Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 1
1. Pendahuluan........................................................................................................................ 2
2. Tentang Analisis Skalogram ................................................................................................ 2
3. Fungsi Skalogram dalam Penataan Ruang ......................................................................... 3
4. Gambaran Umum Kabupaten Cilacap ................................................................................. 4
5. Analisis Skalogram Kabupaten Cilacap ............................................................................... 6
6. Kesimpulan .......................................................................................................................... 14

1
1. PENDAHULUAN
Analisis skalogram adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis pusat-pusat kota atau wilayah
khususnya berdasarkan hirarki atau ordenya. Pembangunan Wilayah merupakan bidang kerja yang
sangat luas mencakup pembangunan perkotaan, perdesaan, keterkaitan desa kota dan pengembangan
wilayah pada umumnya. Salah satu komponen dasar dalam pembangunan wilayah adalah
pembangunan prasarana dan sarana permukiman. infrastruktur akan mempunyai peran yang sangat
penting dan strategi bagi upaya mengurangi kesenjangan kemajuan antara perkotaan dan perdesaan.
Selain untuk menganalisis hirarki perkotaan secara umum analasis skalogram juga dapat melihat
kelangkapan ketersediaan sarana prarasaran di permukiman perkotaan. Masing-masing permukiman
kota maupun desa tentu memiliki fasilitas yang berbeda-beda di tiap wilayahnya. Fasilitas tersebut
mempengaruhi terhadap pelayanan dan kegiatan diwilayah tersebut. Permukiman yang memiliki
fasilitas terbaik akan menjadi pusat pertumbuhanbagi wilayah yang memiliki tingkat fasilitas lebih kurang.
Suatu permukiman akan memilikifungsi-fungsi yang berbeda sehingga akan memunculkan tingkatan
atau hierarki dari masing-masing permukiman tersebut. Hal tersebut sangat penting sebagai indikator
dalam merencanakan suatu wilayah sehingga diperlukan suatu analisis sistem pusat pelayanan
permukiman.

2. TENTANG ANALISIS SKALOGRAM


A. Analisis Skalogram
Alat analisis skalogram dilakukan untuk mengetahui pusat pelayanan berdasarkan jumlah dan
jenis unit fasilitas pelayanan yang ada di dalam setiap daerah. Asumsi yang dipakai adalahbahwa wilayah
yang memiliki ranking tertinggi adalah lokasi yang dapat ditetapkan menjadipusat pertumbuhan (Amas
Yamin, dkk dalam Pardede, 2008).
Dalam analisis skalogram ini subyek diganti dengan tiap Kecamatan .Sedangkan objek diganti
dengan fungsi atau kegiatan.Indikator yang digunakan adalah jumlah penduduk, jumlah unit serta
kualitas fungsi pelayanan yang dimilikimasing-masing daerah.Dalam analisis skalogram ini ada tahapan-
tahapan dalam metodenya yaitu:
1. Identifikasi semua kawasan perkotaan yang ada;
2. Buat urutan permukiman berdasarkan jumlah penduduk pada bagian sebelah kiri table kerja.
3. Membuat urutan fasilitas yang ditemukan berdasarkan frekuensi yang ditemukan, pada bagian
atas.
4. Membuat garis baris dan kolom sehingga lembar kerja tersebut membentuk matriks
yangmenampilkan fasilitas yang ada pada masing-masing pusat pelayanan atau kota.
5. Menggunakan tanda (1) pada sel yang menyatakan keberadaan suatu fasilitas, dan tanda(0)
pada sel yang menyatakan ketiadaan suatu fasilitas
6. Menyusun ulang baris dan kolom berdasarkan frekuensi keberadaan fasilitas, semakin banyak
fasilitas yang didapati pada suatu permukiman maka permukiman tersebut berada pada urutan
atas.
7. Mengidentifikasi peringkat atau hirarki pemukiman yang dapat diinterpretasikan berdasarkan
prosentase keberadaan fasilitas pada suatu pemukiman. Semakin tinggi prosentasenya, maka
hirarki pemukiman tersebut akan semakin tinggi.

