Anda di halaman 1dari 33

ANALISIS KEPUASAN KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI

PENYULUHAN PERTANIAN KOTA PADANG

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh

DINO HERMANSYAH
NIM. 1810273003

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2024
i

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian dengan judul “ANALISIS KEPUASAN KOMUNIKASI ORGANISASI
DI BALAI PENYULUHAN PERTANIAN KOTA PADANG”. Shalawat serta salam
tak lupa dikirimkan untuk suri tauladan umat islam yakninya Rasullulah
SAW,Allahummashali’ala Muhammad, wa’ala alihi Muhammad.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Ibu
Nuraini Budi Astuti, SP. M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Dr. Yenny Oktavia, SPi,
MSi sebagai pembimbing II, serta dosen penguji yang telah membimbing penulis
untuk menyelesaikan proposal penelitian ini. Terimakasih juga penulis ucapkan
kepada Ketua dan Sekretaris Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, staf pengajar serta
karyawan, serta semua orang yang telah bersedia membantu dalam penyelesaian
proposal penelitian ini. Penghormatan dan penghargaan penulis sampaikan kepada
kedua orang tua yang telah memberikan dukungan serta doa nya kepada penulis.
Demikian pula kepada teman-teman dan semua pihak yang telah memberikan
bantuan, motivasi serta semangat kepada penulis dalam penyelesaian proposal
penelitian ini, penulis ucapkan terima kasih.
Harapan penulis semoga hasil penelitian yang telah penulis lakukan dapat
memberikan kontribusi dan manfaat bagi kegiatan penyuluhan pertanian kedepannya.

Padang, Januari 2024

D.H
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................I

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................2

A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................................2

B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................................5

C. TUJUAN PENELITIAN....................................................................................................................6

D. MANFAAT PENILITIAN..................................................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................6

A. PENYULUHAN PERTANIAN............................................................................................................6

B. KOMUNIKASI ORGANISASI...........................................................................................................7

C. KEPUASAN KOMUNIKASI ORGANISASI.........................................................................................9

D. PENILITIAN TERDAHULU............................................................................................................13

E. KERANGKA PEMIKIRAN..............................................................................................................16

.................................................................................................................................................................16

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................................................17

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN............................................................................................17

B. METODE PENELITIAN.................................................................................................................17

C. METODE PENGAMBILAN SAMPEL...............................................................................................17

D. SUMBER DATA...........................................................................................................................18

E. VARIABEL YANG DI AMATI........................................................................................................19

F. METODE ANALISIS DATA...........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................24

LAMPIRAN...........................................................................................................................................25
2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan salah satu unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
kita sebagai makhluk sosial. Karena melalui komunikasi, kita dapat bertukar pikiran dan
perasaan dengan sesama, sehingga terjalin suatu hubungan yang harmonis. Setiap orang
berkomunikasi dengan orang lain guna mencapai tujuan yang sama, yaitu menyampaikan pesan
kepada orang lain, sehingga tercipta kesamaan makna. Begitu juga bagi organisasi, komunikasi
merupakan salah satu unsur terpenting bagi kelangsungan sebuah organisasi. Selain itu,
komunikasi juga merupakan alat atau sarana bagi organisasi untuk dapat saling memahami antar
semua anggotanya. Dengan adanya komunikasi yang baik, suatu organisasi dapat berjalan
dengan lancar dan berhasil (Manopo, 2014).
Organisasi dapat dikatakan sukses apabila hubungan komunikasi antar semua pihak
internalnya terjalin harmonis. Dalam sebuah organisasi, terdapat beberapa bentuk hubungan
komunikasi, yaitu komunikasi vertikal, merupakan komunikasi yang terjalin antara atasan
kepada bawahan atau sebaliknya, serta komunikasi horizontal, yaitu komunikasi yang terjalin
antar sesama rekan kerja. Di dalam organisasi, setiap orang memiliki tugas, fungsi serta jabatan
yang berbeda. Sehingga, komunikasi yang baik antar semua pihak sangat diperlukan, guna
menghindari terjadinya kesalahpahaman terhadap pesan yang disampaikan. Komunikasi yang
terjalin harmonis dalam suatu organisasi akan memudahkan anggotanya untuk
mengkoordinasikan setiap kegiatan ke organisasian. Maka dari itu, sebuah organisasi atau
instansi sangat membutuhkan komunikasi bagi kelangsungan organisasi tersebut.
Terkait pada usaha untuk mencapai keberhasilan sebuah organisasi, bukan semata-mata
ditentukan oleh faktor komunikasinya saja. Para pegawai juga merupakan salah satu aset
terpenting yang turut serta berperan dalam upaya pencapaian tujuan organisasi, yaitu
terwujudnya visi dan misi dari organisasi tersebut. Dikarenakan sumber daya manusia
merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah organisasi, maka organisasi membutuhkan
para pegawai yang berkualitas serta memiliki kinerja yang memuaskan. Maka dari itu, sebuah
3

organisasi harus mampu mengelola sumber daya manusianya agar dapat bekerja dengan baik dan
memuaskan, sehingga tujuan dari organisasi dapat terwujud (Umam, 2010).
Setiap pegawai yang menjalankan aktivitas-aktivitas dalam sebuah organisasi merupakan
individu yang memiliki kebutuhan bermacam-macam, serta selalu berusaha untuk memuaskan
kebutuhannya tersebut. Kepuasan terhadap kebutuhan akan membantu para pegawai dalam
menjalankan setiap aktivitasnya dengan baik. Jika para pegawai merasa puas terhadap
komunikasi yang terjalin dalam sebuah organisasi, diharapkan hal tersebut akan berpengaruh
positif terhadap kinerja mereka. Maka dari itu, diperlukan kerja sama yang saling
menguntungkan antara organisasi dengan para pegawai, guna terwujudnya tujuan bersama.
Menurut Pace & Faules (2006) mengatakan bahwa komunikasi merupakan suatu hal yang
terjadi ketika terdapat dua bentuk umum tindakan yang terjadi, yaitu penciptaan pesan dan
penafsiran pesan. Komunikasi yang terjadi dalam hierarki perusahaan dapat disebut dengan
komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi itu sendiri dapat diartikan sebagai pertunjukkan
dan penafsiran pesan diantara unit unit komunikasi dalam hubungan hubungan hierarkis antara
yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan . Dalam komunikasi organisasi,
ada salah satu faktor yang membuat komunikasi dapat berjalan dengan baik, yaitu kepuasan
komunikasi. Kepuasan komunikasi adalah suatu konsep yang biasanya berkenaan dengan
kenyamanan, jadi kepuasan dalam komunikasi berarti perasaan nyaman dengan pesan pesan
media, dan hubungan hubungan dalam organisasi .
Down & Hazen dalam Yi yantara (2015) menemukan bahwa komunikasi memiliki delapan
faktor yang diyakini sebagai indikator kepuasan komunikasi dimana merupakan bagian dari
dimensi variabel informational communication dan relational communication. Informational
communication memfokuskan kepada kepuasan konten, alur komunikasi, lingkungan
komunikasi, sudut pandang organisasi, dan integrasi organisasi, sedangkan relational
communication berfokus pada kepuasan komunikasi terhadap anggota organisasi yang lainnya,
dimana lebih cenderung pada tanggapan, dan sikap dari para karyawan.
Dalam Undang Undang Nomor 16 Tahun 2006 Kelembagaan penyuluhan pemerintah pada
tingkat kabupaten/kota berbentuk badan pelaksana penyuluhan, pada tingkat kecamatan
berbentuk Balai Penyuluhan. badan pelaksana penyuluhan pada tingkat kabupaten/kota dipimpin
oleh pejabat setingkat eselon II dan bertanggung jawab kepada bupati/walikota, yang
pembentukannya diatur lebih lanjut dengan peraturan bupati/walikota. Serta tugas dari
4

