Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEPERAWATAN BENCANA

ANALISA RESIKO BENCANA ANGIN PUTING BELIUNG


Dosen Pembimbing Mata Kuliah Keperawatan Bencana :

Mukhamad Fathoni S.Kep., MNS

DI SUSUN OLEH :

1. Novita Dwi L (201601040)


2. Esga Restyan Pradhina S (201601048)
3. Youngky Doefa Dillan (201601053)
4. Ronny May Hanafi (201601054)
5. Dewi Hafsah (201601055)
6. Siti Mardiyanti P (201601056)
7. Ogis Yoga E (201601063)
8. Erna Dwi Rakhmawati (201601074)
9. Intan Agustin F (201601078)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES BINA SEHAT PPNI
KABUPATEN MOJOKERTO
TAHUN 2018/2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................................2
1.3 Tujuan ...................................................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI ...........................................................................................................................3
2.1 Definisi .................................................................................................................................................3
2.2 Ciri-ciri Angin Puting Beliung ..............................................................................................................5
2.3 Tanda-tanda yang mendahului Angin puting Beliung ...........................................................................6
2.4 Karakteristik Angin Puting Beliung ......................................................................................................6
2.5 Antisipasi dan Penanggulaan Angin Puting Beliung.............................................................................7
2.6 Proses terjadinya angin puting beliung .................................................................................................9
2.7 Penyebab Terjadinya Angin Puting Beliung .......................................................................................12
2.8 Dampak yang Ditimbulkan Angin Puting Beliung .............................................................................13
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wilayah indonesia yang terletak didaerah tropis dengan posisi wilayah antara 10 LU hingga
10 LS sehingga merupakan daerah yang dilalui posisi matahari sepanjang tahun. Dengan
realita wilayah tersebut maka wilayah indonesia memiliki kondisi atmosfer yang sangat
dinamis. Kondisi atmosfir yang sangat dinamis ini pada umumnya disebabkan karena
pemanasan laut dan atmosfer berjalan dengan intensif sehingga proses pertumbuhan awan-
awan pembentuk hujan berlangsung sepanjang hari. Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) mengatakan bahwa wilayah indonesia sangat rentan dengan bencana alam,
95% dari bencana tersebut adalah bencana-bencana hidrometeorologi. Angin kencang adalah
salah satu dari serangkaian bencana yang umumnya terjadi di wilayah indonesia
(Suryowati,2017). Di dalam data terbaru dari BNPB dalam satu surat kabar elektronik,
mencatat bahwa selama tahun 2017 diwilayah indonesia telah terjadi peristiwa bencana alam
sebanyak 2.175 kejadian. Secara statistik frekuensi kejadian bencana alam tersebut adalah
banjir (737 kejadian), puting beliung (651 kejadian), tanah longsor (577 kejadian), kebakaran
hutan dan lahan (95 kejadian), banjir dan tanah longsor (67 kejadian), kekeringan (19
kejadian), gempa bumi (18 kejadian), gelombang pasang/abrasi (8 kejadian), serta letusan
gunung apai (2 kejadian). Dengan melihat statistik kejadian bencana alam diatas, bencana
angin kencang atau angin puting beliung menempati urutan kedua terbanyak setelah bencana
banjir, sehingga kategori bencana alam ini perlu mendapatkan perhatian dari khalayak umum.
Nirkaryanto (1979) mengatakan , angin berkecepatan tinggi terjadi karena adanya perbedaan
tekanan yang sangat besar antara dua lokasi yang berdekatan. Angij tersebut disebut pula
angin ribut yang karena kecepatannya dapat menimbulkan daya rusak terhadap beberapa
media yang dilaluinya. Dalam skala Beaufort , yang disebut angin ribut ialah angin mulai
skala 6 yaitu angin berkecepatan 10,8-13,8 m/detik. Terjadinya angin ribut dipengaruhi oleh
pembentukan awan Cumulunimbus dari konveksi maupun orografi massa udara yang tidak
stabil atau dari adveksi massa udara relatif dingin dengan massa udara yang relatif panas
dalam frontal massa udara.