2
Untuk menguji kelayakan skalogram maka ada rumus yang digunakan yaitu coeffisien
ofreproducibility ( COR) sebagai berikut:

Keterangan:
e = jumlah kesalahan
N = jumlah subyek/kota
K = jumlah obyek/ fasilitas
Dalam hal ini koefisien dianggap layak apabila bernilai 0,9-1

B. Indeks Sentralitas Marshall


Alat analisis Indeks Sentralitas Marshal digunakan untuk menilai kemampuan dan hierarki pusat
pelayanan, seperti halnya analisis skalogram. Setelah disusun tabel urutankecamatan berdasarkan
kelengkapan fasilitas yang dimiliki (tabel skalogram), kemudian dihitung nilai skornya dengan
menjumlahkan nilai indeks sentralitas dari tiap fasilitas yang dimiliki. Persamaan yang dipergunakan
untuk menilai bobot dari suatu fasilitas adalah sebagaiberikut (Rondinelli, 1985):

Keterangan:
C = Bobot dari atribut fungsional suatu fasilitas
t = Nilai sentralitas gabungan dalam hal ini 100
S = Jumlah total dari atribut dalam sistem

3. FUNGSI SKALOGRAM DALAM PENATAAN RUANG


Dalam penataan ruang analsis skalogram biasanya di gunakan untuk membntuk Sistem
perkotaan yang menggambarkan sebaran kota, fungsi kota-kota dan hierarki fungsional kota - kota yang
terkait dengan pola transportasi dan prasarana wilayah lainnya dalam ruang wilayah. Hirarki kota
dimaksudkan untuk dapat menentukan suatu sistem jenjang pelayanan yang dikaitkan dengan pusat -
pusat pelayanan (kota) yang ada. Berikut merupakan macam-macam pusat kegiatan :
a. Pusat kegiatan nasional (PKN) kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
internasional, nasional, atau beberapa provinsi
b. Pusat kegiatan wilayah (PKW) kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
provinsi atau beberapa kabupaten/kota
c. Pusat kegiatan lokal (PKL) kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
kabupaten atau beberapa keca matan.
d. Pusat kegiatan lokal promosi (PKLp) pusat kegiatan yang dipromosikan untuk dikemudian hari
ditetapkan sebagai PKL

3
e. Pusat pelayanan kawasan (PPK) kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan
skala kecamatan atau beberapa desa
f. Pusat pelayanan lingkungan (PPL) pusat pemukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan
skala antar desa.
Untuk menentukan pusat kegiatan dan wilyah yang memiliki pengaruh besar akan dilakukan
pembagian orde atau rangking. Pembagian orde atau rangking wilayah dilakukan dengan
menggunakan analisis skalogram guttman, dan indeks sentralitas.

4. GAMBARAN UMUM STUDI KASUS (KABUPATEN CILACAP)


Kabupaten Cilacap merupakan daerah terluas di Jawa Tengah, dengan batas wilayah sebelah
selatan Samudra Indonesia, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Banyumas, Kabupaten
Brebes dan Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten
Kebumen dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar Propinsi Jawa
Barat.
Kabupaten Cilacap Terletak diantara 10804-300 - 1090300300 garis Bujur Timur dan 70300 -
70450200 garis Lintang Selatan, mempunyai luas wilayah 225.360,840 Ha, yang terbagi menjadi 24
Kecamatan 269 desa dan 15 Kelurahan. Wilayah tertinggi adalah Kecamatan Dayeuhluhur dengan
ketinggian 198 M dari permukaan laut dan wilayah terendah adalah Kecamatan Cilacap Tengah dengan
ketinggian 6 M dari permukaan laut. Jarak terjauh dari barat ke timur 152 km dari Kecamatan
Dayeuhluhur ke Kecamatan Nusawungu dan dari utara ke selatan sepanjang 35 km yaitu dari Kecamatan
Cilacap Selatan ke Kecamatan Sampang.
Kabupaten Cilacap dalam tatanan administrasi pemerintahan terdiri dari 24 Kecamatan dan 284
Desa/Kelurahan, dengan spesifikasi 11 Kecamatan (72 Desa/Kelurahan) yang memiliki wilayah pesisir
di wilayah Selatan Jawa Tengah. Jumlah penduduk keseluruhannya 1.872.576. jiwa (laki-laki: 947.814
jiwa, perempuan: 924.732 jiwa), pertumbuhan penduduk:sekitar 8,48 % dan dengan laju pertumbuhan
ekonomi sebesar 34,08 %, serta jumlah penduduk miskin 148.282 jiwa (Pra sejahtera 146.736 jiwa).
Kabupaten Cilacap memiliki luas wilayah cukup besar serta berbagai keadaan topografi serta
factor pendukung lingkungan yang berbeda-beda, tentunya akan sangat berpengaruh terhadap
ketersediaan potensi sumberdaya alam yang ada. Potensi sumberdaya alam yang ada meliputi dalam
kawasan pesisir, dalam kawasan dataran rendah, serta potensi sumberdaya alam pada kawasan
pedalaman atau wilayah dataran tinggi atau perbukitan, yang masing-masing mempunyai karakteristik
yang berbeda-beda, tentunya akan berbeda-beda pula dalam pemanfaatannya serta dalam
pengelolaanya.

