Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA

UJI KUALITATIF LIPID

Nama : Annisa Fitriya

Nim : 1710211012

Kelompok : 2 ( dua )

Tanggal Praktikum : 08 Mei 2018

Tanggal Penyerahan : 15 Mei 2018

Dosen Pengampu : Ir. Arief Noor Akhmadi M.P.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1. Mengetahui sifat-sifat fisik dan kimia lemak.
2. Memahami cara pembuatan sabun secara sederhana.
3. Mampu membedakan sabun dan detergen dari sifat kimia mereka.
1.2 Dasar Teori
Lipid adalah sekelompok senyawa heterogen, meliputi lemak, minyak, steroid, malam
(wax), dan senyawa-senyawa lain yang terkait. Sifat umum lipid antara lain tidak larut
dalam air dan larut dalam pelarut non polar seperti misalnya eter dan kloroform. Lipid
merupakan salah satu zat yang kaya akan energi yang penting dan dipergunakan dalam
metabolisme tubuh. Lipid mempunyai fungsi sebagai penghasil panas tubuh,
pembentukan dari dinding sel, pelindung organ tubuh, sumber asam lemak esensial,
transporter vitamin larut lemak, dan sebagai pelumas. Lemak yang beredar dalam tubuh
diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati. Lemak
disimpan di dalam jaringan adiposa, yang berfungsi sebagai insulator panas di jaringan
subkutan. Lipid tidak larut dalam air tetapi dengan mudah dapat dilarutkan dalam pelarut
organik (non polar) seperti kloroform, eter, atau benzena. Lipid diklasifikasikan menjadi
dua yaitu lipid sederhana dan lipid kompleks. Lipid sederhana meliputi ester asam lemak
dengan berbagai alkohol. Contoh lipid sederhana antara lain : Lemak (fat) merupakan
ester asam lemak dengan gliserol, Minyak (oil) adalah lemak dalam keadaan cair, Wax
(malam) merupakan ester asam lemak dengan alkohol monohidrat yang berat molekulnya
tinggi. Berbeda dengan lipid sederhana, lipid kompleks merupakan ester asam lemak
yang mengandung gugus-gugus selain alkohol dan asam lemak, seperti fosfolipid dan
glikolipid. Fosfolipid adalah lipid yang mengandung suatu residu asam fosfor, selain
asam lemak dan alkohol, sedangkan glikolipid adalah lipid yang mengandung asam
lemak, sfingosin, dan karbohidrat. Lipid kompleks lain juga meliputi sulfolipid,
aminolipid, dan lipoprotein. Lemak dan trigliserida (triasilgliserol, TAG) merupakan lipid
umum. Mereka merupakan sumber penting energi dalam tubuh, karena metabolisme
oksidatif lemak akan menghasilkan ATP dalam jumlah besar. Lipida yang lain merupakan
komponen struktural utama dari membran, sebagai prekursor dari senyawa-senyawa
esensial lain, sebagai insulator dll.
Lipid diklasifikasikan menurut fungsi, lokalisasi dan struktur. Secara struktur, lipid
diklasifikasikan sebagai senyawa yang mengandung asam lemak dan yang tidak
mengandung asam lemak. Kelompok pertama ditandai dengan golongan lemak netral atau
triasilgliserol, gliserolfosfolipida atau gliserolfosfatida, plasmogen, spingolipida, dsb.
Triasilgliserol (TAG) merupakan suatu ester asam lemak dengan gliserol. Dengan
demikian, hidrolisis sempurna TAG menghasilkan asam lemak dan gliserol. Asam lemak
bila direaksikan dengan suatu basa menghasilkan garam asam lemak (sabun). Kolesterol
merupakan sterol dari hewan dan adalah senyawa siklik dengan struktur kimianya,
sebagai berikut:

Meskipun kolesterol mempunyai kelarutan dalam air yang sangat kecil,


kelarutannya dalam darah cukup tinggi karena adanya lipoprotein (plasma
lipoprotein) yang mempunyai affinitas yang tinggi terhadap kolesterol. Komponen
lipida menyebabkan rendahnya densitas lipoprotein bila dibandingkan dengan
densitas albumin atau globulin. Berdasarkan data ultrasentrifugasi (metode pemisahan
lipoprotein), lipoprotein dibagi atas 5 (lima) bentuk densitas (g/mL):
1. Siklomikron (<96),
2. Lipoprotein densitas sangat rendah atau VLDL (<1,006),
3. Lipoprotein densitas sedang atau IDL (1,006 – 1,019),
4. Lipoprotein densitas rendah, LDL (1,019 – 1,063),
5. Lipoprotein densitas tinggi, HDL (1,063 – 1,210).
Kolesterol memegang peranan penting bagi makluk hidup sebagai:
1. Suatu komponen dari membran sel. Kolesterol membuat membran menjadi lebih
kompak, khususnya pada sel otak dan saraf.
2. Prekursor berbagai hormon steroid, seperti progesteron, testosteron, estradiol, dan
stigmasterol.
3. Prekursor asam-asam empedu.
Pada uji kualitatif lipid ini sampel yang digunakan yaitu menggunakan berbagai
macam minyak goreng seperti minyak goreng murni, minyak goreng curah, dan
minyak goreng tengik. Beberapa jenis lemak dan minyak goreng yang sering
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari diantaranya minyak goreng yang berfungsi
sebagai pengantar panas, penambah rasa, dan penambah nilai kalori bahan pangan.
Hidrasi gliserol akan membentuk aldehid tidak jenuh atau akrolein. Makin tinggi titik
asap makin baik mutu minyak goreng tersebut(Winarno, 1992, hal. 98). Lemak dan
minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol, kedua istilah ini berarti “triester (dari)
gliserol”. Perbedaan antara suatu lemak dan minyak bersifat sebarang: pada
temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak bersifat cair. Sebagian besar
gliserida pada hewan adalah berupa lemak, sedangkan gliserida dalam tumbuhan
cenderung berupa minyak (fessenden & fessenden, 1982). Lemak digolongkan
berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam lemaknya. Adapun penggolongannya adalah
asam lemak jenuh dan tak jenuh Lemak yang mengandung asam-asam lemak jenuh,
yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap.

BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
Alat:
1. Gelas kmia 250 mL
2. Gelas arloji
3. Wadah air es
4. Kertas saring
5. Centrifuge
6. Porselen tetes
7. Penjepit ukur
Bahan:
1. NaOH 6 N
2. Minyak kelapa murni
3. Minyak kelapa curah
4. Minyak kelapa tengik
5. NaCl pekat
6. Detergen cair
7. Sabun colek
8. HCl 0,05 N
9. NaCl 0,02 N
10. CaCl2 0,0 N
11. Minyak tanah
12. Isopropanol
13. Asam asetat glacial
14. FeCl3
15. Asam sulfat pekat
16. Asam asetat anhidrida
17. Etanol
18. Batu
19. Larutan protein 2%
20. Larutan empedu
21. Es batu.

2.2 Cara kerja


1. Penyabunan Minyak Kelapa
a. Memasukkan 10 mL etanol ke dalam gelas kimia ukuran 250 mL.
b. Kemudian menambahkan 15 mL NaOH 6 N.
c. Selanjutnya, menambahkan 15 mL minyak kelapa dan aduk.
d. Setelah itu, menambahkan 3-4 potong batu didih dan tutup gelas kimia dengan
gelas arloji.
e. Memanaskan campuran dengan nyala api kecil sambil diaduk. melakukan
pemanasan dan pengadukan selama 15 menit hingga campuran menjadi kental.
Kmudian mendinginkan campuran.
f. Dan menambahkan 50 mL larutan NaCl jenuh sambil diaduk.
g. Menyaring produk yang dihasilkan.
h. mencuci produk (sabun) dengan 15 mL air es. melakukan pencucian sebanyak
2 kali.
i. Terakhir, mengeringkan dan membandingkan dengan produk sabun komersil.
2. Kelarutan Lipid
a. menyiapkan 15 tabung reaksi yang bersih dan kering. Berturut-turun di isi
dengan air suling, alcohol 96%, eter, kloroform dan larutan Na 2CO3 0,5%
sebanyak 1 mL.
b. Menambahkan pada setiap tabung reaksi 2 tetes minyak kelapa murni.
c. Mengkocok larutan sampai homogen, lalu dibiarkan beberapa saat.
d. Kemudian mengamati sifat kelarutannya.
e. Mengulangi percobaan dengan mengganti minyak kelapa murni dengan
minyak kelapa curah dan minyak kelapa tengik.
3. Uji Pembentukan Emulsi
a. Menyiapkan 15 tabung reaksi yang bersih dan kering.
Tabung 1: diisi 2 mL air dan 2 tetes minyak kelapa murni.
Tabung 2: diisi 2 ml air, 2 tetes minyak kelapa murni,dan 2 tetes larutan
Na2CO3 0,5%.
Tabung 3: diisi 2 mL air, 2 tetes minyak kelapa murni dan 2 tetes larutan
sabun.
Tabung 4: diisi 2 mL larutan protein 2% dan 2 tetes minyak kelapa murni.
Tabung 5 : diisi 2 mL larutan empedu encer dan 2 tetes minyak kelapa murni.
b. Setiap tabung dikocok dengan kuat lalu di biarkan beberapa saat.
c. Kemudian mengamati terjadinya pembentukan emulsi.
d. Mengulangi percobaan dengan mengganti minyak kelapa murni dengan
minyak kelapa curah dan minyak kelapa tengik.
4. Uji Keasaman Lipid
a. Meneteskan sedikit minyak kelapa murni pada porselin tetes.
b. Kemudian menguji dengan kertas lakmus.
c. Setelah itu, mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus.
d. Mengulangi percobaan dengan mengguakan minyak kelapa curah, lalu
mengulangi lagi dengan menggunakan minyak kelapa tengik.
2.3 Skema Kerja “ Uji Pembentukan Emulsi ”
No. Gambar Tangan Keterangan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan, kemudian meneteskan
minyak kelapa murni pada 5 tabung
reaksi, minyak kelapa curah pada 5
tabung reaksi, dan minyak kelapa
tengik pada 5 tabung reaksi.

2. Menambahkan larutan pada setiap


tabung 1 yaitu 2 ml aquades, pada
tabung 2 yaitu 2 ml aquades dan 2
tetes Na2CO3 0,5%. Pada tabung 3
yaitu 2 ml aquades dan 2 tetes larutan
sabun. Pada tabung 4 yaitu2 ml
larutan protein 2%. Dan pada tabung 5
yaitu 2 ml larutan empedu.
Penambahan tersebut dilakukan pada
semua sampel minyak murni, minyak
curah, dan minyak tengik.
3. Mengkocok larutan campuran dengan
kuat dan biarkan beberapa saat.

4. Minyak Kelapa Murni: Mengamati terjadinya pembentukan


emulsi pada semua sampel.

Minyak Kelapa Curah:

Minyak Kelapa Tengik:


BAB III
HASIL PENGAMATAN
3.1 Tabel Hasil Pengamatan
No. Perlakuan Pengamatan
1. Kelarutan Lipid 1.Minyak Kelapa Murni
a) Tabung 1: Sebelum sampel diberi larutan air suling
warnanya bening serta terdapat 2 lapisan dan berbau
alkohol. Sesudah sampel diberi larutan air suling
warnanya tetap bening serta terdapat buih pada
lapisan atas.
b) Tabung 2: Sebelum sampel diberi larutan alcohol
96% warnanya bening dan berbau aseton. Sesudah
sampel diberi larutan alcohol 96% warnanya tetap
bening dan terdapat gelembung.
c) Tabung 3: Sebelum sampel diberi larutan eter
warnanya bening dan berbau seperti balon. Sesudah
sampel diberi larutan eter terdapat dua lapisan warna
yaitu berwarna bening pada bagian bawah dan
berwarna kuning pada bagian atas dan terdapat
gelembung.
d) Tabung 4: Sebelum sampel diberi larutan kloroform
berwarna bening dan terdapat gelembung serta baau
yang menyengat. Sesudah sampel diberi larutan
kloroform terdapat 3 lapisan warna yaitu pada
lapisan atas berwarna bening kekuningan, pada
lapisan tengah berwarna bening, dan pada lapisan
bawah berwarna keruh.
e) Tabung 5: Sebelum sampel diberi larutan Na2CO3
berwarna bening dan terdapat dua lapisan serta
berbau menyengat. Sesudah sampel diberi larutan
Na2CO3 berwarna bening terdapat buih pada bagian
atas.

