Kelompok B3 :
R. Ayu Rifqa Zainatul H 132210101089
Kirana Rifrianasari 132210101091
Fitri Wulan A 132210101093
Friska Wira S 132210101095
Via Lachtheany 132210101097
Nadia Iga Hasan 132210101099
Lutfia Wildatul C 132210101101
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2015
I. TUJUAN
1. Untuk mengetahui karakteristik bahan yang digunkan dalam sediaan pasta gigi
2. Untuk mengetahui formulasi sediaan pasta gigi
3. Untuk memahami evaluasi sediaan pasta gigi
4. Untuk memahami pembuatan sediaan pasta gigi
5. Untuk merancang pengemasan sediaan pasta gigi
2. Dentin
a. Jaringan yang berasal dari merenchyim
b. Merupakan jaringan ikat yang mengalami kalsifikasi dan jaringan yang
terbesar dari gigi.
c. Terdiri dari zat organik lebih kurang 70% dan zat organik lebih kurang
30% pada canaliculi dentin yang didalamnya terdapat tomesfiber
3. Pulpa
a. Jaringan yang berasal dari merenchym
b. Pada rongga pulpa biasa ditemui saraf, pembuluh drah, pemlymphe dan
jaringan ikat (jarang)
c. Fungsi formatif ( memberi bentuk),nutrisi, sensoris, dan defensif.
Merupakan jalan masuk persyarafan dan pembuluh drah pada gigi. Sedangkan bagian
jaringan pendukung gigi adalah sebagai berikut:
1. Ligamentum periodental
Mempunyai 2 fungsi yaitu :
a. Memberi nutrisi ( membekalkan nutrisi kepada cementum, tulang dan ginglual)
dan sensori (dipersyarafi oleh serabut saraf sensori yang berfungsi untuk
menghantarkan stimuluus sentuhan, tekanan dan nyeri)
b. Fungsi fisikal
- Sarung untuk melindungi pembuluh darah, serabut saraf dari luka yang
disebabkan oleh tekanan mekanikal.
- Sebagai perlekatan gigi pada tulang
- Memperthankan tisu gingival
- Sebagai penyerap tekanan
2. Alveolar Processus
a. Adalah bagian dari mandibular dan maxila
b. Berfungsi sebagai pembentukan penyokong “teooth sockets”
3. Cementum
a. Jaringan tulang dimana jaringan intercellulernya alami kalsifikasi meliputi bagian
kar gigi.
b. Fungsi : melekatkan gigi pada periodontal
c. Merupakan seluler atau aceluler
PASTA
Pasta gigi adalah sediaan dasar berupa masa lembek umumnya tidak begitu
berlemak bagian terbesar dari padatan, digunakan sebagai atau untuk pembuatan sediaan
kosmetik untuk berbagai maksud umumnya untuk sediaan pembersih seperti pasta gigi dan
sampo pasta, sediaan masker kecantikan, depilator pasta dan sediaan pelindung seperti
sediaan rumba surya dan tabir surya.
Pasta seperti suspensi tetapi bagian padatan lebih besar dari bagian cairan. Pasta
terdiri dari cairan umumnya berupa air/larutan dalam air sedangkan padatan bervariasi
dalamjenisnyya umumnya tergolong dalam padatan non lemak yang tidak larut dalam bagian
cairan. Sesuai dengan maksud dan penggunaannyya pasta mengandung berbagai macam zat
seperti detergen,humektan,depilator,pigmen,abrasivum dan zat tabirsurya. Pasta gigi tidak
bemutu mudah berkeringat, konsistensinya tidak seragam dan terdapat gumpalan kasar lagi
pula struktur masanya tidak lembut.
Sifat-sifat pasta
1. Ketika digunkan untuk sikat gigi dapat menghilangkan partikel-partikel yang
substansia makanan plak dan membersihkan gigi
2. Haruslah tidak bersifat toksik memiliki rasa yang menyenangkan dan meninggalkan
mulut dalam keadaan segar setelah penggunaannya.
