PENDAHULUAN
Page 1
kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak
hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian
dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif tetapi bila perlu aktif
mengunjungi penderita atau keluarganya (IDI 1982).
Dengan adanya prinsip utama pelayanan dokter keluarga secara
holistiktersebut, perlulah diketahui berbagai latar belakang pasien yang menjadi
tanggungannya, serta dapat selalu menjaga kesinambungan pelayanan kedokteran
yang dibutuhkan oleh pasien tersebut. Untuk dapat mewujudkan pelayanan
kedokteran yang seperti ini, banyak upaya yang dapat dilakukan. Salah satu di
antaranya yang dipandang mempunyai peranan amat penting adalah melakukan
kunjungan rumah (home visit) serta melakukan perawatan pasien di rumah (home
care) terhadap keluarga yang membutuhkan (UNS, 2013)
Kunjungan rumah (Home Visit) adalah kedatangan petugas kesehatan ke
rumah pasien untuk lebih mengenal kehidupan pasien dan atau memberikan
pertolongan kedokteran sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pasien. Sedangkan
yang dimaksud dengan perawatan pasien di rumah adalah apabila pertolongan
kedokteran yang dilakukan di rumah tersebut. Telah tidak termasuk lagi dalam
kelompok pelayanan rawat jalan (ambulatory services), melainkan dalam
kelompok rawat inap(hospitalization). Manfaat dari home visit adalah 1) dapat
lebih meningkatkan pemahaman dokter tentang pasien, 2) dapat lebih
meningkatkan hubungan dokter-pasien, 3) dapat lebih menjamin terpenuhinya
kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien, 4) dapat lebih meningkatkan kepuasan
pasien. (Murti, 2011)
Mengingat bahwa pengetahuan tentang home visit sangat penting untuk
diketahui oleh mahasiswa kedokteran, maka dari itu kami akan melakukan Tugas
Pengenalan Profesi pada Blok 23 yaitu Home Visit Bekerja sama dengan Klinik
Nayaka yang bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu
kedokteran agar menjadi lebih holistik dan komprehensif berorientasi pada
keluarga dalam hal mutu dan pembiayaan serta pendekatan keluarga.
Page 2
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pelaksanaan home visit di klinik Nayaka?
1.3.2 TujuanKhusus
Setelah melakukan Tugas Pengenalan Profesi ini, diharapkan
mahasiswa mampu :
a. Mahasiswa mengetahui tujuan pelaksanaan home visit yang
dilakukan oleh dokter keluarga di klinik Nayaka.
b. Mahasiswa mengetahui manfaat pelaksanaan home visit yang
dilakukan oleh dokter keluarga di klinik Nayaka.
c. Mahasiswa mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan
home visit di klinik Nayaka.
d. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tata cara pelaksanaan
home visit di klinik Nayaka.
Page 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Page 4
2.1.1. Tujuan dan Manfaat Kedokteran Keluarga
Tujuan pelayanan dokter keluarga mencakup bidang yang amat luas
sekali.Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua
macam.Tujuan umum pelayanan dokter keluarga adalah sama dengan tujuan
pelayanan kedokteran dan atau pelayanan kesehatan pada umumnya, yakni
terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga. Sedangkan tujuan
khusus pelayanan dokter keluarga dapat dibedakan atas dua macam:
a. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih
efektif. Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan
dokter keluarga memang lebih efektif. Ini disebabkan karena dalam
menangani suatu masalah kesehatan, perhatian tidak hanya ditujukan pada
keluhan yang disampaikan saja, tetapi pada pasien sebagai manusia
seutuhnya, dan bahkan sebagai bagian dari anggota keluarga dengan
lingkungannya masing-masing. Dengan diperhatikannya berbagai faktor
yang seperti ini, maka pengelolaan suatu masalah kesehatan akan dapat
dilakukan secara sempurna dan karena itu penyelesaian suatu masalah
kesehatan akan dapat pula diharapkan lebih memuaskan.
b. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih
efisien. Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan
dokter keluarga juga lebih mengutamakan pelayanan pencegahan penyakit
serta diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Dengan diutamakannya pelayanan pencegahan penyakit, maka berarti
angka jatuh sakit akan menurun, yang apabila dapat dipertahankan, pada
gilirannya akan berperan besar dalam menurunkan biaya kesehatan. Hal
yang sama juga ditemukan pada pelayanan yang menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Karena salah satu keuntungan dari pelayanan yang
seperti ini ialah dapat dihindarkannya tindakan dan atau pemeriksaan
kedokteran yang berulang-ulang, yang besar peranannya dalam mencegah
penghamburan dana kesehatan yang jumlahnya telah diketahui selalu
bersifat terbatas (Prasetyawati, 2010).