4
Peta Administrasi Kabupaten Cilacap

5
5. ANALISIS SKALOGRAM KABUPATEN CILACAP
A. Analisis Skalogram Guttman
Penghitungan analisis skalogram dibutuhkan indikator kelengkapan fasilitas. Dari pengumpulan
mengenai data fasilitas, maka didapatkan distribusi fasilitas di 21 kecamatan di Kabupaten Cilacap:
a. Fasilitas pendidikan
b. Fasilitas peribadatan
c. Fasilitas kesehatan
d. Fasilitas perekonomian
e. Fasilitas Transportasi
Didasarkan atas ketersediaan dari fasilitas tersebut, kemudian disusun skalogram guttman,
dengan penilaian komponen masing – masing menggunakan rumus sebagai berikut :

N=A/B * 100
Dimana:
N = Nilai kekuatan suatu wilayah
A = Jumlah fasilitas pada suatu wilayah
B = Jumlah fasilitas seluruh wilayah kabupaten

6
Analisis Skalogram Gauttman Data Sebaran Fasilitas Menurut Kecamatan di Kabupaten Cilacap tahun 2015
Fasilitas
Pendidikan Kesehatan Peribadatan Perekonomian Transportasi

Rumah Sakit
Akademi/PT

Pura/Vihara
Puskesmas

Jumlah
Posyandu
No Kecamatan

Terminal
Mushola

Stasiun
Masjid

Gereja
Pustu

Pasar
SMA
SMP
SD
TK
1 Dayeuhluhur 36 42 13 8 0 0 2 4 62 122 207 1 0 2 0 0 499
2 Wanareja 69 35 12 8 0 0 2 3 104 137 372 4 1 5 1 0 753
3 Majenang 80 35 7 5 0 1 2 10 52 146 481 6 0 2 1 0 828
4 Cimanggu 56 68 17 7 0 0 2 7 123 122 423 0 0 9 0 0 834
5 Karangpucung 50 51 8 3 0 0 2 4 98 107 389 5 0 4 1 0 722
6 Cipari 45 31 7 3 0 0 1 2 96 80 266 9 1 5 1 1 548
7 Sidareja 31 25 6 5 0 0 1 1 63 62 238 8 0 4 1 1 446
8 Kedungreja 39 77 16 8 0 0 1 4 76 85 291 4 0 3 0 0 604
9 Patimuan 31 47 7 3 0 0 1 2 53 70 205 6 0 3 1 0 429
10 Gandrungmangu 48 59 11 3 0 0 2 2 95 104 433 11 0 3 0 1 772
11 Bantarsari 37 39 8 3 0 0 1 4 59 76 228 7 0 4 0 0 466
12 Kawunganten 36 60 13 8 0 0 1 2 82 80 284 11 1 5 1 1 585
13 Kampung Laut 11 10 4 1 0 0 1 3 22 24 41 8 0 1 0 0 126
14 Jeruklegi 58 50 6 2 0 0 2 2 120 64 245 7 1 4 1 1 563
15 Kesugihan 57 77 18 4 0 0 2 4 144 96 593 2 1 6 0 1 1005
16 Adipala 38 44 15 13 0 0 2 2 115 49 218 10 6 4 1 0 517
17 Maos 29 63 14 7 2 0 1 1 66 32 155 4 0 5 0 1 380
18 Sampang 31 32 9 2 0 0 1 3 77 48 116 2 0 3 1 0 325
19 Kroya 53 52 13 6 0 1 2 2 129 100 289 10 4 9 1 1 672
20 Binangun 40 52 15 7 0 0 1 0 93 51 174 3 7 7 0 0 450
21 Nusawungu 31 61 13 5 0 0 2 3 105 76 250 6 0 8 0 0 560
22 Cilacap Selatan 51 86 23 14 1 2 2 3 73 59 103 9 4 1 1 0 432
23 Cilacap Tengah 51 74 14 4 1 2 2 5 77 76 124 11 0 2 1 1 445
24 Cilacap Utara 47 39 6 2 0 1 2 1 76 58 151 5 0 1 1 1 391
Jumlah 1055 1209 275 131 4 7 38 74 2060 1924 6276 149 26 100 10 10 13338
Sumber : Analisis Tahun 2017

