PENDAHULUAN
Page 1
dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif tetapi bila perlu aktif
mengunjungi penderita atau keluarganya (IDI 1982).
Dengan adanya prinsip utama pelayanan dokter keluarga secara
holistiktersebut, perlulah diketahui berbagai latar belakang pasien yang menjadi
tanggungannya, serta dapat selalu menjaga kesinambungan pelayanan kedokteran
yang dibutuhkan oleh pasien tersebut. Untuk dapat mewujudkan pelayanan
kedokteran yang seperti ini, banyak upaya yang dapat dilakukan. Salah satu di
antaranya yang dipandang mempunyai peranan amat penting adalah melakukan
kunjungan rumah (home visit) serta melakukan perawatan pasien di rumah (home
care) terhadap keluarga yang membutuhkan (UNS, 2013)
Kunjungan rumah (Home Visit) adalah kedatangan petugas kesehatan ke
rumah pasien untuk lebih mengenal kehidupan pasien dan atau memberikan
pertolongan kedokteran sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pasien. Sedangkan
yang dimaksud dengan perawatan pasien di rumah adalah apabila pertolongan
kedokteran yang dilakukan di rumah tersebut. Telah tidak termasuk lagi dalam
kelompok pelayanan rawat jalan (ambulatory services), melainkan dalam
kelompok rawat inap(hospitalization). Manfaat dari home visit adalah 1) dapat
lebih meningkatkan pemahaman dokter tentang pasien, 2) dapat lebih
meningkatkan hubungan dokter-pasien, 3) dapat lebih menjamin terpenuhinya
kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien, 4) dapat lebih meningkatkan kepuasan
pasien. (Murti, 2011)
Mengingat bahwa pengetahuan tentang home visit sangat penting untuk
diketahui oleh mahasiswa kedokteran, maka dari itu kami akan melakukan Tugas
Pengenalan Profesi pada Blok 23 yaitu Home Visit Bekerja sama dengan Klinik
Nayaka yang bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu
kedokteran agar menjadi lebih holistik dan komprehensif berorientasi pada
keluarga dalam hal mutu dan pembiayaan serta pendekatan keluarga.
Page 2
1.3.1 TujuanUmum
Setelah menyelesaikan Tugas Pengenalan Profesi ini, diharapkan
mahasiswa mampu memahami tentang pelaksanaan kegiatan home
visit oleh kedokteran keluarga di klinik Nayaka.
1.3.2 TujuanKhusus
Setelah melakukan Tugas Pengenalan Profesi ini, diharapkan
mahasiswa mampu :
a. Mahasiswa mengetahui tujuan pelaksanaan home visit yang
dilakukan oleh dokter keluarga di klinik Nayaka.
b. Mahasiswa mengetahui manfaat pelaksanaan home visit yang
dilakukan oleh dokter keluarga di klinik Nayaka.
c. Mahasiswa mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan
home visit di klinik Nayaka.
d. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tata cara pelaksanaan
home visit di klinik Nayaka.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Page 3
Menurut National University of Singapore (2004) kedokteran keluarga adalah
ilmu yang menekankan pentingnya pemberian pelayanan kesehatan yang personal,
primer, komprehensif dan berkelanjutan (kontinu) kepada individu dalam
hubungannya dengan keluarga, komunitas, dan lingkungannya. Istilah lain dari
kedokteran keluarga adalah Primary Care Medicine, General Practice, Family
Medicine. Kedokteran keluarga menekankan keluarga sebagai unit sosial yang
memberikan dukungan kepada individu.
Page 4
a. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih
efektif. Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan
dokter keluarga memang lebih efektif. Ini disebabkan karena dalam
menangani suatu masalah kesehatan, perhatian tidak hanya ditujukan pada
keluhan yang disampaikan saja, tetapi pada pasien sebagai manusia
seutuhnya, dan bahkan sebagai bagian dari anggota keluarga dengan
lingkungannya masing-masing. Dengan diperhatikannya berbagai faktor
yang seperti ini, maka pengelolaan suatu masalah kesehatan akan dapat
dilakukan secara sempurna dan karena itu penyelesaian suatu masalah
kesehatan akan dapat pula diharapkan lebih memuaskan.
Page 5
c. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik
dan terarah, terutama ditengah-tengah kompleksitas pelayanan kesehatan
saat ini.
e. Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanani maka segala
keterangan tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan ataupun
keterangan keadaan sosial dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah
kesehatan yang sedang dihadapi.