penyuluhan petanian adalah menyusun programa penyuluhan pada tingkat kecamatan sejalan
dengan programa penyuluhan kabupaten/kota, melaksanakan penyuluhan berdasarkan programa
penyuluhan, menyediakan dan menyebarkan informasi teknologi, sarana produksi, pembiayaan,
dan pasar, memfasilitasi pengembangan kelembagaan dan kemitraan pelaku utama dan pelaku
usaha, memfasilitasi peningkatan kapasitas penyuluh PNS, penyuluh swadaya, dan penyuluh
swasta melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan dan melaksanakan proses pembelajaran
melalui percontohan dan pengembangan model usaha tani bagi pelaku utama dan pelaku usaha.
Dalam melakukan tugas tugasnya sebagai penyuluh pertanian banyak melakukan aktivitas
komunikasi organisasi dalam melaksakan pekerjaan sebagai penyuluhan pertanian.
Saat covid 19 kegiatan penyuluhan pertanian dilakukan secara daring melalui berbagai
media sosial sehingga saat ini penggunaan media sosial sebagai media komunikasi masih
dilakukan dibalai penyuluhan pertanian Kota Padang, sesuai dengan pra survey yang dilakukan
peneliti dibalai penyuluhan pertanian Marapalam masih adanya penyuluhan yang tidak puas
dengan penyampaain komunikasi yang melalui media sosial seperti seringnya informasi yang
disampaikan melalui grup whaatshapp yang tidak terbaca karna tenggelam oleh pesan yang lain
dan respon dari orang lain, informasi yang disampaikan secara mendadak melalui media sosial
seringkali tidak terbaca, dan banyak informasi yang sulit dimengerti karna tidak ada
penjelasannya, oleh karna masalah tersebut peneliti ingin mengetahui kepuasan komunikasi
organisasi yang ada di balai penyuluhan pertanian Kota Padang. karna kepuasan komunikasi
merupakan suatu salah satu faktor yang sangat penting sehingga komunikasi bisa di lakukan
dengan baik. Kepuasan komunikasi adalah suatu konsep yang biasanya berkenaan dengan
kenyamanan, istilah kepuasan komunikasi digunakan untuk menyatakan keseluruhan tingkat
kepuasan yang dirasakan penyuluhan pertanian dalam lingkungan total komunikasinya.

B. Rumusan Masalah
Menurut data statistik penyuluhan 2022 Secara keseluruhan Kota Padang memiliki 86 orang
penyuluh pertanian. penyuluh tersebut tersebar di 3 balai penyuluhan pertanian (BPP) Kota
Padang: yaitu balai penyuluhan pertanian Marapalam, balai penyuuhan pertanian Nanggalo, dan
balai penyuluhan Koto Tangah. Status balai penyuluhan pertanian (BPP) sebagai unit pelaksana
teknis non struktural pada dinas pertanian peternakan perkebunan dan kehutanan Kota Padang
dengan wilayah kerja meliputi: balai penyuluhan pertanian Nanggalo dengan wilayah kerja
Kecamatan Nanggalo, Kecamatan Kuranjl, Kecamatan Padang utara dan Kecamatan Padang Barat. Balai
5

penyuluhan pertanian Marapalam dengan wilayah kerja: Kecamatan Padang Selatan, Padang
Timur, Lubuk Kilangan, Lubuk Begalung, Kecamatan Pauh dan Bungus Teluk Kabung. Balai penyuluhan
pertanian Koto Tangah dengan wilayah kerja Kecamatan Koto Tangah. Balai penyuluhan pertanian
sebagaimana dimaksud pada diktum Kesatu dipimpin oleh seorang koordinator penyuluh dan merupakan
jabatan fungsional yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Dinas pertanian
peternakan perkebunan dan kehutanan Kota Padang.
Di setiap balai penyuluhan yang ada di Kota Padang memiliki struktur organisasi yang
memiliki pembagian tugasnya masing-masing sehingga proses komunikasi organisasi bisa terjadi
secara efektif di setiap balai penyuluhan pertanian tersebut, agar dapat mengetahui kepuasan
komunikasi organisasi penyuluhan pertanian yang efektif di yang ada di Kota Padang tentu perlu
diukur dengan cara menganalisis kepuasan komunikasi organisasi yang ada di balai penyuluhan
pertanian, karena kepuasan komuniksi merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap
terlaksananya komunikasi organiasi yang baik.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini yang berjudul “analisis kepuasan
komunikasi organisasi di balai penyuluhan pertanian kota padang” perlu di lakukan. Maka
rumusan permasalahan sebagai berikut:
“Bagaimana tingkat kepuasan komunikasi organisasi di balai penyuluhan pertanian
kota padang ?”

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut dapat di ketahui tujuan dari penelitian ini yaitu:
Mengetahui kepuasan komunikasi organisasi di balai penyuluhan pertanian Kota Padang

