serta sitematika yang
telah diatur dalam penyusunan sebuah laporan.
DAFTAR PUSTAKA

Priansa, D. J., & Garnida, A. (2015). Manajemen Perkantoran (Efektif, Efisien, dan
Profesional). Bandung: ALFABETA.

Anda mungkin juga menyukai