Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL

ANALISIS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN


LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA
KARYAWAN BANK BNI KCU PEKANBARU

Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah


Metode Penelitian
Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Riau

OLEH:

NURIANNA
205210396

PROGRAM STUDI MANEJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT dan diiringi shalawat Rasulullah SWA, berkat

ridho dan karunia-NYA penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini dengan

judul: “Analisis Komunikasi Interpersonal Dan Lingkungan Kerja Terhadap

Kepuasan Kerja Pada Karyawan Bank BNI KCU Pekanbaru”.

Penulis menyadari bahwa Proposal ini jauh dari kesempurnaan dan masih

memiliki kekurangan baik dari segi teknis maupun konsep penyusunan. Oleh

karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangatlah diharapkan demi

kesempurnaan proposal ini selanjutnya.

Semoga dukungan, bantuan dan do’a yang telah diberikan kepada penulis

dapat menjadi amal baik dan mendapat balasan dari Allah SWT. Semoga tugas

proposal pada mata kuliah metode penelitian ini dapat berguna dan dimanfaatkan

sebaik-baiknya.

Pekanbaru, 09 Juni 2023

Penulis,

Nurianna
NPM: 205210396

ii
DAFTAR ISI

Judul.........................................................................................................................i
Kata Pengantar......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................0
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................0
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................0
1.5 Sistematika Penulisan...................................................................................0
BAB II TELAAH PUSTAKA
2.1 Kajian Literatur..........................................................................................13
2.1.1 Kepuasan Kerja.................................................................................00
2.1.2 Komunikasi Interpersonal.................................................................00
2.1.3 Lingkungan Kerja..............................................................................00
2.2 Penelitian Terdahulu..................................................................................15
2.3 Kerangka Pemikiran...................................................................................15
2.4 Hipotesis Penelitian........................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Lokasi Penelitian........................................................................................37
3.2 Operasional Variabel..................................................................................90
3.3 Jenis Sumber Data......................................................................................90
3.4 Metode Pengumpulan Data..........................................................................9
3.5 Populasi dan Sampel....................................................................................0
3.6 Analisis Data................................................................................................0

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi merupakan kegiatan mutlak yang dilakukan seluruh umat
manusia selama mereka masih hidup di dunia, karena manusia sebagai makhluk
sosial perlu saling melakukan interaksi. Komunikasi dilakukan untuk
menyampaikan pesan kepada orang-orang yang melakukan komunikasi dengan
harapan orang tersebut memiliki persepsi yang sama dengan kita, dengan kata
lain, komunikasi merupakan kegiatan penyampaian pesan dari komunikator pada
komunikan (Khasna et al., 2021).

Komunikasi adalah bagaimana menciptakan komunikasi yang efektif


antara komunikator yang menyampaikan pesan dengan orang yang diajak
berkomunikasi. Hal tersebut tentu dipengaruhi kemampuan seseorang dalam
berkomunikasi. Ada dua hal yang terjadi ketika komunikasi berlangsung, yaitu
penciptaan makna dan penafsiran makna. Tanda yang disampaikan bisa berupa
verbal atau nonverbal. Verbal diartikan dengan penggunaan kata-kata sebagai
pesan, dan nonverbal diartikan sebagai komunikasi dengan tanda-tanda selain
kata-kata atau Bahasa (Indrariani & Ningrum, 2017).

Manusia adalah makhluk sosial. Seorang individu tidak bisa hidup seorang
diri melainkan hidup saling melengkapi satu samalain, antara sesama manusia
Manusia juga perlu berkomunikasi untuk membina suatu hubungan antar sesama
manusia karena komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia. Bahasa
merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan
peranan yang penting ketika berkomunikasi. Fungsi bahasa yang utama yaitu
sebagai alat komunikasi yang digunakan setiap manusia. Seseorang dapat
menggunakan ide, keingininan, pikiran dan mennyampaikan informasi melalui
bahasa sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang sangat penting bagi
manusia. Komunikasi merupakan bentuk interaksi yang saling mempengaruhi satu

ii
sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi
verbal tetapi juga dalam hal ekspresi muka, tulisan, lukisan, seni, dan teknologi.

Komunikasi merupakan suatu aktivitas penyampaian informasi, baik itu


pesan, ide, dan gagasan, dari satu pihak ke pihak lainnya. Biasanya aktivitas
komunikasi ini dilakukan secara verbal atau lisan sehingga memudahkan kedua
belah pihak untuk saling mengerti. Komunikasi menjadi kunci terjalinnya suatu
hunungan kerja diluar diri sendiri untuk melaksanakan suatu aktivitas, terlebih
lagi untuk melaksanakan suatu program dalam organisasi peran komunikasi
sangat penting untuk merealisasikan segala informasi yang disampaikan maupun
diperoleh dari orang lain (Mufid, 2012)

Menurut Trenholm dan Jensen (dalam Sanjaya, 2016) komunikasi


merupakan suatu proses dimana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima
melalui beragam saluran. Suatu proses yang mentransmisikan pesan kepada
penerima pesan melalui berbagai media yang dilakukan oleh komunikator adalah
suatu tindakan komunikasi. Selanjutnya menurut Weaver (dalam Hadi, 2009)
komunikasi adalah seluruh prosedur melalui pemikiran seseorang yang dapat
mempengaruhi pikiran orang lain.

Effendy (dalam Puspita, 2019) menjelaskan bahwa komunikasi merupakan


proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai pikiran
dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, himbauan, dan sebagai
panduan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, baik langsung secara
tatap muka maupun tidak langsung melalui media, dengan tujuan mengubah
sikap, pandangan atau prilaku.