Page 6
analgetik lainnya. Jika sakit kepala berulang-ulang, harus digali sejauh
mungkin berbagai kemungkinan penyebabnya, dan bila dipandang perlu
dilakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis
penyebabnya. Tentu saja, rujukan harus dilakukan jika memang
diperlukan, sekalipun pasien ybs tidak memintanya. Selain itu, ancangan
holistik harus dilakukan juga agar terasa lebih manusiawi. Dokter keluarga
lebih mempertimbangkan siapa yang sakit daripada sekedar penyakit yang
disandang.
2. Pelayanan kontak pertama dan kesinambungannya
Sebagai dokter layanan primer, DK merupakan tempat kontak
pertama dengan pasien, tanpa mamandang jenis kelamin, usia, keluhan
utamanya atau sistem organ yang terganggu. Sebenarnya 85% masalah
kesehatan dapat diselesaikan di layanan primer jika kinerja DPU/DK dapat
diandalkan. Oleh karena itu yang memerlukan rujukan ke rumah sakit
seharusnya hanya 15%. Jelaslah kiranya kinerja seperti apa yang harus
diwujudkan oleh para DPU/DK agar dapat menyelesaikan 85% masalah
yang dihadapinya.
Dokter keluarga merupakan ujung tombak pelayanan medis tempat
kontak pertama dengan pasien untuk selanjutnya harus menjaga
kontinuitas pelayanan dalam arti, pemantauan kepada pasien dilakukan
secara terus-menerus mengunakan rekam medis yang akurat dan sistem
rujukan yang terkendali.Untuk menunjang kesinambungan pelayanan,
klinik harus dilengkapi dengan rekam medis yang memadai dan sarana
komunikasi yang handal sehingga dokter dapat dihubungi sewaktu-waktu
diperlukan. Demikian pula, jangan lupa membuat surat rujuk pindah jika
ada pasien yang hendak pindah tempat tinggal misalnya pindah kota atau
pindah klinik. Dalam surat rujuk pindah itu harus dilengkapi dengan data
kesehatan yang penting, dengan data tambahan data yang diperlukan.
Boleh dikatakan pemantauan pada setiap pasien dilakukan mulai dari
konsepsi sampai mati.
3. Pelayanan promotif dan preventif
Dokter Keluarga harus berusaha meningkatkan taraf kesehatan
setiap pasien yang menjadi tanggung-jawabnya. Bagaimanapun dokter
keluarga harus berupaya menerapkan seluruh tingkat pencegahan. Dengan
Page 7
demikian ia harus memberikan ceramah kesehatan dan vaksinasi,
menyelengarakan KB dan KIA dan bahkan acara senam pagi secara rutin.
Selain itu DK harus cepat dan tepat membuat diagnosis penyakit dan
mengobatinya.
4. Pelayanan koordinatif dan kolaboratif
Koordinasi ini dilakukan ketika pasien memerlukan beberapa
konsultasi spesialistis atau pemeriksaan penunjang dalam waktu yang
bersamaan. Selain itu koordinasi pun dilakukan dengan keluarga dan
lingkungannya guna meningkatkan efisiensi pengobatan.
Pelayanan kolaboratif artinya bekerja sama juga dengan berbagai
pihak yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan, guna mengefektifkan
dan mengefisienkan pelayanan. Misalnya, bekerjasama dengan
labotarotium untuk memantau pasien dengan dugaan DHF tetapi belum
perlu dirawat. Untuk kasus seperti ini pihak laboratorium diminta untuk
memantau perubahan indikator perkembangan penyakit dan segera
melaporkan hasilnya sehinga pasien dapat istirahat di rumah tanpa bolak-
balik ke klinik. Dokter keluarga bukan hanya mempertimbangkan segi
medis tetapi juga ekonomi, sosial dan budaya sehingga sering perlu
melibatkan atau kerjasama dengan berbagai pihak.
5. Pelayanan personal
Titik tolak pelayanan DK adalah pelayanan personal seorang
individu sebagai bagian integral dari keluarganya. Seorang individu,
sekalipun menjadi bagian dari sebuah keluarga, dibenarkan mempunyai
DK sendiri yang mungkin dapat berbeda atau sama dengan anggota
keluarga yang lain.
6. Mempertimbangkan keluarga, komunitas, dan lingkungannya.
Dalam mengobati pasien, DK tidak boleh lupa bahwa pasien
merupakan bagian integral dari keluarga dan komunitasnya. Kesembuhan
penyakit sangat dipengaruhi lingkungannya dan sebaliknya penyakit
pasien dapat mempengaruhi lingkungannya juga.