1
Puting beliung atau tornado ialah sebuah angin yang menyentuh tanah dan awan konimbulus.
Kebanyakan puting beliung mempunyai kecepatan angin 175 km/jam atau kurang, dengan
lebar 250 kaki (75 meter), dan bergerak beberapa kilometer sebelum lenyap. Walau
bagaimana pun setengah angin puting beliung mempunyai angin selaju 480 km/jam, dengan
lebar lebih dari 1,6 km. Ancaman puting beliung atau angin berputar ini hanya melanda
daerah yang bersisian dengan perairan karena daerah tersebut sangat berpotensi setelah
terjadi pemanasan dengan teriknya matahari didaerah tersebut. Pemanasan ini yang
menimbulkan penguapan yang kemudian menjadi hujan yang biasanya disertai dengan angin
kencang atau puting beliung (Hidayat,2010).
Ancaman puting beliung disebabkan oleh beberapa faktor yakni karena suhu panas yang
tinggi, low pressure, dan awan comonimbus. Faktor yang juga sangat berpengaruh puting
beliung itu adalah konveksi tinggi (Johanes Derajat,2008). Dampak yang ditimbulkan akibat
angin puting beliung dapat menghancurkan area seluar 5 km dan tidak ada lagi angin puting
beliung susulan. Rumah akan hancur dan tanaman akan tumbang diterjang angin puting
beliung, makhluk hidup bisa mati karena terlempar atau terbentur benda keras lainnya yang
ikut masuk pusaran angin.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian angin puting beliung ?
2. Apa ciri-ciri angin puting beliung ?
3. Apa tanda dan karakteristik angin puting beliung ?
4. Bagaimana antisipasi dan penanggulangan angin puting beliung ?
5. Bagaimana proses terjadinya angin puting beliung ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian angin puting beliung
2. Untuk mengetahui ciri-ciri angin puting beliung
3. Untuk mengetahui tanda dan karakteristik angin puting beliung
4. Untuk mengetahui cara antisipasi dan penanggulangan angin puting beliung
5. Untuk mengetahui proses terjadinya angin puting beliung.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Puting beliung atau tornado ialah sebuah angin yang menyentuh tanah dan awan
konimbulus. Kebanyakan puting beliung mempunyai kecepatan angin 175 km/jam atau
kurang, dengan lebar 250 kaki (75 meter), dan bergerak beberapa kilometer sebelum lenyap.
Walau bagaimanapun, setengah puting beliung mempunyai angin selaju 480 km/jam, dengan
lebar lebih dari 1,6 km .
Ancaman puting beliung atau angin berputar ini hanya melanda daerah yang bersisian
dengan perairan karena daerah tersebut sangat berpotensi setelah terjadi pemanasan denagn
teriknya matahari di daerah tersebut. Pemanasan ini menimbulkan penguapan yang kemudian
menjadi hujan yang biasanya disertai dengan angin kencang atau puting beliung (
Hidayat,2010).
Ancaman angin puting beliung desebabkan beberapa faktor yakni karena suhu panas
yang tinggi, low pressure, dan awan comonimbus. Faktor yang juga sangat berpengaruh
puting beliung itu adalah konveksi tinggi (Johanes Derajat, 2008).
Dampak yang ditimbulkan akibat angin puting beliung dapat menghancurkan area
seluas 5 km dan tidak ada lagi angin puting beliung susulan. Rumah akan hancur dan
tanaman akan tumbang diterjang angin puting beliung, mahluk hidup bisa sampai mati karena
terlempar atau terbentur benda keras lainnya yang ikut masuk pusaran angin.
Mengingat kekuatan dan dampak yang mampu dihasilkan oleh angin puting beliung
yang mampu menghancurkan segala macam benda yang berada di jalur lintasanya hingga
mampu menimbulkan jatuh korban jiwa maka perlulah diciptakan sebuah alat yang mampu
memberikan peringatan dini atau cepat kepada warga masyarakat agar dapat meminimalisir
dampak akibat yang ditimbulkan oleh angin puting beliung serta meminimalisir jatuhnya
korban jiwa. ( Sue Nicholson, 2005).
Angin puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal dan berlapis lapis (awan
Cb) dekat dengan permukaan bumi, dimana jenis awan ini biasanya berbentuk bunga kol dan
pertumbuhannya menjulang vertikal sampai pada ketinggian lebih dari 30.000 ft, dan bisa

