Kegunaan prosedur analitis sebagai bukti audit sangat tergantung pada bagaimana
auditor mengembangkan suatu ekspektasi tentang harus seperti apa suatu saldo akun atau rasio,
apapun tipe prosedur analitis yang digunakan. Dalam prosedur analitis, auditor
membandingkan data klien dengan :
1. Data industri
2. Data serupa dari periode sebelumnya
3. Hasil ekspektasi yang ditentukan klien
4. Hasil ekspektasi yang ditentukan auditor
5. Hasil ekspektasi dengan menggunakan data non-keuangan
1. Data industri
Manfaat terpenting dari pembandingan dengan data industri adalah membantu dalam
memahami bisnis klien dan sebagai petunjuk kemungkinan adanya kesalahan keuangan.
Namun demikian, kelemahan terbesar penggunaan rasio industri dalam pengauditan adalah
perbedaan antara informasi keuangan klien dengan perusahaan sejenis yang membentuk data
rata-rata dari total industri. Berhubung data industri adalah rata-rata secara kasar, maka
pembandingan bisa menjadi tidak bermakna. Seringkali bidang usaha klien tidak sama dengan
standar industri. Selain itu, perusahaan yang berbeda bisa menerapkan metode akuntansi yang
berbeda pula dan hal tersebut akan berpengaruh pada komparabilitas data. Untuk mengatasi
keterbatasan rata-rata industri adalah dengan membandingkan klien dengan satu atau dua
perusahaan dalam industri yang bisa dijadikan patokan.
Salah satu cara untuk mempermudah pelaksanaan pengujian ini adalah dengan
memasukkan hasil saldo tahun lalu setelah disesuaikan dalam kolom terpisah pada neraca saldo
dalam kertas kerja audit tahun ini. Dengan cara ini, auditor akan mudah membandingkan saldo
tahun ini dengan saldo tahun lalu, untuk ememntukan lebih dini apakah suatu akun perlu
mendapatkan perhatian lebih besar karena ada perubahan saldo yang besar.
Membandingkan detil dari saldo total dengan detil yang sama dari tahun lalu
Apabila tidak terjadi perubahan signifikan dalam operasi klien pada tahun yang
diperiksa, kebanyakan detil yang membentuk total dalam laporan keuangan seharusnya juga
tidak berubah. Dengan secara teliti membandingkan detil epriode ini dengan detil yang sama
dari tahun lalu, auditor sering menemukan informasi yang membutuhkan pemeriksaan lebih
lanjut.
Perbandingan total atau detil dengan tahun sebelumnya memiliki kelemahan yaitu
pembandingan semacam itu tidak mempertimbangkan perkembangan atau penurunan dalam
aktivitas bisnis dan perbandingan antara data yang satu dengan yang lainnya tidak dilakukan,
seperti perbandingan antara penjualan dengan harga pokok penjualan. Rasio dan hubungan
persentase menetralisasi kelemahan tersebut, seperti laba kotor adalah hubungan persentase
yang sering digunakan oleh auditor. Dalam tabel berikut menyajikan sejumlah kecil rasio dan
perbandingan internal dari banyak sekali analisis rasio yang lazim digunakan. Dalam semua
analisis tersebut, pembandingan harus dilakukan dengan perhitungan yang dilakukan pada
tahun lalu untuk klien yang sama .
Umumnya perusahaan membuat anggaran untuk berbagai aspek operasi dan hasil
keuangannya. Karena anggaran mencerminkan ekspektasi klien untuk periode tertentu, auditor
harus menyelidiki perbedaan yang paling signifikan antara anggaran dengan hasil
sesungguhnya karena hal itu bisa mengandung kesalahan penyajian potensial. Tidak adanya
perbedaaan menunjukkan bahwa kesalahan penyajian kecil kemungknan terjadi. Dua hal yang
harus diperhatikan apabila data klien dibandingkan dengan anggaran yaitu auditor harus
mengevaluasi apakah anggaran merupakan rencana yang realistis dan kemungkinan bahwa
informasi keuangan tahun ini telah diubah oleh klien agar sesuai dengan anggaran.
Pembandingan lain yang lazim dilakukan anatara data klien dengan hasil yang
diharapkan terjadi ketika auditor menghitung saldo yang diharapkan untuk dibandingkan
dengan saldo sesungguhnya. Dalam prosedur analitis jenis ini, auditor membuat suatu estimasi
tentang berapa besar saldo seharusnya dengan menghubungkan saldo tersebut dengan saldo-
saldo akun neraca atau akun laba rugi atau dengan membuat suatu proyeksi berdasarkan data
non keuangan atau trend masa lalu.
Misalkan anda sedang mengaudit sebuah hotel. Anda bisa membuat ekspektasi untuk
total pendapatan penjualan kamar dengan mengalikan jumlah kamar, rata-rata tarif harian
untuk setiap kamar, dan tingkat hunian rata-rata (average occupancy rate). Selanjutnya anda
bisa membandingkan hasil estimasi anda dengan total pendapatan menurut pembukuan klien
sebagai penguji kewajaran pendapatan.Masalah terbesar dalam penggunaan data non keuangan
adalah ketelitian data. Seperti dalam contoh audit hotel diatas, anda sebaiknya jangan
menggunakan perhitungan taksiran pendapatan hotel sebagai bukti audit, kecuali bila anda puas
dengan kewajaran perhitungan jumlah kamar hotel, tarif kamar rata-rata, dan rata-rata tingkat
hunian. Jelas bahwa penentuan tingkat hunian lebih sulit penentuannya dibandingkan dengan
dua hal lainnya.
Kewajiban lancar
Perusahaan perlu memiliki tingkat likuiditas tertentu untuk membayar kewajiban yang
akan jatuh tempo dan ketiga rasio diatas digunakan untuk mengukur likuiditas tersebut.
Apabila perusahaan tidak memiliki kas dan setara kas untuk memenuhi kewajibannya,
maka kunci untuk mengukur kemampuan membayar kewajiban dalah waktu yang diperlukan
perusahaan untuk mengubah aset lancar yang kurang likuid menjadi kas, dengan :
Rasio provitabilitas yang paling banyak digunakan adalah laba per lembar saham.
Auditor menggunakan rasio lain untuk memperdalam pemahaman tentang operasi.
Laba per = Laba bersih Marjin Laba = Laba operasi