7. Sadar etika dan hukum
Sadar etika dalam praktiknya diwujudkan dalam perilaku dokter
dalam menghadapi pasiennya tanda memandang status sosial, jenis
kelamin, jenis penyakit, ataupun sistem oragn ayng sakit. Semua dalah
pasiennya dan harus dilayani secara profesional. Demikian pula dengan
Page 8
sadar hukum, sangat dekat dengan perilaku dokter untuk tetap bekerja
dalam batas-batas kewenanangan dan selalau mentaati kewajiban yang
digariskan oleh hukum yang berolaku di daerah tempat praktiknya.
8. Sadar biaya
Yang tidak kalah pentingnya adalah sadar biaya yang juga
sebenarnya menyangkut perilaku DK dalam pertimbangkan ”cost
effectiveness” dari biaya yang dikeluarkan oleh pasien. Dengan kata lain
biaya harus menjadi pertimbangan akan tetapi tidak boleh menurunkan
mutu pelayanan.
9. Menyelenggarakan pelayanan yang dapat diaudit dan
dipertanggungjawabkan.
Sebenanrya yang diaudit mencakup selurut strata pelayanan
kesehatan bukan hanya layanan DK. Kenyataannya sampai sekarang audit
medis masih jauh dari harapan terutama di Indonesia. Namun demikian
praktik DK harus memulai mempersiapkan diri untuk sewaktu-waktu
dapat diaudit oleh pihak yang berwenang. Audit medis ini merupakan
upaya peningkaan kualitas pelayanan dan sala sekali bukan upaya untuk
memata-matai praktik dokter (Prasetyawati, 2010).
Page 9
mengenal kehidupan pasien serta melakukan pertolongan kedokteran yang
bersifat rawat jalan saja. Sedangkan pada perawatan pasien di rumah, ruang
lingkup kegiatan tersebut telah mencakup kegiatan pertolongan kedokteran
yang bersifat rawat inap (Prasetyawati, 2010).
Jika diperhatikan kedua batasan di atas, terlihat bahwa ruang lingkup
kegiatan pada kunjungan rumah lebih bersifat terbatas jika dibandingkan
dengan ruang lingkup kegiatan pada perawatan pasien di rumah. Ruang
lingkup kegiatan pada kunjungan rumah hanya untuk lebih mengenal
kehidupan pasien serta melakukan pertolongan kedokteran yang bersifat
rawat jalan saja. Sedangkan pada perawatan pasien di rumah, ruang lingkup
kegiatan tersebut telah mencakup kegiatan pertolongan kedokteran yang
bersifat rawatinap (Azwar, 1999).
Page 10
Untuk dapat mengumpulkan data ini dapat dilakukan dengan kunjungan ke
rumah pasien.
2. Untuk melakukan pertolongan kedokteran
Salah satu karakteristik pokok pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan
kedokteran yang berkesinambungan. Untuk dapat mewujudkan pelayanan
kedokteran yang seperti ini, pelayanan dokter keluarga yang baik harus
bersifat aktif, dalam arti, jika memang diperlukan, melakukan kunjungan
dan atau merawat pasien di rumah pasien.
Page 11
dapat di identifikasi hal-hal yang menyebabkan permasalahan pada
pasien. Penilaian tersebut berupa:
1) Polifarmasi atau masalah kesehatan lainnya.
2) Pasien yang terisolasi secara sosial, misalnya lumpuh.
Page 12
tersebut belum sepenuhnya pulih. Untuk dapat tetap memperoleh
pertolongan kedokteran sesuai dengan kebutuhan, banyak anggota
masyarakat akhirnya memang lebih suka memilih perawatan di rumah
saja untuk hasilnya yang optimal, jelas sangat memerlukan pelayanan
kunjungan dan ataupun perawatan pasien di rumah (Azwar dan Trihono,
2000).
Page 13
4. Makin majunya ilmu dan teknologi kedokteran
Makin berkurangnya pelayanan kunjungan dan atau perawatan pasien di
rumah adalah karena makin majunya ilmu dan teknologi kedokteran,
terutama dalam bidang pencegahan penyakit.
5. Penggunaan berbagai alat kedokteran canggih
Makin banyak dipergunakannya alat kedokteran canggih yang sulit dibawa
berpergian. Sehingga pasien, untuk hasil pertolongan kedokteran yang
optimal, lebih memilih untuk datang langsung berobat ke tempat praktek
dokter, bukan memanggilnya datang ke rumah.
6. Sikap dan perilaku dokter
Adanya sikap dan perilaku dokter tertentu yang enggan atau menolak
untuk melakukan kunjungan dan merawat pasien di rumah. Akibatnya,
tidak mengherankan jika pelayanan kunjungan dan atau perawatan pasien
di rumah tampak semakin berkurang.