2.Minyak Kelapa Curah


a) Tabung 1: Sebelum sampel diberi larutan air suling
warnanya bening kekuningan terdapat gelembung
dan berbau menyengat. Sesudah sampel diberi
larutan air suling warnanya tetap benimg
kekuningan.
b) Tabung 2: Sebelum sampel diberi larutan alcohol
96% warnanya bening dan berbau menyengat.
Sesudah sampel diberi larutan alcohol 96% berwarna
bening kental pada bagian atas dan berwarna bening
pada bagian bawah.
c) Tabung 3: Sebelum sampel diberi larutan eter
berwarna dua lapisan dan berbau menyengat.
Sesudah sampel diberi larutan eter terdapat tiga
lapisan warna yaitu berwarna bening pada bagian
atas,pada bagian tengah bening keruh dan berwarna
bening pada bagian bawah.
d) Tabung 4: Sebelum sampel diberi larutan kloroform
terdapat 2 lapisan warna yaitu berwarna bening dan
dan berbau yang menyengat. Sesudah sampel diberi
larutan kloroform terdapat dua lapisan yaitu pada
lapisan atas berwarna bening keruh dan pada lapisan
bawah terdapat gelembung.
e) Tabung 5: Sebelum sampel diberi larutan Na2CO3
berwarna bening dan berbau menyengat. Sesudah
sampel diberi larutan Na2CO3 terdapat dua lapisan
warna yaitu berwarna bening keruh pada lapisan
atas, dan berwarna bening pada lapisan bawah .
f) 3.Minyak Kelapa Tengik
a) Tabung 1: Sebelum sampel diberi larutan air suling
terdapat 2 lapisan dan berbau menyengat. Sesudah
sampel diberi larutan air suling terdapat dua lapisan
warna yaitu berwarna bening keruh pada lapisan atas
dan berwarna bening pada lapisan bawah.
b) Tabung 2: Sebelum sampel diberi larutan alcohol
96% warnanya bening dan terdapat gelembung.
Sesudah sampel diberi larutan alcohol 96% berwarna
bening danterdapat endapan.
c) Tabung 3: Sebelum sampel diberi larutan eter
berwarna bening dan terdapat gelembung. Sesudah
sampel diberi larutan eter terdapat dua lapisan
berwarna bening.
d) Tabung 4: Sebelum sampel diberi larutan kloroform
berwarna bening dan terdapat gelembung. Sesudah
sampel diberi larutan kloroform terdapat dua lapisan
yaitu pada lapisan atas berwarna keruh dan pada
lapisan bawah berwarna bening.
e) Tabung 5: Sebelum sampel diberi larutan Na2CO3
berwarna bening dan terdapaat gelembung. Sesudah
sampel diberi larutan Na2CO3 terdapat dua lapisan
warna yaitu berwarna keruh dan mengendap pada
lapisan atas, serta berwarna bening pada lapisan
bawah .
2. Uji Pembentukan Emusi 1.Minyak Kelapa Murni
a) Tabung 1: Sebelum larutan campuran dikocok
berwarna bening dan berbau menyengat. Sesudah
larutan campuran dikocok larutan berubah warna
menjadi berwarna bening kekuningan serta terdapat
gumpalan dan tidak berbau menyengat.
b) Tabung 2: Sebelum larutan campuran dikocok
berwarna bening dan berbau menyengat. Sesudah
larutan campuran dikocok larutan tetap berwarna
bening serta terdapat banyak gumpalan dan tidak
berbau menyengat.
c) Tabung 3: Sebelum larutan campuran dikocok
berwarna bening dan berbau menyengat. Sesudah
larutan campuran dikocok larutan tetap berwarna
bening serta terdapat busa dan berbau menyengat
(sabun).
d) Tabung 4: Sebelum larutan campuran dikocok
berwarna putih susu dan berbau menyengat. Sesudah
larutan campuran dikocok larutan tetap berwarna
putih susu dan berbau seperti roti.
e) Tabung 5: Sebelum larutan campuran dikocok
berwarna hijau kehitaman dan berbau menyengat.
Sesudah larutan campuran dikocok terdapat 2 lapisan
warna yaitu pada lapisan atas berwarna hijau serta
terdapat busa, sedangkan pada lapisan bawah
berwarna hijau kehitaman dan larutan berbau amis
atau menyengat.
2.Minyak Kelapa Curah
a) Tabung 1: Sebelum larutan campuran dikocok
berwarna bening dan berbau menyengat. Sesudah
larutan campuran dikocok larutan tetap berwarna
bening serta terdapat gumpalan dan tidak berbau
menyengat.
b) Tabung 2: Sebelum larutan campuran dikocok
terdapat 2 warna yaitu berwarna bening dan merah
muda dan berbau menyengat. Sesudah larutan
campuran dikocok larutan berubah warna menjadi
berwarna merah muda serta terdapat gumpalan dan
tidak berbau menyengat.
c) Tabung 3: Sebelum larutan campuran dikocok
berwarna bening dan berbau menyengat. Sesudah
larutan campuran dikocok larutan tetap berwarna
bening serta terdapat busa sedikit dan berbau
menyengat (sabun).
d) Tabung 4: Sebelum larutan campuran dikocok
berwarna putih susu dan tidak berbau. Sesudah
larutan campuran dikocok larutan tetap berwarna
putih susu serta terdapat gumpalan dan berbau
seperti roti.
e) Tabung 5: Sebelum larutan campuran dikocok
berwarna hijau kehitaman dan tidak berbau
menyengat. Sesudah larutan campuran dikocok tetap
berwarna hijau kehitaman serta terdapat busa dan
berbau amis atau menyengat.
3.Minyak Kelapa Tengik
a) Tabung 1: Sebelum larutan campuran dikocok
berwarna bening dan berbau menyengat. Sesudah
larutan campuran dikocok larutan tetap berwarna
bening serta terdapat gumpalan dan tidak berbau
menyengat.
b) Tabung 2: Sebelum larutan campuran dikocok
berwarna bening dan berbau menyengat. Sesudah
larutan campuran dikocok larutan tetap berwarna
bening serta terdapat gumpalan dan tidak berbau
menyengat.
c) Tabung 3: Sebelum larutan campuran dikocok
berwarna bening dan berbau menyengat. Sesudah
larutan campuran dikocok larutan tetap berwarna
bening serta terdapat gumpalan dan berbau
menyengat (sabun).
d) Tabung 4: Sebelum larutan campuran dikocok
berwarna putih susu dan tidak berbau. Sesudah
larutan campuran dikocok larutan tetap berwarna
putih susu dan berbau seperti roti.
e) Tabung 5: Sebelum larutan campuran dikocok
berwarna hijau kehitaman dan berbau menyengat.
Sesudah larutan campuran dikocok tetap berwarna
hijau kehitaman serta terdapat busa dan berbau amis
atau menyengat.
3. Uji Keasaman Lipid Sebelum dimasukkan ke dalam minyak, kertas lakmus
merah tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru tetap
berwarna biru. Sesudah kertas lakmus dimasukkan ke dalam
3 sampel minyak, keratas lakmus tidak mengalami
perubahan warna.
4. Uji Penyabunan Minyak Sebelum memanaskan, terdapat endapan diatas berwarna
Kelapa kuning. Pada saat memanaskan yang dilakukan selama 15
menit, terdapat gelembung pada saat pemanasan
berlangsung. Setelah melakukan proses memanaskan,
terdapat endapan diatas berwarna kuning keruh.