D. Manfaat Penilitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat ;
1. Bagi Akademisi : Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan pertimbangan
bagi penelitian lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian ini.
2. Bagi Stakeholder yang terlibat : Penelitian ini dapat membantu meningkatkan kepuasan
komunikasi di Balai penyuluhan pertanian se Kota Padang
3. Bagi Peneliti : Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai sarana belajar untuk me
mahami permasalahan yang menjadi topik penelitian.
6
6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi
secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat
keputusan yang benar (A.W. Van den Ban & H.S. Hawkins, 1999), dengan demikian penyuluhan
merupakan salah satu bentuk komunikasi dalam sebuah pemberdayaan masyarakat/petani yang
dilakukan berdasarkan kebutuhan sasaran bukan berdasarkan kebutuhan penyuluhan. Hal
tersebut juga senada dengan pendapat Mardikato (2008) dimana penyuluhan merupakan proses
perubahan sosial, ekonomi 4 dan politik untuk memberdayakan dan memperkuat kemampuan
masyarakat melalui proses belajar bersama yang partisipatip, agar terjadi perubahan perilaku
pada diri semua stakeholders (indiividu, kelompok, kelembagaan) yang terlibat dalam proses
pembangunan, demi terwujudnya kehidupan yang semakin berdaya, mandiri, dan partisipatip
yang semakin sejahtera secara berkelanjutan. Penyuluhan pertanian adalah pekerjaan
professional yang berusaha mempengaruhi atau mengarahkan keputusan inovasi selaras dengan
tujuan lembaga penyuluhan. Penyuluh berfungsi sebagai mata rantai penghubung antara dua
sistem sosial atau lebih. Penyuluh merupakan agen pembaharuan dari badan, dinas atau
organisasi yang bertujuan mengadakan perubahanperubahan di masyarakat kea rah kemajuan
yang lebih baik dengan menyebar luaskan inovasi yang mereka produksi dan miliki yang telah
disusun berdasarkan kebutuhan klien (Roger dan Shoemaker, 1995).
Penyuluhan merupakan mitra sejajar bagi petani yang mempunyai peran strategis dalam
pembangunan pertanian. Dalam menjalankan peran tersebut, penyuluh mempunyai tugas pokok
dan fungsi yang menjadi acuan dalam melakukan penyuluhan. Pentingnya penyuluhan pertanian
diawali oleh kesadaran akan adanya kebutuhan petani untuk mengembangkan dirinya dalam
menjalankan usahatani dengan baik agar lebih mampu meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan hidupnya. Kegiatan 5 penyuluhan pertanian perlu dikembangkan sebagai dasar
menggerakkan kesadaran dan partisipasi petani dalam proses pembangunan agar mereka
memiliki kemampuan menolong dirinya sendiri (Muhamad Ikbal Bahua, 2016). Berbagai
pengertian penyuluhan yang dikemukakan dari masa ke masa dan miliki tujuan yang sama yaitu
7

perubahan perilaku petani, sehingga sejak tahun 2006 pemerintah melalui undang undang nomor
16 yang dipergunakan dalam bidang pertanian, perikanan dan kehutanan mendefinisikan
penyuluhan merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka
mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran
dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Pengertian tersebut hingga saat ini menjadi pedoman
bagi penyelenggara penyuluhan yang lagi-lagi secara khusus bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan yang dilengkapi dengan memperhatikan pelestarian lingkungan hidup.
Penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan yang selanjutnya disebut penyuluhan adalah
proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu
menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi
usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup (UU No 16, 2006).

B. Komunikasi Organisasi
Organisasi atau instansi mutlak membutuhkan komunikasi bagikelangsungan hidup
organisasi tersebut. Komunikasi organisasi menjadi faktor penting terhadap jalannya keseluruhan
fungsi suatu organisasi atau instansi (Rajhans, 2012). Komunikasi organisasi juga dipandang
sebagai faktor penyebab efektif dan tidak efektifnya kerja fungsional suatu organisasi atau
sebagai suatu gejala bahwa organisasi tersebut berfungsi secara efektif atau tidak atau sebagai
gejala tidak sehatnya suatu organisasi (Kriyantono, 2006).
Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di
antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Komunikasi
organisasi terjadi kapanpun setidak-tidaknya satu orang yang menduduki suatu jabatan dalam
suatu organisasi menafsirkan suatu pertunjukan. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit
komunikasi dalam hubungan-hubungan hierar kis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi
dalam suatu lingkungan (Wayne Pace & Faules, 2013).
8

Tujuan dari komunikasi organisasi adalah untuk membantu memudahkan, melak sanakan
serta melancarkan jalannya fungsi suatu organisasi (Ruliana, 2014). Hubungan komunikasi yang
terjalin harmonis antar semua pihak internalnya menjadi tolak ukur atas kesuksesan atau
keberhasilan dari sebuah organisasi. Komunikasi memungkinkan terjadinya koordinasi kegiatan
yang di lakukan oleh semua pihak yang terlibat dalam sebuah organisasi atau instansi. Tanpa
adanya komunikasi tidak mungkin akan terjalin koordinasi yang baik antar semua pegawai dari
masing-masing bagian dalam sebuah organisasi. Selain itu, komunikasi juga penting bagi
keberfungsian suatu orga nisasi atau instansi dalam mencapai tujuannya. Melalui komunikasi
para anggota anggota organisasi dapat mendefinisikan tujuan, menggambarkan peran dan
tanggung jawab anggota, mengoordinasikan pe lak sanaan pekerjaan, serta membentuk jaringan
informasi. Komunikasi yang efektif membantu organisasi untuk memperkuat karyawan guna
mencapai tujuan organisasi (Abdullah & Hui, 2014). Komunikasi menjadi dasar bagi para
pegawai untuk dapat memahami organisasi atau instansi (Rajhans, 2012). Melalui komunikasi
para anggota organisasi dapat mendefinisikan tujuan, menggambarkan peran dan tanggung jawab
anggota, mengoordinasikan pelaksanaan pekerjaan, serta membentuk jaringan informasi.
Hubungan antara atasan dan para pegawainya juga berpengaruh besar dalam terwujudnya
keberhasilan organisasi. Seorang pegawai akan merasa lebih puas dengan pekerjaan mereka
apabila terdapat keterbukaan komunikasi antara atasan dengan para pegawainya. Kesediaan
atasan untuk berbincang-bincang mengenai sebuah topik bersama dengan pegawainya akan
meningkatkan hubungan baik dalam sebuah organisasi atau instansi. Sikap atasan yang negatif
terhadap para pegawainya akan menghambat interaksi yang terjadi di antara keduanya. Hal ini
akan mempengaruhi kepuasan kerja dari seorang pegawai yang pada dasarnya berkorelasi positif
terhadap pola komunikasi bersama atasan. Kepuasan kerja bawahan juga berkaitan erat dengan
kredibilitas seorang atasan. Komunikasi yang terjalin antara atasan dan para pegawainya
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu keterbukaan, kepercayaan pada pesan tulisan, pesan yang
berlebihan, timing (ketepatan waktu) dan penyaringan.