Page 14
Kunjungan dan atau perawatan rumah dapat meningkatkan hubungan
dokter-pasien yang baik. Hubungan dokter-pasien yang baik akan
menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntunan pasien karena adanya
komunikasi dan pemahaman yang terjalin (Tobing, 2008).
4. Dapat lebih meningkatkan kepuasan pasien
Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul
sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang di peroleh setelah
pasien membandingkannya dnegan apa yang diharapkan. Kunjungan
dan atau perawatan rumah ini dapat meningkatkan kepuasan pasien,
karena bagi pasien kebutuhan yang paling menonjol adalah kebutuhan
belongingness dan social needs. Merasa di cintai, di perhatikan, dan di
dengarkan, dan di perlakukan dengan baik (Tobing, 2008).
Page 15
tanggung jawabnya, terutama apabila keluarga tersebut merupakan
pasien baru. Tetapi apabila kemampuan tersebut tidak dimiliki,
kunjungan rumah untuk 20 pengumpulan data cukup dilakukan
terhadap keluarga yang sangat membutuhkan saja, yakni keluarga yang
termasuk dalam kelompok berisiko tinggi (high risk family), seperti
misalnya menderita penyakit menular, isteri sedang hamil, atau
keluarga dengan anak balita. Siapkanlah daftar nama keluarga yang
akan dikunjungi tersebut.
b. Mengatur jadwal kunjungan
Melakukan kunjungan rumah diperlukan adanya seluruh anggota
keluarga, dimana kepala keluarga yang dapat menjelaskan tentang
kehidupan keluarga yang ingin diketahui dan atau anggota keluarga
yang ingin dikunjungi, apabila ia tidak ada dirumah, maka kunjungan
ini dapat sia-sia. Untuk menghindari kunjungan rumah yang sia-sia ini,
perlulah dilakukan pengaturan jadwal kunjungan rumah yang sebaik -
baiknya.
c. Mempersiapkan macam data yang akan dikumpulkan
Data minimal yang patut dikumpulkan adalah tentang identitas
keluarga, keadaan rumah dan lingkungan pemukiman pasien, struktur
keluarga (genogram), fungsi keluarga serta interaksi anggota keluarga
dalam menjalankan fungsi keluarga. Data minimal ini sering disebut
sebagai data dasar (data base) keluarga dan atau disebut pula sebagai
profil keluarga.
d. Melakukan pengumpulan data
Apabila ketiga persiapan di atas selesai dilakukan, kegiatan dilanjutkan
dengan melakukan kunjungan rumah serta mengumpulkan data sesuai
dengan yang telah direncanakan. Kumpulkanlah data tersebut
selengkap-lengkapnya, tetapi jangan terburu-buru karena kecuali dapat
meninggalkan kesan yang kurang baik, juga biasanya data yang
dikumpulkan melalui satu kunjungan saja, sering tidak
menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
e. Melakukan pencatatan data
Page 16
Kegiatan berikutnya yang dilakukan adalah mencatat semua data yang
berhasil dikumpulkan. Catatan data dasar pasien ini biasanya dilakukan
pada rekam medis khusus yang disebut dengan nama rekam medis
keluarga.
f. Menyampaikan nasehat dan atau penyuluhan kesehatan
Sekalipun tujuan utama kunjungan rumah adalah untuk mengumpulkan
data pasien, namun sangat dianjurkan pada waktu kunjungan rumah
tersebut dapat sekaligus disampaikan nasehat dan ataupun dilakukan
penyuluhan kesehatan, sesuai dengan hasil temuan (PDKI, 2006).
Page 17
Sesuai dengan tanggal dan jam yang telah ditetapkan dalam jadwal
kunjungan, dokter keluarga berkunjung ke tempat pasien serta
melakukan pertolongan kedokteran sesuai dengan keperluan pasien.
Patut diingat dalam pertolongan kedokteran ini termasuk pula
pemberian nasehat atau penyuluhan kesehatan yang ada hubungannya
dengan kesehatan pasien.
e. Mengisi rekam medis keluarga
Kegiatan kelima yang dilakukan adalah mencatat semua hasil temuan
serta tindakan kedokteran yang dilakukan pada rekam medis keluarga.
lsilah rekam medis keluarga tersebut dengan lengkap.
f. Menyusun rencana tidak lanjut
Kegiatan terakhir yang dilakukan adalah bersama pasien menyusun
rencana pelayanan tindak lanjut yang perlu dilakukan. Jika memang
perlu pelayanan rawat inap di rumah sakit, bicarakanlah dengan
sebaik-baiknya.
(PDKI, 2006).