Luthan (dalam Mutiah et al., 2019) memberikan pengertian yang secara


langsung mengarah pada perubahan dan perkembangan organisasi yang hanya
dapat terjadi melalui pengembangan sumberdaya manusia di lingkungan masing-
masing. Untuk mencapai tujuan organisasi maka diperlukan sebuah komunikasi
yang baik di antaranya komunikasi antar pribadi, yang mana terdapat jalinan
pengertian dalam komunikasi tersebut sehingga dapat dimengerti serta
dilaksanakan antara pihak yang satu dengan pihak yang lain Komunikasi ini
sangat berperan dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuannya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gustawan (dalam Akhyar &


Pratiwi, 2019) menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal yang sangat baik
mempengaruhi kinerja karyawan di Divisi Sekretaris Perusahaan PT. Dirgantara
Indonesia (Persero). Hal ini juga ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi sebesar
0,687. Kemudian, melalui pengujian koefisien determinasi diperoleh hasil bahwa
terdapat pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja karyawan di Divisi
Sekretaris Perusahaan PT. Dirgantara Indonesia (Persero) sebesar 47,2%.
Sementara sisanya sebesar 52,8% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dijelaskan
dalam penelitian ini.

Merujuk pada pandangan yang telah disampaikan di atas maka pada


dasarnya masing-masing perusahaan akan membutuhkan komunikasi yang baik
untuk melahirkan kepuasan kerja pada karyawan. Begitu pun juga pada karyawan
Bank Negara Indonesia atau yang dikenal dengan istilah BNI. Pada dasarnya bank
BNI menjadi salah satu perusahaan yang menjadi bagian dari Badan Usaha Miliki
Negara (BUMN). BNI sudah mengepakkan sayapnya di seluruh wilayah
Indonesia. Salah satu cabang bank BNI adalah KCU BNI di Pekanbaru. Tentunya
dalam KCU BNI Pekanbaru ini memiliki gaya komunikasi dan lingkungan kerja
yang berbeda dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Oleh karenanya, menjadi
pandangan yang menarik untuk mengkaji komunikasi interpersonal dan
lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja. Hal ini diungkapkan dalam sebuah
penelitian yang dikaji dalam judul “Analisis Komunikasi Interpersonal Dan
Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pada Karyawan Bank BNI
KCU Pekanbaru”.
1.2 Rumusan Masalah
Pada dasarnya kehadiran rumusan masalah menjadi penting adanya dalam
sebuah penelitian. Hal ini dikarenakan rumusan masalah memiliki fungsi untuk
membatasi pembahasan dalam penelitian tersebut. Oleh karenanya, dalam
penelitian ini pun sudah dirancang beberapa rumusan masalah yaitu sebagai
berikut:
1. Bagimana pengaruh komunikasi imterpersonal dengan kinerja karyawan
BNI KCU di Pekanbaru?
2. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi komuniikasi interpersonal
terhadap kinerja karyawan BNI KCU di Pekanbaru?

1.3 Tujuan Penulisan


Selain rumusan masalah, dalam penelitian ini juga memiliki beberapa
tujuan yang telah di rancang oleh penelitian. Berikut ini beberapa tujuan yang
telah di rancang tersebut:
1. Untuk mengetahui dan memahami akan pengaruh yang diberikan oleh
komunikasi interpersonal terhadap kinerja karyawan BNI KCU di
Pekanbaru
2. Untuk mengetahui dan memahami akan faktor-faktor yang mempengaruhi
komunikasi interpersonal terhadap kinerja karyawan BNI KCU di
Pekanbaru.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat baik


manfaat yang dapat dirasakan secara teoritis ataupun manfaat yang dirasakan
secara praktis. Berikut beberapa manfaat tersebut:

1. Manfaat teoritis
Penelitian ini pada dasarnya menjadi pengalaman bagi penulis dalam
meningkatkan kemampuan penulisan karya ilmiah yang baik dan benar.
Walaupun dalam penelitian ini masih banyak ditemukan kesalahan -
kesalahan yang dilakukan oleh penulis sendiri. Selain itu, penelitian ini
juga diharapkan mampu memberikan wawasan dan pengetahuan dalam
memahami akan pemahaman komunikasi interpersonal, lingkungan kerja
dan kepuasan kerja.
2. Manfaat praktis
Selain memberikan manfaat secara teoritis, penelitian ini juga memiliki
manfaat praktis yang berimplikasi pada mahasiswa dan juga masyarakat
luas. Berikut beberapa manfaat praktis tersebut:
a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi mahasiswa maupun
masyarakat terkait dengan komunikasi interpersonal, lingkungan kerja
terhadap kepuasan kerja karyawan
b. Menambahkan wawasan dan pengetahuan terbarukan
c. Sebagai landasan bagi peneliti selanjutnya yang memiliki keterkaitan
dan fokustrasi pembahasan yang serupa dengan penelitian ini.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk dapat memberikan gambaran secara umum dan memudahkan


pembahasan proposal penelitian ini, pembahasan dilakukan secara komprehensif
dan sistematik meliputi:

BAB 1: PENDAHULUAN

Pada bab ini dikemukakan latar belakang masalah,


permusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta
sistematika penulisan.

BAB II: TELAAH PUSTAKA

Pada bab ini menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan


Komunikasi interpersonal, kepuasan kerja dan dilengkapi
juga dengan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan
Hipotesis.