7
Modifikasi Data Sebaran Fasilitas Menurut Kecamatan di Kabupaten Cilacap tahun 2015
Fasilitas
Pendidikan Kesehatan Peribadatan Perekonomian Transportasi

Rumah Sakit

Pura/Vihara
Puskesmas
Akademi/Pt

Jumlah
Posyandu
No Kecamatan

Terminal
Mushola

Stasiun
Masjid

Gereja
Pustu

Pasar
SMA
SMP
SD
TK
1 Dayeuhluhur 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 11
2 Wanareja 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13
3 Majenang 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 13
4 Cimanggu 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 10
5 Karangpucung 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 12
6 Cipari 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13
7 Sidareja 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13
8 Kedungreja 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 11
9 Patimuan 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 12
10 Gandrungmangu 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 12
11 Bantarsari 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 11
12 Kawunganten 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13
13 Kampung Laut 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 11
14 Jeruklegi 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13
15 Kesugihan 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13
16 Adipala 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13
17 Maos 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 13
18 Sampang 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 12
19 Kroya 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
20 Binangun 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 11
21 Nusawungu 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 11
22 Cilacap Selatan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 15
23 Cilacap Tengah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 15
24 Cilacap Utara 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14
Jumlah 24 24 24 24 3 5 24 23 24 24 24 23 9 24 14 7 300
Sumber : Analisis Tahun 2017

8
Modifikasi Data Sebaran Fasilitas Menurut Kecamatan Di Kabupaten Cilacap

Fasilitas

Pasar Umum

Rumah Sakit
No Kecamatan

Akademi/PT
Pura/Vihara
Puskesmas

Posyandu

Terminal
Mushola

Stasiun

Jumlah
Masjid

Gereja
Pustu
SMA
SMP

Eror
SD
TK
1 Cilacap Tengah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 15 2
2 Cilacap Selatan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 15 2
3 Kroya 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 15 0
4 Cilacap Utara 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 14 2
5 Wanareja 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 13 0
6 Majenang 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 13 0
7 Cipari 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 13 0
8 Sidareja 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 13 0
9 Kawunganten 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 13 0
10 Jeruklegi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 13 0
11 Kesugihan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 13 0
12 Adipala 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 13 0
13 Maos 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 13 0
14 Karangpucung 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 12 0
15 Patimuan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 12 0
16 Gandrungmangu 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 12 0
17 Sampang 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 12 0
18 Dayeuhluhur 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 11 0
19 Kedungreja 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 11 0
20 Bantarsari 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 11 0
21 Kampung Laut 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 11 0
22 Binangun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 11 2
23 Nusawungu 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 11 0
24 Cimanggu 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 10 0
Jumlah 24 24 24 24 24 24 24 24 24 23 23 14 9 7 5 3 300 8
Sumber : Analisis Tahun 2017

