Anda di halaman 1dari 21

KULIAH PENGANTAR

SINDROM DELIRIUM AKUT

NUR RIVIATI
ISTILAH
2

 Acute mental status change


 Altered mental status
 Reversible dementia
 Toxic/metabolic encephalopathy
 Organic brain syndrome
 Acute confusional state
3

 Gejala dan tanda tidak khas


 Sering tidak terdiagnosis (32-67%)
 Prevalensi RSCM 2004 : 23%
 Insiden 17% (2004)
 Risiko kematian  10x, lama rawat 
PATOFISIOLOGI
 Hipoksia defisiensi neurotransmiter (NT)
 Hipoglikemia asetilkolin
 Penyakit akut sitokin ↑

 Mengganggu transduksi sinyal NT


 Mengganggu second messenger system

Gejala serebral & aktivitas psikomotor sindrom delirium


5
FAKTOR PREDISPOSISI

 Usia sangat lanjut


 Gangguan kognitif ringan (MCI) – demensia
 Gangguan ADL
 Gangguan sensorium (penglihatan/pendengaran)
 Frailty elderly
 Obat (ranitidin, simetidin, siprofloksasin, psikotropika)
 Polifarmasi
 Komorbiditas
FAKTOR PENCETUS

 Pneumonia
 Infeksi saluran kemih
 Hiponatremia
 Dehidrasi
 Hipoglikemia
 CVD
 Perubahan lingkungan (perpindahan ruangan)
8
GEJALA KLINIS

 Gangguan kognitif global :


 Gangguan memori jangka pendek (recent memory)

 Gangguan persepsi (halusinasi, ilusi)

 Gangguan proses pikir (disorientasi waktu, tempat,


orang)

 Komunikasi tidak relevan/autoanamnesis sulit dipahami


 Perubahan aktivitas psikomotor: hipoaktif (25%), hiperaktif
(25%), keduanya (35%), normal (15%)
 Gangguan siklus tidur
GEJALA KLINIS

 Terjadi secara akut, fluktuatif


 Perhatian sangat terganggu
 Tidak mampu mempertahankan
konsentrasi/perhatian pada 1 topik pembicaraan
 Gangguan pada uji atensi (mengurutkan nama hari
dalam seminggu, nama bulan dalam setahun,
mengeja balik kata pintu)
KLASIFIKASI
 Hiperaktif
 Gaduh gelisah, berteriak, mengomel,
jalan mondar mandir
 Prognosis lebih baik

 Hipoaktif
 Campuran (paling sering)
DIAGNOSIS

 Algoritme Confusion Assessment Method (CAM),


berdasarkan DSM-!V

 Baku emas diagnosis: CAM + uji status mental lain


(Mini-mental State Examination (MMSE, Folstein),
Delirium Rating Scale, Delirium Symptom Interview
CONFUSION ASSESSMENT METHOD
Proses akut dan berfluktuasi

Gangguan perhatian/
konsentrasi (inattention)

Gangguan proses pikir Perubahan kesadaran

SINDROM DELIRIUM
14
DIAGNOSIS BANDING

 Demensia
 Depresi
 Ansietas
 Psikosis
16
PENCEGAHAN
Panduan intervensi Tindakan
Reorientasi Pasang jam dinding, kalender
Memulihkan siklus tidur Padam lampu, minum susu hangat atau teh
herbal, pijatan pada punggung, musik yang
tenang
Mobilisasi Latihan LGS, mobilisasi bertahap, batasi
penggunaan restraint
Penglihatan Pakai kaca mata, bacaan dengan huruf
ukuran besar
Pendengaran Bersihkan cerumen prop, alat bantu dengar
Rehidrasi Diagnosis dini dehidrasi, tingkatkan asupan
cairan oral, kalau perlu per infus
Obat yang Meningkatkan Risiko Delirium
 Ranitidin
 Digoksin
 Siprofloksasin
 Kodein
 Amitriptilin (antidepresan)
 Levodopa
 Benzodiazepin
 Difenhidramin
 Amiodaron
 Metildopa
 Fenitoin
PENATALAKSANAAN

 Identifikasi faktor pencetus dan predisposisi


(pengkajian geriatri paripurna)
 Mengatasi faktor pencetus
 Perbaiki faktor predisposisi
 Hentikan obat yang tidak esensial
 Pilihan obat : haloperidol
 Suportif : asupan nutrisi, keseimbangan cairan dan
elektrolit, kenyamanan pasien, ditemani pelaku
rawat, ruangan tenang dan cukup penerangan,
kacamata atau alat bantu dengar sesuai kebutuhan
PROGNOSIS
 Gejala dan tanda dapat menetap sampai bulan-
12
 Berhubungan dengan status fungsional rendah
 Meningkatkan risiko demensia
 Risiko kematian lebih tinggi
Terima Kasih
21

Anda mungkin juga menyukai