BAB III: METODE PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan tentang motode penelitian yang


terdiri dari lokasi penelitian, operasional variabel, populasi
dan sampel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan
data dan yang terakhir teknik analisis data.
BAB II
TELAAH PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1 Kepuasan Kerja
2.1.1.1 Definisi Kepuasan Kerja

Kepuasan Kerja menjadi salah satu unsur yang sangat penting bagi
perusahaan. Kepuasan Kerja dapat memberikan efek yang baik maupun buruk
bagi operasional perusahaan, karena kepuasan kerja sangat berkaitan erat dengan
sumber daya manusia yang ada di dalam perusahaan. Perusahaan harus bisa
menciptakan kepuasan kerja yang sesuai dengan ekspektasi para karyawan, baik
karyawan baru maupun karyawan lama. Kepuasan kerja menunjukkan bahwa
organisasi memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan para karyawannya
(Soegandhi, 2013).
Walaupun kepuasan tidak selamanya bisa diukur dengan materi atau hal-
hal sejenisnya, tetapi kepuasan lebih didasarkan pada pemenuhan perasaan
karyawan tentang dampak pekerjaan yang telah mereka lakukan di dalam
perusahaan. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai
dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Semakin tinggi penilaian terhadap
kegiatan yang telah dirasakan oleh individu dengan ekspektasinya, maka tingkat
kepuasannya semakin tinggi. Handoko (2011) berpendapat bahwa kepuasan kerja
adalah keadaan yang berhubungan dengan emosional seseorang yang bersifat
menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan
memandang pekerjaan mereka. Robbins dan Judge (2008) menyatakan kepuasan
kerja sebagai suatu perasaan positif pada suatu pekerjaan, yang merupakan
dampak atau hasil evaluasi dari berbagai pekerjaan tersebut. Perasaan positif
maupun negatif yang dialami oleh para karyawan menyebabkan seseorang dapat
mengalami kepuasan maupun ketidakpuasan kerja
Dari beberapa pengertian yang telah dijabarkan, dapat disimpulkan bahwa
kepuasan kerja merupakan suatu sikap umum karyawan terhadap pekerjaan
mereka, baik dari segi bentuk pekerjaan dan hasil yang telah didapatkan dari
pelaksanaan pekerjaan tersebut. Kepuasan kerja menjadi pembahasan yang cukup
menarik dan penting, karena kepuasan kerja terbukti memiliki manfaat bagi
kepentingan individu, perusahaan dan masyarakat. Bagi individu, kepuasan kerja
memiliki pengaruh terhadap kebahagiaan hidup para karyawan. Bagi perusahaan,
kepuasan kerja akan meningkatkan loyalitas kerja para karyawan terhadap
perusahaan, serta dapat mengidentifikasi sikap dan tingkah laku karyawan yang
menunjukkan kemajuan dalam bekerja sehingga dapat menciptakan hasil kerja
yang sesuai atau lebih dari standar perusahaan. Bagi masyarakat, kepuasan kerja
akan menciptakan kepuasan pelayanan yang maksimal dari suatu perusahaan yang
bergerak dalam bidang jasa

2.1.1.2 Faktor-Faktor Kepuasan Kerja

Kepuasan Kerja memiliki beberapa faktor-faktor yang berpengaruh


terhadap kepuasan atau ketidakpuasan karyawan dengan pekerjaannya. Herzberg
(2008) berpendapat bahwa terdapat empat faktor yang berpengaruh terhadap
kepuasan kerja karyawan di dalam perusahaan. Faktor-faktor tersebut, meliputi:
1. Faktor Psikologik
Faktor Psikologik merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan
karyawan. Faktor Psikologik terdiri dari beberapa unsur, meliputi:
a. Minat.
b. Ketentraman dalam bekerja.
c. Sikap terhadap bekerja
d. Bakat dan ketrampilan.
2. Faktor Sosial
Faktor Sosial merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial
antar karyawan. Faktor Sosial terdiri dari beberapa unsur, meliputi:
a. Interaksi sesama karyawan.
b. Interaksi dengan atasan.
c. Interaksi dengan karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya.
3. Faktor Fisik
Faktor Fisik merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi
lingkungan kerja secara fisik dan kondisi fisik karyawan. Faktor Fisik
terdiri dari beberapa unsur, meliputi:
a. Jenis pekerjaan.
b. Pengaturan waktu dan waktu istirahat.
c. Perlengkapan kerja.
d. Keadaan ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara.
e. Kondisi kesehatan karyawan, umur dan sebagainya.
4. Faktor Finansial
Faktor Finansial merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan
serta kesejahteraan karyawan. Faktor Finansial terdiri dari beberapa unsur,
meliputi:
a. Sistem dan kuantitas gaji.
b. Jaminan sosial.
c. Tunjangan atau fasilitas kerja.
d. Promosi dan sebagainya.

2.1.1.3 Indikator Kepuasan Kerja

Menurut Hasibuan (2016) menyatakan ada beberapa indikator Kepuasan


kerja sebagai berikut:
1. Manyenangi Pekerjaannya
Karyawan sadar arah yang di tujuannya, punya alasan memilih tujuannya
dan mengerti cara dalam bekerja. Dengan kata lain karyawan menyenangi
pekerjaan karena ia suka dan dapat bekerja dengan baik.
2. Mencintai Pekerjaannya
Dalam hal ini karyawan sadar bahwa yang di kerjakan bukan hanya suka
tapi dia sadar bahwa pekerjaan tersebut sesuai dengannya.
3. Moral Kerja Positif
Ini merupakan kesepakatan bitiniah yang muncul dari dalam diri seorang
atau organisasi untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan mutu yang
ditetapkan.
4. Kepuasan Kerja
Kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkian prilaku yang
menunjukkan nilai nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau
ketertiban.

