Alokasi biaya antara kantor pusat dan kantor cabang biasanya diperlukan untuk
mendapatkan pengukuran yang akurat mengenai laba dari tiap-tiap unit perusahaan. Biaya
promosi, misalnya, bisa berhubungan dengan kegiatan penjualan satu atau lebih cabang.
Apabila biaya promosi ini dibayar oleh kantor pusat, maka biaya promosi yang berhubungan
dengan penjualan cabang harus dibebankan ke cabang. Biaya pensiun yang dibayar oleh kantor
pusat dan biaya administrasi dan umum kantor pusat juga harus dialokasikan pada kegiatan
cabang untuk memberikan informasi lengkap mengenai laba tiap unit usaha. Situasi lain yang
membutuhkan alokasi biaya terjadi saat pencatatan aktiva tetap dilakukan oleh sistem akuntansi
kantor pusat.
Berikut ini beberapa contoh pengalokasian biaya. Jika cabang membayar Rp 5.000.000
untuk biaya promosi yang hubungannya dengan penjualan kantor pusat dan cabang sama rata,
maka Rp 5.000.000 ini dialokaikan sebagai berikut :
Buku Cabang
Kas Rp 5.000.000
Cabang Rp 2.500.000
Biaya pensiun Rp 50.000.000 dan biaya umum kantor pusat Rp 120.000.000 yang
terjadi di kantor pusat dan dialokasikan masing-masing 25% ke cabangnya di Depok dan
Cilegon dicatat sebagai berikut :
Untuk mengalokasikan biaya pensiun dan biaya umum pada kegiatan cabang