9
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui pembagian hierarki kota. Kota yang memiliki skor
tertinggi adalah yang di jadikan sebagai pusat pelayanan/ pusat pengembangan. Berikut merupakan
hierarki kota Kabupaten Cilacap :
Hirarki Kabupaten Cilacap
No Hirarki Kecamatan
1 I Cilacap Tengah, Cilacap Selatan, dan Cilacap Utara
II Kroya, Wanareja, Majenang, Cipari, Sidareja, Kawunganten,
2
Jeruklegi, Kesugihan, Adipala, dan Maos
3 III Karangpucung, Patimuan, Gandrungmangu, dan Sampang
IV Dayeuhluhur, Kedungreja, Bantarsari, Kampung Laut, Binangun,
4
Nusawungu, dan Cimanggu
Sumber : Analisis Tahun 2017

a. Hierarki I yaitu Kecamatan Cilacap Tengah, Cilacap Selatan, dan Cilacap Utara merupakan
kecamatan yang memiliki ketersedian sarana perkotaan yang sangat memadai untuk tingkat
masyarakat di perkotaan. Sehingga sangat menunjang kemajuan wilayah tersebut dan juga
mampu melayani skala nasional, kabupaten, maupun beberapa kecamatan.
b. Hierarki II : Kecamatan Kroya, Wanareja, Majenang, Cipari, Sidareja, Kawunganten, Jeruklegi,
Kesugihan, Adipala, dan Maos merupakan Kecamatan yang mempunyai pelayanan yang
memadai, baik skala Kecamatan maupun desa. Dengan perkembangan wilayah yang cukup
pesat.
c. Hierarki III : Kecamatan Karangpucung, Patimuan, Gandrungmangu, dan Sampang Pusat Orde
III merupakan ibu kota kecamatan dengan pelayanan desa – desa di kecamatan tersebut dan
juga desa – desa lain di kecamatan sekitarnya.
d. Hierarki IV: Kecamatan Dayeuhluhur, Kedungreja, Bantarsari, Kampung Laut, Binangun,
Nusawungu, dan Cimanggu merupakan kecamatan yang tingkat pelayanannya masih rendah.

B. Indeks Sentralitas Marshall


Indeks Sentralitas digunakan untuk menilai kemampuan dan hierarki pusat pelayanan, seperti
halnya analisis skalogram. Setelah disusun tabel urutan kecamatan berdasarkan kelengkapan fasilitas
yang dimiliki (tabel skalogram), kemudian dihitung nilai skornya dengan menjumlahkan nilai indeks
sentralitas dari tiap fasilitas yang dimiliki. Persamaan yang dipergunakan untuk menilai bobot atau index
dari suatu fasilitas adalah sebagai berikut (Rondinelli, 1985).
Rumus :
C = t/T

Keterangan:
C = index untuk masing-masing fasilitas
t = Angka tetapan (misal : 100) sama untuk semua jenis fasilitas
T = Jumlah masing-masing jenis fasilitas
Kemudian, menghitung nilai WCI untuk masing-masing obyek yaitu dengan menggunakan rumus :
WCI = C x Jumlah fasilitas untuk masing-masing obyek.