Page 5
Apabila pelayanan dokter keluarga dapat diselenggarakan dengan baik,
akan banyak manfaat yang diperoleh. Manfaat yang dimaksud antara lain
adalah :
a. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai
manusiaseutuhnya, bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan.
b. Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin
kesinambungan pelayanan kesehatan.
c. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik
dan terarah, terutama ditengah-tengah kompleksitas pelayanan kesehatan
saat ini.
d. Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga
penanganan suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan pelbagai masalah
lainnya.
e. Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanani maka segala
keterangan tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan ataupun
keterangan keadaan sosial dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah
kesehatan yang sedang dihadapi.
f. Akan dapat diperhitungkan pelbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya
penyakit, termasuk faktor sosial dan psikologis.
g. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tatacara
yang lebih sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan
meringankan biaya kesehatan.
h. Akan dapat dicegah pemakaian pelbagai peralatan kedokteran canggih
yang memberatkan biaya kesehatan (Prasetyawati, 2010).
Page 6
1. Komprehensif dan holistik
Memberikan pelayanan secara paripurna berarti melakukan
pemeriksaan secara keseluruhan dengan menimbang rasionalitas dan
mafaatnya bagi pasien. Sebagai contoh misalnya, seorang yang sakit
kepala, pada awalnya mungkin saja hanya diberi parasetamol atau
analgetik lainnya. Jika sakit kepala berulang-ulang, harus digali sejauh
mungkin berbagai kemungkinan penyebabnya, dan bila dipandang perlu
dilakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis
penyebabnya. Tentu saja, rujukan harus dilakukan jika memang
diperlukan, sekalipun pasien ybs tidak memintanya. Selain itu, ancangan
holistik harus dilakukan juga agar terasa lebih manusiawi. Dokter keluarga
lebih mempertimbangkan siapa yang sakit daripada sekedar penyakit yang
disandang.
2. Pelayanan kontak pertama dan kesinambungannya
Sebagai dokter layanan primer, DK merupakan tempat kontak
pertama dengan pasien, tanpa mamandang jenis kelamin, usia, keluhan
utamanya atau sistem organ yang terganggu. Sebenarnya 85% masalah
kesehatan dapat diselesaikan di layanan primer jika kinerja DPU/DK dapat
diandalkan. Oleh karena itu yang memerlukan rujukan ke rumah sakit
seharusnya hanya 15%. Jelaslah kiranya kinerja seperti apa yang harus
diwujudkan oleh para DPU/DK agar dapat menyelesaikan 85% masalah
yang dihadapinya.
Dokter keluarga merupakan ujung tombak pelayanan medis tempat
kontak pertama dengan pasien untuk selanjutnya harus menjaga
kontinuitas pelayanan dalam arti, pemantauan kepada pasien dilakukan
secara terus-menerus mengunakan rekam medis yang akurat dan sistem
rujukan yang terkendali.Untuk menunjang kesinambungan pelayanan,
klinik harus dilengkapi dengan rekam medis yang memadai dan sarana
komunikasi yang handal sehingga dokter dapat dihubungi sewaktu-waktu
diperlukan. Demikian pula, jangan lupa membuat surat rujuk pindah jika
ada pasien yang hendak pindah tempat tinggal misalnya pindah kota atau
pindah klinik. Dalam surat rujuk pindah itu harus dilengkapi dengan data
Page 7
kesehatan yang penting, dengan data tambahan data yang diperlukan.
Boleh dikatakan pemantauan pada setiap pasien dilakukan mulai dari
konsepsi sampai mati.