3.2 Dokumentasi
1. Uji Kelarutan Lipid
a. Minyak Murni
No Sebelum Sesudah Keterangan
1. Sebelum dicampurkan berwarna
bening dan terdapat dua lapisan
berbau seperti alkohol. sesudah
berwarna bening dan terdapat buih
padaa bagian atas.

2. Sebelum warnanya being dan


berbau seperti seperti alkohol.
Sesudah warnanya bening dan
terdapat gelembung.

3. Sebelum warnanya bening berbau


seperti balon tiup. Sesudah
berwarna bagian atas bening,tengah
bening dan bawah kuning.

4. Sebelum warnanya bening dan


berbau menyengat terdapat
gelembung. Sesudah bening
terdapat tiga lapisan atas bening
kekuningan tengah bening dan
bawah keruh

5. Sebelum berwarna bening dan


terdapat dua lapisan serta terdapat
gelembug berbau meyenga.
Sesudah bening terdapat buih pada
bagian atas berbau tetap.

b. Minyak Curah
No Sebelum Sesudah Keterangan
1. Sebelum dicampurkan berwarna
bening kekuningan terdapat
gelembung berbau seperti purple .
sesudah berwarna bening
kekuningan.

2. Sebelum warnanya being dan


berbau seperti apel. Sesudah
warnanya bening kental pada
bagian atas dan warna bening cair
pada bagian bawahnya.

3. Sebelum warnanya bening


terdapat tiga lapisan,berbau
seperti purple. Sesudah berwarna
bagian atas bening,tengah bening
dan bawah bening pula.

4. Sebelum warnanya bening dan


berbau apel. Sesudah bening
terdapat dua lapisan/lapisan
bawah terdapat gelembung.

5. Sebelum berwarna bening dan


berbau apel. Sesudah bening
terdapat dua lapisan,lapisan atas
bening keruh dan bawah keruh.
c. Minyak Tengik

No Sebelum Sesudah Keterangan


1. Sebelum dicampurkan berwarna
bening dan terdapat dua lapisan
berbau seperti alkohol. Sesudah
terdapat dua lapisan bagian keruh atas
benin dan bawah bening.

2. Sebelum warnanya being dan terdapat


gelembung bau nyengat. Sesudah
warnanya bening mengendap.

3. Sebelum warnanya bening dan


terdapat gelembung berbau
menyengat. Sesudah terdapat dua
lapisan berwarna bening.

4. Sebelum warnanya bening dan


terdapat gelembung dan berbau
menyengat. Sesudah terdapat dua
lapiisan lapisan atas bening keruh
bawah bening

5. Sebelum berwarna bening dan


terdapat gelembug berbau nyngat..
Sesudah terdapat dua lapisan atas
keruh mengendap dan bawah bening.
2. Uji Pembentukan Emulsi
a. Minyak curah
No Sebelum Sesudah Keterangan
1. .Sebelum larutan campuran dikocok
berwarna bening dan berbau
menyengat. Sesudah larutan campuran
dikocok larutan tetap berwarna bening
serta terdapat gumpalan dan tidak
berbau menyengat.

2. Sebelum larutan campuran dikocok


terdapat 2 warna yaitu berwarna
bening dan merah muda dan berbau
menyengat. Sesudah larutan campuran
dikocok larutan berubah warna
menjadi berwarna merah muda serta
terdapat gumpalan dan tidak berbau
menyengat
3. Sebelum larutan campuran dikocok
berwarna bening dan berbau
menyengat. Sesudah larutan campuran
dikocok larutan tetap berwarna bening
serta terdapat busa sedikit dan berbau
menyengat (sabun).

4. Sebelum larutan campuran dikocok


berwarna putih susu dan tidak berbau.
Sesudah larutan campuran dikocok
larutan tetap berwarna putih susu serta
terdapat gumpalan dan berbau seperti
roti.
5. Sebelum larutan campuran dikocok
berwarna hijau kehitaman dan tidak
berbau menyengat. Sesudah larutan
campuran dikocok tetap berwarna
hijau kehitaman serta terdapat busa
dan berbau amis atau menyengat.

b. Minyak murni
No Sebelum Sesudah Keterangan
1. Sebelum larutan campuran dikocok
berwarna bening dan berbau
menyengat. Sesudah larutan campuran
dikocok larutan berubah warna
menjadi berwarna bening kekuningan
serta terdapat gumpalan dan tidak
berbau menyengat
2. Sebelum larutan campuran dikocok
berwarna bening dan berbau
menyengat. Sesudah larutan campuran
dikocok larutan tetap berwarna bening
serta terdapat banyak gumpalan dan
tidak berbau menyengat.