PASTA GIGI
Definisi
Pasta gigi adalah sejenis pasta yang digunakan untuk membersihkan gigi. Biasanya dengan
sikat gigi. Di Indonesia pasta gigi sering juga disebut odol yaitu salah satu merekpasta gigi.
Walaupun merek ini sudah tidak dijual di indonesia nama odol telah menjadi nama generik.
Macam-macam pasta gigi :
a. Pasta gigi dengan flouride
Bahan yang perlu diperhatikan saat memilih pasta gigi adalah flouride. Berfungsi
untuk melindungi email gigi dari kerusakan akibat asam dan pencegah gigi berlubang.
Flouride bisa mencegah pembusukan gigi dewasa dan perkuat gigi yang masih tumbuh
pada masa pertumbuhan gigi floride dan kalasium membantu membentuk struktur gigi
dan membuat email gigi lebih kuat. Floride aman digunakan dalam kadar sebesar
0,12%.
b. Pasta gigi untuk gigi sensitif
Dari gigi sensitif tak tahn makanan/minuman panas/dingin, membuat rasa nyilu saat
makan makanan tertentu. Jika anda mempunyai ciri gigi yang seperti ini seharusnya
anda menggunakan pasta gigi untuk gigi sensitif. Pasta gigi untuk gigi sensitif
biasanya mengandung potasium nitrat atau strontium klorida. Bahan tersebut dapat
mengurangi sensitivator gigi dengan memberi perlindungan pada bagian yang
berhubungan saraf gigi.
c. Pasta gigi pemutih
Pasta gigi pemutih biasanya tidak mengandung bahan pemutih terapi mengandung
bahan abrasif yang bisa mengikir konstan dan noda gigi sehingga gigi terlihat lebih
cerah. Bahan abrasif ini cukup aman dan sudah mengalami penelitian.
*Penyakit pada mulut*
Penyakit mulut biasanya karies gigi dan periodental
Dimana karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Yang
dapat menyebabkan gigi berlubang.
Periodental adalah penyakit oleh bakteri yang terakumulasi didalam calculus yang
biasanya terdapat dipada leher gigi.
Faktor penyebab kerusakan gigi
1.makanan asam
2.email gigi,lapian luar gigi yang keras
3.terlalu banyak flouride dapat berakibat buruk
4.kawat gigi dapat menyebabkan kavitas/lubang gigi
Fungsi Pasta Gigi
Dari segi fungsi pasta gigi ada 3 bagian yaitu :
1. Fungsi kosmetik
Menyingkirkan materi alba, plak, sisa-sisa makanan dan strai pada permukaan gigi
serta untuk menyegarkan nafas.
2. Fungsi kosmetik teraupetik
Menghilangkan kalkulus dan gingivitis
3. Fungsi terapeutik
Mengurangi pembentukan plak, kalkulus, gingivitis dan sensitivitas gigi.
Persyaratan mutu pasta pasta gigi yang memenuhi standart dapat dilihat pada tabel berikut:
No Jenis Uji Satuan Syarat
1 Sukrosa atau karbohidrat yang dapat - Negatif
difermentasi
2 pH - Negatif
3 Cemaran logam
a. Pb Ppm Minimal 5.0
b. Hg Ppm Minimal 0.02
c. As Ppm Minimal 2.0
4 Cemaran mikroba
a. Anylia lenyung total - < 10 5
b. E. Coli - Negatif
5 Zat pengawet - Sesuai yang diizinkan
6 Formaldehida maksimum sebagai % 0.1
formaldehida bebas
7 Flour bebas Ppm 800-1500
8 Zat warna - Sesuai yang diizinkan
9 Organoleptis - Harus lembut, serba
a. Keadaan sama (hoogen)makin
terlihat adanya
gelembung udara.