3
juga berasal dari multi sel awan, dengan luasan area horizontalnya sekitar 0-5 km.
Angin puting beliung kejadiannya singkat antara 3-5 menit setelah itu diikuti angin
kencang yang berangsur angsur kecepatannya melemah.
Angin puting beliung biasanya mempunyai kecepatan dapat mencapai 40-50 km/jam
atau lebih dengan durasi yang sangat singkat dan tidak sama dengan fenomena badai yang
sering melanda di negara Amerika,Australia,Filipina,Jepang,Korea maupun China. Jadi wajar
kalau peristiwa ini hanya bersifat lokal dan tidak merata, sedangkan angin kencang dapat
berlangsung lebih dari 30 menit bahkan bisa lebih dari satu hari dengan kecepatan rata-rata
20-3- knot.
Puting beliung biasanya terjadi pada saat musim peralihan atau pada saat cuaca hujan
atau dimusim hujannya masih banyak terjadi pada siang hari atau malam hari, karena
memang fenomenanya selalu terjadi setelah lepas pukul 13.00- 17.00 waktu setempat, namun
demikian tidak menutup kemungkinan dapat terjadi malam hari.
Gejala awal terjadinya puting beliung adalah :
1. Udara terasa panas dan gerah
2. Di langit tampak ada pertumbuhan awan cumulus (awan putih yang bergerombol
berlapis-lapis)
3. Diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat
jelas berwarna abu-abu menjulang tingginyang secara visualseperti bunga kol.
4. Awan tiba-tiba berubah warna dari warna putih menjadi warna hitam pekat (awan
Cb)
5. Ranting pohon dan daun bergoyang cepat karena tertiup angin disertai angin
kencang sedah menjulang.

6. Durasi fase pembentukan awan hingga fase punah berlangsung paling lama sekitar
1 jam, oleh karena itulah masyarakat agar tetap waspada selama periode ini.

Pemerintah sendiri selama ini belum dapat memberikan peringatan yang dini kepada
warga masyarakat bila akan terjadi angin puting beliung, walaupun pemerintah mungkin
sudah memberi peringatan mungkin lewat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
(BMKG) melalui siaran ramalan cuaca baik melalui media elektronik maupun media cetak.
Cara ini dinilai kurang efektif karena tidak semua orang suka mendengar atau membaca
melalui media elektronik maupun media cetak.

Melihat hasil data perbandingan bencana alam per jenis kejadian selama periode tahun 1815-

4
2014 (sumber data BNPB) yang terjadi di wilayah Indonesia, angin puting beliung
menempati urutan ke-2 terbesar yaitu 21%.

Data dari BNPB, selama tahun 2013 telah terjadi kejadian angin puting beling diwilayah
Indonesia sebanyak 503 kejadian, jumlah meninggal 31 jiwa, luka-luka 171 jiwa, menderita
45.774 jiwa, mengungsi 1.598 jiwa, serta rumah rusak ringan hingga rusak berat sebanyak
26.703 unit.

2.2 Ciri-ciri Angin Puting Beliung


a. Kejadiannya singkat, antara 3 hingga 10 menit, setelah itu diikuti angin kencang yang
kecepatannya berangsur melemah.
b. Kecepatan angin terus adalah 45 hingga 90 km/jam
c. Terjadi di tempat dengan radius jangkuan 5 hingga 10 km
d. Terjadi di musim pancaroba dan sebagian kecil di musim hujan, saat hujan di siang
atau sore hari
e. Terjadi antara jam 13 hingga 17

5
2.3 Tanda-tanda yang mendahului Angin puting Beliung
a. Sehari sebelumnya udara pada malam dan pagi terasa panas, sumuk, pengap
b. Sekitar jam 10 pagi terlihat awan cumulus (awan berlapis-lapis), diantara awan
tersebut ada sau jenis awan yang memiliki batas tepi sangat jelas berwarna abu-abu
menjulang tinggi seperti bunga kol.
c. Selanjutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi hitam gelap
d. Jika ranting pohon bergoyang, maka hujan dan angin kencang akan datang
e. Terasa dan sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri
f. Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan yang tiba-tiba deras, apabila
hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari lingkungan kita berdiri
g. Terdengar sambaran petir yang cukup keras, yang merupakan pertanda hujan lebat
dan angin kencang akan terjadi.
h. Pada musim penghujan, jika 1 hingga 3 hari berturut-turut tidak ada hujan,
kemungkinan hujan deras yang pertama kali turun akan diikuti oleh angin kencang
baik yang termasuk dalam kategori puting beliung atau angin kencang yang memiliki
kecepatan lebih rendah.