10
Sedangkan untuk menghitung total WCI masing-masing fasilitas dengan rumus:

Total WCI = Jumlah Total Fasilitas Untuk Masing-Masing Obyek X WCI

11
Perhitungan Index Sentralis Menurut Kecamatan di Kabupaten Cilacap
Fasilitas
Pendidikan Kesehatan

Rumah sakit
Akademi/PT

Puskesmas

Posyandu
No Kecamatan

Pustu
SMA
SMP
WCI

WCI

WCI

WCI

WCI

WCI

WCI

WCI

WCI
SD
TK
1 Dayeuhluhur 36 3.41 42 3.47 13 4.7 8 6.1 0 0 0 0 2 5.3 4 5.41 62 3.01
2 Wanareja 69 6.54 35 2.89 12 4.4 8 6.1 0 0 0 0 2 5.3 3 4.05 104 5.05
3 Majenang 80 7.58 35 2.89 7 2.5 5 3.8 0 0 1 14 2 5.3 10 13.5 52 2.52
4 Cimanggu 56 5.31 68 5.62 17 6.2 7 5.3 0 0 0 0 2 5.3 7 9.46 123 5.97
5 Karangpucung 50 4.74 51 4.22 8 2.9 3 2.3 0 0 0 0 2 5.3 4 5.41 98 4.76
6 Cipari 45 4.27 31 2.56 7 2.5 3 2.3 0 0 0 0 1 2.6 2 2.7 96 4.66
7 Sidareja 31 2.94 25 2.07 6 2.2 5 3.8 0 0 0 0 1 2.6 1 1.35 63 3.06
8 Kedungreja 39 3.7 77 6.37 16 5.8 8 6.1 0 0 0 0 1 2.6 4 5.41 76 3.69
9 Patimuan 31 2.94 47 3.89 7 2.5 3 2.3 0 0 0 0 1 2.6 2 2.7 53 2.57
10 Gandrungmangu 48 4.55 59 4.88 11 4 3 2.3 0 0 0 0 2 5.3 2 2.7 95 4.61
11 Bantarsari 37 3.51 39 3.23 8 2.9 3 2.3 0 0 0 0 1 2.6 4 5.41 59 2.86
12 Kawunganten 36 3.41 60 4.96 13 4.7 8 6.1 0 0 0 0 1 2.6 2 2.7 82 3.98
13 Kampung Laut 11 1.04 10 0.83 4 1.5 1 0.8 0 0 0 0 1 2.6 3 4.05 22 1.07
14 Jeruklegi 58 5.5 50 4.14 6 2.2 2 1.5 0 0 0 0 2 5.3 2 2.7 120 5.83
15 Kesugihan 57 5.4 77 6.37 18 6.5 4 3.1 0 0 0 0 2 5.3 4 5.41 144 6.99
16 Adipala 38 3.6 44 3.64 15 5.5 13 9.9 0 0 0 0 2 5.3 2 2.7 115 5.58
17 Maos 29 2.75 63 5.21 14 5.1 7 5.3 2 50 0 0 1 2.6 1 1.35 66 3.2
18 Sampang 31 2.94 32 2.65 9 3.3 2 1.5 0 0 0 0 1 2.6 3 4.05 77 3.74
19 Kroya 53 5.02 52 4.3 13 4.7 6 4.6 0 0 1 0 2 5.3 2 2.7 129 6.26
20 Binangun 40 3.79 52 4.3 15 5.5 7 5.3 0 0 0 0 1 2.6 0 0 93 4.51
21 Nusawungu 31 2.94 61 5.05 13 4.7 5 3.8 0 0 0 0 2 5.3 3 4.05 105 5.1
22 Cilacap Selatan 51 4.83 86 7.11 23 8.4 14 11 1 25 2 29 2 5.3 3 4.05 73 3.54
23 Cilacap Tengah 51 4.83 74 6.12 14 5.1 4 3.1 1 25 2 29 2 5.3 5 6.76 77 3.74
24 Cilacap Utara 47 4.45 39 3.23 6 2.2 2 1.5 0 0 1 14 2 5.3 1 1.35 76 3.69
Jumlah 1055 100 1209 100 275 100 131 100 4 100 7 100 38 100 74 100 2060 100
Sumber : Analisis Tahun 2017