3. Pelayanan promotif dan preventif
Dokter Keluarga harus berusaha meningkatkan taraf kesehatan
setiap pasien yang menjadi tanggung-jawabnya. Bagaimanapun dokter
keluarga harus berupaya menerapkan seluruh tingkat pencegahan. Dengan
demikian ia harus memberikan ceramah kesehatan dan vaksinasi,
menyelengarakan KB dan KIA dan bahkan acara senam pagi secara rutin.
Selain itu DK harus cepat dan tepat membuat diagnosis penyakit dan
mengobatinya.
4. Pelayanan koordinatif dan kolaboratif
Koordinasi ini dilakukan ketika pasien memerlukan beberapa
konsultasi spesialistis atau pemeriksaan penunjang dalam waktu yang
bersamaan. Selain itu koordinasi pun dilakukan dengan keluarga dan
lingkungannya guna meningkatkan efisiensi pengobatan.
Pelayanan kolaboratif artinya bekerja sama juga dengan berbagai
pihak yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan, guna mengefektifkan
dan mengefisienkan pelayanan. Misalnya, bekerjasama dengan
labotarotium untuk memantau pasien dengan dugaan DHF tetapi belum
perlu dirawat. Untuk kasus seperti ini pihak laboratorium diminta untuk
memantau perubahan indikator perkembangan penyakit dan segera
melaporkan hasilnya sehinga pasien dapat istirahat di rumah tanpa bolak-
balik ke klinik. Dokter keluarga bukan hanya mempertimbangkan segi
medis tetapi juga ekonomi, sosial dan budaya sehingga sering perlu
melibatkan atau kerjasama dengan berbagai pihak.
5. Pelayanan personal
Titik tolak pelayanan DK adalah pelayanan personal seorang
individu sebagai bagian integral dari keluarganya. Seorang individu,
sekalipun menjadi bagian dari sebuah keluarga, dibenarkan mempunyai
DK sendiri yang mungkin dapat berbeda atau sama dengan anggota
keluarga yang lain.
Page 8
6. Mempertimbangkan keluarga, komunitas, dan lingkungannya.
Dalam mengobati pasien, DK tidak boleh lupa bahwa pasien
merupakan bagian integral dari keluarga dan komunitasnya. Kesembuhan
penyakit sangat dipengaruhi lingkungannya dan sebaliknya penyakit
pasien dapat mempengaruhi lingkungannya juga.
7. Sadar etika dan hukum
Sadar etika dalam praktiknya diwujudkan dalam perilaku dokter
dalam menghadapi pasiennya tanda memandang status sosial, jenis
kelamin, jenis penyakit, ataupun sistem oragn ayng sakit. Semua dalah
pasiennya dan harus dilayani secara profesional. Demikian pula dengan
sadar hukum, sangat dekat dengan perilaku dokter untuk tetap bekerja
dalam batas-batas kewenanangan dan selalau mentaati kewajiban yang
digariskan oleh hukum yang berolaku di daerah tempat praktiknya.
8. Sadar biaya
Yang tidak kalah pentingnya adalah sadar biaya yang juga
sebenarnya menyangkut perilaku DK dalam pertimbangkan ”cost
effectiveness” dari biaya yang dikeluarkan oleh pasien. Dengan kata lain
biaya harus menjadi pertimbangan akan tetapi tidak boleh menurunkan
mutu pelayanan.
9. Menyelenggarakan pelayanan yang dapat diaudit dan
dipertanggungjawabkan.
Sebenanrya yang diaudit mencakup selurut strata pelayanan
kesehatan bukan hanya layanan DK. Kenyataannya sampai sekarang audit
medis masih jauh dari harapan terutama di Indonesia. Namun demikian
praktik DK harus memulai mempersiapkan diri untuk sewaktu-waktu
dapat diaudit oleh pihak yang berwenang. Audit medis ini merupakan
upaya peningkaan kualitas pelayanan dan sala sekali bukan upaya untuk
memata-matai praktik dokter (Prasetyawati, 2010).