Gumpalan dan
partikel yang terpisah
b. Benda asing - Tidak tampak
(SNI 12-3524-1995 : Syarat Mutu Pasta Gigi)
OH
Purified Water
Sinonim : Aqua, hydrogen oxide
Rumus struktur :
O
H H
No Keterangan Spesifik
1 Organoleptis
-warna Putih
-bau Mint
-rasa Manis
-bentuk Pasta
-tekstur Kental,lembut
2 Ph 4.5-10,5
3 Viskositas >100 dPas
4 Homogenitas Homogen
VII. METODE
7.1 ALAT DAN BAHAN
a.Alat
1. Mortir dan Stamper
2. Batang pengaduk
3. Beaker Glass
4. Gelas Ukur
5. Neraca + anak timbangan
6. Sudip
7. Kertas perkamen
8. Viskometer Brookfield
9. Kertas indicator
b. Bahan
1. Kalsium karbonat
2. Gliserin
3. Sodium Lauryl Sulfat
4. CMC - Na
5. Natrium Sakarin
6. Oleum Ment pip
7. Metil paraben
8. Propil paraben
9. Aquabidest
7.2 CARA KERJA
Mencampurkan campuran metl paraben (0,045 gram), propil paraben (0,005 gram)
dan gliserin (6,25 gram) pada mortir berisi CMC-Na
D i ca mea lt u a pt i k w a na r n a y g
ami n t du in k c au t lo dr a p n H d i a m a t i
upi n nH d i - vi k e ar ts o a rl w a r n a p H y a n g
an dy a
c. Uji Homogenitas
D i oa l e s k
iam n b p i l a d a
pr ea rs mt a u k
as ea cn u
bpk eu lp a n t
aky a c a
Tambahkan hasil 2 gerus ad homogen
Campuranhomogen
dimasukkan dalam tube; ad
beriterbentuk
etiket, label; lalukrim
masukkan HASIL AKHIR
kemasan
Tambahkan hasil 1 gerus massa yang baik
d. Uji Viskositas
D i mac ma a t as tu k
kbv ai
ls n k or o s ti ot a r s
py a dsn t ag a
st e e r dc t u ie a kr a a n
up pa sd n t a y a a a l a t
e. Uji Daya Sebar
D i at ua m m t u b b p i la l h p e ma b s e p t ab e a n1 n g g 5 r a m
dgk ira l a c e m a t a , k d k ai b an e n d r id i a bi m e b a at in 5
lpg e er m a n m y p e , b n d a g i dr ak i na a m c h a ki n a gn g a
bk eo r n s s k t a ln a
f. Uji Penimbulan Busa
SD e i adb m ie a r a i tn s i e d i k i t a i r ,
apd d ai g as o t n a s y oa k p a d a
pdt a ei n l n e g i t ma a nk b k h u a il na g g a
npb ae b dr ub a s u at s a a n g a n
g. Uji Stabilitas
a. Uji Organoleptis
Bentuk : Pasta
Warna : Putih
Bau : Mint
Rasa : Manis mint
Konsistensi : Padat pasta
b. Uji Keasaman
pH :7
c. Uji Homogenitas
Hasilnya : Homogen
d. Uji Viskositas
Hasil : 300 dPa.s
e. Uji Daya Sebar (Dengan beban 50 gram)
Horizontal : 7 cm
Vertikal : 8 cm
Diagonal : 7 cm
f. Uji Busa
Hasil : Timbul busa
8.1.1. GAMBAR
No Gambar Keterangan
1
Pasta merupakan sediaan berupa massa lunak yang dimaksudkan untuk pemakaian
luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah
besar dengan vaselin atau parafin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat
dengan gliserol, mucilago atau sabun (FI III). Sedangkan menurut DOM , Pasta biasanya
disiapkan dengan menambahkan sejumlah serbuk yang tidak larut yang signifikan (biasanya
20% atau lebih) pada basis salep konvensional sehingga akan merubah aliran plastis dari salep
menjadi aliran dilatan.
Pasta gigi adalah salah satu bentuk sediaan kosmetik yang diperuntukan sebagai
pembersih gigi. Penggunaaanya pada gigi diharuskan menggunakan bahan-bahan tidak akan
menimbulkan reaksi negatif pada gigi seperti pengeroposan gigi, timbulnya plak atau gigi
berlubang akibat bakteri. Pemilihan bahan yang tepat harus memperhatikan juga sifat
karakteristik bahan dalam formulasi agar menghasilkan sediaan pasta gigi yang sesuai standar,
terutama dilihat dari pH dan viskositas sediaan tersebut.