C. Kepuasan Komunikasi Organisasi


Tsai, et.al. (2009) mengatakan bahwa kepuasan komunikasi didefinisikan sebagai kepuasan
terhadap beberapa aspek komunikasi secara interpersonal, kelompok, dan organisasional (dalam
9

Gumus & Hamarat, 2014). Kepuasan juga menggambarkan evaluasi atas suatu keadaan internal
afektif, sedangkan iklim merupakan deskripsi kondisi eksternal bagi individu (Pace & Faules,
2006). Sehingga dapat terlihat bahwa kepuasan komunikasi merupakan suatu kepuasan yang
dimiliki oleh para karyawan dalam berkomunikasi terhadap semua anggota organisasi.
Kepuasan terhadap komunikasi organisasi merupakan faktor penting yang harus
diperhatikan oleh setiap organisasi atau instansi. Karena, setiap pegawai yang menjalankan
aktivitas-aktivitas di dalam sebuah organisasi merupakan seorang individu yang memiliki
kebutuhan bermacam-macam, serta selalu berusaha untuk memuaskan kebutuhannya tersebut.
Kepuasan komunikasi organisasi adalah semua tingkat kepuasan seorang karyawan mempersepsi
lingkungan komunikasi secara keseluruhan. Kepuasan dalam pengertian ini menunjukkan kepada
bagaimana baiknya informasi yang tersedia memenuhi persyarataan permintaan anggota
organisasi akan tuntutan bagi informasi, dari siapa datangnya, cara disebarluaskan, bagaimana
diterima, diproses dan apa respon orang yang menerima. Kepuasan komunikasi adalah satu
fungsi dari apa yang seorang dapatkan dengan apa yang dia harapkan (Masmuh, 2008).
Kepuasan terhadap kebutuhan akan membantu para pegawai dalam menjalankan setiap
aktivitasnya dengan baik. Syarat kepuasan komunikasi mengacu pada kepuasan dari seseorang
terhadap hubungan dan aliran informasi (Alsayed, Motaghi, & Osman, 2012). Kepuasan
menggambarkan suatu konsep individu dan konsep mikro. Kepuasan juga merupakan gambaran
dari evaluasi atas suatu keadaan internal yang menggambarkan reaksi afektif seseorang terhadap
hal-hal yang diinginkan, berkaitan dengan komunikasi yang terjalin dalam sebuah organisasi.
Secara keseluruhan, kepuasan berhubungan dengan perbedaan antara apa yang orang inginkan
dari sudut pandang komunikasi dalam organisasi dengan apa yang orang tersebut miliki dalam
kaitan tersebut. Kepuasan juga berhubungan dengan kenyamanan, jadi kepuasan dalam
komunikasi berarti seseorang merasa nyaman dengan pesan-pesan, media dan
hubunganhubungan dalam organisasi (Wayne Pace & Faules, 2013)
Sebuah organisasi atau instansi mutlak membutuhkan partisipasi para pegawainya dalam
mewujudkan visi dan misi organisasi. Banyak hal yang harus diperhatikan oleh setiap organisasi
atau instansi dalam pening katan kinerja para pegawai selaku aset terpenting bagi sebuah
organisasi atau instansi. Terwujudnya kinerja yang maksimal tidak lepas dari kualitas baik yang
dimiliki oleh sumber daya manusianya. Downs dan Adrian menyatakan bahwa karyawan yang
10

mendapatkan informasi dengan baik oleh organisasi akan lebih me mahami kebutuhan pekerjaan
mereka dan harapan kontribusi mereka terhadap keberhasilan organisasi (Abdullah & Hui,
2014).
Proses komunikasi serta kepuasan komu nikasi organisasi memegang peranan penting dalam
sebuah instansi. Bila instansi dapat memenuhi segala kebutuhan serta harapan dari para pegawai,
maka kepuasan komunikasi organisasi mereka dapat terpenuhi, sehingga membuat para pegawai
dapat bekerja dengan maksimal. Kepuasan terhadap komunikasi organisasi merupakan faktor
penting yang harus diperhatikan oleh organisasi atau instansi, agar para pegawai dapat bekerja
dengan baik dan maksimal, sehingga visi dan misi organisasi dapat terwujud.
Pegawai yang menjalankan aktivitas-aktivitas dalam organisasi merupakan individu yang
memiliki kebutuhan bermacam-macam, serta selalu berusaha untuk memuaskan kebutuhannya
tersebut. Kebutuhan pribadi yang dimiliki oleh setiap pegawai secara tidak langsung dapat
berpengaruh terhadap organisasi. Kepuasan akan kebutuhan tersebut akan berpengaruh terhadap
sikap dan perilaku para pegawai. Hal ini secara tidak langsung akan berdampak pada kinerja para
pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya. Kepuasan akan kebutuhan dapat membantu para
pegawai dalam menjalankan setiap aktivitasnya dengan baik. Jika para pegawai merasa puas
terhadap komunikasi yang terjalin dalam sebuah organisasi, maka diharapkan hal tersebut akan
berpengaruh positif terhadap kinerja para pegawai. Kepuasan terhadap komunikasi organisasi
dipengaruhi oleh aspek-aspek organisasi seperti dipercaya, sokongan dan tujuan kinerja yang
tinggi (Masmuh, 2008).
Keseluruhan kinerja organisasi dapat di tingkatkan ketika karyawan mendapatkan informasi
secara memadai melalui komunikasi yang efektif. Kepuasan ko munikasi bukan hanya faktor
yang menilai kinerja pada level formal, tetapi juga meningkatkan kemampuan karyawan untuk
bekerja semaksimal mungkin. Dengan kata lain, kinerja menjadi salah satu indikator kepuasan
komunikasi organisasi. Dua aspek utama dari pengaruh komunikasi pada indikator kinerja adalah
hubungan dan kepuasan komunikasi organisasi.
Maka dari itu, diperlukan upaya-upaya untuk membangun komunikasi efektif yang berawal
dari hubungan interpersonal yang baik antar anggota organisasi atau instansi. Saat pegawai
merasa puas dengan komunikasi organisasi yang terjalin, mereka akan memiliki hubungan yang
sehat, dan arus informasi yang mengalir bebas. Karena faktor-faktor ini, pekerjaan mereka akan
11

menjadi sangat mudah untuk dicapai/dise lesaikan dan kemampuan mereka dalam melakukan
pekerjaan menjadi lebih baik. Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara kepuasan komunikasi karyawan terhadap kinerja mereka. Terdapat tiga
komponen kepuasan komunikasi yang memiliki dampak signifi kan terhadap indikator kinerja
karyawan. Hubungan positif yang signifikan yang sejalan denganhasil studi laindapat dikaitkan
dengan kebutuhan karyawan pada kedua aspek komunikasi, seperti informasi dan hubungan
komunikasi (Alsayed et al., 2012).
Kepuasan dengan komunikasi muncul dari kombinasi beberapa faktor, yaitu kepuasan
dengan pekerjaan, kepuasan dengan ketepatan informasi, kepuasan dengan kemampuan
seseorang yang menyarankan penyempurnaan, kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam
saluran komunikasi, kepuasan dengan kualitas media, kepuasan dengan cara komunikasi teman
sekerja, serta kepuasan dengan keterlibatan dalam komunikasi organisasi sebagai suatu kesatuan.
Kepuasan dengan pekerjaan mencakup hal-hal yang berkenaan dengan pem bayaran,
keuntungan, naik pangkat, pekerjaan itu sendiri. Kepuasan dengan ketepatan informasi
mencakup tentang tingkat kepuasan dengan informasi, kebijaksanaan, teknik-teknik baru,
perubahan administratif dan staf, rencana masa datang dan penampilan pribadi. Kepuasan
dengan kemampuan seseorang yang menyarankan penyempurnaan mencakup hal-hal sebagai
tempat di mana komunikasi seharusnya disempurnakan, pemberitahuan mengenai perubahan
untuk tujuan penyempurnaan dan strategi khusus yang digunakan dalam membuat perubahan.
Kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komu nikasi mencakup melalui mana
komunikasi disebarluaskan dalam organisasi, mencakup peralatan, buletin, memo, materi tulisan.
Kepuasan dengan kualitas media mencakup berapa baiknya mutu tulisan, nilai informasi yang
diterima, keseimbangan informasi yang tersedia dan ketepatan informasi yang datang. Kepuasan
dengan cara komunikasi teman sekerja mencakup komunikasi horizontal, informal dan tingkat
kepuasan yang timbul dari diskusi masalah dan mendapatkan informasi dan teman sekerja.
Kepuasan dengan keterlibatan dalam komunikasi organisasi sebagai suatu kesatuan mencakup
hal-hal keterlibatan hubungan dengan organisasi, dukungan atau bantuan dari organisasi dan
informasi dari organisasi (Masmuh, 2008).
12

