1. Pusatkan diri pada hasil yang diinginkan. Prinsip ini merupakan prinsip yang
paling penting. Kita tidak ingin gagal dalam berwirausaha, kekurangan
pelanggan atau hasil kerja yang tidak memuaskan.
2. Atasi frustasi. Banyak wirausahawan kecil yang memulai usahanya dengan
harapan dapat mengangkat taraf hidupnya. Akan tetapi, hal itu dapat
menyebabkan masalah. Kuncinya adalah hadapi semua masalah dan cari
solusinya daripada menganggapnya sebagai tantangan atau ajakan untuk
tumbuh.
3. Atasi kebosanan. Hadapilah rasa bosan dengan positif. Sebagian besar
wirausahawan memiliki sifat visioner yang secara konstan muncul dengan
gagasan yang brilian dan orang yang memiliki kemampuan yang luar biasa
untuk berfikir kreatif.
4. Setiap mengambil keputusan ingalah selalu, “bagaimana keputusan itu
memberi nilai tambah bagi kehidupan atau usaha kita?” nilai tambah
merupakan bahan dasar yang dapat memberikan kesuksesan keuangan dan
memastikan bahwa usaha yang kita jalankan menawarkan sesuatu yang setiap
orang mencarinya.
5. Buatlah keputusan berwirausaha dengan didasari pertanyaan, “bagaimana
usaha ini memberikan nilai tambah kepada pelanggan wirausaha atau pada
kehidupan kita?” ciptakan identitas usaha berdasarkan hasil akhir yang kita
tetapkan daripada berdasarkan kondisi kita saat ini. Tidak jarang kita
menetapkan tujuan yang tinggi. Akan tetapi, tidak jarang menemui kesulitan
memahami cara mencapainya.
6. Jauhkan pikiran-pikiran sempit, seperti takut ditolak, penghargaan diri(self
esteem) yang rendah, dan kurang focus sebab hal-hal tersebut akan membesar
ketika bekerja sendiri tanpa seorang atasan yang mengawasi.
7. Kembangkan pikiran yang memberdayakan dalam diri kita. Kita dapat
menjauhkan diri dari pikiran-pikiran sempit. Akan tetapi, apabila tidak
menggantikannya dengan pikiran yang memberdayakan, kita akan kembali ke
pikiran lama.
8. Ciptakan sumber penghasilan yang beragam. Jangan menyimpan sumber daya
kita dalam satu usaha, don’t keep all their eggs in one basket. Jika kita seorang
pelatih, pertimbangkan untuk membuat buku kerja dan produk yang berkaitan
dengan penghasilan kita.
9. Mintalah bantuan dan nasihat dari mentor dan pelatih. Jika kita ingin
membuka bisnis fotocopi, bertanyalah dahulu seluk-beluk bisnis itu pada
orang yang telah lama malang melintang dan berhasil dalam binis tersebut.
Menurut Robert Warlow(1998), dalam small business success, kiat bisnis yang paling
utama adalah loyalitas pelanggan. Hal yang haru dicapai bukan hanya pelanggan yang
harus merasa puas, melainkan pelanggan yang loyal.
Ada beberapa strategi untuk mengubah pelanggan yang puas menjadi pelanggan yang
loyal, yaitu sebagai berikut:
1. Biarkan mereka memutuskan cara berbisnis dengannya. Jika barang atau jasa
yang diberikan dapat ditawarkan dengan berbagai pilihan, biarkan pelanggan
kita menilihnya, baik ketemu secara langsung, melalui telpon, sms, website
maupun secara online.
2. Bangunlah sebuah hubungan dengan pelanggan. Pahamilah dengan siapa kita
berurusan dan apa yang mereka butuhkan, selalu memperlakukan pelanggan
laksana teman yang sangat berharga.
3. Jika pelanggan mempunyai masalah dalam menggunakan produk yang kita
jual, selesaikan secepatnya. Berkomunikasilah dengan mereka. Usahakan
mereke mengetahui cara kita akan menangani masalah dan menghubungi
mereka lagi.