Formula sediaan :
R/ CaCO3 40 %
Na-CMC 0,75 %
Gliserin 25 %
Na-Lauril Sulfat 4%
Na-Sakarin 0,2 %
Metil Paraben 0,18 %
Propil Paraben 0,02 %
Ol. Menthae 0,3 %
Aquadest 29,55 %
Fungsi : sebagai pelarut bagi sebagian bahan dan mempertahankan konsistensi pasta
gigi.
Berdasarkan definisi pasta, maka kelompok kami lebih memilih Calcium Carbonat
sebagai polishing dan abrasive agent dibandingkan dengan Natrium bicarbonate. Hal ini
dikarenakan , menurut FI IV hal.159, kalsium karbonat praktis tidak larut dalam air , sehingga
sediaan pasta yang dihasilkan memenuhi spesifikasi yaitu lebih kaku dan kental dibandingkan
salep, sebab terdapat hampir 50% kalsium karbonat yang sukar larut dalam air. Sedangkan
jika digunakan natrium bikarbonat dalam pembuatan pasta, maka konsistensi pasta tidak
memenuhi spesifikasi ,dimana pasta tidak kaku dikarenakan natrium bikarbonat larut dalam
air, sebagaimana kelarutannya adalah sangat mudah larut dalam air dan tidak larut dalam
etanol (Ditjen POM, 1995).
Sediaan pasta gigi yang dibuat menggunakan bahan Kalsium Karbonat yang berfungsi
sebagai penghilangkan partikel makanan yang menempel pada gigi, membantu
menghilangkan diskolorisasi pada gigi dan juga memperkuat gigi agar tidak mudah keropos.
Sediaan pasta gigi ini menggunakan glycerin yang digunakan agar mampu mempertahankan
air agar tidak terjadi pengeringan pada sediaan pasta dan biasa dipakai dalam basis sediaan
pasta gigi. Dengan menggunakan bahan tersebut kelembapan pasta gigi akan sangat terjaga
karena bahan-bahan yang digunakan dalam formulasi pasta gigi ada yang dapat bereaksi
dengan udara dan dapat menggurangi kadar air.
Sebagai kosmetika kesehatan mulut, pasta gigi haruslah mampu menimbulkan busa
dan mudah dibersihkan, hal-hal tersebut dapat dibuktikan dengan pencucian menggunakan air,
setelah diberi air ternyata menghasilkan busa dan mudah sekali dibersihkan dengan air tanpa
perlu waktu yang lama. Hal tersebut dikarenakan pembuatanya yang menggunakan bahan
pembusa yang sesuai takaran dan sedikitnya kadar minyaknya yaitu gliserin yang sesuai
sehingga cukup dibersihkan dengan air.
Sediaan pasta gigi haruslah memiliki derajat keasaman yang sesuai dengan bahan
bahan yang digunakan dimana bahan yang digunakan terdiri dari bahan yang memiliki pH
basa dan netral sedangkan pH mulut adalah netral. Mulut yang bersifat asam atau dalam
keadaan asam dapat membuat bakteri banya bersarang didalamnya sehingga keamanan
kesehatan mulut dan gigi kurang terjaga. pH pasta gigi yang sudah ada juga memiliki Ph,
apabila pasta gigi dipakai akan mengurangi derajat keasaman mulut sehingga bakteri tidak
dapat merusak gigi.
Sediaan pasta gigi haruslah memiliki kekentalan yang tinggi, Hal tersebut dikarenakan
persyaratan persediaan pasta yang sedikit mengandung air didalamnya. Kekentalan yang besar
sesuai dengan persyaratan pasta yang mengharuskan memiliki kekentalan yang tinggi. Oleh
karena itu pasta gigi harus kental dan tidak boleh terlalu cair seperti air.