D. Penilitian Terdahulu
Tabel 1. Penelitian Terdahulu
Nama Judul Variable Kesimpulan
Revanny Pengaruh Kepuasan  Kepuasan  Penelitian ini
Goenawan Komunikasi Organisasi Komunikasi membuktikan bahwa
(2018) Terhadap Loyalitas  Loyalitas terdapat pengaruh
Karyawan di Eden Hotel Karyawan (regresi) antara kepuasan
Kuta Bali  Komunikasi komunikasi dan loyalitas
Organisasi karyawan di Eden Hotel
Kuta Bali.

 Seluruh indikator dalam


variabel kepuasan
komunikasi yaitu
perspektif organisasi,
umpan balik personal,
integrasi organisasi,
komunikasi atasan, iklim
komunikasi, komunikasi
horisontal, kualitas media,
komunikasi bawahan,
komunikasi manajemen
puncak dan komunikasi
antar departemen terbukti
telah dipenuhi dan
dirasakan oleh karyawan
di Eden Hotel Kuta Bali.

 Loyalitas yang dimiliki


oleh karyawan Eden
Hotel merupakan hasil
dari kenyamanan
hubungan dengan
perusahaan. kenyamanan
dari hubungan tersebut
terbukti memberikan
kontribusi terbesar atas
loyalitas yang dimiliki
karyawan. Terdapat hal-
hal lain diluar uang yang
menyebabkan karyawan
memiliki loyalitas kepada
perusahaan
13

Nama Judul Variabel Kesimpulan


Kurnia Pengaruh Kepuasan  Komunikasi  kepuasan komunikasi
Riyantini Komunikasi Organisasi Internal organisasi di Siloam
dan Agus Terhadap Kinerja Hospitals Surabaya,
Triyono Pegawai Di Sekretariat  Kepuasan diketahui bahwa sebagian
(2017) DPRD Kota Komunikasi besar responden merasa
Singkawang Organisasi puas terhadap komunikasi
organisasi di Siloam
 Komunikasi Hospitals Surabaya
Organisasi
 Dalam mengukur
kepuasan komunikasi
organisasi, terdapat
beberapa dimensi yang
menjadi tolak ukur.
Penelitian ini
menggunakan delapan
dimensi untuk
mengetahui tingkat
kepuasan komunikasi
organisasi di Siloam
Hospitals Surabaya.
Setelah penelitian ini
dilakukan, diperoleh hasil
bahwa semua dimensi
yang digunakan
dinyatakan puas.
Kedelapan dimensi
tersebut adalah
communication climate,
supervisory
communication,
organizational integration,
media quality, horizontal
informal communication,
general organizational
perspective, subordinate
communication, dan
feedback.

 Kepuasan komunikasi
sangat berpengaruh
terhadap keterlibatan
pegawai dalam sebuah
14

instansi.

Agnes Kepuasan Komunikasi  Akses informasi  variabel yang paling


Marcelia Organisasi Siloam  Media komunikasi mempengaruhi petani
Sumana Hospitals Surabaya  Kekosmopolitan dalam mengakses
(2016) informasi pertanian
adalah tingkat
kosmopolitan.
 Semakin tinggi atau
sering petani mencari
informasi pertanian maka
akses teerhadapnya juga
semakin tinggi.

E. Kerangka Pemikiran
Menurut (Masmuh, 2008) Kepuasan dengan komunikasi muncul dari kombinasi beberapa
faktor, yaitu:
1. Kepuasan dengan pekerjaan.
2. Kepuasan dengan ketepatan informasi.
3. Kepuasan dengan kemampuan seseorang yang menyarankan penyempurnaan.
4. Kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi.
5. Kepuasan dengan kualitas media.
6. Kepuasan dengan cara komunikasi teman sekerja.
7. Serta kepuasan dengan keterlibatan dalam komunikasi organisasi sebagai suatu kesatuan.
Dari uraian teori di atas, Penulis membuat kerangka berfikir sebagai berikut:
15

Balai Penyuluhan pertanian

KEPUASAN KOMUNIKASI ORGANISASI


1. Kepuasan dengan Pekerjaan
2. Kepuasan dengan Ketepatan Informasi
3. Kepuasan dengan Kemampuan Seseorang
yang Menyarankan Penyempurnaan
4. Kepuasan dengan Efisiensi Bermacam-
Macam Saluran Komunikasi
5. Kepuasan dengan Kualitas Media
6. Kepuasan dengan Cara Komunikasi Teman
Sekerja
7. Kepuasan dengan Keterlibatan dalam
Komunikasi Organisasi Sebagai Suatu
Kesatuan

Kesimpulan

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini berlokasi di balai penyuluhan yang ada di kantor balai penyuluh Kecamatan
Kuranji, kantor balai penyuluh Kecamatan Padang Utara, kantor balai penyuluh Kecamatan Koto
Tangah Kota Padang Provinsi Sumatera Barat. Waktu pelaksanaan penelitian ini terhitung sejak
tanggal 12 Maret sampai 30 april 2023.
16

B. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian sensus dengan menggunakan metode kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2018: 15) metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme (realitas/ gejala/ fenomena yang diteliti dapat diamati,
terukur, dapat diklasifikasikan, bersifat kausal, bebas nilai dan relatif tetap), yang digunakan
untuk meneliti populasi atau sampel tertentu.
Usman dan Akbar (2008) menjelaskan penelitian sensus merupakan penelitian yang
mengambil satu kelompok populasi sebagai sampel keseluruhan dan menggunakan kuesioner
yang terstruktur sebagai alat pengumpulan data yang pokok untuk mendapatkan informasi
tentang fenomena sosial yang terjadi. Berdasarkan informasi tersebut, maka penelitian ini
merupakan jenis penelitian sensus dengan bantuan kuesioner, dimana respondennya adalah
seluruh Penyuluhan Pertanian Lapangan di Balai penyuluhan yang ada di kota Padang Provinsi
Sumatera Barat.