2.4 Karakteristik Angin Puting Beliung

Gambar 2.3 Angin Puting Beliung

1. Puting beliung merupakan dampak dari awan Cumulonimbus yang biasa tumbuh
selama periode musim hujan, tetapi tidak semua pertumbuhan awan Cumulonimbus
akan menimbulkan angin puting beliung

6
2. Kehadirannya belum dapat diprediksi
3. Terjadi secara tiba-tiba (2-5 menit) pada area skala yang sangat lokal
4. Pusaran puting beliung mirip belalai gajah/selang vacuum cleaner
5. Jika kejadiannya berlangsung lama, lintasannya membentuk jalur kerusakan
6. Lebih sering terjadi pada siang hari dan lebih banyak di daerah dataran rendah

Tabel 2.1. Karakteristik Angin Puting Beliung (sumber : BMKG)


KRITERIA ANGIN PUTING BELIUNG
Area Tumbuh Daratan dan bisa terjadi di laut (water spot)
Periode Ulang a. Terjadinya pada musim peralihan musim kemarau ke hujan
atau sebaliknya (pancarobs)
b. Tidak mempunyai siklus yang beraturan
c. Tidak ada puting eliung susulan
Arah Gerakan Dipengaruhi arah gerakan awan cumulonimbus (Cb)
Proses Terjadinya Hanya dari awan Cb dengan skala lokal
Deteksi 0,5-1 jam sebelum kejadian
Waktu Kejadian Lebih sering pada siang-sore hari, malam jarang terjadi
Kecepatan Angin 30-50 knots, dengan durasi sangat singkat
Lamanya a. Merobohkan atap rumah, tiang, pohon tinggi yang timbun
dan rapuh
b. Skala besar bisa menghancurkan rumah permanen
Luas Area Kersukan 5-10 km

2.5 Antisipasi dan Penanggulaan Angin Puting Beliung


Antisipasinya adanya angin puting beliung, antara lain sebagai berikut :
1. Jika terdapat pohon yang rimbun dan tinggi serta rapuh agar segera ditebang untuk
mengurangi beban berat pada pohon tersebut
2. Perhatikan atap rumah yang sudah rapuh, karena pada rumah yang rapuh sangat
mudah sekali terhempas, sedangkan pada rumah yang permanet, kecil kemungkinan
terhempas
3. Apabila melihat awan yang tiba-tiba gelap, semula cerah sebaiknya untuk tidak
mendekati daerah awan gelap tersebut
4. Cepat berlindung atau menjadi dari lokasi kejadian, karena peristiwa fenomena
tersebut sangat cepat.

7
5. Untuk jangka panjang pohon dipinggir jalan diganti dengan pohon akar berjenis
serabut seperti pohon asem, pohon beringin dsb.

Adapun upaya penanggulangan angin puting beliung adalah sebagai berikut:


A. Sebelum Datangnya Angin
1. Dengar dan simaklah siaran radio atau televisi menyangkut prakiran terkini
cuaca setempat
2. Waspadalah terhadap perubahan cuaca
3. Waspadalah terhadap angin topan yang mendekat
4. Waspadalah terhadap tanda-tanda bahaya sebagai berikut:
a. Langit gelap, sering berawan kehijauan
b. Hujan es dengan butiran besar
c. Awan rendah, hitam, besar, seringkali bergerak berputar
d. Suara keras seperti bunyi kereta api cepat
e. Bersiaplah untuk ke tempat perlindungan (bunker) bila ada angin topan
mendekat

B.Saat Datangnya Angin


Bila dalam keadaan bahaya segeralah ke tempat perlindungan (bunker)