Page 18
d. Mengisi rekam medis keluarga
Kegiatan keempat yang dilakukan adalah mencatat semua hasil temuan
serta tindakan kedokteran yang dilakukan pada rekam medis keluarga.
Isilah rekam medis keluarga tersebut dengan lengkap.
e. Menyusun rencana tindak lanjut
Kegiatan kelima yang dilakukan adalah bersama pasien menyusun
rencana pelayanan tindak lanjut yang perlu dilakukan. Jika memang
diperlukan pelayanan rawat inap di rumah sakit, bicarakanlah dengan
sebaik-baiknya
(PDKI, 2006).
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Page 19
Proposal digunakan sebagai panduan dalam klinik dokter keluarga
Nayaka Palembang.
2. Kamera
Kamera digunakan untuk dokumentasi, yakni sebagai bukti bahwa
mahasiswa telah melaksanakan tugas pengenalan profesi. Bukti tersebut
nantinya akan dilampirkan pada laporan akhir.
3. Komputer atau Laptop
Komputer atau Laptop digunakan sebagai sarana pembuatan proposal
dan laporan akhir kegiatan.
Page 20
DAFTAR PUSTAKA
Harrison. 2000. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 13. Volume 3 hal.
1253-1254. Jakarta : EGC
Tobing 2008. Faktor – faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kepuasan Pasien
terhadap Mutu Pelayanan Dokter RSUD Dokter Sudarso Pontianak Bulan
Oktober Tahun 2008: Thesis. Pascasarjana FKM UI. Depok.
Universitas Sebelas Maret. 2013. Modul field lab semester vii (keterampilan
kedokteran keluarga). Semarang :FK UNS.
WHO, 2003. The Millennium Development Goals Report 2015. November 20,
2017.http://www.un.org/millenniumgoals/2015_MDG_Report/pdf/MDG
%202015%20rev%20(July%201).pdf
Page 21
FORMULIR KUNJUNGAN RUMAH
Riwayat Kebiasaan :
Riwayat Gizi :
DIAGNOSIS HOLISTIK
Page 22
PendekatanAspe
Penjelasan Diagnosis Holistik
k
Aspek I (Individu) Keluhan utama
Harapan
Kekhawatiran pasien ketika
datang.
Aspek IV Contoh:
(Eksternal) Keadaan keluarga,
lingkungan psikososial
ekonomi keluarga,
keadaan lingkungan rumah
pekerjaan, dsb
Aspek V Penilaian terhadap derajat
(Fungsional) fungsional pasien pada saat
ini (diwaktu yang
bersangkutan).
FUNGSI KELUARGA
Page 23
1) Fungsi Biologis
2) Fungsi sosial
3) Fungsi Psikologis
Page 24
FUNGSI KELUARGA (Fisiologis) – SKOR A-P-G-A-R
1) Adaptation
Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga
yang lain, serta penerimaan, dukungan dan saran dari anggota keluarga yang
lain.
2) Partnership
Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi anggota
keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut.
3) Growth
Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan
anggota keluarga tersebut.
4) Affection
Menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota
keluarga.
5) Resolve
Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu
yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.
SKO
INDIKATOR FUNGSI
R Jarang/tidak sama sekali =
A – Adaptation
0
P – Partnership
G – Growth Kadang-kadang = 1
A – Affection
Sering/selalu = 2
R – Resolve
TOTAL
(Beri tanda O pada Baik / Cukup / Kurang sesuai skor hasil akhir:
BAIK = 8 – 10 CUKUP = 6 – 7 KURANG = lebih dari sama
dengan 5
FUNGSI KELUARGA (Patologis) – SKOR S-C-R-E-E-M
1) Social
Melihat bagaimana interaksi dengan tetangga sekitar.
Page 25
2) Culture
Melihat bagaimana kepuasan keluarga terhadap budaya, tatakrama, dan
perhatian terhadap sopan santun.
3) Religious
Melihat ketaatan anggota keluarga dalam menjalankan ibadah sesuai dengan
ajaran agamanya.
4) Economic
Melihat status ekonomi keluarga.
5) Educational
Melihat tingkat pendidikan anggota keluarga.
6) Medical
Melihat apakah anggota keluarga ini mampu mendapatkan pelayanan
kesehatan yang memadai.
Page 26
STRUKTUR KELUARGA (GENOGRAM)
Page 27
Interaksi Keluarga :
Dinding rumah :.
.
Ventilasi :.
.
Lantai rumah :.
.
Page 28
DENAH RUMAH
DAFTAR MASALAH
Masalah medis :
Page 29
Saran (Promotif, Preventif, Kuratif, Rehabilitatif) :
Page 30