3. Sebelum larutan campuran dikocok


berwarna bening dan berbau
menyengat. Sesudah larutan campuran
dikocok larutan tetap berwarna bening
serta terdapat busa dan berbau
menyengat (sabun).
4. Sebelum larutan campuran dikocok
berwarna putih susu dan berbau
menyengat. Sesudah larutan campuran
dikocok larutan tetap berwarna putih
susu dan berbau seperti roti.

5. Sebelum larutan campuran dikocok


berwarna hijau kehitaman dan berbau
menyengat. Sesudah larutan campuran
dikocok terdapat 2 lapisan warna yaitu
pada lapisan atas berwarna hijau serta
terdapat busa, sedangkan pada lapisan
bawah berwarna hijau kehitaman dan
larutan berbau amis atau menyengat.

c. Minyak tengik
No Sebelum Sesudah Keterangan
1. Sebelum larutan campuran
dikocok berwarna bening
dan berbau menyengat.
Sesudah larutan campuran
dikocok larutan tetap
berwarna bening serta
terdapat gumpalan dan tidak
berbau menyengat.
2. Sebelum larutan campuran
dikocok berwarna bening
dan berbau menyengat.
Sesudah larutan campuran
dikocok larutan tetap
berwarna bening serta
terdapat gumpalan dan tidak
berbau menyengat.
3. Sebelum larutan campuran
dikocok berwarna bening
dan berbau menyengat.
Sesudah larutan campuran
dikocok larutan tetap
berwarna bening serta
terdapat gumpalan dan
berbau menyengat (sabun).
4. Sebelum larutan campuran
dikocok berwarna putih susu
dan tidak berbau. Sesudah
larutan campuran dikocok
larutan tetap berwarna putih
susu dan berbau seperti roti.
5. Sebelum larutan campuran
dikocok berwarna hijau
kehitaman dan berbau
menyengat. Sesudah larutan
campuran dikocok tetap
berwarna hijau kehitaman
serta terdapat busa dan
berbau amis atau menyengat.

3. Uji Keasaman Lipid


No Sampel Sebelum Sesudah Keterangan
1. Sebelum dimasukkan kertas
lakmus merah berwarna merah,
Minyak lakmus biru berwarna biru,
murni setelah dimasukkan dalam sampel
kertas tidak mengalami perubahan
warna
2. Sebelum dimasukkan kertas
lakmus merah berwarna merah,
Minyak lakmus biru berwarna biru,
curah setelah dimasukkan dalam sampel
kertas tidak mengalami perubahan
warna
3. Sebelum dimasukkan kertas
lakmus merah berwarna merah,
Minyak lakmus biru berwarna biru,
tengik setelah dimasukkan dalam sampel
kertas tidak mengalami perubahan
warna