12
Fasilitas

TOTAL FASILITAS

JUMLAH TOTAL
Peribadatan transportasi

TOTAL WCI

Rank
pura/vihara

WCI
jumlah
No Kecamatan

Terminal
Mushola

stasiun
Masjid

gereja

pasar
WCI

WCI

WCI

WCI

WCI

WCI

WCI
1 Dayeuhluhur 122 6.34 207 3.3 1 0.7 0 0 2 2 0 0 0 0 542.7 499 43.7 21811 20
2 Wanareja 137 7.12 372 5.93 4 2.7 1 3.8 5 5 1 7.1 0 0 811.9 753 66.0 49693 7
3 Majenang 146 7.59 481 7.66 6 4 0 0 2 2 1 7.1 0 0 901.7 828 80.8 66943 2
4 Cimanggu 122 6.34 423 6.74 0 0 0 0 9 9 0 0 0 0 899.2 834 65.2 54404 5
5 Karangpucung 107 5.56 389 6.2 5 3.4 0 0 4 4 1 7.1 0 0 770.7 722 55.8 40317 11
6 Cipari 80 4.16 266 4.24 9 6 1 3.8 5 5 1 7.1 1 10 600.1 548 62.1 34023 14
7 Sidareja 62 3.22 238 3.79 8 5.4 0 0 4 4 1 7.1 1 10 487.6 446 51.6 23001 19
8 Kedungreja 85 4.42 291 4.64 4 2.7 0 0 3 3 0 0 0 0 652.5 604 48.5 29267 16
9 Patimuan 70 3.64 205 3.27 6 4 0 0 3 3 1 7.1 0 0 462.5 429 40.6 17436 22
10 Gandrungmangu 104 5.41 433 6.9 11 7.4 0 0 3 3 0 0 1 10 823.0 772 61.0 47080 8
11 Bantarsari 76 3.95 228 3.63 7 4.7 0 0 4 4 0 0 0 0 505.1 466 39.1 18227 21
12 Kawunganten 80 4.16 284 4.53 11 7.4 1 3.8 5 5 1 7.1 1 10 645.6 585 70.6 41289 10
13 Kampung Laut 24 1.25 41 0.65 8 5.4 0 0 1 1 0 0 0 0 146.1 126 20.1 2534 24
14 Jeruklegi 64 3.33 245 3.9 7 4.7 1 3.8 4 4 1 7.1 1 10 617.1 563 64.1 36060 13
15 Kesugihan 96 4.99 593 9.45 2 1.3 1 3.8 6 6 0 0 1 10 1069.7 1005 74.7 75030 1
16 Adipala 49 2.55 218 3.47 10 6.7 6 23 4 4 1 7.1 0 0 593.0 517 83.1 42973 9
17 Maos 32 1.66 155 2.47 4 2.7 0 0 5 5 0 0 1 10 467.4 380 97.4 37011 12
18 Sampang 48 2.49 116 1.85 2 1.3 0 0 3 3 1 7.1 0 0 354.5 325 36.6 11907 23
19 Kroya 100 5.2 289 4.6 10 6.7 4 15 9 9 1 7.1 1 10 752.9 672 90.9 61086 3
20 Binangun 51 2.65 174 2.77 3 2 7 27 7 7 0 0 0 0 517.4 450 67.4 30328 15
21 Nusawungu 76 3.95 250 3.98 6 4 0 0 8 8 0 0 0 0 610.9 560 50.9 28505 17
22 Cilacap Selatan 59 3.07 103 1.64 9 6 4 15 1 1 1 7.1 0 0 556.6 432 131.7 56897 4
23 Cilacap Tengah 76 3.95 124 1.98 11 7.4 0 0 2 2 1 7.1 1 10 555.9 445 120.9 53791 6
24 Cilacap Utara 58 3.01 151 2.41 5 3.4 0 0 1 1 1 7.1 1 10 443.9 391 62.9 24593 18
Jumlah 1924 100 6276 100 149 100 26 100 100 100 14 100 10 100 147.42 13352.00 1600.00 21363200
Sumber : Analisis Tahun 2017

13
Hasil Tabulasi Skalogram dan Indeks Sentralis Pelayanan di Kabupaten Cilacap
Jumlah Pusat
Herarki Kegiatan
Penduduk Indek Herarki
No Kecamatan Indek
Tahun Sentralitas Skologram
Sentralitas
2015
1 Dayeuhluhur 49749 20 994980 IV PPK
2 Wanareja 98494 7 689458 II PKL
3 Majenang 128317 2 256634 II PKL
4 Cimanggu 97069 5 485345 IV PPK
5 Karangpucung 73825 11 812075 III PKLp
6 Cipari 63021 14 882294 II PKL
7 Sidareja 57600 19 1094400 II PKL
8 Kedungreja 81191 16 1299056 IV PPK
9 Patimuan 46348 22 1019656 III PKLp
10 Gandrungmangu 105989 8 847912 III PKLp
11 Bantarsari 69613 21 1461873 IV PPK
12 Kawunganten 81337 10 813370 II PKL
13 Kampung Laut 17230 24 413520 IV PPK
14 Jeruklegi 66140 13 859820 II PKL
15 Kesugihan 96737 1 96737 II PKL
16 Adipala 78694 9 708246 II PKL
17 Maos 48928 12 587136 II PKL
18 Sampang 37797 23 869331 III PKLp
19 Kroya 104280 3 312840 II PKL
20 Binangun 66530 15 997950 IV PPK
21 Nusawungu 78084 17 1327428 IV PPK
22 Cilacap Selatan 78601 4 314404 I PKN
23 Cilacap Tengah 84346 6 506076 I PKN
24 Cilacap Utara 70613 18 1271034 I PKN
Jumlah 1780533 300 18921575
Sumber : Hasil Analisis , 2017