2.1.2 Komunikasi Interpersonal


2.1.2.1 Definisi Komunikasi Interpersonal
Putranto & Lataruva (2014) menyebutkan Komunikasi interpersonal
berasal dari Bahasa latin yaitu dari kata communication yang artinya menyapa,
dimana komunikator berusaha menetapkan suatu kebersamaan (commones)
dengan penerima. Jadi apabila kita mengadakan komunikasi dengan pihak lain
maka harus menentukan terlebih dahulu suatu sasaran sebagai dasar untuk
memperoleh pengertian yang sama.
Menurut Rogers (2012) mengatakan bahwa makin baik komunikasi
interpersonal maka makin terbuka seseorang untuk mengungkapkan dirinya dan
makin positif persepsinya terhadap orang lain melebihi persepsi dirinya.
Komunikasi interpersonal disebut juga dengan istilah komunikasi antar pribadi.
Komunikasi interpersonal merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan
diterima oleh orang lain atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik
langsung. Komunikasi interpersonal merupakan proses pertukaran informasi
diantara seseorang dengan paling kurang seseorang lainnya atau biasanya diantara
dua orang yang langsung dapat diketahui feed-backnya dengan kata lain bahwa
komunikasi adalah membentuk hubungan dengan orang-orang lain.
Dengan adanya komunikasi interpersonal yang dibangun dengan baik
antara pimpinan dan karyawan maka akan meningkatkan komitmen organisasi
karyawan, tetapi manajemen sumber daya manusia dalam suatu perusahaan
kurang memahami aspek yang menyebabkan belum optimalnya komitmen
organisasi karyawan. Hal tersebut tidak dapat dibiarkan begitu saja, karena akan
berdampak pada menurunnya kinerja karyawan, karyawan tidak dapat bekerja
dengan sepenuh hati dan mencurahkan segala pikiran dan waktu untuk kemajuan
perusahaan dan kurangnya keinginan tetap bertahan pada perusahaan.
2.1.2.2 Tujuan Komunikasi Interpersonal

Tujuan komunikasi interpersonal menurut Burhanudin (2015) adalah


sebagai berikut:
1. Untuk menyampaikan informasi. Salah satu tujuan komunikasi
interpersonal adalah untuk menyampaikan infoormasi kepada orang lain
agar orang tersebut mengetahuinya
2. Untuk berbagi pengalaman. Melalui komunikasi interpersonal seseorang
dapat berbagi pengalaman kepada teman atau orang lain.
3. Menumbuhkan simpati. Simpati merupakan sikap positif yang ditunjukkan
oleh seseorang dari dalam lubuk hatinya yang paling dalam, untuk ikut
merasakan penderitaan, musibah dan kesedihan yang dirasakan oleh orang
lain.
4. Melakukan kerjasama. Komunikasi interpersonal juga bertujuan untuk
melakukan kerjasama antara seseorang dengan orang lain, untuk mencapai
tujuan tertentu atau melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kedua belah
pihak.
5. Menceritakan kekecewaan atau kekesalan. Komunikasi interpersonal dapat
juga digunakan untuk menceritakan kekecewaan atau kekesalan kepada
orang lain.
6. Menumbuhkan motivasi. Motivasi adalah serangkaian proses yang
menggerakkan, mengaarahkan, dan mempertahankkan perilaku individu
untuk mencapai beberapa tujuan. Melalui komunikasi interpersonal
seseorang dapat memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu.
2.1.2.3 Indikator Komunikasi Interpersonal

Menurut Devito (2013) menjelaskan efektivitas dan indicator dalam


komunikasi interpersonal dengan menggunakan pendekatan humanitis perlu
mempertimbangkan lima kualitas antara lain keterbukan, empati, sikap
mendukung, sikap positif dan kesetaraan. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Keterbukaan
Keterbukaan dapat dipahami sebagai keinginan untuk membuk diri dalam
rangka berinteraksi dengan orang lain. Kualitas keterbukaan mengacu pada
sedikitnya tiga aspek dari komunikasi interpersonal yaitu komunikator
harus terbuka pada komunikan begitu juga sebaliknya.
2. Empati
Perasaan empati akan membuat seseorang lebih mampu menyesuaikan
komunikasinya. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai
rasa empati.
3. Sikap Mendukung
Komunikasi yang terbuka dan empati tidak akan berlangsung jika suasana
yang tidak mendukung. Sikap mendukung tercermin Bersifat deskriptif
bukan evaluate, Spontanitas, Provisional, Sikap Positif dan Kesetaraan

2.1.3 Lingkungan Kerja


2.1.3.1 Definisi Lingkungan Kerja
Hidayat & Taufiq (2012) Lingkungan kerja atau kondisi kerja dalam
perusahaan merupakan salah satu faktor yang cukup penting dalam upaya
peningkatan kinerja sehingga produktivitas kerja karyawan tercipta. Lingkungan
kerja atau kondisi kerja itu sendiri adalah kondisi dimana karyawan itu bekerja.
Jadi sewajarnyalah jika manajemen perusahaan mempersiapkan kondisi kerja
karyawan yang tepat supaya karyawan perusahaan dapat bekerja dengan baik.
Sedangkan Cikmat (dalam Nawawi, 2016) menyatakan bahwa
“lingkungan kerja adalah serangkaian sifat kondisi kerja yang dapat diukur
berdasarkan persepsi bersama dari para anggota organisasi yang hidup dan
bekerjasama dalam suatu organisasi”. Sedangkan Lussier (dalam Nawawi, 2016)
mengartikan bahwa “lingkungan kerja adalah kualitas internal organisasi yang
relatif berlangsung terus menerus yang dirasakan oleh anggotanya”.
Oleh sebab itu selain faktor lingkungan kerja yang erat hubungannya dalam
mempengaruhi produktivitas kerja. Dalam melaksanakan pekerjaan lingkungan ini
kerja ini sangat mempengaruh dan memegang peranan penting karena
berhubungan dan dekat dengan karyawan dalam melakukan pekerjaannya, dan
secara umum dapat diartikan bahwa lingkunga kerja adalah segala sesuatu yang
berada disekitar para pekerja yang mempengaruhinya dalam melakukan pekerjaan
yang dibebankan kepadanya oleh perusahaan baik secara langsung maupun tidak
langsung.