4. Penyabunan Minyak Kelapa


Perlakuan Sebelum Sesudah Keterangan
Uji Sebelum memanaskan,
Penyabunan terdapat endapan diatas
Minyak berwarna kuning. Pada saat
Kelapa memanaskan yang
dilakukan selama 15 menit,
terdapat gelembungb pada
saat pemanasan
berlangsung. Setelah
melakukan proses
memanaskan, terdapat
endapan diatas berwarna
kuning keruh.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dengan judul acara “Uji Kualitatif Lipid” memiliki beberapa
tujuan kompetensi yang harus dicapai. Tujuan kompetensi tersebut yaitu yang pertama
mengetahui sifat-sifat fisik dan kimia lemak. Kemudian tujuan yang kedua, yaitu memahami
cara pembuatan sabun secara sederhana. Dan tujuan yang terakhir yaitu mampu membedakan
sabun dan detergen dari sifat kimia mereka. Dari tujuan kompetensi yang harus dicapai
tersebut terdapat beberapa pembahasan yang harus dibahas, yaitu:
Pada uji kualitatif lipid ini digunakan pengujian dengan melakukan 4 cara kerja yaitu uji
kelarutan lipid, uji pembentukan emulsi, uji keasaman lipid, dan yang terakhir yaitu
penyabunan minyak kelapa. Dari ke empat uji tersebut menggunakan sampel yang sama yaitu
minyak kelapa murni, minyak kelapa curah, dan minyak kelapa tengik. Pada uji kualitatif
lipid yang pertama melakukan pengujian dengan perlakuan uji kelarutan lipid. Pada uji
kelarutan lipid ini menggunakan 15 tabung reaksi yang bersih dan kering. Kemudian 5 tabung
reaksi ini diisi dengan 2 tetes minyak kelapa murni, 5 tabung reaksi yang lain diisi dengan 2
tetes minyak kelapa curah, dan 5 tabung reaksi yang lainnya lagi diisi dengan 2 tetes minyak
kelapa tengik. Selanjutnya menambahkan larutan pada setiap tabung 1 yaitu 1 ml air suling,
pada tabung 2 yaitu diisi dengan 1 ml alcohol 96%. Pada tabung 3 yaitu diisi dengan 1 ml
eter. Pada tabung 4 diisi dengan kloroform. Dan pada tabung 5 yaitu diisi dengan 1 ml larutan
Na2CO3 0,5%. Penambahan tersebut dilakukan pada semua sampel minyak murni, minyak
curah, dan minyak tengik. Jika semua tabung reaksi selesai ditambahkan larutan kemudian
mengkocok tabung reaksi tersebut sampai homogen dan mendiamkan beberapa saat. Terakhir,
mengamati sifat kelarutannya. Serta, hasil pengamatan yang diperoleh yaitu pada sampel
minyak kelapa murni sebagai berikut: tabung 1 sebelum sampel diberi larutan air suling
warnanya bening serta terdapat 2 lapisan dan berbau alkohol. Sesudah sampel diberi larutan
air suling warnanya tetap bening serta terdapat buih pada lapisan atas. Pada abung 2 sebelum
sampel diberi larutan alcohol 96% warnanya bening dan berbau aseton. Sesudah sampel
diberi larutan alcohol 96% warnanya tetap bening dan terdapat gelembung. Pada tabung 3
sebelum sampel diberi larutan eter warnanya bening dan berbau seperti balon. Sesudah
sampel diberi larutan eter terdapat dua lapisan warna yaitu berwarna bening pada bagian
bawah dan berwarna kuning pada bagian atas dan terdapat gelembung. Pada tabung 4
sebelum sampel diberi larutan kloroform berwarna bening dan terdapat gelembung serta baau
yang menyengat. Sesudah sampel diberi larutan kloroform terdapat 3 lapisan warna yaitu
pada lapisan atas berwarna bening kekuningan, pada lapisan tengah berwarna bening, dan
pada lapisan bawah berwarna keruh. Dan paada tabung 5 sebelum sampel diberi larutan
Na2CO3 berwarna bening dan terdapat dua lapisan serta berbau menyengat. Sesudah sampel
diberi larutan Na2CO3 berwarna bening terdapat buih pada bagian atas. Kemudian hasil yang
diperoleh pada sampel minyak kelapa curah, yaitu: pada tabung 1 sebelum sampel diberi
larutan air suling warnanya bening kekuningan terdapat gelembung dan berbau menyengat.
Sesudah sampel diberi larutan air suling warnanya tetap benimg kekuningan. Pada tabung 2
sebelum sampel diberi larutan alcohol 96% warnanya bening dan berbau menyengat. Sesudah
sampel diberi larutan alcohol 96% berwarna bening kental pada bagian atas dan berwarna
bening pada bagian bawah. Pada tabung 3 sebelum sampel diberi larutan eter berwarna dua
lapisan dan berbau menyengat. Sesudah sampel diberi larutan eter terdapat tiga lapisan
warna yaitu berwarna bening pada bagian atas,pada bagian tengah bening keruh dan
berwarna bening pada bagian bawah. Pada tabung 4 sebelum sampel diberi larutan kloroform
terdapat 2 lapisan warna yaitu berwarna bening dan dan berbau yang menyengat. Sesudah
sampel diberi larutan kloroform terdapat dua lapisan yaitu pada lapisan atas berwarna bening
keruh dan pada lapisan bawah terdapat gelembung. Pada tabung 5 sebelum sampel diberi
larutan Na2CO3 berwarna bening dan berbau menyengat. Sesudah sampel diberi larutan
Na2CO3 terdapat dua lapisan warna yaitu berwarna bening keruh pada lapisan atas, dan
berwarna bening pada lapisan bawah . Dan hasil yang diperoleh pada sampel yang terakhir
yaitu minyak kelapa tengik, yaitu: pada tabung 1 sebelum sampel diberi larutan air suling
terdapat 2 lapisan dan berbau menyengat. Sesudah sampel diberi larutan air suling terdapat
dua lapisan warna yaitu berwarna bening keruh pada lapisan atas dan berwarna bening pada
lapisan bawah. Pada tabung 2 sebelum sampel diberi larutan alcohol 96% warnanya bening
dan terdapat gelembung. Sesudah sampel diberi larutan alcohol 96% berwarna bening
danterdapat endapan. Pada tabung 3 sebelum sampel diberi larutan eter berwarna bening dan
terdapat gelembung. Sesudah sampel diberi larutan eter terdapat dua lapisan berwarna
bening. Pada tabung 4 sebelum sampel diberi larutan kloroform berwarna bening dan terdapat
gelembung. Sesudah sampel diberi larutan kloroform terdapat dua lapisan yaitu pada lapisan
atas berwarna keruh dan pada lapisan bawah berwarna bening. Pada tabung 5 sebelum sampel
diberi larutan Na2CO3 berwarna bening dan terdapaat gelembung. Sesudah sampel diberi
larutan Na2CO3 terdapat dua lapisan warna yaitu berwarna keruh dan mengendap pada
lapisan atas, serta berwarna bening pada lapisan bawah.
Berdasarkan literatur Pada umumnya, lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi
sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik seperti eter, kloroform,
aseton, benzene, atau pelarut nonpolar lainnya. Minyak dalam air akan membentuk emulsi