Wadah yang digunakan adalah tube plastik yang tertutup baik. Pemilihan wadahnya
bersifat khusus ini karena bahan-bahan yang terkandung dalam sediaan mudah bereaksi
dengan cahaya yaitu mudah teroksidasi. Selain itu, wadah tube plastik lebih ekonomis dan
praktis dari pada tube dari besi sebagai bentuk kemasan pasta gigi.
Antara pasta dan gel gigi, sebenarnya memiliki konsistensi yang hampir mirip.
Menurut para ahli kesehatan, kedua jenis bahan ini tetap membersihkan gigi dengan baik,
Selain cita rasa, tekstur, atau bagaimana pasta gigi itu berpengaruh pada perasaan
pemakainya, tidak ada perbedaan besar dari bentuk-bentuk bahannya. Memilih pasta gigi atau
gel gigi, ini tergantung pilihan masing-masing konsumen. Pada praktikum kali ini , dipilih
sediaan pasta selain karena bentuk sediaan tersebut lebih umum untuk gigi , bahan abrasive
dan polishing yang digunakan (CaCO 3) sukar larut dalam air . Sehingga akan timbul masalah
jika dibuat sediaan gel (hidrofilik gel), dimana kandungan terbesar adalah air.
Jika abrasive polishing agent yang digunakan untuk membersihkan gigi adalah
natrium bikarbonat , maka cocok sekali jika sediaan dibuat dalam bentuk gel gigi. Sodium
bikarbonat adalah bahan kimia berbentuk kristal putih yang larut dalam air, bahan ini banyak
digunakan dalam industri pembuatan gel gigi dan pembersih gigi. Sodium bikarbonat
merupak agen effervescent yang menghasilkan pembersihan kimia pada gigi.(Anonim, 2012)
Flouride adalah bahan kimia alami yang memperkuat email, lapisan luar yang keras
pada gigi. Flouride membantu mencegah kerusakan gigi dan membantu memperbaiki
kerusakan dini pada gigi. Fluoride adalah senyawa kimia yang digunakan sebagai salah satu
bahan untuk membuat pasta gigi. Senyawa ini dipercaya mampu memperkuat gigi, namun
ternyata berbahaya jika dikonsumsi. Jika tertelan, senyawa fluoride bisa terakumulasi dalam
tubuh, terutama pada tulang dan kelenjar. Kadar fluoride yang terlalu tinggi jelas mampu
mengacaukan fungsi organ penting dalam tubuh. Itulah sebabnya kenapa kita harus
meludahkan pasta gigi setelah menggosok gigi, agar jangan ada larutan fluorida yang ikut
tertelan.
Fluoride adalah racun yang bisa menyebabkan berkurangnya aktifitas kelenjar thyroid,
menyebabkan dpresi, kelelahan, bertambah berat badan, sakit otot, meningkatnya tingkat
kolesterol dan sakit jantung. 1 PPM Fluoride saja bisa merusak otak sehingga menyebabkan
Alzheimer dan jenis lain dari kegilaan. Selain itu terdapat juga berbagai macam penyakit
akibat penggunaan fluoride seperti osteoporosis (keropos tulang) , arthritis (asam urat) ,
keretakan pada tulang pinggung, kanker, kemandulan,kerusakan otak , penyakit Alzheimer
dan tidak berfungsinya thyroid. (Jerry Duane Gray,2005)
Flouride sebenarnya penting atau dibutuhkan tetapi tidak boleh berlebihan. Secara
sistemik fluoride sangat dibutuhkan dalam perkembangan gigi pada masa mineralisasi gigi
agar email menjadi lebih tahan terhadap karies. Benih gigi dibentuk pada waktu janin masih
dalam kandungan dan masa kanak-kanak. Mineralisasi gigi sulung dimulai pada waktu janin
berusia 5 bulan dalam kandungan.
Pada gigi permanen, mineralisasi pertama adalah pada gigi geraham pertama bawah,
dimulai beberapa minggu pertama setelah bayi lahir. Gigi yang terakhir dibentuk adalah gigi
geraham ke tiga, mineralisasinya dimulai pada usia 9 tahun.