Jika anda berada didalam bangunan seperti rumah, gedung perkantoran, sekolah, rumah
sakit, pabrik, pusat perbelanjaan, gedung pencakar langit, maka yang anda harus lakukan
adalah segera menuju ke ruangan yang telah dipersiapkan untuk menghadapi keadaan
tersebut seperti ruangan yang dianggap paling aman, bassement, ruangan anti badai, atau di
tingkat lanntai yang paling bawah . bila tidak terdapat basement, segeralah ke tenah tengah
ruangan pada lanta yang paling bawah, jauhilah sudut-sudut

Ruangan, jendela, pintu, dan dinding terluar bangunan. Semakin banyak sekat antara
diri anda dengan dinding terluar gedung semakin aman. Berlindunglah di bawah meja
gunakan lengan anda untuk melindungi kepala dan leher anda. Jangan pernah membuka
jendela.
 Jika andaa berada di dalam mobil, segeralah hentikan dan tinggalkan kendaraan anda
serta carilah tempat perlindungan yang terdekat seperti yang telah disebutkan diatas

8
 Jika anda berada di luar ruangan dan jauh dari temoat perlindungan, maka yang anda
harus lakukan adalah sebagai berikut:
a. Tiaraplah pada tempat yang serendah mungkin, saluran air terdekat atau
sejenisnya sambil tetap melindungi keepala dan leher dengan menggunakan
lengan anda
b. Jangan berlindung di bawah jembatan, jalan layang, atau sejenisnya. Anda
akan lebih aman tiarap di tempat yang datar dan rendah
c. Jangan pernah melarikan diri dari angin puting beliung dengan menggunakan
kendaraan bermobil bila di daerah yang berpenduduk padat atau yang
bangunannya banyak. Segera tinggalkan kendaraan anda untuk mencari
tempat perlindungan terdekat
d. Hati hati terdapat benda-benda yang diterbangkan angin puting beling. Hal ini
dapat menyebabkan kematian dan cedera serius

2.6 Proses terjadinya angin puting beliung


Proses terjadinya nagin puting beliung terkait erat dengan fase tumbuhnya awan Cb
yaitu seperti yang dijelaskan dibawah ini:

 Fase tumbuh

9
Dalam awan terdiri dari arus naik ke atas yang kuat. Hujan belum turun, titik-titik air maupun
kristal –kristal es masih tertahan oleh arus udara yang naik ke atas puncak awan

 Fase dewasa
Titik-titik air tidak tertahan oleh udara naik ke puncak awan. Hujan turun menimbulkan gaya
gerak antara arus udara naik dan turun. Temperatur masa udara yang turun lebih dingin dari
udara sekelilingnya. Antara arus udara yang naik dan turun dapat menimbulkan arus geser
memutar, dan membentuk pusaran. Arus udara ini memutar semakin cepat. Terkadang disertai
hujan deras yang membentuk pancaran air

10
 Fase punah
Tidak ada masa udara naik. Masa udara yang turun meluas diseluruh awan. Kondensasi
berhenti, udara yang turun melemah hingga berakhirlah pertumbuhan awan Cumulunimbus.

Tidak ada massa udara naik, massa udara yang turun meluas diseluruh awan.
Kondensasi berhenti, udara yang turun melemah hingga berakhirlah pertumbuhan awan

11
Cumulunimbus (Cb).

2.7 Penyebab Terjadinya Angin Puting Beliung


Udara panas dan dingin bertemu, sehingga saling bentrok dan terbentuklah puting beliung.
Proses terjadinya angin puting beliung, biasanya terjadi pada musim pancaroba pada siang
hari suhu udara panas, pengap, dan awan hitam mengumpul, akibat radiasi matahari di siang
hari tumbuh awan secara vertikal, selanjutnya di dalam awan tersebut terjadi pergolakan arus
udara naik dan turun dengan kecepatan yang cukup tinggi. Arus udara yang turun dengan
kecepatan yang tinggi menghembus ke permukaan bumi secara tiba-tiba dan berjalan secara
acak.
Adapun tanda-tanda akan adanya angin puting beliung adalah :
1. Biasanya kalau ada suhu udara sangat panas terutama satu hari sebelumnya udara
panas pada malam hari ini patut di waspadai karena kalau tidak hujan ada angin
kencang.