yang tidak stabil karena bila dibiarkan, maka kedua cairan akan memisah menjadi dua
lapisan. Sebaliknya, minyak dalam soda (Na2CO3) akan membentuk emulsi yang stabil
karena asam lemak yang bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan soda membentuk
sabun. Sabun mempunyai daya aktif permukaan, sehingga tetes-tetes minyak tersebar
seluruhnya. Menurut Permana (2016) derajat kelarutan merupakan kemampuan suatu zat
terlarut untuk dapat terlarut dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu. Tingkat polaritas
berkaitan dengan polaritas pelarut tersebut. Senyawa yang memiliki kepolaran yang sama
akan lebih mudah tertarik atau terlarut dengan pelarut yang memiliki tingkat kepolaran ynag
sama. Jadi, kelarutan bahan uji ini ditentukan oleh tingkat kepolarannya.
Selanjutnya pada uji yang kedua yaitu uji pembentukaan emulsi. Pada uji pembentukan
emulsi ini menggunakan 15 tabung reaksi yang bersih dan kering. Kemudian 5 tabung reaksi
ini diisi dengan 2 tetes minyak kelapa murni, 5 tabung reaksi yang lain diisi dengan 2 tetes
minyak kelapa curah, dan 5 tabung reaksi yang lainnya lagi diisi dengan 2 tetes minyak
kelapa tengik. Selanjutnya menambahkan larutan pada setiap tabung 1 yaitu 2 ml aquades,
pada tabung 2 yaitu 2 ml aquades dan 2 tetes Na2CO3 0,5%. Pada tabung 3 yaitu 2 ml aquades
dan 2 tetes larutan sabun. Pada tabung 4 yaitu 2 ml larutan protein 2%. Dan pada tabung 5
yaitu 2 ml larutan empedu. Penambahan tersebut dilakukan pada semua sampel minyak
murni, minyak curah, dan minyak tengik. Jika semua tabung reaksi selesai ditambahkan
larutan kemudian mengkocok tabung reaksi tersebut sampai homogen dan mendiamkan
beberapa saat. Terakhir, mengamati sifat kelarutannya. Serta, hasil pengamatan yang
diperoleh yaitu pada sampel minyak kelapa murni sebagai berikut: pada tabung 1, sebelum
larutan campuran dikocok berwarna bening dan berbau menyengat. Sesudah larutan
campuran dikocok larutan berubah warna menjadi berwarna bening kekuningan serta terdapat
gumpalan dan tidak berbau menyengat. Kemudian pada tabung 2, sebelum larutan campuran
dikocok berwarna bening dan berbau menyengat. Sesudah larutan campuran dikocok larutan
tetap berwarna bening serta terdapat banyak gumpalan dan tidak berbau menyengat. Pada
tabung 3, sebelum larutan campuran dikocok berwarna bening dan berbau menyengat.
Sesudah larutan campuran dikocok larutan tetap berwarna bening serta terdapat busa dan
berbau menyengat (sabun). Pada tabung 4, sebelum larutan campuran dikocok berwarna putih
susu dan berbau menyengat. Sesudah larutan campuran dikocok larutan tetap berwarna putih
susu dan berbau seperti roti. Dan pada tabung 5, sebelum larutan campuran dikocok berwarna
hijau kehitaman dan berbau menyengat. Sesudah larutan campuran dikocok terdapat 2 lapisan
warna yaitu pada lapisan atas berwarna hijau serta terdapat busa, sedangkan pada lapisan
bawah berwarna hijau kehitaman dan larutan berbau amis atau menyengat. Kemudian hasil
yang diperoleh pada sampel minyak kelapa curah, yaitu: pada tabung 1, sebelum larutan
campuran dikocok berwarna bening dan berbau menyengat. Sesudah larutan campuran
dikocok larutan tetap berwarna bening serta terdapat gumpalan dan tidak berbau menyengat.
Pada tabung 2, sebelum larutan campuran dikocok terdapat 2 warna yaitu berwarna bening
dan merah muda dan berbau menyengat. Sesudah larutan campuran dikocok larutan berubah
warna menjadi berwarna merah muda serta terdapat gumpalan dan tidak berbau menyengat.
Pada tabung 3, sebelum larutan campuran dikocok berwarna bening dan berbau menyengat.
Sesudah larutan campuran dikocok larutan tetap berwarna bening serta terdapat busa sedikit
dan berbau menyengat (sabun). Pada tabung 4, sebelum larutan campuran dikocok berwarna
putih susu dan tidak berbau. Sesudah larutan campuran dikocok larutan tetap berwarna putih
susu serta terdapat gumpalan dan berbau seperti roti. Pada tabung 5, sebelum larutan
campuran dikocok berwarna hijau kehitaman dan tidak berbau menyengat. Sesudah larutan
campuran dikocok tetap berwarna hijau kehitaman serta terdapat busa dan berbau amis atau
menyengat. Dan hasil yang diperoleh pada sampel yang terakhir yaitu minyak kelapa tengik,
yaitu: pada tabung 1, sebelum larutan campuran dikocok berwarna bening dan berbau
menyengat. Sesudah larutan campuran dikocok larutan tetap berwarna bening serta terdapat
gumpalan dan tidak berbau menyengat. Pada tabung 2, sebelum larutan campuran dikocok
berwarna bening dan berbau menyengat. Sesudah larutan campuran dikocok larutan tetap
berwarna bening serta terdapat gumpalan dan tidak berbau menyengat. Pada tabung 3,
sebelum larutan campuran dikocok berwarna bening dan berbau menyengat. Sesudah larutan
campuran dikocok larutan tetap berwarna bening serta terdapat gumpalan dan berbau
menyengat (sabun). Pada tabung 4, sebelum larutan campuran dikocok berwarna putih susu
dan tidak berbau. Sesudah larutan campuran dikocok larutan tetap berwarna putih susu dan
berbau seperti roti. Dan pada tabung 5, sebelum larutan campuran dikocok berwarna hijau
kehitaman dan berbau menyengat. Sesudah larutan campuran dikocok tetap berwarna hijau
kehitaman serta terdapat busa dan berbau amis atau menyengat.
Berdasarkan literatur Emulsi adalah dispersi atau suspensi metastabil suatu cairan dalam
cairan lain di mana keduanya tidak saling melarutkan. Agar terbentuk emulsi yang stabil,
diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulsifying agent, yang
berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Bahan emulsifier dapat
berupa protein, brom, sabun, atau garam empedu. Daya kerja emulsifier terutama disebabkan
oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat, baik pada minyak maupun air. Emulsifier akan
membentuk lapisan di sekeliling minyak sebagai akibat menurunnya tegangan permukaan
dan diadsorpsi melapisi butir-butir minyak, sehingga mengurangi kemungkinan bersatunya
butir-butir minyak satu sama lain. Sehingga, pada percobaan yang telah dilakukan yaitu
mengalami keberhasilan karena ssetiap sampel yang diuji coba tidak mengalami
peenggumpalan butir-butir minyak.