4. Selalu berusaha bertindak professional, baik pada awal maupun akhir
hubungan dengan pelanggan.
5. Jika hubungan dengan pelanggan kurang baik, lakukan apapun untuk
mempertahankannya.
6. Walaupun mempunyai pendapat yang berbeda, bekerja keraslah untuk tetap
jujur dan positif. Pelanggan mengerti bahwa kita salah, mereka paham bahwa
kita lupa, sibuk, serta mungkin juga produk dan layanan kita kurang sempurna.
7. Ciptakan layanan yang loyal. Kita tidak mungkin menciptakan pelanggan yang
loyal jika karyawan kita tidak loyal atas pekerjaannya. Pelanggan akan
membeli produk kita jika mereka melihat wajah yang ramah.
8. Temukan keluhan. Umumnya pelanggan harus didorong untuk menyampaikan
keluhannya. Banyak pelanggan yang tetap diam atas pelayanan yang jelek
yang kita berikan, namun jika menemukan yang lebih baik, mereka akan
meninggalkan kita.
9. Perlihatkan adanya minat. Perlihatkan pada pelanggan bahwa kita tertarik pada
pandangan mereka. Lakukan survey berkala untuk mengungkapkan respons
mereka atas layanan yang kita berikan. Setelah itu lakukan tindakan perbaikan
atas apa yang ditemukan.
10. Perlihatkan bahwa kita melakukan bisnis dengan baik. Pelanggan menyukai
wirausaha yang dapat melayani permintaan yang sulit sekalipun. Latihlah
karyawan untuk mengatakan,”maaf, tapi ….” Atau “ini kebijakan perusahaan”.
11. Peliharalah pelanggan potensial kita. Mungkin keuntungan yang kita peroleh
berasal dari 20% pelanggan. Temukan orang yang 20% dan pertahankanlah
mereka.
Jan B. King (1996) menawarkan sejumlah factor kunci sukses bagi wirausahawan
yang beberapa diantaranya adalah:
Liraz (2001) menyebutkan emapat langkah mencapai sukses, yaitu perencanaan yang
tepat, persiapan yang matang, pelaksanaan yang baik, dan tidak mudah untuk
menyerah. Ia menyebutkan falsafah untuk menggapai sukses menjadi tips berikut:
Role model atau tokoh panutan merupakan faktor penting yang mempengaruhi
individu dalam memilih kewirausahaan sebagai karir. Calon wirausaha pada
umumnya menemukan role model di rumah ataupun di tempat kerja. Bila seseorang
banyak berhubungan serta bergaul dengan para wirausahawan, maka ada
kemungkinan dia juga akan tertarik untuk memilih jalan hidup sebagai seorang
wirausahawan. Orang tua, saudara, guru atau wirausahawan lain dapat menjadi role
model bagi individu. Individu membutuhkan dukungan dan nasehat dalam setiap
tahapan dalam merintis usaha, role model berperan sebagai mentor bagi individu.
Individu juga akan meniru perilaku yang dimunculkan oleh role model. Role model
merupakan hal yang sangat penting karena dengan mengetahui serta memahami
kisah-kisah para wirausahawan yang telah meraih kesuksesan menjadikan cita-cita
seseorang untuk membuka usahanya sendiri menjadi lebih kredibel dan terjustifikasi.
Contoh kesuksesan seorang wirausaha yang dapat diteladani adalah Chairul Tanjung.