C. Metode Pengambilan Sampel


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah seluruh penyuluh pertanian
lapangan yang ada balai penyuluhan pertanian di kota Padang, total populasi berjumlah 39
penyuluh pertanian oleh karena itu penelitian ini menggunakan teknik sensus, sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh populasi yang ada di 3 balai penyuluhan pertanian kota Padang,
dapat di lihat di bawah ini:

Tabel 2. Sampel Penelitian


No Balai Penyuluhan Pertanian Jumlah (orang)
1. Kantor balai penyuluh Kecamatan Kuranji 19

2. Kantor Balai Penyuluh Kecamatan Padang Utara 10


17

3. Kantor Balai Penyuluh Kecamatan Koto Tangah 10

D. Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari dua data, yakni data primer dan
data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber
pertama atau tempat objek penelitian dilakukan (Siregar, 2013). Dalam penelitian ini, data
primer berupa hasil pengamatan, wawancara dengan kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder. Karena
data sekunder ini bersifat melengkapi data primer, kita dituntut hati-hati atau menyeleksi data
sekunder jangan sampai data tersebut tidak sesuai dengan tujuan riset kita atau mungkin terlalu
banyak (Kriyantono, 2006: 42). Dalam penelitian ini data sekunder berupa data yang diperoleh
dan dicatat oleh instansi terkait dan pihak lain yaitu badan pusat statistik, balai penyuluhan
pertanian dan pemerintah Kota Padang.

E. Variabel yang di Amati


Variabel yang diamati di penelitian ini adalah untuk mengetahui kepuasan komunikasi
organisasi di balai penyuluhan pertanian Kota Padang. Menurut Masmuh (2008) Kepuasan
dengan komunikasi muncul dari kombinasi beberapa faktor, yaitu kepuasan dengan pekerjaan,
kepuasan dengan ketepatan informasi, kepuasan dengan kemampuan seseorang yang
menyarankan penyempurnaan, kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi,
kepuasan dengan kualitas media, kepuasan dengan cara komunikasi teman sekerja, serta
kepuasan dengan keterlibatan dalam komunikasi organisasi sebagai suatu kesatuan.
Adapun variabel-variabel yang diamati adalah kepuasan komunikasi organisasi yang ada di
balai penyuluhan pertanian di kota padang dapat di lihat dari tabel berikut:
Variabel Indikator Pernyataan
1. Kepuasan 1. Kepuasan dengan pekerjaan 1. kepuasan dengan pekerjaan
18

komunikasi mencakup hal-hal yang berkenaan 2. kepuasan dengan pangkat


organisasi dengan pembayaran, naik pangkat, 3. kepuasan dengan pembayaran
pekerjaan itu sendiri gaji
2. Kepuasan dengan ketepatan 1. kepuasan dengan informasi
informasi mencakup tentang tingkat 2. kepuasan dengan teknik baru
kepuasan dengan informasi, 3. kepuasan dengan administrasi
kebijaksanaan, teknik-teknik baru, 4. kepuasan tentang rencana
perubahan administratif dan staf, kerja
rencana masa datang dan
penampilan pribadi.

3. Kepuasan dengan 1. kepuasan tentang


kemampuan seseorang yang pemberitahuan mengenai
menyarankan penyempurnaan perubahan
mencakup hal-hal sebagai tempat di 2. kepuasan tentang dan strategi
mana komunikasi seharusnya khusus yang di gunakan
disempurnakan, pemberitahuan membuat perubahan.
mengenai perubahan untuk tujuan
penyempurnaan dan strategi khusus
yang digunakan dalam membuat
perubahan.

4. Kepuasan dengan efisiensi 1. kepuasan tentang komunikasi


bermacam-macam saluran komu disebarluaskan menggunakan
nikasi mencakup melalui mana whattshap
komunikasi disebarluaskan dalam 2. kepuasan tentang komunikasi
organisasi, mencakup peralatan, disebarluaskan menggunakan
buletin, memo, materi tulisan. Instagram.
3. kepuasan tentang komunikasi
disebarluaskan menggunakan
facebook.
4. kepuasan tentang komunikasi
disebarluaskan menggunakakan
pamflet
5. Kepuasan dengan kualitas 1. kepuasan tentang mutu
media mencakup berapa baiknya tulisandi media
mutu tulisan, nilai informasi yang 2. kepuasan tentang nilai
diterima, keseimbangan informasi informasi yang di terima
yang tersedia dan ketepatan 3. kepuasan tentang
informasi yang datang. keseimbangan informasi yang
tersedia
4. kepuasan tentang ketepatan
19

informasi yang datang


6. Kepuasan dengan cara 1. kepuasan tentang komunikasi
komunikasi teman sekerja horizontal
mencakup komunikasi horizontal, 2. kepuasan komunikasi
informal dan tingkat kepuasan yang informal
timbul dari diskusi masalah dan 3. kepuasan yang timbul dari
mendapatkan informasi dan teman diskusi masalah
sekerja. 4. kepuasan tentang komunikasi
mendapatkan informasi
7. Kepuasan dengan keterlibatan 1. kepuasan tentang keterlibatan
dalam komunikasi organisasi hubungan dengan organisasi.
sebagai suatu kesatuan mencakup 2. kepuasan tentang informasi
hal-hal keterlibatan hubungan dari organisasi.
dengan organisasi, dukungan atau 3. kepuasan tentang dukungan atau
bantuan dari organisasi dan bantuan dari organisasi
informasi dari organisasi

F. Metode Analisis Data


Pendapat lain mengemukakan bahwa analisis data kualitatif adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat di informasikan kepada
orang lain (Sugiyono, 2016).
Sugiyono (2018: 226) dalam penelitian kualitatif, menjelaskan analisis merupakan kegiatan
setelah data dari seluruh kuesioner yang diisi oleh responden terkumpulkan. Kegiatan tersebut
meliputi: mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan hasil
olah data dari tiap variabel dan menyimpulkan data yang telah di teliti. Analisis data dalam
penelitian ini menggunakan pengukuran skala likert iterval 1-4.
Skala Likert menurut Kinnear dalam Husein Umar (2009) adalah Skala Likert ini berhubungan
dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak
senang dan baik-tidak baik. Penelitian ini menggunakan skala likert dengan interval 1-4. Modifikasi skala
likert dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan yang dikandung oleh skala lima tingkat, modifikasi
skala Likert meniadakan katagori jawaban yang di tengah berdasarkan tiga alasan yaitu: (1) katagori
20

tersebut memiliki arti ganda, biasanya diartikan belum dapat memutuskan atau memberikan jawaban,
dapat diartikan netral, setuju tidak, tidak setujupun tidak, atau bahkan ragu-ragu. (2) tersediannya jawaban
ditengah itu menimbulkan kecenderungan menjawab ke tengah. (3) maksud kategori SS-S-TS-STS adalah
terutama untuk melihat kecenderungan pendapat responden, ke arah setuju atau ke arah tidak setuju.
Likert interval 1-4 ini dimana bobot empat menunjukan sangat setuju (SS), tiga untuk setuju (S), dua
untuk tidak setuju (TS), dan satu untuk sangat tidak setuju (STS).
Tabel 4. Kriteria pembobotan jawaban
Pilihan jawaban Skor
Sangat setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Data diolah oleh peneliti (2024)

Data kuesioner terdiri dari 20 pernyataan dengan kategori jawaban berkisar sangat setuju
(SS), tiga untuk setuju (S), dua untuk tidak setuju (TS), dan satu untuk sangat tidak setuju (STS).