Secara fisiologis, flour terdapat dalam tulang dan gigi. Fluor dapat dikonsumsi melalui
air minum, makanan seperti ikan, sayur-sayuran, dan susu, atau diberikan dalam bentuk
suplemen seperti tablet atau gel. Pemberian suplemen ini biasanya diberikan sejak anak
berusia setahun atau dua tahun, dan diulang setahun kemudian. Di usia 2 tahun, biasanya gigi
anak masih bagus, sehingga proses fluorisasi bisa maksimal.
Setelah ditemukannya pasta gigi, fluor mulai terkandung dalam pasta gigi. Termasuk
dalam pasta gigi anak-anak. Fluor dalam bentuk pasta gigi dapat meningkatkan daya tahan
gigi terhadap karies. Menurut penelitian, penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor dapat
menurunkan angka kejadian karies sebesar 24% termasuk pada gigi yang baru erupsi (muncul
di rongga mulut).
Gigi yang baru erupsi rentan terhadap karies karena mineralisasinya belum selesai,
terutama pada gigi geraham pertama permanen bawah yang mahkotanya memiliki parit-parit
dalam. Pada anak.rata-rata gigi erupsi di usia enam tahun, dan mineralisasinya selesai kira-
kira empat tahun setelah gigi erupsi. Pada saat ini kebutuhan akan fluoride harus terpenuhi
agar gigi anak terbentuk dengan baik.
Fluoride memang sangat penting bagi gigi, tapi pemberiannya pun tidak boleh
berlebihan. Terutama kandungan fluoride yang terdapat dalam pasta gigi anak yang kadarnya
kadang-kadangan sangat tinggi. Anak-anak seringkali menelan pasta gigi karena rasanya yang
mirip buah-buahan atau permen. Bila ini terjadi terus menerus dalam waktu yang lama,
dikhawatirkan terjadi kelebihan fluoride yang dapat menimbulkan fluorosis atau osteoporosis,
dan kerusakan sistem syaraf.
Pada dasarnya, pasta gigi mengandung berbagai jenis fluoride. Fluoride yang banyak
digunakan adalah jenis sodium monofluoro fosfat (MFP). Kandungan ini dapat tertelan atau
sengaja ditelan oleh anak saat mereka menyikat giginya atau melalui air ludah. Inilah yang
dapat menyebabkan overdosis fluoride.
Anak-anak yang mengalami kelebihan fluoride dapat dilihat dari tanda-tanda fisik
seperti: banyak mengeluarkan ludah, indera perasa jadi tumpul, badan gemetar, pernafasan
berat dan anak jadi cepat lelah.Untuk menghindari hal ini ,maka pada praktikum ini dipilih
sediaan pasta gigi yang tidak mengandung fluoride agar aman digunakan oleh anak-anak.
Menurut Angela (2005), tujuan penggunaan fluor adalah untuk melindungi gigi dari
karies, fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak yang dapat
memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor
apatit yang lebih stabil dan lebih tahan terhadap pelarutan asam. Reaksi kimia :
Ca10(PO4)6(OH)2+F → Ca10(PO4)6(OHF) menghasilkan enamel yang lebih tahan asam
sehingga dapat menghambat proses demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi.
Remineralisasi adalah proses perbaikan kristal hidroksiapatit dengan cara penempatan mineral
anorganik pada permukaan gigi yang telah kehilangan mineral tersebut (Kidd dan Bechal,
1991). Demineralisasi adalah proses pelarutan kristal hidroksiapatit email gigi, yang terutama
disusun oleh mineral anorganik yaitu kalsium dan fosfat, karena penurunan pH plak sampai
mencapai pH kritis (pH 5) oleh bakteri yang menghasilkan asam (Rosen, 1991;Wolinsky,
1994). Selain itu fluoride juga bekerja dengan cara menghambat sistem enzim mikrobiologi
yang merubah karbohidrat menjadi asam dalam plak gigi dan adanya efek bakteriostatik yang
menghambat kolonisasi bakteri pada permukaan gigi (Lubis, 2001)
Evaluasi
Tahap akhir dari praktikum ini adalah berbagai uji yang dilakukan untuk mengetahui
apakah sediaan pasta gigi yang kami buat memenuhi spesifikasi yang diinginkan, maka kami
melakukan beberapa uji diantaranya adala uji organoleptis, uji tingkat keasaman (pH), uji
daya sebar, dan uji kemampuan berbusa, uji konsistensi.