2.1.3.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Berikut ini beberapa faktor yang diuraikan Sedarmayanti (2018) yang


dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan
dengan kemampuan karyawan, diantaranya adalah:
1. Penerangan atau Chaya
Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna
mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Oleh sebab itu perlu
diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak
menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat,
banyak mengalami kesalahan, dan pada akhirnya menyebabkan kurang
efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit
dicapaisendiri.
2. Pertukuran Udara
Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk
menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk proses metaboliasme. Udara di
sekitar dikatakan kotor apabila kadar oksigen, dalam udara tersebut telah
berkurang dan telah bercampur dengan gas atau bau-bauan yang berbahaya
bagi kesehatan tubuh.
3. Kebisingan
Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya
adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Tidak
dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat
mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan
kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian, kebisingan yang serius bisa
menyebabkan kematian.
4. Pewarnaan
Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan
sebaik-baiknya. Pada kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan
dengan penataan dekorasi.
5. Dekorasi
Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena itu
dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hasil ruang kerja saja tetapi
berkaitan juga dengan cara mengatur tata letak, tata warna, perlengkapan,
dan lainnya untuk bekerja.
6. Keamanan
Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan
aman maka perlu diperhatikan adanya keberadaannya. Salah satu upaya
untuk menjaga keamanan di tempat kerja, dapat memanfaatkan tenaga
Satuan Petugas Keamanan (SATPAM).

2.1.3.3 Indikator Lingkungan Kerja

Adapun indikator lingkungan kerja menurut Sedarmayanti (2018) adalah


sebagai berikut yaitu :
1. Penerangan/cahaya ditempat kerja
2. Temperatur/suhu udara ditempat kerja
3. Kelembapan udara ditempat kerja
4. Sirkulasi udara ditempat kerja
5. Getaran mekanis ditempat kerja
6. Bau tidak sedap ditempat kerja
7. Tata warna ditempat kerja
8. Dekorasi ditempat kerja
9. Musik ditempat kerja
10. Keamanan ditempat kerja
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang berfungsi sebagai bentuk
perbandingan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang sebelumnya
sudah pernah ada. Penelitian terdahulu yang diambil oleh peneliti haruslah relevan
dengan judul atau topik penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.

Tabel 2.1.
Penelitian Terdahulu

Nama
Judul Hasil
Peneliti
1 Erinda Pengaruh komunikasi Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa
Dwimagistri interpersonal terhadap komunikasi interpersonal berpengaruh
Sukmana komitmen organisasipada signifikan terhadapkomitmen organisasi pada
(2020) PT. Almazs Putra Sukses PT. Almazs PutraSukses Manddi Jakarta.
Mandiri di Jakarta Besarnya pengaruh komunikasi ini ialah
sebesar 67% terhadap komitmen organisasi
karyawan pada PT. Almasz Putra Sukses
Mandiri Jakarta. Dan dilihat dari nilai
regresi sederhana hal yang mempengaruhi
komunikasi ini ialah sebesar 5,635
2 Simanjuntak, Pengaruh Komunikasi, Hasil penelitian menunjukkan secara
D., Sahputra, Hubungan Interpersonal bersama-sama terdapat pengaruh signifikan
A., & Zufrie, Dan Lingkungan Kerja antara komunikasi, hubungan interpersonal
Z. Terhadap Kepuasan Kerja dan lingkungan kerja terhadap kepuasan
(2020) Guru Mts Negeri Lohsari kerja. terhadap kepuasan kerja. signifikan
Kabupaten Labuhanbatu terhadap kepuasan kerja. Secara parsial
Selatan variabel lingkungan kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kepuasan kerja
3 Handayani, Pengaruh Kinerja Analisis hipotesis dan analisis jalur (path
L., & Pegawai, Komunikasi analysis) menunjukkan bahwa ada pengaruh
Suryani, N. Interpersonal dan langsung antara kinerja pegawai, komunikasi
(2019) Lingkungan Kerja Fisik interpersonal dan lingkungan kerja fisik
Terhadap Kepuasan terhadap dan analisis jalur juga menunjukkan
Masyarakat Melalui ada pengaruh secara tidak langsung antara
Kualitas Pelayanan kinerja pegawai, komunikasi interpersonal
dan lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan
masyarakat melalui kualitas pelayanan.
4 Cahyoseputr Pengaruh Komunikasi Hasil penelitian tentang komunikasi
o, W., Interpersonal Pimpinan, interpersonal pimpinan di perusahaan
Juliawati, L. Motivasi Kerja dan tersebut kurang efektif, hal tersebut dapat
T., & Lingkungan Kerja, dilihat dari hasil pengumpulan data yang
Rokhaminaw terhadap Kepuasan Kerja diterima dari responden. Sedangkan motivasi
anti, E. Karyawan di Hotel kerja karyawan karyawan kurang mendorong
(2021) Intercontinental Midplaza dalam bekerja.
Jakarta
5 Nur Laela Pengaruh Kepribadian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Sayuti dan dan Komunikasi komunikasi interpersonal berpengaruh
Sirajuddin Interpersonal terhadap signifikan terhadap komitmen organisasi
Sammang Komitmen Organisasional pada PT. Sandin Heavy Equipment
(2018) pada PT. Sandin Heavy
Equipment
2.3 Kerangka Pemikiran

Ditinjau dari hubungan variabel, maka disini termasuk hubungan sebab


dan akibat yaitu suatu variabel dapat mempengaruhi variabel yang lain, sehingga
variabel bebas (independent variable) adalah Komunikasi Interpersonal (X1) dan
Lingkungan Kerja (X2). Sedangkan variabel terikat (dependent variable) adalah
Kepuasan Kerja (Y).
Kerangka penelitian dalam penelitian dapat disusun sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

Komunikasi
Interpersonal H1
(X1)

Kepuasan Kerja (Y)


H2
Lingkungan Kerja
(X2)

H3

Keterangan :
= Parsial
= Simultan
2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah atau pernyataan


penelitian yang masih perlu diuji kebenarannya. Berdasarkan penelitian terdahulu
yang ada maka hipotesis dirumuskan dengan melihat hubungan antar variabel
yang ada sebagai berikut: Berdasarkan permasalahan yang terdapat dalam
penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut” Diduga komunikasi
Interpersonal dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
kerja pada karyawan Bank BNI KCU Pekanbaru.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi


interpersonal dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan BNI
KCU di Pekanbaru di Jl. Jendral Sudriman N0.119 - Kota Pekanbaru, Riau
– 28141.
3.2 Operasional Variabel

Dalam hal ini yang menjadi variabel penelitian adalah:


a. Komunikasi Interpersonal (X1) dan Lingkungan Kerja (X2) sebagai
variabel bebas
b. Kepuasan kerja (Y) sebagai variabel terikat.