Page 9
2.2. Home Visit
2.2.1. Definisi Home Visit
Secara sederhana yang dimaksud dengan kunjungan rumah (home visit)
adalah kedatangan petugas kesehatan ke rumah pasien untuk lebih mengenal
kehidupan pasien dan atau memberikan pertolongan kedokteran sesuai
dengan kebutuhan dan tuntutan pasien. Sedangkan yang dimaksud dengan
perawatan pasien di rumah (home care) adalah apabila pertolongan
kedokteran yang dilakukan di rumah tersebut tidak termasuk lagi dalam
kelompok pelayanan rawat jalan (ambulatory services), tetapi dalam
kelompok rawat inap (hospital-ization). Jika diperhatikan kedua batasan di
atas, ruang lingkup kegiatan pada kunjungan rumah lebih bersifat terbatas jika
dibandingkan dengan ruang lingkup kegiatan pada perawatan pasien di
rumah. Ruang lingkup kegiatan pada kunjungan rumah hanya untuk lebih
mengenal kehidupan pasien serta melakukan pertolongan kedokteran yang
bersifat rawat jalan saja. Sedangkan pada perawatan pasien di rumah, ruang
lingkup kegiatan tersebut telah mencakup kegiatan pertolongan kedokteran
yang bersifat rawat inap (Prasetyawati, 2010).
Jika diperhatikan kedua batasan di atas, terlihat bahwa ruang lingkup
kegiatan pada kunjungan rumah lebih bersifat terbatas jika dibandingkan
dengan ruang lingkup kegiatan pada perawatan pasien di rumah. Ruang
lingkup kegiatan pada kunjungan rumah hanya untuk lebih mengenal
kehidupan pasien serta melakukan pertolongan kedokteran yang bersifat
rawat jalan saja. Sedangkan pada perawatan pasien di rumah, ruang lingkup
kegiatan tersebut telah mencakup kegiatan pertolongan kedokteran yang
bersifat rawatinap (Azwar, 1999).
Page 10
2. Kemajuan medis memungkinkan manajemen yang lebih baik dari
penyakit kronis dan tidak dapat disembuhkan.
3. Ketersediaan luas lebih dari layanan teknologi tinggi telah mengakibatkan
peningkatan biaya rumah sakit.
4. Pasien (atau pengasuh) sering keinginan untuk menghindari perawatan
mahal berkepanjangan pada akhir kehidupan.
Page 11
1) Pasien menderita penyakit akut yang tidak memungkinkan pasien
untuk dibawa ke tempat praktek.
2) Pasien menderita penyakit kronis.
3) Pasien menderita penyakit stadium.
b. Keadaan pasien yang sekarat
Keadaan pasien yang sekarat menjadi salah satu alasan pertolongan
kedokteran perlu dilakukan melalui kunjungan rumah, dengan tujuan
untuk:
1) Dukungan moral.
2) Terminal care.
c. Kunjungan penilaian rumah
Jenis utama dari kunjungan rumah adalah salah satunya dengan
melakukan penilaian rumah. Dengan melakukan penilaian rumah maka
dapat di identifikasi hal-hal yang menyebabkan permasalahan pada
pasien. Penilaian tersebut berupa:
1) Polifarmasi atau masalah kesehatan lainnya.
2) Pasien yang terisolasi secara sosial, misalnya lumpuh.
Page 12
diperlukan pelayanan kedokteran yang lebih aktif, yang antara lain dapat
diwujudkan melalui pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah
(Azwar dan Trihono, 2000).
Page 13
2.2.4. Faktor- faktor Penghambat Home Visit
Menurut Murti (2011), faktor yang dapat menghambat terselengggaranya
kunjungan dan perawatan rumah pasien antara lain adalah:
1. Kunjungan rumah memakan waktu yang lebih banyak
Dalam hal ini, termasuk jarak tempuh yang harus dilalui. Biasanya waktu
yang digunakan dua kali lebih banyak dari pada saat praktek.
2. Kurang efisien
Karena situasi klinis kurang menguntungkan bagi diagnostik dan
intervensi terapeutik.
3. Sistem komunikasi yang mudah
Faktor kemudahan sistem komunikasi ini makin sering dilakukan.
Sehingga pasien untuk penyakit yang sederhana, tidak perlu memanggil
dokter ke rumah, tetapi cukup menghubungi dokter melalui telepon.
4. Makin majunya ilmu dan teknologi kedokteran
Makin berkurangnya pelayanan kunjungan dan atau perawatan pasien di
rumah adalah karena makin majunya ilmu dan teknologi kedokteran,
terutama dalam bidang pencegahan penyakit.