Untuk mengukur skoring kriteria penilain kelas maka Rumus yang digunakan menurut
Sudjana (2011:47):

Rentang
Panjang Kelas
Interval Banyak Kelas

Berdasarkan rumus di atas maka panjang kelas interval adalah:


4-1
Panjang Kelas Interval 1
4

Panjang kelas interval =


Dimana: rentang = Nilai tertinggi - Nilai terendah
Banyaknya kelas interval = 3
Berdasarkan rumus di atas maka panjang kelas interval adalah =1
Maka kriteria penilaian adalah sebagai berikut:
21

Interval
Penilaian tingkat kepuasan
1,00 – 2.00 Rendah
1,01–3.00 Sedang
3.01– 4.00 Tinggi

Secara umum, kita dapat menguji instrumen yang telah disusun peneliti, yaitu menguji
keandalan dan validitas pengukuran. Tentunya dalam penyusunan sebuah kuesionar harus benar-
benar dapat menggambarkan tujuan dari penelitian tersebut (valid) dan juga dapat konsisten bila
pertanyaan tersebut dijawab dalam waktu yang berbeda (reliabel)

Analisa data pada penelitian ini mencakup uji validitas dan Uji Reliabilitas untuk
menentukan hipotesis kuesioner penelitian:

1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Sebuah instrumen
atau kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada instrumen atau kuesioner mampu mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2018:51). Uji signifikansi dilakukan dengan
cara membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Di dalam menentukan layak dan tidaknya suatu
item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi
0,05 yang artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Jika r hitung
lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan atau variabel tersebut dinyatakan valid.
Sebaliknya, jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka butir atau pertanyaan atau variabel tersebut
dinyatakan tidak valid.

2. Uji Reabilitas
Menurut Ghozali (2018:45) reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas
digunakan untuk mengukur konsistensi hasil pengukuran dari kuesioner dalam penggunaan yang
berulang. Jawaban responden terhadap pertanyaan dikatakan reliabel jika masing-masing pertanyaan
dijawab secara konsisten atau jawaban tidak boleh acak. Dalam mencari reliabilitas dalam penelitian ini
penulis menggunakan teknis Cronbach Alpha untuk menguji reliabilitas, alat ukur yaitu kompleksitas
tugas, tekanan ketaatan, pengetahuan auditor serta audit judgment. Dengan kriteria pengambilan
22

keputusan sebagaimana dinyatakan oleh Ghozali (2018:46), yaitu jika koefisien Cronbach Alpha > 0,70
maka pertanyaan dinyatakan andal atau suatu konstruk maupun variabel dinyatakan reliabel. Sebaliknya,
jika koefisien Cronbach Alpha < 0,70 maka pertanyaan dinyatakan tidak andal. Perhitungan reliabilitas
formulasi Cronbach Alpha ini dilakukan dengan bantuan program IBM SPSS 25. Jika dibuat dalam
bentuk tabel maka akan menjadi seperti berikut:

G. Defenisi operasional
Menurut Sugiyono (2013), definisi operasional variable adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

1. Penyuluhan pertanian merupakan proses pembelajaran para pelaku utama dan pelaku ekonomi
agar mereka mau, mampu membantu dan mengorganisir diri untuk mengakses informasi
pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya untuk meningkatkan produktivitas, kinerja
usaha, pendapatan dan kesejahteraan, dan meningkatkan kesadaran tentang pelestarian
fungsi lingkungan hidup.
2. Komunikasi organiasi merupkan hal yang sangat penting dalam organisasi atau instansi sebagai
kelangsungan hidup organisasi tersebut.
a) Komunikasi organisasi menjadi faktor penting terhadap jalannya keseluruhan fungsi
suatu organisasi atau instansi.
b) Penyuluhan merupakan salah satu bentuk komunikasi dalam sebuah pemberdayaan
masyarakat/petani yang dilakukan berdasarkan kebutuhan sasaran bukan berdasarkan
kebutuhan penyuluhan.
c) Komunikasi memungkinkan terjadinya koordinasi kegiatan yang di lakukan oleh semua
pihak yang terlibat dalam sebuah organisasi atau instansi. Tanpa adanya komunikasi tidak
mungkin akan terjalin koordinasi yang baik antar semua pegawai dari masing-masing bagian
dalam sebuah organisasi.
3. Kepuasan komunikasi merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh setiap
organisasi atau instansi. Karena, setiap pegawai yang menjalankan aktivitas-aktivitas di
dalam sebuah organisasi merupakan seorang individu yang memiliki kebutuhan bermacam-
macam, serta selalu berusaha untuk memuaskan kebutuhannya tersebut
23
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Z., & Hui, J. (2014). The Relationship between Communication

Satisfaction and Teachers’ Job Satisfaction in the Malaysian Primary School.

Asian Journal of Humanities and Social Sciences (AJHSS). Volume 2, Issue 2,

ISSN: 2320-9720

Alaedin Khalil Alsayed, Mohammad Hossein Motaghi., & Intan Binti Osman. (2012).

The Relationship between Communication Satisfaction and Performance

Indicators in Palestinian Governmental Organization. International Journal

of scientific and Research Publications, Vol.2, 1-9

Bahua, M. I. (2016). Kinerja Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta: CVBudi Utama.

Fahmi, I. 2013. Perilaku Organisasi Teori, Aplikasi, dan Kasus. (M. Djalil, Ed.).
Bandung: Alfabeta.

Gumus, M., & Hamarat, B. (2014). Communication Satisfaction and Communicative

Adaptability Reinforce Organizational Identification.

Jalalkamali, M., Ali, A.J., Hyun, S.S., Nibkin, D. (2016). Relationshops Between

Work Values, Communication Satisfaction, and Employee Job Performace.

Journal of Management Decision, Vol. 54 No. 4.

JL Yantara , 2015. “kepuasan komunikasi organisasi di Metropolis Apartemen

Surabaya” Surabaya
25

keputusan walikota padang no 146 tahuan 2012 penetapan Balai Pertanian Kota

Padang

Khaerul. Umam. 2010. Perilaku Organisasi. Bandung: Pustaka Setia

Kosasih, D. E., & Susanto, S. S. D. 2014. “Komunikasi Organisasi Dalam


Pengembangan Kinerja Pengurus Gapoktan Pada Program Penguatan
Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Kasus Pada Gapoktan di
Kabupaten Subang dan Kabupaten Bogor)”, 12(2).

Kriyantono, R. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi (pertama). Jakarta: Kencana


Prenada Media Group.