Kemudian pada uji yang ketiga yaitu uji keasaman lipid. Pada uji keasaman lipid ini
menggunakan sampel minyak goreng, minyak tengik dan minyak curah. Untuk menguji
sampel yaitu prosedur cara kerjanya pertama meneteskan sedikit minyak kelapa murni,
minyak kelapa curah , dan minyak kelapa tengik pada porselin tetes. Selanjutnya, semua
sampel tersebut diuji dengan menggunakan kertas lakmus, dan mengamati perubahan yang
terjadi pada kertas lakmus untuk mengetahui keasaman pada setiap sampel. Hasil yang
diperoleh dari uji keasaman lipid ini yaitu sebelum dimasukkan ke dalam minyak, kertas
lakmus merah tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru tetap berwarna biru. Sesudah
kertas lakmus dimasukkan ke dalam 3 sampel minyak, kertas lakmus tidak mengalami
perubahan warna. Dari hasil yang diperoleh tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel
minyak kelapa murni. Minyak kelapa curah, dan minyak kelapa tengik bersifat netral karena
tidak merubah warna dari kertas lakmus tersebut.
Berdasarkan literatur Minyak murni umumnya bersifat netral, sedangkan minyak yang
sudah tengik bersifat asam. Hal ini disebabkan minyak mengalami hidrolisis dan
oksidasi menghasilkan aldehida, keton, dan asam-aasm lemak bebas. Proses ketengikan pada
lemak atau minyak dapat dipercepat oleh adanya cahaya, kelembaban, pemanasan, aksi
mikroba, dan katalis logam tertentu, seperti Fe, Ni, atau Mn. Sebaliknya, zat-zat
yang dapat menghambat terjadinya proses ketengikan disebut antioksidan, misalnya
tokoferol (vitamin E), asam askorbat (vitamin C), polifenol, hidroquinon, dan flavon oid.
Pengujian yang terakhir yaitu uji penyabunan minyak kelapa. Pada uji penyabunan
minyak kelapa ini menggunakan gelas kimia, dimana pada gelas kimia ini diisi dengan 1 ml
etanol kemudian ditambahkan dengan 15 ml NaOH 6 N, selanjuttnya ditambahkan 15 ml
kelapa murni dan mengaduk larutan tersebut agar semua larutan dapat tercampur. Setelah
larutan diaduk tahap selanjutnya larutan campuran tersebut diberi 3-4 potong batu didih
setelah itu menutup gelas kimia dengan gelas arloji. Selanjutnya memanaskan campuraan
tersebut dengan nyala api yang kecil sambil diaduk agar larutan tidak menggumpal, dan
melakukan pemanasan selama 15 menit hingga campuran menjadi kental. Setelah larutan
campuran tersebut telah dingin, ditambahkan kembali dengan 50 ml larutan NaCL jenuh
sambil larutan terus diaduk. Setelah selesai larutan campuran tersebut disaring. Kemudian
mencuci produk (sabun) dengan 15 ml air es, melakukan pencucian sebanyak 2 kali. Terakhir
membandingkan produk dengan produk sabun komersil. Serta hasil yang diperoleh yaitu
Sebelum memanaskan, terdapat endapan diatas berwarna kuning. Pada saat memanaskan
yang dilakukan selama 15 menit, terdapat gelembung pada saat pemanasan berlangsung.
Setelah melakukan proses memanaskan, terdapat endapan diatas berwarna kuning keruh.
Kemudian perbandingan yang diperoleh yaitu sabun yang dibuat dari minyak kelapa murni
hanya terdapat busa sabun yang sedikit apabila digunakan, sedangkan detergen apabila
digunakan akan menghasilkan busa yang banyak.
Berdasarkan literatur uji penyabunan minyak kelapa yaitu lemak dan minyak dapat
terhidrolisis, lalu menghasilkan asam-asam lemak dan gliserol. Proses hidrolisis yang
disengaja bisa dilakukan dengan penambahan basa kuat, seperti NaOH atau KOH, melalui
pemanasan dan menghasilkan gliserol dan sabun. Proses hidrolisis minyak oleh alkali disebut
reaksi penyabunan atau saponifikasi.
Dari semua uji yang telah dilakukan terdapat kegagalan pada percobaan uji keasaman
lipid. Dimana pada percobaan uji keasaman lipid tersebut hasil yang diperoleh tidak sesuai
dengan literatur, hal itu terjadi karena faktor dari praktikan itu sendiri yang mungkin tidak
memahami prosedur cara kerja dengan baik, dan faktor yang lain sampel mungkin tercampur
dengan sampel minyak murni sehinggal hasil uji yang diperoleh pada minyak tengik yaitu
netral sedangkan hasil uji keasaman minyak tengik bersifat asam.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan dengan acara percobaan yaitu “ Uji
Kualitatif Lipid ” dapat kami simpulkan bahwa dalam pengujian kualitatif lipid ini kami
dapat mengetahui sifat-sifat fisik dan kimia lemak dengan menggunakan sampel minyak
murni, minyak curah, dan minyak tengik. Kemudian kami juga dapat memahami cara
pembuatan sabun secara sederhana dan pembuatan sabun tersebut dengan menggunakan
minyak kelapa murni agar hasil sabun yang dihasilkan dapat digunakan. Serta dari percobaan
uji kualitatif ini kami mampu membedakan sabun dan detergen dari sifat kimia mereka.
Karena sabun yang dibuat dari minyak kelapa murni hanya terdapat busa sabun yang sedikit
apabila digunakan, sedangkan detergen apabila digunakan akan menghasilkan busa yang
banyak.
Pada percobaan uji kelarutan lipid, uji pembentukan emulsi, dan uji keasaman lipid
diperoleh hasil yang sesuai dengan literatur yang telah kami baca. Namun, pada uji keasaman
lipid yang telah dilakukan terjadi kegagalan pada hasil yang diperoleh. Hal itu terjadi karena
beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu faktor yang pertama, dari praktikan itu sendiri
yang mungkin tidak memahami prosedur cara kerja dengan baik. Dan faktor yang kedua
yaitu sampel mungkin tercampur dengan sampel minyak murni sehinggal hasil uji yang
diperoleh pada minyak tengik yaitu netral sedangkan hasil uji keasaman minyak tengik
bersifat asam.
DAFTAR PUSTAKA

Tim matakuliah biokimia. 2018. Petunjuk Praktikum Biokimia. Jember. Universitas


Muhammadiyah jember.

Panagan, A. T. (2012). Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Asam Lemak Tak Jenuh Omega-3,
Omega-6 dan Karakterisasi Minyak Ikan Patin (Pangasius pangasius). Jurnal Penelitian
Sains, 15 (3) C, 102-106.
Diambil dari internet online http://adelyadesi.lecture.ub.ac.id/files/2017/05/4.-Analisa-
Lemak.pdf. Diakses pada tanggal 13 Mei 2018 pukul 08:56 WIB
Diambil dari internet online. http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Course-9120-
7_0048.Image.Marked.pdf. Diakses pada tanggal 13 Mei 2018 pukul 10:34 WIB

Anda mungkin juga menyukai