2. Pada pagi hari sekitar sebelum pukul 12 terlihat tumbuh awan yang berlapis-lapis dan
diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas
berwarna abu-abu menjulang tinggi. Apalagi kalau angin tersebut sangat hitam kelabu
maka biasanya hujan dan anginpun tiba.

3. Awan yang berlapis tersebut proses berikutnya adalah awan tersebut akan cepat
berubah warna menjadi hitam sangat gelap, seperti penjelasan poin 2.

4. Di sekitar rumah anda banyak pohon coba amati dan perhatikan pepohonan tersebut,
apakah ada dahan atau ranting yang sudah bergoyang sangat cepat. Biasanya tidak
akan lama lagi hujan dan angin kencang pun akan tiba.

5. Selanjutnya udara dingin terasa disekitar kita ketika langit gelap gulita mendung
berwarna hitam gelap dan pepohonan sudah menampakkan bergoyang.

6. Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan tiba-tiba dengan sangat deras,
kalau hujan gerimis maka angin kencang masih jauh dari linkungan kita.

7. Adanya sambaran petir yang cukup keras meski tidak hujan, apabila kejadian tersebut
dirasakan oleh kita maka tidak menutup kemungkinan hujan lebat dan petir serta
angin kencang akan terjadi.

12
8. Adanya hujan sangat lama hingga berhari-hari maka bisa menimbulkan angin puting
beliung, jangankan hanya hujan 1 jam saja angin sudah kencang.

2.8 Dampak yang Ditimbulkan Angin Puting Beliung


Setiap bencana alam selalu membawa dampak dan menimbulkan kerugian bagi
manyarakat, berupa korban jiwa, dan material. Bencana angin puting beliung bila
menimbulkan korban dan kerusakan pada bangunan infrastruktur, hal ini tergantung dari
skala intensitas angin. Semakin tinggi intensitas angin maka akan semakin berat tingkat
kerusakan yang ditimbulkan Angin puting beliung yang terjadi di indonesia memiliki skala
intensitas antara F1dan F0, yang digolongkan pada tornado lemah. Kerusakan yang
dilimbulkan diantaranya:
1. Menyebabkan kerusakan atau kehancuran bangunan

2. Merusak jaringan listrik

3. Mengangkat dan memindahkan benda-benda yang tidak stabil

4. Membahayakan keselamatan

5. Mengakibatkan banjir

2.9 Mitigasi Bencana Angin Puting Beliung


Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mitigasi bencana angin puting :
1. Membuat sruktur bangunan yang memenuhi syarat teknis untuk mampu
bertahan terhadap gaya angin

2. Perlunya penerapan aturan standar bangunan yang memperhitungkan beban


angin khususnya di daerah yang rawan angin topan

3. Penempatan lokasi pembangunan fasilitas yang penting pada daerah yang


terlindung dari serangan angin topan.

4. Penghijauan di bagian atas arah angin untuk meredam gaya angina

5. Pembuatan bangunan umum yang cukup luas yang dapat digunakan sebagai
tempat penampungan sementara bagi orang maupun barang saat terjadi serangan
angin topan.

13
6. Pengamanan/perlakuan bagian-bagian yang mudah diterbangkan angin yang
dapat membahayakan diri atau arang lain disekitarnya.

7. Kesiap-siagaan dalam menghadapi angin puting beliung, mengetahui bagaimana


cara penyelamatan diri

8. Pengamanan barang-barang di sekitar rumah agar terikat dibangun secara kuat


sehingga tidak diterbangkan angin.