Masmuh, A. 2008. Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori Dan Praktek.


Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang.

Morissan. 2012. Metode Penelitian Survey (Pertama). Jakarta: Kencana Prenada


Media Group.

Pace R. Wayne and Faules, Don F, 2001. “Komunikasi Organisasi” ,ROSDA,

Bandung.

Pace, R. Wayne dan Don F. Faules. 2013. Komunikasi Organisasi: Strategi

Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Terj. Deddy Mulyana. Bandung: PT

Remaja RosdaKarya

Peraturan menteri pertanian republik indonesia nomor 28/permentan/ot.140/4/2012

210/ 07/2003 tentang pedoman penilaian balai penyuluhan kecamatan

berprestasi dengan rahmat tuhan yang maha esa menteri pertanian republik

indonesia
26

Rajhans, K., & Professor, A. (2012). Effective Organizational Communication: a Key

to Employee Motivation and Performance. In Interscience Management

Review (IMR)

Ruliana, P. 2014. Komunikasi Organisasi Teori Dan Studi Kasus. Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada.

Siregar, Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan

Perhitungan Manual & SPSS, Edisi Pertama, Jakarta: Kencana.

Sugiyono. metode penelitian kuantitatif. kualitatif dan R,D (Bandung: PT

Indobesia IKPI 2017)

Undang – undang nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,

Perikanan dan Kehutanan (UU-SP3K);

Usman, Husaiani, dan Purnomo Setiady Akbar. 2008. Metodologi Penelitian Sosial.

Jakarta: Bumi Aksara.


27

LAMPIRAN

Lampiran 1. Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian di Kota Padang

N Balai Penyyuluhan Pertanian Wilayah Kerja


o Kecamatan (BPP)
1. BPP Nanggalo Kecamatan Nanggalo, Kecamatan Kuranji,
kecamatan padang Barat, Kecamatan
Padang Utara
2. BPP Marapalam Kecamatan pauh, kecamatan padang
Timur, Kecamatan Padang Selatan,
Kecamatan Lubuk Kilangan, Kecamatan
Bungus Teluk Kabung
3. BPP Koto Tangah Kecamatan Koto Tangah

Sumber: SK Walikota Padang No 146 tahun 2012

Jumlah Penyuluhan Pertanian


NO Kabupaten kota kec BPP Desa PNS CPNS TH-TBPP Swadaya jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
BPTP 14 14
Provinsi Sumatera Barat 12 12

1. Kepulauan Mentawai 10 6 43 18 18

2. Pesisir Selatan 15 15 182 51 62 300


3. Solok 14 14 74 57 40 80 177

4. Sijunjung 8 8 62 40 25 70 135

5. Tanah Datar 14 14 75 30 8 39 51 128

6. Padang Pariaman 17 17 103 47 20 116 183

7. Agam 16 16 82 58 22 226 306

8. Lima Puluh Kota 13 13 79 58 52 89 199


9. Pasaman 12 12 37 54 8 45 107

10. Solok Selatan 7 7 39 30 32 54 116

11. Dharmasraya 11 11 52 40 21 50 111

12. Pasaman Barat 11 11 19 35 19 29 83

13. Kota Padang 11 3 104 31 12 43 86

14. Kota Solok 2 2 13 11 1 10 22

15. Kota Sawah Lunto 4 4 37 24 5 29 58


16. Kota Padang Panjang 2 2 16 9 4 15 28
17 Kota Bukittinggi 3 1 24 7 2 10 19
18 Kota Payakumbuh 5 5 70 29 19 46 94
28

19. Kota Pariaman 4 4 71 17 12 27 56


TOTAL 179 165 1.182 672 8 395 1.177 2.252
Lampiran 2
Jumlah penyuluhan pertanian (pns,thbppswadaya) menurut kabupaten/kota
Data Statistik penyuluhan 2020

KUESIONER PENELITIAN
ANALSIS KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENYULUHAN KOTA
PADANG

Mohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini


merupakan kuesioner yang penulis susun dalam rangka pelaksanaan penelitian.
Jawaban yang Bapak/Ibu/Sdr berikan tidak akan mempengaruhi kedudukan maupun
jabatan, mengingat kerahasiaan identitas Bapak/Ibu/Sdr akan kami jaga.
A. IDENTITAS RESPONDEN
Isilah identitas diri saudara dengan keadaan yang sebenarnya :

a No. Responden :

b Nama :

c. Jenis Kelamin 1. Laki-laki


d Umur 2. Perempuan

e Pendidikan Terakhir :

B. KEPUASAN KOMUNIKASI ORGANISASI

NO PERNYATAAN SS S TS STS
Kepuasan dengan pekerjaan
29

1. Pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan status kepegawain penyuluhan


pertanian
2. Pekerjaan yang di lakukan sesuai dengan gaji yang di terima penyuluh
pertanian
Kepuasan dengan ketepatan informasi
3. Teknik baru yang sampaikan melalui media komunikasi yang di
gunakan sesuai dengan yang disepakati Bersama
4. penyampaain perubahan adminitrasi di media sesuai dengan hasil rapat
yang dilakukan.
5. Rencana kerja penyuluhan yang di sampaikan sesuai dengan rapat yang
sudah dilakukan.
Kepuasan dengan kemampuan seseorang yang menyarankan
kesempurnaan
6. Penyampaian perubahan untuk menyempurnakan rencana kerja yang
kurang efektif untuk melakukan penyuluhan
7. Melakukan penyampaian strategi khusus untuk merubah program
penyuluhan yang kurang efektif
Kepuasan dengan efisiensi bermacam macam saluran komunikasi
8. Informasi lebih mudah disebarluaskan menggunakan whattshap

9. Informasi lebih mudah dan efektif di sampaikan menggunakan


instagram
10. Penyampaiaan informasi menggunakan facebook lebih luas
jangkauannya
11. komunikasi disebarluaskan menggunakakan pamplet lebih mudah
dipahami
Kepuasan dengan kualitas media
12. Mutu tulisan yang disebarkan dimedia di terima dengan baik

13. informasi yang di sebarkan melalui media bisa diterima penyuluh


pertanian dengan tepat
14. informasi dimedia yang dibutuhkan penyuluh pertanian selalu tersedia
di
Kepuasan dengan cara komunikasi teman sekerja
15. komunikasi horizontal yang dilakukan penyuluh pertanian selalu di
tanggapi rekan sekerja
16. Rapat yang di lakukan selalu mendapat tanggapan dari penyuluhan
pertanian
17. Penyuluh pertanian memberikan masukan pada diskusi masalah yang di
lakukan
18. Mudahnya mendapakan informasi dari penyuluh lainnya

Kepuasan dengan keterlibatan dalam komunikasi organisasi


sebagai satu kesatuan
19. informasi dari BPP bisa diterima dan oleh seluruh penyuluh pertanian.

20. Penyuluh pertanian mendapatkan dukungan atau bantuan dari


30

organisasi lain.

Anda mungkin juga menyukai