Chairul Tanjung lahir di Jakarta pada tanggal 16 Juni 1962. Sebenarnya, Chairul
Tanjung lahir di keluarga yang cukup berada. Ayahnya, A.G. Tanjung adalah seorang
wartawan surat kabar. Pada saat Orde Baru terbentuk, sang ayah terpaksa harus
menutup perusahaan pers nya karena tulisannya banyak berseberangan dengan
penguasa politik saat itu. Setelah lulus dari SMA Boedi Oetomo pada tahun 1981,
Chairul Tanjung melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Kedokteran Gigi,
Universitas Indonesia. Selama kuliah, Chairul Tanjung dikenal sebagai mahasiswa
teladan. Hal ini terbukti dengan diperolehnya penghargaan sebagai mahasiswa teladan
tingkat nasional pada tahun 1984-1985. Tingginya biaya kuliah, membuat jiwa bisnis
Chairul Tanjung muncul saat itu. Untuk membiayai kuliahnya, beliau pernah
membuka usaha foto kopi di kampusnya. Beliau juga pernah berjualan kaos dan buku
kuliah stensilan.
Setelah lulus, beliau sempat mencoba membuka usaha, yaitu toko perlatan medis dan
laboratorium. Tapi sayang, bisnisnya ini mengalami kebangkrutan. Selain itu, beliau
juga membuka usaha di bidang kontrkator dan telah mengerjakan berbagai proyek
industri terutama barang yang berbahan dasar rotan. Kemudian beliau membangun
sebuah perusahaan, yaitu perusahaan PT. Pariarti Shindutama bersama beberapa orang
temannya pada tahun 1987 dengan modal awal Rp.150 juta yang beliau peroleh dari
Bank Exim. Pada awalnya, bisnis ini terbilang lancar. Bahkan mampu menangani
beberapa jenis ekspor, termasuk sepatu. Saat itu, bisnis mereka mengalami kemajuan.
Tapi beliau memiliki jalan pikiran yang berbeda dengan rekan bisnisnya. Sehingga
beliau keluar dan mendirikan usahanya sendiri.
Setelah keluar dari PT. Pariarti Shindutama tadi, beliau membidik tiga bisnis inti,
yaitu keuangan, properti, dan multi media. Lalu berdirilah Para Group. Perusahaan
konglomerasi ini memiliki Para Inti Holindo sebagai Father Holding Company yag
membawahi beberapa sub holding, yakni Para Inti Propertindo (properti), Para Global
Investindo (bisnis keuangan), dan bidang media dan investasi. Dalam bidang properti,
Para group memiliki Bandung Super Mall yang menghabiskan dana hingga 99 milyar.
Dalam bidang investasi, Para Group, melalui perusahaannya, Trans Corp, membeli
40% saham Carrefour, MoU pembelian saham ini ditandatangani di Perancis, pada
tanggal 12 Maret 2010.
Pada tahun 2010 itu, Majalah Forbes merilis daftar orang terkaya di dunia, dan Forbes
memasukkan Chairul Tanjung sebagai salah satu orang terkaya di dunia, asal
Indonesia. Pada tahun 2011, Forbes kembali memasukkan namanya di peringkat 11
orang terkaya di Indonesia dengan nilai kekayaan sebesar 2,1 Milyar dolar AS. Saat
ini, Chairul Tanjung berada di posisi 5 besar daftar orang terkaya di Indonesia.
Chairul Tanjung meresmikan perubahan nama Para Group menjadi CT Corp Pada 1
Desember 2011. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding, yaitu Mega Corp,
Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan financial, media,
hiburan, gaya hidup dan sumber daya alam.
Menurut Chairul Tanjung, modal memang penting dalam sebuah bisnis. Namun,
kemauan dan kerja keras adalah hal lain yang wajib dimiliki oleh seorang pengusaha.
Lalu yang terpenting dalam sebuah bisnis menurut beliau adalah mengembangkan
jaringan atau networking seluas-luasnya. Mendapatkan mitra kerja yang handal adalah
segalanya, baginya, membangun kepercayaan pasar, sama pentingnya dengan
membangun integritas. Tidak hanya berteman dengan perusahaan-perusahaan besar
bahkan beliau menggambarkan hubungan baik dengan pengantar surat sekalipun
adalah hal yang penting. Jika perusahaan sepi order, maka relasi seperti ini bisa
dimanfaatkan untuk membuka order lagi.
REFERENSI
http://miigoedish.blogspot.co.id/2013/01/berbagai-karakter-wirausaha-sukses.html