Tabel 3.1
Operasional Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala


Komunikasi Interpersonal (X1)  Ordinal
•Komunikasi antar
Komunikasi interpersonal
pribadi efektif
berasal dari Bahasa latin yaitu
•Jujur terhadap stimulus
dari kata communication yang
pekerjaan
artinya menyapa, dimana
Keterbukaan •Mengakui perasaan dan
komunikator berusaha
pikiran yang
menetapkan suatu kebersamaan
disampaikan
(commones) dengan penerima
•Pengakuan yang
(Putranto & Lataruva, 2014).
diterima
•Tidak mengevaluasi
dan menilai orang lain
•Mengenal anggota
Empati karyawan
•Merasakan apa
yangdiraskaan oleh
anggota lain
Sikap Mendukung •Bersifat deskriptif tidak
mengkritik
•Terus terang dan
terbuka
•Bersedia mendengar
pandangan orang lain
• Penghargaan yang
bernilai dan berharga
untuk anggota
• Ruangan
Lingkungan Kerja (X2) • Penerangan
Lingkungan kerja atau kondisi • Bunyi Ribut
Lingkungan Fisik
kerja dalam perusahaan • Keadaan Udara
merupakan salah satu faktor • Warna
yang cukup penting dalam upaya • Bau-bauan Ordinal
peningkatan kinerja sehingga • Hubungan kerja antara
produktivitas kerja karyawan karyawan
tercipta (Hidayat & Lingkungan Non Fisik • Hubungan kerja
Taufiq,2012). karyawan dengan
pimpinan
• Karyawan merasa
sesuai dengan pekerjaan
yang diberikan
Menyenangi Pekerjaannya
• Karyawan
mengerjakan pekerjaan
dengan baik dan benar
• Karyawan selalu
menghindari kesalahan
dalam bekerja
Kepuasan Kerja (Y) Mencintai Pekerjaannya
• Karyawan merasa
kepuasan kerja adalah keadaan
nyaman dalam
yang berhubungan dengan
melakukan pekerjaan
emosional seseorang yang
• Karyawan selalu
bersifat menyenangkan atau Ordinal
konsisten dalam
tidak menyenangkan dengan
mengerjakan tugas yang
mana para karyawan
Moral Kerja diberikan
memandang pekerjaan mereka
• Karyawan selalu tepat
(Handoko, 2011).
waktu menyelesaikan
pekerjaan
 • Karyawan selalu
menyelesaikan tugas
dengan menggunakan
Kedisiplinan waktu yang efektif
• Karyawan diberikan
gaji yang sesuai dengan
jabatan
Sumber : Olahan data Peneliti 2023

3.3 Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data


kuantitatif. Di penelitian ini, pengumpulan data dilakukan menggunakan
data primer dan data sekunderdengan kuesioner.
a. Data primer adalah metode pengumpulan data berupa masalah
yang bersangkutan dengan penelitian secara langsung dan akan terjawab
menggunakan kuesioner yang telah disebarkan. Data primer merupakan
data yang diperoleh langsung dari responden penelitian berupa hasil
penyebaran kuesioner kepada karyawan BNI KCU di Pekanbaru.
b. Data sekunder, yaitu data-data yang penulis peroleh dari buku-
buku, laporan-laporan dan lain sebagainya yang tentunya berkaitan dengan
penelitian ini, antaranya profile BNI KCU di Pekanbaru.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain:


a. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung ke lokasi
penelitian. Dengan observasi penulis dapat mengetahui langsung kejadian
sesungguhnya di lapangan terkait topic penelitian.
b. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab langsung dengan responden
yang terkait dalam pengaruh komunikasi interpersonal dan lingkungan kerja
terhadap kepuasan kerja pada karyawan BNI KCU di Pekanbaru.
c. Kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan cara menyusun daftar
pertanyaan dan selanjutnya menyebarkannya kepada responden dalam penelitian
ini. Adapun angket yang disusun disesuaikan dengan indikator penelitian yaitu
tentang pengaruh komunikasi Interpersonal dan lingkungan kerja terhadap
kepuasan kerja.

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi diartikan sebagai kumpulan elemen yang mempunyai


karakteristik tertentu yang sama mempunyai kesempatan yang sama untuk
dipilih menjadi anggota sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh karyawan karyawan BNI KCU di Pekanbaru yang berjumlah 50
orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode pengambilan
sampel sensus.
3.6 Analisis Data

Penulis mencoba untuk menganalisa data dengan menggunakan


metode deskriptif yaitu menganalisa data dengan cara merumuskan dan
menguraikan serta menginterprestasikan berdasarkan landasan teori yang
erat hubungannya dengan masalah yang terdapat. Selanjutnya dari hasil
analisa tersebut, kemudian diambil beberapa kesimpulan serta diakhiri
dengan mengemukakan beberapa saran yang dianggap perlu.