5. Penggunaan berbagai alat kedokteran canggih
Makin banyak dipergunakannya alat kedokteran canggih yang sulit dibawa
berpergian. Sehingga pasien, untuk hasil pertolongan kedokteran yang
optimal, lebih memilih untuk datang langsung berobat ke tempat praktek
dokter, bukan memanggilnya datang ke rumah.
6. Sikap dan perilaku dokter
Adanya sikap dan perilaku dokter tertentu yang enggan atau menolak
untuk melakukan kunjungan dan merawat pasien di rumah. Akibatnya,
tidak mengherankan jika pelayanan kunjungan dan atau perawatan pasien
di rumah tampak semakin berkurang.
Page 14
1. Meningkatkan pemahaman dokter tentang pasien
Pelayanan kesehatan diharapkan dapat memberikan kepuasan kepada
pasien. Untuk memberikan kepuasan pelayanan kesehatan terhadap
pasien maka salah satunya di perlukan peningkatan pemahaman dokter
tentang pasein. Kunjungan dan atau perawatan rumah yang dilakukan
akan memperoleh banyak keterangan tentang pasien sehingga dokter
dapat meningkatkan pemahaman tentang pasein (Tobing, 2008).
2. Meningkatkan hubungan dokter-pasien
Hubungan dokter dengan pasien yang baik adalah dengan pengenalan
terhadap pasien dengan baik, hal ini juga dapat diperoleh dengan
kunjungan dan atau perawatan rumah (Tobing, 2008).
3. Menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien
Kunjungan dan atau perawatan rumah dapat meningkatkan hubungan
dokter-pasien yang baik. Hubungan dokter-pasien yang baik akan
menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntunan pasien karena adanya
komunikasi dan pemahaman yang terjalin (Tobing, 2008).
4. Dapat lebih meningkatkan kepuasan pasien
Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul
sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang di peroleh setelah
pasien membandingkannya dnegan apa yang diharapkan. Kunjungan
dan atau perawatan rumah ini dapat meningkatkan kepuasan pasien,
karena bagi pasien kebutuhan yang paling menonjol adalah kebutuhan
belongingness dan social needs. Merasa di cintai, di perhatikan, dan di
dengarkan, dan di perlakukan dengan baik (Tobing, 2008).
Page 15
keluarga. Kedua, atas inisiatif pasien yang memerlukan pertolongan
kedokteran dari dokter keluarga (PDKI, 2006).
Hanya saja, terlepas dari kategori tenaga yang akan melaksanakan dan
atau para pihak yang mengambil inisiatif, suatu kunjungan pasien di rumah
yang baik memang harus mengikuti suatu tata cara tertentu. Tata cara yang
dimaksud secara umum dapat dibedakan atas tiga macam hal, yaitu :
1. Untuk Mengumpulkan Data tentang Pasien
Jika tujuan kunjungan rumah adalah untuk mengumpulkan data tentang
pasien, tata cara yang ditempuh adalah sebagai berikut :
a. Mempersiapkan daftar nama keluarga yang akan dikunjungi
Apabila memang ada kemampuan, seyogyanya dokter keluarga dapat
melakukan kunjungan rumah kepada semua keluarga yang menjadi
tanggung jawabnya, terutama apabila keluarga tersebut merupakan
pasien baru. Tetapi apabila kemampuan tersebut tidak dimiliki,
kunjungan rumah untuk 20 pengumpulan data cukup dilakukan
terhadap keluarga yang sangat membutuhkan saja, yakni keluarga yang
termasuk dalam kelompok berisiko tinggi (high risk family), seperti
misalnya menderita penyakit menular, isteri sedang hamil, atau
keluarga dengan anak balita. Siapkanlah daftar nama keluarga yang
akan dikunjungi tersebut.
b. Mengatur jadwal kunjungan
Melakukan kunjungan rumah diperlukan adanya seluruh anggota
keluarga, dimana kepala keluarga yang dapat menjelaskan tentang
kehidupan keluarga yang ingin diketahui dan atau anggota keluarga
yang ingin dikunjungi, apabila ia tidak ada dirumah, maka kunjungan
ini dapat sia-sia. Untuk menghindari kunjungan rumah yang sia-sia ini,
perlulah dilakukan pengaturan jadwal kunjungan rumah yang sebaik -
baiknya.