Yang pertama adalah uji organoleptis terdiri dari bentuk sediaan, warna, bau dan rasa.
Bentuk sediaan berupa pasta, uji bau dan rasa dilakukan dengan cara mencium sediaan pasta
gigi dan mencicipi rasa dari pasta gigi. Dihasilkan bau dan rasa yang sesuai dengan spesifikasi
yaitu bau Mint dan rasa manis yang cukup. Selanjutnya uji warna, uji warna dilakukan dengan
melihat warna sediaan pasta gigi dan dihasilkan warna putih bersih sesuai spesifikasi yang
diinginkan.
Yang kedua adalah uji tingkat keasaman (pH). Uji pH disini dilakukan dengan cara
melarutkan 1 g pasta dalam 25 ml air lalu digunakan kertas pH indikator yang dicelupkan ke
dalam larutan. Akan terjadi perubahan warna dan dicocokkan dengan standart warna pH
tersebut Diperoleh hasil pengukuran pH dengan kertas indikator pH universal menunjukkan
pH sediaan pasta gigi adalah 7. pH ini sudah sesuai dengan rentang pH yang diinginkan dalam
spesifikasi pasta yang kami rencanakan.
Praktikum pasta gigi yang kami buat tidak menggunakan bahan aktif disebabkan biaya
yang harus diminimalkan. Sehingga pasta gigi kami hanya membersihkan gigi dengan daya
abrasifnya.
Selanjutnya, dilakukan pengujian kemampuan berbusa pasta gigi. Pengujian ini
bertujuan untuk mengetahui kemampuan pasta gigi untuk menghasilkan busa. Uji dilakukan
dengan cara dilarutkan 1 gram pasta dengan 25 ml air. Tuangkan 5 ml larutan kedalam tabung
reaksi. Tutup atas tabung reaksi dengan jari tangan lalu kocok sebanyak 25 kali dan diamati
ketinggian selama 30 menit. Didapatkan ketinggian busa pengocokkan 25 kali yaitu 8 cm,
dimana menandakan bahwa adanya Na Lauril Sulfat yang membuat pasta gigi kami berbusa.
Setelah 30 menit, ketinggian menjadi 6 cm. Namun, busa masih stabil sehingga
menguntungkan tidak cepat hilang saat dilakukan proses pembersihan gigi.
Uji daya sebar bertujuan untuk mengetahui kemampuan pasta gigi untuk menyebar di
dalam mulut. Uji dilakukan menggunakan sepasang lempeng kaca dimana bagian dasar
lempeng telah dilengkapi dengan skala yang nantinya dapat digunakan untuk menunjukkan
diameter penyebaran dari sediaan pasta gigi. Mula-mula 1 gram krim diletakkan tepat
ditengah lingkaran lempeng dan kemudian ditutup dengan lempeng kaca, mengamati diameter
penyebaran setelah 2 menit tambah beban 5 gram, menambah beban tiap 2 menit, terjadinya
pengingkatan diameter dan mengulangi hingga diameter tidak dapat bertambah lagi. Diameter
itulah penyebarannya dimana didapatkan diameter penyebaran pasta gigi kami sebesar 7 cm.
Uji viskositas dilakukan agar memenuhi penerimaan konsumen dimana didapatkan
hasil pasta gigi mudah keluar dari tube dan mudah mempertahankan bentuk pasta gigi. Serta
mudah menempel ke bulu sikat. Sehingga dari sini dapat disimpulkan sediaan pasta yang
dipersyaratkan harus memenuhi tingkat viskositas yang cukup agar menjadi sediaan yang
baik. Pada uji viskositas, didapatkan hasil viskositas pasta kami adalah 300 dPa.S
Titik kritis yang mungkin dapat diambil dalam percobaan pasta gigi yakni:
Bahan harus diaduk hingga benar-benar larut, karena kelarutan akan mempengaruhi
tingkat kekerasan pasta gigi
Komposisi dari CaCO3 harus diperhatikan sebab mempengaruhi pasta gigi yang
dihasilkan terlalu basa.