9. Untuk para nelayan, supaya menembatkan atau mengikat kuat kapal-kapalnya.

Mitigasi Bencana Puting Beliung


1. Sebelum bencana:

 Perlu dilakukan sosialisasi mengenai puting beliung agar masyarakat


memahami dan mengenal puting beliung, baik definisi, gejala awal,
karakteristik, bahaya, dan mitigasinya

 Menyusun peta rawan bencana puting beliung berdasarkan data historis

 Memangkas ranting pohon besar dan menebang pohon yang sudah


rapuh serta tidak membiasakan memarkir kendaraan di bawah pohon
besar

 Jika tidak penting sekali, hindari bepergian apabila langit tampak awan
gelap dan menggantung

 Mengembangkan sikap sadar informasi cuaca dengan selalu mengikuti


informasi prakiraan cuaca atau proaktif menanyakan kondisi cuaca
kepada instansi yang berwenang

 Penyiapan lokasi yang aman untuk tempat pengungsian sementara

2. Saat bencana:

 Segera berlindung pada bangunan yang kokoh dan aman begitu angin
kencang menerjang

 Jika memungkinkan segeralah menjauh dari lokasi kejadian karena


proses terjadinya puting beliung berlangsung sangat cepat

14
 Jika saat terjadi puting beliung kita berada di dalam rumah semi
permanen/rumah kayu, hingga bangunan bergoyang, segeralah keluar
rumah untuk mencari perlindungan di tempat lain karena bisa jadi
rumah tersebut akan roboh

 Hindari berteduh di bawah pohon besar, baliho, papan reklame dan


jalur kabel listrik

 Ancaman puting beliung biasanya berlangsung 5-10 menit, sehingga


jangan terburu-buru keluar dari tempat perlindungan yang aman jika
angin kencang belum benar-benar reda

3. Setelah Bencana:

 Melakukan koordinasi dengan berbagai pelaksana lapangan dalam


pencarian dan pertolongan para korban

 Mendirikan posko dan evakuasi korban yang selamat

 Mendirikan tempat penampungan korban bencana secara darurat di


dekat lokasi bencana atau menggunakan rumah penduduk untuk
pengobatan dan dapur umum

 Melakukan koordinasi bahan bantuan agar terdistribusi tepat sasaran


dan sampai kepada mereka yang benar-benar membutuhkan dan
menghindari para oknum yang memanfaatkan situasi

 Melakukan evaluasi pelaksanaan pertolongan dan estimasi kerugian


materi

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Puting beliung atau tornado ialah sebuah angin yang menyentuh tanah dan awan
konimbulus. Kebanyakan puting beliung mempunyai kecepatan angin 175 km/jam atau
kurang, dengan lebar 250 kaki (75 meter), dan bergerak beberapa kilometer sebelum lenyap.
Walau bagaimana pun setengah angin puting beliung mempunyai angin selaju 480 km/jam,
dengan lebar lebih dari 1,6 km. Ancaman puting beliung atau angin berputar ini hanya
melanda daerah yang bersisian dengan perairan karena daerah tersebut sangat berpotensi
setelah terjadi pemanasan dengan teriknya matahari didaerah tersebut. Pemanasan ini yang
menimbulkan penguapan yang kemudian menjadi hujan yang biasanya disertai dengan angin
kencang atau puting beliung (Hidayat,2010).

3.2. Saran
Makalah Kami ini jauh dari kata sempurna,untuk itu kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca sekalian sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari
makalah kami ini kedepannya.

16
DAFTAR PUSTAKA
[Fahmi 2013] Fahmi Rosdiana, Puting Beliung, Bencana Regional dengan Sebaran
Nasional, Jurnal Mitigasi Bencana, ITB-Bandung, 2013

[KEP009 2010] BMKG, Kep.009 Tahun 2010 tentang Prosedur Standar Operasional
Pelaksanaan Peringatan Dini, Pelaporan, Dan Diseminasi Informasi Cuaca
Ekstrim, BMKG, Jakarta, 2010.

[BMKG 2014] BMKG-InaTews, Upaya Yang Dilakukan Dalam Mitigasi


Gempabumi, http://inatews.bmkg.go.id/new/mitigasi.php (diakses 27 April
2015).

[BMKG 2014] BMKG, Peringan Dini, http://www.bmkg.go.id (diakses 27 April


2015).

[BNPB 2014] BNPB, Perbandingan Jumlah Kejadian Bencana Per Jenis Bencana Th.
1815-2014, http://dibi.bnpb.go.id/DesInventar/dashboard.jsp? ID (diakses 27
April 2015).

17

Anda mungkin juga menyukai