c. Mempersiapkan macam data yang akan dikumpulkan
Data minimal yang patut dikumpulkan adalah tentang identitas
keluarga, keadaan rumah dan lingkungan pemukiman pasien, struktur
keluarga (genogram), fungsi keluarga serta interaksi anggota keluarga
Page 16
dalam menjalankan fungsi keluarga. Data minimal ini sering disebut
sebagai data dasar (data base) keluarga dan atau disebut pula sebagai
profil keluarga.
d. Melakukan pengumpulan data
Apabila ketiga persiapan di atas selesai dilakukan, kegiatan dilanjutkan
dengan melakukan kunjungan rumah serta mengumpulkan data sesuai
dengan yang telah direncanakan. Kumpulkanlah data tersebut
selengkap-lengkapnya, tetapi jangan terburu-buru karena kecuali dapat
meninggalkan kesan yang kurang baik, juga biasanya data yang
dikumpulkan melalui satu kunjungan saja, sering tidak
menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
e. Melakukan pencatatan data
Kegiatan berikutnya yang dilakukan adalah mencatat semua data yang
berhasil dikumpulkan. Catatan data dasar pasien ini biasanya dilakukan
pada rekam medis khusus yang disebut dengan nama rekam medis
keluarga.
f. Menyampaikan nasehat dan atau penyuluhan kesehatan
Sekalipun tujuan utama kunjungan rumah adalah untuk mengumpulkan
data pasien, namun sangat dianjurkan pada waktu kunjungan rumah
tersebut dapat sekaligus disampaikan nasehat dan ataupun dilakukan
penyuluhan kesehatan, sesuai dengan hasil temuan (PDKI, 2006).
Page 17
disepakati oleh pasien. Ada baiknya jadwal kunjungan tersebut disusun
untuk satu minggu sekali.
b. Menyampaikan jadwal kunjungan yang telah disusun kepada pasien
Jika keadaan memungkinkan ada baiknya jadwal kunjungan tersebut
disampaikan kepada pasien yang akan dikunjungi. Misalnya melalui
surat dan ataupun telepon, yang sebaiknya disampaikan minimal tiga
hari sebelum tanggal kunjungan. Maksudnya untuk mengingatkan
kembali pasien tentang perjanjian kunjungan yang akan dilakukan,
yang apabila ada perubahan, masih sempat diperbaiki.
c. Mempersiapkan keperluan kunjungan
Sebelum berkunjung ke tempat pasien, dokter harus mempersiapkan
segala sesuatu yang diperlukan, sesuai dengan pertolongan kedokteran
yang akan dilakukan. Jangan lupa pula membawa rekam medis
keluarga untuk pasien yang akan dikunjungi tersebut.
d. Melakukan kunjungan dan pertolongan kedokteran
Sesuai dengan tanggal dan jam yang telah ditetapkan dalam jadwal
kunjungan, dokter keluarga berkunjung ke tempat pasien serta
melakukan pertolongan kedokteran sesuai dengan keperluan pasien.
Patut diingat dalam pertolongan kedokteran ini termasuk pula
pemberian nasehat atau penyuluhan kesehatan yang ada hubungannya
dengan kesehatan pasien.
e. Mengisi rekam medis keluarga
Kegiatan kelima yang dilakukan adalah mencatat semua hasil temuan
serta tindakan kedokteran yang dilakukan pada rekam medis keluarga.
lsilah rekam medis keluarga tersebut dengan lengkap.
f. Menyusun rencana tidak lanjut
Kegiatan terakhir yang dilakukan adalah bersama pasien menyusun
rencana pelayanan tindak lanjut yang perlu dilakukan. Jika memang
perlu pelayanan rawat inap di rumah sakit, bicarakanlah dengan
sebaik-baiknya.
(PDKI, 2006).