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Kuesioner dikatakan valid apabila mampu mengungkapkan nilai
variabel yang diteliti Ghozali (2019). Dalam uji validitas dapat digunakan SPSS
(Statistical Package for The Social Sciences). Metode uji validitas ini dengan
cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total item. Skor
total item dengan penjumlahan dari keseluruhan item. Pengujian validitas
instrumen dilakukan dengan menggunakan SPSS Statistic dengan kriteria
berikut: Jika r hitung> rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. Jika
hitung < rtabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid Ghozali (2019).

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas sebenarnya merupakan alat untuk mengukur


keandalan suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel
atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap suatu pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu Ghozali (2019). Pengujian reliabilitas dilakukan dengan
menggunakan Cronbach Alpha. Koefisien Cronbach Alpha yang > 0,60
menunjukkan kehandalan (reliabilitas) instrumen (bila dilakukan
penelitian ulang dengan waktu dan dimensi yang berbeda akan
menghasilkan kesimpulan yang sama) dan jika koefisien Cronbach Alpha
yang < 0,60 menunjukkan kurang handalnya instrumen (bila variabel-
variabel tersebut dilakukan penelitian ulang dengan waktu dan dimensi
yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda). Selain itu,
Cronbach Alpha yang semakin mendekati menunjukkan semakin tinggi
konsistensi internal reliabilitasnya Sugiyono (2019)
Tabel 3.2 Tingkat Reliabilitas Data
Koefesien Reliabilitas Kriteria

>0.9 Sangat Reliabel

0,7 – 0,9 Reliabel

0,4 – 0,7 Cukup Reliabel

0,2 – 0,4 Kurang Reliabel

<0,2 Tidak Reliabel

Sumber: (Ghozali, 2018)

c. Uji Asumsi Klasik

Pada penelitian ini akan menguji asumsi klasik yang terikat pada
suatu persamaan model regresi, sehingga data-data yang akan digunakan
dalam pengujian hipotesis tersebut, maka akan dilakukan pengujian
sebagai berikut.

1) Uji Normalitas

Sugiyono (2019), uji normalitas bertujuan untuk membuktikan


terlebih dahulu apakah data yang dianalisis itu berdistribusi normal atau
tidak. Suatu data yang membentuk distribusi normal bila jumlah data di
atas dan di bawah rata – rata adalah sama. Pengujian normalitas data
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dalam program aplikasi SPSS.
Pengambilan keputusan dalam pengujian normalitas data menggunakan
uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:
a. Jika Sig. > α = 0,05 berarti data sampel yang diambil berdistribusi normal.
b. Jika Sig.< α = 0,05 berarti data sampel yang diambil berdistribusi tidak
normal.

2) Uji Multikolinieritas

Ghozali (2019) menjelaskan bahwa pengujian ini bertujuan untuk


menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
antar variabel independen. Jika nilai tolerance > = 0,1 atau sama dengan VIF <
10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas antar
variabel independen dalam model regresi pada penelitian ini. Suatu regresi yang
baik yaitu model regresi yang tidak terjadi multikolinieritas, artinya antara
variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi tidak
saling berhubungan secara sempurna. Ghozali (2019) menjelaskan dalam
penelitian ini bahwa, teknik yang digunakan adalah melihat nilai dari variance
inflation factor (VIF) dan nilai tolerance. variabilitas variabel bebas yang
terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya diukur oleh nilai cut
off multikolinieritas sebesar VIF ≥ 10 dengan ketentuan sebagai berikut:
 Jika VIF ≥ 10, maka terjadi multikolinieritas.
 Jika VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinieritas.

3) Uji Heteroskedasitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi


terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap, maka akan disebut homoskedastisitas dan apabila terdapat sebuah berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi baik adalah yang homoskedastisitas
atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastitas untuk menguji terjadi
atau tidaknya heteroskedastisitas maka dilihat dari nilai koefisien korelasi rank
spearman antara masing masing variable bebas variable penggaggu dan dapat
dilakukan juga dengan mengamati grafik scatterplot dengan pola titik – titik
yang menyebar diatas dan dibawah sumbu Y dan uji Glejser apabila sebagai
berikut :
 Jika Sig > dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
 Jika Sig < dari 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas.

4) Uji AutoKorelasi
Menurut Ghozali (2018:110) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1.Jika terjadi autokorelasi maka
dinamakan ada problem autokorelasi.

d. Analisis Regresi Linier Berganda


Analisis regresi linear berganda merupakan analisis untuk mengukur
besarnya pengaruh antara dua atau lebih variabel independen terhadap satu
variabel dependen dan memprediksi variabel dependen dengan menggunakan
variabel independen Harahap (2021). Variabel independen dalam penelitian ini
adalah Pelatihan dan Kompensasi. Sedangkan variabel dependen adalah Kinerja.
Adapun persamaan umum regresi linear berganda adalah sebagai berikut:
Y = a + b1 X1+ b2 X2 + e
Keterangan:
Y = Loyalitas konsumen
a = Konstanta
b1 = Koefisien untuk variabel kepercayaan
b2 = Koefisien untuk variabel waktu tunggu
X1 = Kepercayaan
X2 = Waktu tunggu
e = Error
e. Uji t Hitung (Uji Parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara variabel


independent dan dependen, dimana salah satu variabel independennya dibuat tetap
atau dikendalikan Sugiyono (2019). Adapun bentuk kriteria pengujian adalah
sebagai berikut:
 Ho diterima dan Ha ditolak jika thitung< ttabel dengan nilai signifikan 0,05.
Artinya variabel bebas tidak terdapat pengaruh secara signifikan terhadap
variabel terikat.
 Ho ditolak dan Ha diterima jika thitung > ttabel dengan nilai signifikan 0,05.
Artinya variabel bebas terdapat pengaruh secara signifikan terhadap
variabel terikat

f. Uji F Hitung (Uji Simultan)