C. Kesimpulan
Dari hasil tabulasi skalogram dan indeks sentralis pelayanan di Kabupaten Cilacap diatas dapat
dilihat bahwa di Kecamatan Cilacap Tengah, Cilacap Selatan, dan Cilacap Utara merupakan Pusat
Kegiatan Nasional (PKN) hal ini disebabkan kecamatan tersebut merupakan wilayah perkotaan
Kabupaten Cilacap yang berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional. Selain itu
yang menunjang Kabupaten Cilacap merupakan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yaitu dengan adanya
pulau Nusakambangan di Kabupaten Cilacap. Nusakambangan sendiri merupakan lembaga
pemasyarakatan pertahanan dan keamanan Indonesia. Sedangkan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu
Kecamatan Kroya, Wanareja, Majenang, Cipari, Sidareja, Kawunganten, Jeruklegi, Kesugihan, Adipala,
dan Maos hal ini disebabkan kecamatan tersebut merupakan pusat kegiatan industri dan jasa yang
melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan.
Fungsi Hirarki Perkotaan
Pusat Kegiatan
Hirarki Fungsi
RTRW
PKN I Pengembangan sebagai pusat pelayanan untuk skala regional dan
nasional, pengembangan fasilitas perhubungan laut, udara, dan
darat, kawasan industri dan pergudangan, pertambangan,
perikanan, pendidikan, pelayanan sosial dan ekonomi,

14
Pusat Kegiatan
Hirarki Fungsi
RTRW
permukiman, perkotaan, perdagangan dan jasa, kesehatan,
peribadatan, jasa-jasa keuangan dan pariwisata.
PKL II Pengembangan sebagai pusat pelayanan skala regional,
pengembangan fasilitas perhubungan darat, industri, pertanian,
perkebunanan, kehutanan, perikanan, perdagangan dan jasa,
pariwisata, dan pendidikan
PKLp III Pengembangan pusat pelayanan untuk skla regional,
pengembangan fasilitas perhubungan darat, kawasan industri kecil-
menengah, pendidikan, jasa-jasa keuangan, pariwisata,
perdagangan, pertanian, dan perkebunan.
PPK IV Pengembangan pusat pelayanan untuk skala regional, pertanian,
perkebunan, kehutanan, perikanan darat, perdagangan dan jasa,
pariwisata, pendidikan.

15
Daftar Pustaka
Baskoro, Budi.2007.”Analisis Perwilayahan, Hierarki, Komoditas Unggulan dan Partisipasi Masyarakat
pada Kawasan Agropolitan Bungakondang Kabupaten Purbalingga”.Tesis S2
Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah Magister Sains Institute Pertanian Bogor.
Danastri, Sasya. 2011. “Analisis Penetapan Pusat-Pusat Pertumbuhan Baru di Kecamatan Harjamukti,
Cirebon Selatan”. Skripsi S-I Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Laiko, Firman.2010.”Pengembangan Permukiman Berdasarkan Aspek Kemampuan Lahan Pada Satuan
Wilayah Pengembangan I Kabupaten Gorontalo”. Skripsi S-II Magister Teknik Pembangunan
Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro
Robinson, Tarigan. 2006. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Setiawan dan Pepen Permanna. 2008. Pengantar Statistik. Deutschabteilung UPI.

16

Anda mungkin juga menyukai