Page 18
3. Untuk Memberikan Pertolongan Kedokteran Atas Inisiatif Pasien Atau
Pihak Keluarga
Jika pihak yang mengambil inisiatif adalah pasien atau keluarganya, yang
biasanya terjadi apabila menderita penyakit yang bersifat mendadak
(acute), tata cara yang ditempuh adalah sebagai berikut :
a. Menanyakan selengkapnya tentang keadaan pasien
Kegiatan pertama yang dilakukan ialah menanyakan selengkapnya
tentang keadaan pasien yang memerlukan kunjungan dan atau
perawatan di rumah yang bersifat mendadak tersebut.
b. Mempersiapkan keperluan kunjungan
Bawalah semua alat dan ataupun obat yang diperlukan. Jangan lupa
pula membawa rekam medis keluarga untuk pasien yang akan
memperoleh pertolongan kedokteran tersebut.
c. Melakukan kunjungan serta pertolongan kedokteran
Kegiatan ketiga yang dilakukan adalah mengunjungi rumah pasien
serta melakukan pertolongan kedokteran sesuai dengan keperluan
pasien. Sama halnya dengan kunjungan rumah atas inisiatif dokter,
dalam pertolongan kedokteran yang dimaksudkan di sini termasuk pula
pemberian nasehat atau penyuluhan kesehatan yang ada hubungannya
dengan kesehatan pasien.
Page 19
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Page 20
Komputer atau Laptop digunakan sebagai sarana pembuatan proposal
dan laporan akhir kegiatan.
Page 21
DAFTAR PUSTAKA
Harrison. 2000. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 13. Volume 3 hal.
1253-1254. Jakarta : EGC
Tobing 2008. Faktor – faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kepuasan Pasien
terhadap Mutu Pelayanan Dokter RSUD Dokter Sudarso Pontianak Bulan
Oktober Tahun 2008: Thesis. Pascasarjana FKM UI. Depok.
Universitas Sebelas Maret. 2013. Modul field lab semester vii (keterampilan
kedokteran keluarga). Semarang :FK UNS.
WHO, 2003. The Millennium Development Goals Report 2015. November 20,
2017.http://www.un.org/millenniumgoals/2015_MDG_Report/pdf/MDG%2
02015%20rev%20(July%201).pdf
Page 22
FORMULIR KUNJUNGAN RUMAH
Riwayat Kebiasaan :
Riwayat Gizi :
Page 23
DIAGNOSIS HOLISTIK
Aspek IV Contoh:
(Eksternal) Keadaan keluarga,
lingkungan psikososial
ekonomi keluarga,
keadaan lingkungan rumah
pekerjaan, dsb
Aspek V Penilaian terhadap derajat
(Fungsional) fungsional pasien pada saat ini
(diwaktu yang bersangkutan).
Page 24
FUNGSI KELUARGA
1) Fungsi Biologis
2) Fungsi sosial
3) Fungsi Psikologis
Page 25
FUNGSI KELUARGA (Fisiologis) – SKOR A-P-G-A-R
1) Adaptation
Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga
yang lain, serta penerimaan, dukungan dan saran dari anggota keluarga yang
lain.
2) Partnership
Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi anggota
keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut.
3) Growth
Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan
anggota keluarga tersebut.
4) Affection
Menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota
keluarga.
5) Resolve
Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu
yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.
(Beri tanda O pada Baik / Cukup / Kurang sesuai skor hasil akhir:
BAIK = 8 – 10 CUKUP = 6 – 7 KURANG = lebih dari sama
dengan 5
Page 26
FUNGSI KELUARGA (Patologis) – SKOR S-C-R-E-E-M
1) Social
Melihat bagaimana interaksi dengan tetangga sekitar.
2) Culture
Melihat bagaimana kepuasan keluarga terhadap budaya, tatakrama, dan
perhatian terhadap sopan santun.
3) Religious
Melihat ketaatan anggota keluarga dalam menjalankan ibadah sesuai dengan
ajaran agamanya.
4) Economic
Melihat status ekonomi keluarga.
5) Educational
Melihat tingkat pendidikan anggota keluarga.
Page 27
6) Medical
Melihat apakah anggota keluarga ini mampu mendapatkan pelayanan
kesehatan yang memadai.
Page 28
Interaksi Keluarga :
Dinding rumah :.
.
Ventilasi :.
.
Lantai rumah :.
.
Page 29
DENAH RUMAH
DAFTAR MASALAH
Masalah medis :
Page 30
Saran (Promotif, Preventif, Kuratif, Rehabilitatif) :
Page 31