Ghozali (2019) Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua


variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama sama terhadap variabel dependen. Pengambilan keputusan
ini berdasarkan perbandingan nilai Fhitung dengan melihat tingkat
signifikannya,kemudian membandingkan dengan taraf signifikan yang
telah ditetapkan ( 5% atau 0,05). Dengan derajat keyakinan tertentu :
 Jika Fhitung ≤ Ftabel atau Sig > 0,05 maka Ho ditolak.
 Jika Fhitung ≥ Ftabel atau Sig < 0,05 maka Ha diterima.

g. Uji Koefisien Determinasi

Simanjuntak (2020) menjelaskan bahwa koefisien determinasi (R2)


digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel-variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi yaitu antara nol dan satu. Jika besarnya
koefisien determinasi sama dengan nol, maka variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika besarnya koefisien determinasi
mendekati angka satu, maka variabel independen berpengaruh sempurna terhadap
variabel dependen. Secara adanya variasi yang besar antara masing-masing
pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu biasanya mempunyai nilai
koefisien determinasi yang tinggi. Nilai koefisien determinasi (R2) adalah antara 0
dan 1. Apabila nilai R2 kecil maka kemampuan variabel independen kepercayaan
(X1) dan waktu tunggu (X2) dalam menjelaskan variabel dependen loyalitas (Y)
sangat terbatas. Uji determinasi dilakukan untuk melihat besarnya pengaruh
kepercayaan dan waktu tunggu terhadap loyalitas konsumen pada industri laundry
kota Pekanbaru.
Simanjuntak (2020) menjelaskan bahwa nilai R-Square dari koefisien
determinasi digunakan untuk melihat bagaimana variasi nilai Variabel terikat
dipengaruhi oleh variasi nilai Variabel bebas. Nilai koefisien determinasi adalah
antara 0 (nol) dan 1 (satu). Apabila nilai R-Square semakin mendekati satu maka
semakin besar pengaruh Variabel bebas terhadap Variabel terikat. Rumus
koefisien determinasinya adalah sebagai berikut:

D = R2𝑥 100%
Keterangan:
D = Koefisien
100% = Persentase Kontribusi
DAFTAR PUSTAKA

Akhyar, D. M., & Pratiwi, A. S. (2019). Media Sosial dan Komunikasi Krisis :
Pelajaran dari Industri Telekomunikasi di Indonesia. 11(1).

Burhanuddin Yusuf. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT


Raja Grafindo Persada.Devito, Joseph, (2013), The Interpersonal
Communication Book Eleventh Edition Edition, USA: Pearson Education
Inc

Cahyoseputro, W., Juliawati, L. T., & Rokhaminawanti, E. (2021). Pengaruh


Komunikasi Interpersonal Pimpinan, Motivasi Kerja dan Lingkungan
Kerja, terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di Hotel Intercontinental
Midplaza Jakarta. Sebatik, 25(2), 537-544.

Ghozali, I. (2019). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hadi, I. P. (2009). Perkembangan teknologi komunikasi dalam era jurnalistik


modern. Scriptura, 3(1), 69–84.

Handayani, L., & Suryani, N. (2019). Pengaruh Kinerja Pegawai, Komunikasi


Interpersonal dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kepuasan Masyarakat
Melalui Kualitas Pelayanan. Economic Education Analysis Journal, 8(2),
743-757.

Handoko T. Hani,( 2016) Manajemen Sumberdaya Manusia, BPFE, Yogyakarta

Hidayat, Z., & Taufiq, M. (2012). Pengaruh Lingkungan Kerja dan Disiplin Kerja
serta Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kabupaten Lumajang. Wiga: Jurnal Penelitian Ilmu
Ekonomi, 2(1), 79-98.
Indrariani, E. A., & Ningrum, Y. F. (2017). Kajian Kontrastif: Dialek Bahasa
Jawa Pesisir dan Pegunungan di Kabupaten Pemalang. Jurnal Bahasa
Lingua Scientia, 9(2), 347–356.
Khasna, Lathifah, & Ismandianto. (2021). Konvergensi Radio Dalam
Mempertahankan Eksistensi Diera Digital dan Covid-19. Jurnal Riset
Komunikasi, 4(1), 130–142. https://doi.org/2615-0948

Mufid, M. (2012). Etika dan Filsafat Komunikasi. Prenada Media.

Mutiah, T., Albar, I., Fitriyanto, A., & Rafiq, A. (2019). Etika Komunikasi dalam
menggunakan Media.

Nawawi, C. (2016). Lingkungan Kerja Untuk Implementasi Strategik.


Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Puspita, R. (2019). Mediamorfosis Surat Kabar Ke Surat Kabar Online. Jurnal


Komunikasi Masyarakat Dan Keamanan (KOMASKAM), 1(1), 11–28.

Putranto, S. A., & Lataruva, E. (2014). Pengaruh Kepemimpinan, Komitmen


Organisasi dan Komunikasi Interpersonal Terhadap Organizational
Citizenship Behavior Anggota Rotaract Club Semarang (Doctoral
dissertation, Fakultas Ekonomika dan Bisnis).

Robbins, (2013). Perilaku Organisasi, Konsep dan Kontrovensi, Aplikasi, Jakarta:


PT. Prenhallindo

Sanjaya, H. (2016). Media komunikasi pembelajaran. Prenada Media.

Sedarmayanti. (2018). Sumber Daya Manusia dan Produktifitas Kerja. CV

Bandung: Mandar Maju

Simanjuntak, D., Sahputra, A., & Zufrie, Z. (2020). Pengaruh Komunikasi,


Hubungan Interpersonal Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja
Guru Mts Negeri Lohsari Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Informatika,
8(1), 45-53.
Soegandhi, V. M. (2013). Pengaruh kepuasan kerja dan loyalitas kerja terhadap
organizational citizenship behavior pada karyawan PT. Surya Timur Sakti
Jatim. Agora, 1(1), 808-819.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Alphabet

Anda mungkin juga menyukai