Pengaturan tingkat busa, daya sebar pasta gigi agar sesuai dengan pasta gigi komersial
IX. KESIMPULAN
1. Pasta gigi “SARDENT” yang menggunakan bahan aktif kalsium krbonat ini
berfungsi sebagai penjaga kesehatan gigi anak dari plak-plak yang menempel dan
memperkuat gigi anak agar tidak mudah keropos.
2. Pasta gigi “SARDENT” ini merupakan sediaan pembersih mulut dan gigi yang
cukup baik, dilihat dari segi kesesuaian pH-nya dengan pH mulut, berwujud pasta
yang kental, serta aroma yang menyegarkan, menimbulkan busa yang cukup
banyak juga mudah sekali dibersihkan dengan air.
3. Adapun spesifikasi sediaan yang telah dibuat antara lain :
N
PARAMETER SPESIFIKASI HASIL
O
1 Organoleptis
Warna Putih Putih
Bau Mint Mint
Bentuk Pasta Pasta
Konsistensi Padat pasta Padat pasta
Rasa Manis mint Manis mint
2 Indikator pH 4.5-10,5 7
3 VT 04 >100 dPas 300 dPas
4 Daya sebar Maksimal 3-4 cm dengan 7 cm dengan beban 50 gram
beban 20 gram
5 Daya berbusa Berbusa Berbusa
X. SARAN
1. Memperhatikan konsentrasi bahan- bahan yang digunakan pada sediaan pasta gigi
dengan lebih cermat, terutama bahan- bahan yang dapat menimbulkan efek
negative pada gigi dan mulut.
2. Gunakanlah pasta gigi yang memang mempunyai fungsi khusus dalam menjaga
kesehatan gigi agar tidak terjadi kerusakan gigi
3. Disarankan untuk menyikat gigi setiap hari, minimal 2 kali sehari yaitu pagi setelah
makan dan malam sebelum tidur, tentunya dengan cara menyikat gigi yang benar
4. Periksakan gigi anak anda minimal satu kali dalam 6 bulan agar kesehatan dan
kebersihan mulut dan gigi tetap terjaga
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh.1996. Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktik. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press
Anonim. 2002. Britis Pharmacopeia Volume II Book 2. London : The Stationery Office.
Anonim. 2002. United States Pharmacopeia Book 2. United Stated Pharmacopeia Convention
Inc.. Rockville.
Anonim. 2012 . Wikipedia. Sodium bicarbonate.. Available at:
Angela, A. 2005. Pencegahan Primer Pada Anak Yang Berisiko Karies Tinggi. Maj. Ked.
Gigi. (Dent. J.), Vol. 38. No. 3.
Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi,Edisi ke 4. Jakarta: Universitas
Indonesia Press
Kibbe. 2000. Handboox Of Pharmaceutical Excipient third edition. USA : American
Pharmaceutical Association
Kidd, E. A. M; dan S. J. Bechal. 1991. Dasar-Dasar Karies. Alih Bahasa Narlan Sumawinata
dan Safrida Faruk. Jakarta : EGC. 30-31.
Lubis. S.L.A. 2001. Fluor dalam Pencegahan Karies Gigi. USU e-Repository
Reynolds, James E.F. 1982. Martindale the Extra Pharmacopoeia 28 th Edition. London: The
Pharmaceutical Press
Sirait, Midian, dkk. 1979. Farmakope Indonesia III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
Soeosilo, Slamet, dkk. 1995. Farmakope Indonesia IV. Jakarta: Departmen Kesehatan
Republik Indonesia
Wollinsky, L. E. 1994. Caries and Cariology. Dalam Nisengard, R. J. and M. G. Newman.
Oral Microbiology and Immunology. 2nd Ed. Philadelphia : W. B. Saunders Company.
341-344.